Chapter 10

DEAR YOONA

05:00PM

Di suatu tempat yang sepi, Yoona saat ini sedang duduk manis di pinggir sungai sembari menikmati angin segar yang berhembus cukup kencang. Sore ini Yoona sudah memiliki janji kencan dengan Taeyeon dan sekarang dia sedang menunggu kedatangannya.

"Dia bilang hanya dua puluh menit tapi ini sudah satu jam." Yoona mendesah kecil kemudian ponselnya berbunyi.

"Ini dia." Yoona membuka pesan masuknya.

Taenggu: Kau menunggu di mana?

Reply: Di pinggir sungai, aku duduk tidak jauh dari mobilku palli 🏃

Setelah mendapat balasan Taeyeon langsung berlari dan menemukan Yoona sedang duduk manis. Sebelum memutuskan untuk menghampiri Yoona dia berdiri di bawah pohon sesaat sembari melihat cincin couple yang ada di tangannya.

"Aku harap dia menyukainya nanti dan please semoga aku bisa manfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya." Taeyeon memasukan cincinnya ke dalam saku mantelnya lalu dia mendekati Yoona dan memeluk lehernya dari belakang.

"Sudah lama menunggu Yoona sayang?"

"Of course, sudah satu tahun aku menunggumu di sini." Taeyeon terkekeh.

"Satu jam maksudmu? Tadi aku menghubungimu sekitar satu jam yang lalu."

"Memang satu jam tapi rasanya seperti satu tahun, dasar jam karet hehe."

Aku terlambat karena membeli cincin untukmu.

Taeyeon tersenyum konyol lalu mencium pipi Yoona dengan gemas.

"Kau bisa menggombal juga ternyata." Yoona melepaskan diri dari pelukannya.

"Aish tidak usah menciumku segala kita bukan pasangan."

"Untuk sekarang kita adalah pasangan karena kita sedang berkencan hehehe."

"Up to you. Ngomong-ngomong kita akan pergi kemana sekarang?"

"Ke puncak sana, kita akan melihat matahari terbenam."

"Woah pasti menyenangkan. Ayo kita jalan sekarang."

"Okay." Keduanya saling menggenggam tangan lalu mereka mulai berjalan melewati jalanan kecil yang menanjak.

"Taeyeon-ah apa kau tidak merasa lelah? Akhir-akhir ini kau sibuk dengan persiapan solo concertmu dan seharusnya kau beristirahat di rumah sekarang."

"Dari pada beristirahat di rumah aku lebih suka berkencan denganmu dan menggenggam erat tanganmu seperti sekarang." Yoona merasa tersipu.

"Kau selalu membuatku tersipu." Taeyeon tertawa kecil lalu mencuri kesempatan dengan mencium pipi Yoona.

"Aish beraninya kau menciumku lagi. Lain kali kau harus meminta izin sebelum melakukannya."

"I don’t care." Taeyeon kembali menciumnya dan Yoona membalasnya dengan ciuman di pipi juga.

"Hahahahahahaha!" Mereka tertawa konyol kemudian Yoona berlari meninggalkan Taeyeon.

"Tunggu aku Yoona, aku tidak bisa berlari di jalanan yang menanjak." 

"Dasar payah hahahaha!" Taeyeon menggelengkan kepalanya dan memilih berjalan santai sementara Yoona yang merasa kasihan kembali berlari menghampirinya ke bawah.

"Mengapa kembali menghampiriku?"

"Kita sedang berkencan dan aku tidak akan membiarkanmu berjalan sendirian hehehe."

"Kau manis juga dalam hal berkencan." Yoona hanya tersenyum sembari menggenggam tangannya. Setelah tiba di atas puncak keduanya duduk di atas rumput dan memandang matahari yang hampir terbenam.

"Woaaaaaaah pemandangannya sangat indah Taeyeon-ah, mataharinya benar-benar terlihat jelas."

"Berarti aku tidak salah memilih tempat."

"Dari mana kau tau tempat ini?"

"Diam-diam aku mencarinya sendiri. Tempat ini sangat cocok untuk kencan rahasia dan aku akan menjadikan tempat ini sebagai tempat kencan rahasia kita hehehe." Yoona menatapnya dengan meledek.

"Hallo siapa anda?"

"Calon suamimu."

"Mimpi."

Dan aku akan mewujudkan mimpiku untuk menjadi suamimu Yoona.

Taeyeon tersenyum konyol dengan pikirannya. Yoona kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Taeyeon dan mereka begitu tenang menyaksikan matahari yang semakin terbenam.

"Haaah suasana di sini sangat romatis Taeyeon-ah, kau memang tidak salah memilih tempat."

"Jadi kau suka dengan tempat ini?"

"Hmm tempat ini memang cocok untuk berkencan dengan tenang."

"Tapi kencan kita terasa biasa saja karena kita tidak berciuman, apalagi moment romantis seperti ini." Yoona mendongakan kepalanya lalu mencium pipinya.

"Kau sudah mendapatkannya." Taeyeon terkekeh.

"I mean ciuman di bibir." Yoona langsung menjauhkan kepalanya dari bahu Taeyeon.

"Aku bukan pacarmu, sorry." Taeyeon hanya tersenyum dan kembali memandang sunset.

"Coba kita real couple, pasti kesannya jauh lebih berbeda Taeyeon-ah." Taeyeon tersenyum idiot.

"Kalau begitu kita pacaran saja, kau mau menjadi pacarku kan?"

"No thanks." Taeyeon mempoutkan bibirnya.

"Yoona apa kau menyayangiku?"

"Tentu saja aku sangat menyayangimu. Dan kau harus tau dari semua member hanya kau yang paling aku sayangi." Taeyeon tidak bisa menyembunyikan senyuman idiotnya.

Aku suka waktu yang sempurna. 

"Aku serius kali ini, jika kau benar-benar menyayangiku maukah kau menjadi bagian dari hidupku?" Yoona menatapnya dengan kerutan di keningnya.

"Menjadi bagian dari hidupmu?" Taeyeon mengangguk dengan perasaan takutnya dan Yoona begitu serius menatapnya. 

Mungkinkah kau mencintaiku Taeyeon-ah?

Yoona semakin serius menatapnya dan tanpa di sadari dia mencondongkan wajahnya dan mengejutkan Taeyeon dengan ciuman di bibirnya. 

Impossible! Yoona menciumku? Oh my god apa ini tandanya dia mencintaiku?

Taeyeon menjerit di dalam hatinya dan dia akhirnya membalas ciuman Yoona dengan gentlenya. Lambat laun ciuman mereka tumbuh menjadi agresif seiring keduanya terbawa emosi dan begitu menikmati ciumannya. Di sela-sela menikmati ciumannya juga ada perasaan hebat yang di rasakan Yoona di dalam hatinya dan itu adalah cinta. Ketika menyadari hal itu Yoona langsung tersadar dan menghentikan ciumannya.

"That's enough." Yoona mendadak panik dan berdiri dengan salah tingkah.

"Yoona kau baik-baik saja?"

"Y-yeah I'm fine. Maaf barusan itu adalah kesalahan." Yoona langsung berlari meninggalkannya.

"Yoona kau mau kemana?"

"I'M SO SORRY!" Teriaknya dengan terus berlari sementara Taeyeon kini mulai frustasi.

"Kesalahan dia bilang? Aku lebih suka jika ciuman itu adalah tanda cinta bukan kesalahan aish... Dia membuatku frustasi sekarang." Taeyeon mengeluarkan cincinnya dengan perasaan sedihnya.

"Bahkan aku belum sempat memasangkan cincin ini di jari manisnya hiks. Kau sudah menghancurkan semuanya Yoona." Taeyeon segera menyusulnya sementara di dalam mobil Yoona mencoba menenangkan dirinya dengan meremas dadanya yang begitu berdebar-debar.

"Apa yang salah denganku? Mengapa aku tiba-tiba menciumnya? Arrrrrrgh setelah ini dia pasti menghujaniku dengan pertanyaan aish." Yoona menggigit bibirnya dan dia melihat kedua tangannya begitu gemetaran.

"Bahkan aku sangat gemetaran sekarang, ottoke?" Yoona menoleh ke belakang dan dia melihat Taeyeon berlari ke arah mobilnya.

"Haduh dia datang lagi." Yoona langsung menghalangi wajah merahnya dengan penutup kepala dan tidak lama Taeyeon masuk ke dalam mobilnya.

"Mengapa kau melarikan diri huh?" Yoona menelan ludahnya dalam-dalam lalu dia menghindari pertanyaannya dengan melajukan mobilnya.

"Yoona jawab aku?"

"Kumohon jangan berbicara apa pun selama aku mengemudi, aku sedang panik."

Panik karena kau sudah menyerangku dengan ciumanmu.

Taeyeon berusaha menahan tawanya.

"Arasseyo." Keheningan di dalam mobil pun terjadi hingga mereka tiba di depan rumah.

"T-taeyeon aku... A-aku harus pulang ke rumahku sekarang."

"Pulang untuk apa?"

"A-aku harus mengambil beberapa bajuku." 

"Kau bisa menggunakan semua bajuku mengapa harus repot-repot pulang?" Yoona menggeretakan giginya.

Aku pulang untuk menghindarimu pabo.

"P-pokoknya aku harus pulang sekarang."

"Aku tidak mengizinkanmu, kaja kita masuk ke rumah."

"Besok pagi aku akan kembali, aku berjanji." Taeyeon menggaruk kepalanya dengan bingung.

"Apa kau mencoba menghindariku Yoona?"

Yeah that’s right.

"I-i just wanna go home." Taeyeon mengintip wajahnya yang terlihat tegang.

"Aku mengerti sekarang. Hati-hati di jalan, besok aku akan menunggumu di rumah."

"Ne." Taeyeon mengusap pipinya lalu turun dari mobil.

"Thanks god." Yoona langsung melajukan mobilnya dengan perasaan leganya sementara Taeyeon tersenyum nakal sekarang.

"Dia tidak mungkin menciumku jika tidak ada sebabnya bukan? Aku harus menyusulnya dan membuatnya semakin panik, barangkali dia mau mengakui perasaannya hihihi." Taeyeon bergegas masuk ke dalam rumahnya lalu dia mengeluarkan mobilnya dan menyusul Yoona ke apartmentnya.

***

 

BRUK

Yoona menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang dan menatap langit-langit dengan perasaan campur aduknya.

"Apa yang telah aku lakukan? Aku bersumpah aku sangat malu untuk menghadapi Taeyeon sekarang." Yoona menyentuh dadanya dan teringat dengan perasaan hebat yang dia rasakan tadi.

"Wait, perasaan hebat yang aku rasakan saat berciuman tadi... Mungkinkah itu cinta?" Yoona bangkit dari tempat tidurnya.

"Aku mencintaimu Taeyeon? Yang benar saja." Yoona langsung mengeluarkan foto mantan kekasihnya dari dalam laci meja.

"Aku harus memastikannya." Yoona mencoba membandingkan foto Lee Seunggi dengan foto Taeyeon dari ponselnya. Ketika melihat foto sang mantan dia merasa biasa saja tapi ketika melihat foto Taeyeon dia merasa berbunga-bunga dan merasa terhipnotis dengan pesonanya.

"Ottoke?" Yoona mencoba membandingkannya secara terus menerus dan hatinya hanya tertuju kepada Taeyeon.

"Huaaaaa... Aku tidak mungkin mencintai gadis byun itu hiks!"

Kau mencintainya.

"OMMO!" Yoona langsung melihat sekeliling kamarnya.

"Aku pasti sudah gila. Suara siapa barusan itu?" Yoona menggaruk kepalanya dan kembali menatap foto Taeyeon.

"Hoi cebol aku tidak mungkin mencintaimu karena kita berdua adalah perempuan oke?"

Apa kau sudah lupa? Kau akan menikah dengan Taeyeon.

Yoona terperanjat kaget dan kembali melihat sekeliling kamarnya.

"Pasti aku sudah tidak waras, yang bicara barusan itu siapa sebenarnya? Apa mungkin suara itu berasal dari jiwaku?" Yoona menepuk keningnya.

"Yeah kau memang sudah tidak waras." Yoona memijat pelipisnya dan Taeyeon tiba-tiba muncul di tengah-tengah cermin.

"Yoona-yah!" Yoona menelan ludahnya dalam-dalam.

"T-taeyeon!" Yoona langsung menoleh ke belakang dan dia tidak menemukan Taeyeon di belakangnya. Dia kembali menatap cermin dan melihat Taeyeon tersenyum dengan menggoda padanya. 

"Apa aku benar-benar gila sekarang?" Yoona mencoba mengucek-ngucek matanya dan kini dia melihat Taeyeon membawa sebuah panah cinta dengan senyuman jahatnya.

"Kau memang mencintaiku Yoona hihihihihihi." 

"HYAAAAAAAAAAAAAA!" Yoona langsung melarikan diri dari kamarnya.

BRUK!

 

TBC
 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Yoongie02
#1
Chapter 12: Too sweeeeetttt..... Jadian juga mereka >__< Tinggal nunggu moment nikahnya hehe
Amanda_lim #2
Chapter 11: Thanks udah bikin qw ngakak dichap ini Thor, lu emang parah 'wanita buaya air tawar' xD apa2an coba itu haha dasar lu koplak :D .. qw mau denger si Yoong bilang love you too yak thor di next chapter dan buruan ga pake lama hehe fighting!!
Yoongie02
#3
Chapter 11: Taeyeon wanita buaya air tawar? hahaha ada2 aja nih authornya.
Cute jealous LOL dan akhirnya persidangan kisah asmara yoontae menemui titik terang :D Next chapter thoooor!!!!
Yoongie02
#4
Chapter 10: Eaaa yoona nyosor duluan haha
Endingnya kocak...
Amanda_lim #5
Chapter 10: Akhirnya si yoongi jatuh juga kedlm pesona sibyun haha ampe berani sosor2 dluan pake malu2 lagi haha lucunya..next author~nim fighting!!
taetae_sone
#6
Chapter 10: Yoong nyosor duluan? @_@ Dan akhirnya yoong mencintai tae jga >_<
That's so funny hahaha
Yoongie02
#7
Chapter 9: Cit cuit!!!! Ya ampun si yoong sampe rebutan tempat tidur ma zero hahaha
Tae-In
#8
Chapter 9: That's so cuteeeee..
Can't thay just be together already
Amanda_lim #9
Chapter 8: Uhhhh satuin aja udah author-nim mereka bedua ini gemessss beud qw liat tuh bocah dua hehe.. yoongie udah tanda2 itu udah gpp akuin aja qw juga gtu kalo udah kena pesonanya si taeng suka hilaf lupa gender haha apalagi klo denger suaranya ㅋㅋㅋ . Thanks for this update author-nim qw suka banget hehe, ditunggu yg gender bendernya say