Chapter 12

Tristful
Please Subscribe to read the full chapter

 

Chapter 12

“I must be crazy”

Kibum bergumam sambil mengetukkan kepalanya ke pintu kayu tak berdosa itu. Ia masih mengenakan pakaiannya yang basah kuyup, berdiri dibalik pintu kamar di dalam vila.

‘ini bukan yang pertama, Kim Kibum, what’s wrong with you?!!’

Kibum menarik nafas dalam-dalam mencoba menenangkan fikirannya, mempertanyakan apakah 'losing control' menjadi hobinya akhir-akhir ini, kemudian akhirnya mencoba bertingkah seperti dirinya. Ia menunduk menatap tetesan air dari pakaiannya yang mulai menciptakan genangan di lantai.

Saat Kibum mengeluarkan barang-barang dari mobil, Amber sudah tak menampakkan batang hidungnya sama sekali, namun tetes air di lantai mengarah ke salah satu kamar paling ujung. Kibum meletakkan tas gadis itu didepan pintu kamarnya sebelum mengurung diri mengumpat menyesali kecerobohannya.

*

Suara petir menyambar dengan kencang menarik kembali segala akal sehat yang sempat hilang dibawah hujan malam itu. Amber kembali bisa bernafas dengan terengah-engah saat Kibum menarik bibirnya sedikit menjauh. Namun tidak terlalu jauh karena wajah mereka masih berjarak beberapa senti bahkan Amber masih bisa merasakan hembusan nafas serta kening Kibum menyentuhnya.

Sedetik, kemudian beberapa detik kemudian yang terdengar masih suara hujan, dan deru nafas yang perlahan mulai normal, barulah mulai muncul situasi canggung yang membunuh.

Tangan kiri Kibum mulai melonggar dipinggangnya, dan tangan kanannya yang perlahan mulai ditarik dari tengkuknya kembali memberikan sensasi dikulit Amber.

Amber memberanikan diri menjauhkan kepalanya sambil mencoba menatap wajah Kibum yang masih menunduk. Lelaki itu tampak sama sekali tidak tampak flustered ataupun mati gaya. Amber memperhatikan Kibum yang sudah kembali bernafas normal itu sambil bertanya-tanya apa yang sedang dipikirkan dibenaknya saat itu.

Kemudian Kibum mengangkat kepalanya untuk setengah detik beradu pandang dengannya sebelum menyerahkan serangkaian kunci tadi ketangan Amber yang sudah pucat, dingin dan gemetar itu.

“Go ahead and open the door”

Hanya kalimat itu kemudian Kibum berbalik kembali ke mobil. Amber masih termenung untuk beberapa detik sebelum tersadar dan dengan cepat atau mungkin terlalu cepat membuka pagar dan melangkah cepat menuju pintu rumah.

Amber tak peduli jika ia membuka pagar dan pintu rumah dengan suara yang lebih ribut dari yang diperlukan seharusnya. Ia hanya ingin masuk ke rumah dan menghindari lelaki bernama Kim Kibum itu sepanjang sisa hidupnya jika bisa.

*

 

Amber menatap kamar berukuran lumayan besar dengan ranjang yang terlihat super empuk yang mengundangnya untuk berbaring jika saja Amber tak ingat dengan tubuhnya yang basah kuyup. Ia berputar-putar mengelilingi kamar sambil memegangi kepalanya berkali-kali namun ia masih tak dapat mengerti kenapa ciuman itu bisa terjadi.

Wajahnya kembali memanas mengingat kejadian beberapa menit yang lalu itu, ciuman itu terlalu panas wakaupun terjadi dibawah hujan dan malam yang dingin. Amber bahkan masih bisa merasakan bibir dan tangan itu dikulitnya saat ini.

“Stop being ert Amber, oh gosh I can’t believe myself!” ujar Amber memarahi dirinya sendiri karena bisa-bisanya tersipu disaat seperti ini.

 

‘But first I need a hot bath’

Tanpa berfikir panjang Amber bergegas ke kamar mandi dan mulai mengisi bath tub dengan air hangat sambil menanggalkan semua pakaian basahnya.

Air hangat mulai perlahan mengantikan kedinginan tubuhnya beberapa saat yang lalu namun tidak berhasil menghapus potongan-potongan kejadian sebelumnya yang tetap berputar-putar dalam ingatan Amber.

Amber membenamkan kepalanya ke dalam air berharap semua memori tadi terlupakan namun hasilnya tentu nihil. Dengan wajah merahnya Amber menatap langit-langit kamar mandi kemudian sebuah ide melintas dikepalanya. 

‘Let’s try with cold water’

 

Amber bangkit dari kolam air hangatnya dan berjalan menuju shower box. Air dingin mengalir membasahi tubuhnya dari ujung kepala mengembalikan sensasi menggigil beberapa saat lalu. Tidak sampai satu menit Amber menyerah dan kembali ke bath tub nya, pada akhirnya Amber tahu semua pasti sia-sia.

Amber melilit tubuhnya dengan handuk yang ditemukannya terlipat rapi di samping wastafel. Saat kakinya melangkah keluar kamar mandi dan menemukan kamar kosong barulah Amber tersadar bahwa ia belum mengeluarkan tas nya dari mobil dan semua barang-barangnya ada disana.

“What a great day” ujar Amber sarkas pada dirinya sendiri. Sekarang ia memikirkan bagaimana caranya mengambil tas nya keluar tanpa bertemu Kibum, tanpa menyebabkan bunyi, tanpa bertanya dimana kunci mobil dan seribu ketidak mungkinan lainnya.

Amber tengah memilih apakah ia akan keluar dengan handuk seperti ini atau kembali mengenakan pakaian basahnya yang sudah terbaring dilantai kamar mandi atau hanya akan tidur tanpa pakaian. Hm sepertinya pilihan terakhir bukanlah yang terbaik, bagaimanapun Amber memang harus keluar dan mendapatkan tas nya.

Ia memutuskan membuka pintu sedikit untuk melihat situasi diluar, namun tatapannya tertuju pada 2 buah tas didepan pintu yang dikenalinya sebagai miliknya.

“Oh Thanks God!!!”

Amber tak pernah lebih lega lagi dari saat ini, ia bergegas menarik kedua tasnya dan kembali menutup pintu.

 

Setengah jam sudah berlalu, Amber berbaring dengan mata terbuka menatap langit-langit kamar dengan pikiran berkecamuk sangat kontras dengan heningnya kamar ini. Amber membayangkan bagaimana ia harus menghadapi lelaki itu besok dan seterusnya. Ia harus menyelesaikan semua malam ini, jika tidak semua akan tetap menjadi kesalahpahaman dari pihaknya.

Amber mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia adalah korban, dan korban bukanlah orang yang seharusnya takut. Amber mendudukkan dirinya di ranjang beberapa menit sebelum memutuskan untuk keluar.

*

Ternyata, keberanian Amber hanya sebatas sampai depan pintu kamar tepat disamping kamarnya yang diyakininya ditempati Kibum.

Amber melangkah berputar-putar entah berapa kali,  setelah kepalanya mulai terasa pusing Amber berhenti dan menatap pintu kayu itu sambil menarik nafas panjang dan mengangkat tangan di udara untuk  mengetuk.

Namun tiba-tiba pintu tersebut terbuka lebar bahkan sebelum jari Amber menyentuh permukaannya. Namun bukan itu yang membuat Amber terkejut dengan mulut sedikit menganga.

Kibum standing in front of her, look all fresh and clean and smell good, and most of all,  topless for Amber’s in fragile heart.

 Amber terdiam ditempatnya, sama terkejutnya dengan Kibum yang dengan awkward-nya menggosokkan handuk kecil ke rambut basahnya.

“Ada apa?” tanya Kibum dengan suara berat khas nya, dengan nada yang dibuat sedatar mungkin. Sebenarnya Kibum sedikit diberi hiburan bagaimana Amber berdiri canggung didepannya, mencoba melihat kesegala arah selain mata dan tubuh topless nya. Wajah putih Amber tampak memerah , matanya sesekali menatap Kibum.

“Hmm hanya ingin mengingatkan bahwa meeting besok jam 10 dan jangan sampai bangun terlambat, good night” secepat kilat setelah mengucapkan hal yang pertama kali terlintas dibenaknya itu, Amber langsung berjalan cepat ke kamarnya. Meninggalkan Kibum yang berdiri dipintu kamarnya yang diam-diam merasa lega entah untuk alasan apa.

“What a reason,” ujar Kibum sambil tertawa kecil, ia tahu pasti bukan itu yang ingin dikatakan gadis itu pada awalnya.

*

 

Suara petir membangunkan Kibum dari tidurnya, matanya disambut cahaya kilat sesekali menyusup ke kegelapan kamarnya. Kibum melirik jam diponselnya yang menunjukkan pukul 3 pagi.

Diluar hujan sangat deras sehingga malam yang hening dihiasi suara air yang turun dengan derasnya. Kibum mencoba memejamkan matanya sekali lagi namun rasa kering di kerongkongannya membawa Kibum keluar kamar menuju dapur untuk mencari air minum.

Kibum melangkah kembali ke kamarnya sambil mengusap matanya yang masih mengantuk namun kakinya berhenti didepan pintu. Kibum menatap pintu kamar sebelah dan sesuatu menariknya untuk melangkah mendekat.

Tangannya meraih gagang pintu dan memutarnya, Kibum terkejut saat menemukan pintu tersebut tidak dikunci.

“Pabo” gumam Kibum mengingat Amber tidak mengunci pintu kamarnya sementara ia tinggal seatap dengan lelaki yang dengan agresif menciumnya sebelumnya.

Kibum melirik ke dalam dan untuk sesaat ia mengira gadis itu terbangun diatas ranjangnya. Sebelum Kibum berniat menutup kembali pintu tersebut saat telinganya mendengar suara gadis itu.

Kibum tak mendengar dengan jelas apa yang dikatakannya, gadis itu mungkin mengigau pikirnya. Namun Kibum memperhatikan raut wajah Amber yang masih tertidur  namun dengan wajah ketakutan dan air mata menetes dipipinya.

Kibum menimbang apakah ia harus membangunkan gadis itu karena sepertinya mimpi buruk sedang menghampiri tidurnya atau ia kembali ke kamar saja. Pada akhirnya Kibum tetap melangkah masuk dan menghidupkan lampu kemudian menemukan Amber yang terlihat jauh lebih ketakutan  dari sebelumnya.

“Hei.. Amber, wake up, hei” Kibum memegang lengan gadis itu dan merasakan tubuh yang tegang karena ketakutan.

Gadis itu tak menunjukkan tanda-tanda akan terbangun, namun perlahan Kibum merasakan tubuh itu kembali tenang walaupun air mata masih menetes dipipinya. Keringat memenuhi wajah dan leher Amber atau mungkin sekujur tubuhnya, padahal cuaca malam ini sangat dingin.

Kibum mengusap air mata dari sudut mata gadis itu dan terkejut saat merasakan suhu panas dari kulitnya. Refleks Kibum menyentuh kening gadis itu dan sepertinya Amber terserang demam tinggi yang mungkin menjadi penyebab mimpi buruknya.

*

Amber terbangun dengan kepala yang terasa berat, ia sempat berfikir apakah ia minum alkohol semalam kemudian baru ingat ia bahkan tidak makan dan minum apa-apa saat sampai disini. Namun tangannya menyentuh sebuah handuk kecil yang hampir kering di keningnya, otaknya mulai bekerja saat melihat air yang mungkin digunakan untuk mengompres kepalanya.

Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam namun Amber sama sekali tidak ingat apakah ia mengambil air dan handuk itu.

‘Apa mungkin Kibum?’ pikirnya.

Amber melihat jam di dinding dan langsung terkejut saat jarum jam berada pada pukul 11. Amber melihat ke jendela dan cahaya matahari sudah sangat terang diluar. Pikiran pertamanya adalah meeting! Ia datang jauh-jauh kesini adalah untuk menemani Kibum sebagai sekretaris bukan untuk bangun kesiangan dihari pertamanya.

 

Ia kembali memejamkan mata dan memutuskan untuk menerima hukuman dari bos nya itu nanti. Saat ini Amber benar-benar tidak ingin berfikir berat dengan kepalanya yang terasa menahan beban ribuan ton.

Amber merasa harus ke kamar mandi untuk memenuhi panggilan alamnya namun baru saja  kakinya menapak ke lantai Amber hampir saja ambruk jika tangannya tidak dengan cepat meraih meja disamping ranjangnya.

“Oh Godddd” Amber mengerang saat merasakan bumi dibawahnya terasa berputar cepat.

Setelah lima menit mencoba mencari keseimbangan akhirnya Amber berhasil mencapai kamar mandi dengan menyeret tubuhnya memegangi dinding. 10 menit kemudian baru berhasil dengan selamat kembali berbaring ke ranjang.

Amber merasa ia tidak memiliki tenaga lagi untuk melaku

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
MitaYemielia #1
Chapter 14: Keren banget minn...

Ga sabar, nunggu chapter 14?
moyamoyo #2
Chapter 14: Update yg sangat ditunggu2 yeeaayy~~~~ keyber feelsnya makin kerasa nih



Wah boleh request oneshot keyber temanya comedy, action (?) Akhir2 ini aku lagi terobsesi dgn film We're the Millers. Peran utama lakinya sebagai drug dealer dan peran utama perempuannya ada stripper gitu. Si laki diminta kirim narkoba ke meksiko, agar mulus dia pake kedok keluarga yg lg jalan2 ke meksiko dan disanalah doi minta si cewe berperan sebagai istrinya~


Hanya sedikit ide ajasih, tapi genre comedy action, lucu tuh
mouselizard
#3
Chapter 14: akhirnya ku tunngu2 update juga yaeyyyy!!
Oneshoot keyber genrenya bebas
Apapun author buat aku suka!!!! Eheee
themisberry #4
Chapter 14: Ak sukanya genre cerita historical atau fantasy tp semestinya romance deh.
krisber22 #5
Chapter 14: Masih penasaran sih ama kenangan pahit masalalu amber sbner.a
Dan henry apa mungkin dia bakal balik lagi buat ngehancurin amber atau bahkan menghancurkan key juga..
Cieee keyy udahh terjerat pesona ajol wkwkw
sapsaptl
#6
Chapter 14: Entah kenapa tiap baca ff ini berasa baca novel dan diriku tidak pernah bisa membayangkan keyber di ff ini. dan ini bener2 bagus.
kalo seumpama di remake dan di ubah namanya pun feelnya ga ilang, setiap diksi dan kata2nya pas. ga berlebihan ataupun kurang.
makanya suka bgt sama ini ff. walaupun diriku tidak bisa membayangkan key disini. karena di pikiran gue selalu terpatri key sang diva wkwkwkwk. key yg edan dan amber yang manja ke key haha. maafkeun wkwk
dewipur
#7
Chapter 14: Nunggu banget chapter ini .. so sweett banget .
.
Aaghhh ternyata Henry masih nyari Amber ..jangan sampe Henry ketemu sama Amber ..

Oh iya maaf tadi sempet ke unsub.. hp nya lagi ngadat ini ..
ajol_fxonee
#8
Chapter 14: Woooaaahhhh iam so happy.. Akhirnyaaaa
Btw, ehem ehem.. Key udah perhatian banget tuh..
Trusss.. Itu beneran yg nyariin amber henry??!!!
Penasaran apa yg terjadi sama henry dan niatnya

Hhmmm... Pengennya dibuatin cerita, yg mirip film "clueless", pernah nonton gak? Cewek kaya yg sangat sempurna dan baik hati, tapi sangat manja.. Selalu berusaha menolong orglain namun sesuatu terjadi.. Ehmm gimana jelasinnya yaa.. Hehehehe.. Klo pernah nonton filmnya pasti tau lah.. Apa yg aku maksud..
Cumie26 #9
Chapter 14: Huaaa akhirnya update jg setelah sekian lama. Henry udah sembuh? Bakal ada teror apalagi ya buat Amber. Amber trauma gara2 didorong ke kolam dulu. Pokoknya ditunggu lanjutannya authornim