Chapter 9

Shadow

"Cara terbaik untuk mencintai Nuna adalah merelakan..."

- Amber, Shadow

 

"Biarkan aku masuk dan menemui unnieku." Krystal melipat kedua tangannya dengan wajah dingin.

"Ta..tapi.. Nuna, tuan besar tidak memperbolehkan siapapun masuk ke dalam kamar Nuna Jessica. Tuan besar yang memberi perintah, demi kenyamanan Nuna Jessica karena besok akan menikah." sahut penjaga rumah dengan sedikit takut.

"Ck.. Ini rumahku, ini kamar unnieku, bagaimanan mungkin kau menolak dan melarangku masuk ke dalam kamar unnieku?"

"Ta..tapi..."

"Ash. Aku tahu unnie ku akan menikah. Tapi bukankah ini berlebihan? Ada sesuatu hal yang harus kubicarakan dengan unnieku..."

"Ta..tapi, Nuna Krystal... Nuna Jessica sendiri yang meminta untuk tidak di ganggu" sahut penjaga rumah dengan cepat, membuat Krystal berhenti dan menatap mereka dengan tajam.

Krstal berhenti memaksa dirinya untuk masuk ke dalam kamar Jessica. Mengamati dua pegawai rumahnya yang sedang menjaga ketat kamar Jessica.

"Ah, okay.."

Krystal mengangguk, berbalik dari depan pintu kamar Jessica dan termenung...

Seharusnya pernikahan ini tidak terjadi....

Seharusnya....

Seharusnya aku menyadari bahwa selama ini Unnie.....

Tak.

Krystal berhenti melangkah.

Dirinya terpaku ketika mengetahui appa nya tengah berdiri di depannya.

"Untuk apa membuat keributan dan memaksa masuk menemui unniemu?" Lelaki bertubuh tegap besar itu berdeham, menatap tajam ke arah anak bungsunya itu perlahan.

"Hanya memastikan dia baik-baik saja," sahut Krystal dengan datar.

"Ouh." Appa berbalik, berjalan perlahan dan duduk di sofa besarnya. Tangannya meraih koran dan membacanya.
"Unnie mu selalu baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir."

Krystal tersenyum dengan masam, menghampiri appa nya dan berbisik lirih.

"Baik-baik.... saja?"

Appa menoleh, mengamati wajah anak bungsunya itu di depannya.

"As usually.. seperti yang kau lihat, nak. Unnie mu selalu baik-baik saja... semua berjalan dengan baik."

Lanjut Appa dengan tenang, membuat Krystal semakin benci menatapnya.

"Kehidupan Jessica nyaris sempurna..." tekan Appa dengan senyum bangga.

Krystal mendelik, mengepalkan kedua tangannya dan berbisik lirih di depan Appa nya itu.

"se..sempurna, kau bilang?"

suara Krystal terdengar gemetar, kedua matanya merebak dengan air mata yang sulit di tahan.

"Tentu. Jika kau ingin merusak ataupun merasa iri dengan kehidupan unniemu, sebaiknya kau....."

Brak!

Appa tersentak kaget, tiba-tiba saja Krystal menarik kursi dan mendorongnya jatuh lantai.

"KRYSTAL!" Appa berdiri, melotot dengan geram ke arah Krystal yang terlanjur menangis dan gagal menyembunyikan perasaan amarahnya.

"Pergi ke kamarmu, sekarang!" Appa kembali berteriak, memukul kepala Krystal dengan koran yang di pegangnya.

"kau...kau..." Krystal merasakan dadanya sesak, penuh rasa benci yang meluap di dalam dadanya. Ia selalu membenci Appa nya. Krystal selalu benci Appa...
"kau..." Krystal terengah, jari telunjuknya ia arahkan tepat di depan wajah Appanya..

"KAU YANG TELAH MERUSAK KEHIDUPAN EOMMA DAN UNNIE!!"

"DASAR, ANAK KEPARAT!"

PLAKKKKKKK!!!!

Appa berteriak dengan geram yang teramat, tanpa menyadari tangan kananya ia layangkan dengan kuat ke arah pipi Krystal.

"Kembalilah ke kamarmu dan berhenti meracau, Krystal... jangan sampai di hari pernikahan anak kesayanganku kau menghancurkan semuanya...."

Krystal tersenyum getir, menyentuh pipi kanannya yg memerah karena perih...

"Appa..." mulut Krystal terbuka... menunjukkan bahwa dirinya sudah lelah...

"apa kau yakin.... unnie bahagia?" Krystal terisak, kedua matanya kepalang basah penuh airmata,

Appa tidak menjawab, ia hanya menunduk dan mengepalkan tangannya dengan geram.

"Apa kau yakin... dengan naiknya saham perusahaan yang kau pimpin, membuat anak kesayanganmu bahagia?"

Hujan di luar rumah terdengar deras dan nyaring, menemani anak bungsu dan appa nyanyang tengah berbincang dengan sengit.

"Inikah yang kau inginkan, Appa? Memiliki menantu Kwon dengan harapan saham perusahaan yang kau pimpin melonjak tinggi dan..."

"KRYSTAL! Hentikan omong kosongmu dan kembalilah ke kamar!"

"Dengarkan aku, Appa... dengarkan..." Krystal tetap berusaha tenang, meskipun hatinya terlanjur kalut membenci appa nya.

"Unnie tidak bahagia... untuk kali ini.. stop... hentikan.... biarkan Unnie bahagia.. dan.." Krystal mencengkeram lengan Appa nya dengan kuat, berusaha meyakinkan appa nya untuk berhenti membuat Jessica tertekan..

"Omong kosong."

"Appa, Im not a liar...."

"Pergi dan jangan memperlihatkan wajahmu padaku.."

Krystal tersenyum, menatap Appanya dengan kebencian yang teramat di wajahnya.

"Akan kulakukan. Jika appa mau mendengar dan memperhitungkan keinginanku."

Appa tidainmenoleh ataupun menatap Krystal, wjahnya tetap kaku menatap ke arag lain.

"Batalkan pernikahan Unnie dan Tyler..."

"OMONG KOSONG!"

PLAKK!!!!!

Krystal terlempar, dengah cekatan ia meraih pinggir sofa dan bertahan untuk tetap berdiri.

"Aku tahu kau selalu iri dengan Jessica! Tapi tidak dengan cara seperti ini, Krystal! Aku tahu kau ingin mengambil sedikit kekuasaan untuk..."

"HENTIKANNNN, BANGSAATT!!!!!!!!!"

Krystal meraung, bibirnya gemetar karena marah. Wajahnya yang semula lembut perlahan berubah menjadi pucat.
Appa tersentak kaget, tidak menyangka anak bungsunya akan mengatakan hal semacam itu padanya.

"Kau...kau....berhen..tilah... mengatakan bahwa...aku...shkkks...." Krystal meringkuk dengan lemas, nyaris kehilangan daya untuk berbicara di depah Appanya.
"Ber..henti..menuduhku....iri dengan Jessica..."

Appa terus menatapnya dengan geram, tidak peduli sesakit apa Krystal mencoba untuk mengatakan sesuatu padanya.

"ti..tidak..shkkh...sedikit..pun.... kekuasaan...yang kuinginkan dari perusahaanmu..."

"Perusahaan ...yang membuat dirimu gelap mata...."

"Perusahaan yang membuatmu...shkkk....gila..hormat.."

"Perusahaan yang membuat...aku... tersiksa....."

"Perusahaan ya...ng...sskh...membuat Jessica tertekan...."

"...h..hingga...aku..kehilangan.... eomma dan....."

Appa membuka kedua matanya dengan lebar, telinganya terasa panas ketika Krystal mengucapkan semua di depan dirinya.
Tangannya mengepal, berjalan cepat ke arah Krystak dan mencekik lehernya.

"Kau..anak..y..yang.."

Krystal menangis, pasrah tanpa berontak ketika appanya datang dan mencekik lehernya.

"h..huk..hkuhk....bunuh..aku...appa..."

Bisik Krystal dengan gemetar, menelan ludahnya dengan kelu.

BRAK.

Krystal tersenggal, tubuhnya di dorong kuat-kuatnoleh Appanya.

"Kembalilah ke kamar dan jangan sekalipun menampakkan wajahmu padaku. Setelah pernikahan Jessica dan Tyler selesai, pergilah sejauh mungkin dan lakukan semua hal yang kau mau..."

Krystal tertunduk lemas, membiarkan dirinya menangis sepuas mungkin.. tanpa ingin mendengar atau pun menatap Appa-nya.

"Aku tidak membutuhkan kau sebagai anakku. Semua terkendali dengan baik di tangan Jessica.."

Teriak Appa dengan tegas, semakin membuat Krystal meraung benci kepadanya.

Appa pergi, berlalu dari Krystal dan kembali ke kamarnya dengan geram.

Tanpa menyadari..
Jessica tengah memukul-mukul dadanya dengan sakit yang teramat...

di kejauhan dekat pintu kamarnya.. ia melihat adik kecilnya itu meringkuk lemas, mencoba menyelamatkan dirinya dari jeratan yang selama ini mencekik kehidupannya.

==========

"kalau kau mencintai unnie ku... seharusnta kau tidak membiarkan dirinya menikah."

Suasana senyap.

Menyisakan suaranjangkrik yang beradunnyaring di pinggir bukit Tepiannsungai Dae.

"Seharusnya....."

Tidak ada jawaban.
Lagi-lagi hanya suara jangkrik yang bersahutan dengan nyaring.

Krystal menunduk, menelan ludahnya dengan gugup....
Sesekali ia melirik ke arah seseorang yang tengah menatap langit-langit malan dengan matanya yang lebam.
Bukan karena bekas pukulan atau semacamnya, matanya hitam lebam karena lelah menangis.

"...'seharusnya' adalah kata yang menggambarkan penyesalan....."
sahut Amber dengann lirih.
"Sedang berusaha untuk tidak menyesali apapun... termasuk mencintainya."

Krystal tertegun, memberanikan diri menatap Amber lebihndekat.

"Jessica menikah dengan alasan yang menurutku terlalu baik.... Untuk menyelamatkan seseorang...."

Krystal tidak mengerti, karena Amber berbicara dengan volume yang sangat kecil.

"Jika aku punya kesempatan untuk datang kepernikahanhya... akannkumlakukan.... akan kunbunuh lelakinbernama Tyler itu dan membawa Unnie mu pergi dari sini...."

Krystal terkejut, Amber mengatakannya dengan nada terkekeh.

"Ada banyak hal yang tidak kau pahami dariku ataupun dari Nuna... Tetaplah berbahagia, Krystal... meskipun bayang-bayang itunsukar menghilang dari wajahmu..."

Amber menoleh, kemudian ia berbisik lirihnke arah Krystal.

"Jessica... tidak bahagia..."

Krystal mengangguk, meraskannkedua matanya panas dan airmata mengalir deras di pipinya..

"Sampaikan pada Appa mu... Jessica tidak bahagia......"

Amber tiba-tiba terisak, matanya kembali deras dengan airmata. Rintihan pedih yang sudah ia keluarkan kembali lagi menusuk hatinya dengan pilu...

membuat Krystal semakin ingin menghancurkan hatinya..
karena melihat Amber yang seperti ini, hanya akan menbuat dirinya semakin kehilangan hatinya sendiri...

"Sejauh ini, Nuna..... Aku terpukul... dengen semestinya."

==========

Krystal memicingkan matanya yang berat, semalam ia lelah karena menangis. Membuat matanya semakin sulit untuk terbuka.. namun dirinya memaksakan untuk tidak kembali tidur.

Pagi itu ia tiba-tiba saja bangun pagi dengan cepat.

Aneh. Seharusnya Unnie datang membangunkanku.

Krystal menguap, hatinya masih terasa sakit ketika mengingat segalanya... membuat dirinya semakin ingin cepat menemui Unnie dan memeluknya.

Krystal berhenti.

Matanya terpacu menatap ke arah cermin...
Membuat pikirannya berkecamuk...

Aku tidak melihat Jessica dalam wajahku.

Kemudian ia tersenyum, melangkahkan kakinya keluar kamar dengan gontai.. berharap tidak bertemu dengan Tyler ataupun Appanya..

Namun mustahil.. hari itu seluruh rumah penuh dengan kesibukan...mempersiapkan pernikahan mewah Unnie nya...

Krystal kembali berjalan, menyusuri setiap sudut rumah mewahnya dengan setengah hati..
Rumah yang bagi orang lain adalah istana, namun bagi dirinya rumah ini hanya menyisakan kepedihan sebagai salah satu anak pewaris perusahaan besar Star Jung Company.

Deg.

Krystal berhenti melangkah dan menyipitkan matanya dengan heran, tiba-tiba saja kerumunan orang sibuk berlalulalang di dalam rumahnya.

Tidak hanya pegawai yang sibuk.. Namun ia juga melihat beberapa polisi datang dan mewancarai pembantu di rumah..

Krystal terkesiap, tidak percaya dengan apa yg di lihatnya..

Ia tidak hanya melihat polisi yang berlalulalang, tiba-tiba saja ia melihat segerombol petugas ambulans datang dengan tergesa-gesa..

"HWAAAAA.....JESSICA....HRAAAHH....ANAKKKU...HARSHAH...."

Krystal menghentikan langkahnya sesaat.
Mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumahnya.

"JESSICAAA...ANAKKU,...HWRAAAHH....,"

Ia melihat Appa nya meraung seperti orang gila...

Krsystal gemetar.... Kedua lututnya nyaris jatuh karena melihat sesuatu yang baru saja menimpa matanya...

Ia melihat Jessica di bawa turun oleh petugas ambulans..

Krystal tercekat... ia merasa linglung dan seperti orang yang kehilangan daya untuk menjejakkan kakinya di muka bumi...

Ia sadar..perlahan demi perlahan... ketika orang-orang berkerumun dan mengatakan kepada dirinya untuk sabar...

Krystal memahami dengan sungguh...

Meskipun ia berulang kali ingin menampar dirinya dan berharap yang ia lihat hanya mimpi..

Namun terlambat... semua benar-benar terlambat....

Ini bukan mimpi..

Jessica di temukan di kamarnya dalam keadaan tidak bernyawa.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending