Chapter 7

Shadow

"KRYSTAL!"

 

"lepaskan aku..."

"Berhentilah bersikap seperti ini dan tatap unniemu!"

"Sudahlah, unnie..."

"Krystal!"

Jessica menarik paksa adiknya itu dan menatapnya dengan tajam.

"Sudah ku katakan padamu. Jangan dengarkan ucapan appa...."

"Unnie pikir aku mendengarkan?"

Jessica terdiam, Krystal menyela kalimatnya dengan dingin.

"Aku tidak lagi mendengarkan... tapi menanamnya dengan kuat di dalam hati... bagaimana diri sendiri tidak berguna di mata orang banyak... karena mereka semua melihatku sbg Jessica!"

Krystal berteriak dengan keras, membuat Jessica semakin terisak dan menangis..

"Unnie pikir aku tidak jengah di sama-samakan seperti unnie? Segala sesuatu yang ku lakukan selalu salah dan..."

"Jangan pedulikan dan jadilah dirimu sendiri, krystal..."

"Omong kosong. Sekalipun aku menjadi diriku sendiri itu semua tidak akan merubah apapun... Aku semakin tertekan... menghadapi segala sesuatu yang serba salah.. dimana seluruh orang, termasuk appa.. menuntutku untuk sama persis seperti kau." Krystal membuka kedua matanuy dengan geram, entahlah... jessica terlihat bukan seperti unnienya, malah nyaris seperti musuh.

"Kau bangga? Kau senang melihat adikmu menderita seperti ini? Kau akan berbahagia bersama Tyler dan mendapatkan seluruh aset perusahaan...."

PLAK!

"HENTIKAN, KRYSTAL!"

Jessica berteriak dengan sangat keras, raut wajahnya berubah menjadi geram dan marah.

"HENTIKAN MENGATAKAN HAL KONYOL SEPERTI ITU PADA UNNIE MU!"

Krystal memejamkan matanya dan menunduk. Memegang pipinya yang panas dan mulai terisak.

"Kembalilah ke kamarmu....hks.....kem..balilah.." Pinta Jessica dengan suara gemetar.

Kedua lutut Jessica lemas. Membuatnya meringkuk dan bersandar di dinding dengan tangisan yang keras. Nafasnya tersengal karena terlalu lama menahan tangis.

Krystal berbalik.... membelakangi kakaknya tanpa mengatakan apapun....

Rasa sakit di hatinya tak terbantahkan...

Kakinya menapak keluar... Mengingatkan dirinya pada seseorang.

Ahjussi...
Amber...

Bisakah dia membantuku?

Batin krystal perlahan, membuat langkah kakinya semakin cepat menuju ke arah Tepian Sungai Dae.

==========

"Apa selebar ini cukup?"

Amber menahan nafas. Matanya terbuka dengan kagum, tangan dan kakinya nyaris gemetar karena takjub. Jessica tengah duduk diam di kursi sambil melayangkan senyum.
Amber berusaha melukisnya, meskipun kekuatan tangannya terlalu lemah untuk menggores kuasnya di atas kanvas.

Senyum Jessica telah meluluh lantakkan hatinya.

"Kenapa diam seperti itu? Apa senyumku kurang lebar?" celetuk Jessica dengan dahi berkerut, merasa heran karena Amber tidak kunjung selesai melukisnya.

"Ish. Coba perlihatkan padaku." Jessica berdiri, menghampiri Amber dan menengok kanvasnya.

"Om..Mo... Apa ini? Kau tidak melukisku?"

Amber menelan ludah dengan gugup, membiarkan Jessica menatap coretan-coretan kecilnya di kanvas.

"Kau benar-benar menyebalkan... aku sudah berusaha tersenyum selebar mungkin padamu...berharap kau bisa..."

Bruk.

Jessica terkesiap.

Bukan karena dirinya jatuh atau terpeleset, Amber baru saja menarik kedua lengan Jessica dan....

menciumnya.

Jessica merasakan sesuatu yang luar biasa meresap dalam dadanya. Sesuatu yang bahkan ia sendiri tidak mampu mengungkapkannya.

Ia pikir hal ini akan menjadi hal yang paling gila dalam hidupnya.

Apa.. aku benar-benar jatuh cinta, padanya...?

"Nuna..."

Amber melepas bibir tipisnya perlahan, menatap kedua mata Jessica dengan tajam..mempersilahkan angin menyapu bersih bibir mereka yang basah...

Jessica tertegun, mencengkeram lengan Amber dengan kuat.

"Tanyalah padaku mengapa aku tidak bisa melukis senyuman Nuna..."

Jessica tidak menjawab. Ia masih bertahan mendengarkan Amber berbicara.

"Karena... Senyum Nuna adalah candu untukku. Jikalau anggur bisa memabukkan, sama halnya dengan senyum Nuna... aku nyaris gila hanya dengan sekali menatapnya." ucap Amber dengan lirih.

"Bagaimana mungkin aku bisa bertahan di hujami senyuman manis dari Nuna? Jangankan melukis... aku nyaris lupa siapakah namaku dan sulit memastikan bahwa kakiku masih berpijak di sini...."

Jessica melemaskan tangannya. Perlahan namun pasti.. senyum lebar kembali menghiasi wajahnya, membuat Amber semakin tersipu karena malu.

"Jangan tersenyum seperti itu padaku, Nuna..."

"Ish. Kenapa?"

"Kau nyaris membunuhku......" ucap Amber dengan lirih.

"Hanya dengan 1 kali senyum."

Lanjut Amber dengan tegas. Membuat Jessica semakin luluh dan enggan untuk berhenti tersenyum di depannya.

Amber mencengkeram dadanya dengan sesak. Menelan ludah berkali-kali karena gugup., meski di dalam hatinya ia menyadari dengan sungguh... ia merindukan Jessica melebihi kemampuannya merindukan seseorang...

Untuk apa aku kembali ke rumah, jika hatiku terbawa jauh olehmu, Nuna?

Amber tertegun. Menatap ke arah Sungai Dae dari bukit yang cukup tinggi, tempat dimana pertama kali dirinya mengamati Jessica berteriak di depan sungai Dae.
Matanya menyapu bersih ke arah kerumunan yang tak lagi ramai, sebagian orang sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
Hanya beberapa orang yang masih bertahan, termasuk seseorang yang duduk diam terpaku di kursi yang biasanya ia tempati bersama Jessica.

Nu..Nuna?

Amber melangkahkan kakinya dengan sedikit gontai, jantungnya berdegup keras..mengamati seorang perempuan berambut panjang dengan mantel berwarna cokelat, nampak tertunduk sedih....meluapkan perasannya yang mungkin saja bertambah hancur...

Nu..Nuna.. apa itu kau?

Amber berdiri di belakang perempuan itu dengan terengah-engah, kedua tangannya mengepal menahan sesak...

"Nu..na.."

Bruk.

Amber mengalungkan kedua tangannya dan memeluk perempuan itu dari belakang.

"Nu..Nuna...." Amber berbisik. Suara bergetar karena gugup, pelukannya semakin erat......

"Apa...kau.. baik-baik saja, Nuna?" Amber melemaskan tangannya, menghirup wangi rambut perempuan itu dengan seluruh hatinya.

"Nu..Nuna?" Amber kembali berbisik, merasa aneh karena perempuan itu tidak menjawab apapun.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, Ahjussi.. Apa kau sedang meracau dalam tidurmu?"

Deg.

Sontak Amber melepas pelukannya dan berjalan mundur.

Perempuan itu berdiri, berbalik ke arah Amber dan merapatkan mantelnya.

"Apa kau baik-baik saja, ahjussi?" celetuk Krystal dengan lirih, senyum getir melingkar lembut di wajahnya.
Amber semakim gugup, tidak tahu harus mengatakan apa untuk menjelaskan ini pada Krystal.

"Ah..Krys...Krystal..."

"Siapakah yang kau Nuna yang kau maksud? Ck. Sulit di percaya. Ahjussi..." Krystal tertawa, menutup mulutnya dengan senyum yang lebar. Meski kedua matanya nampak berkaca-kaca.

"Perempuan. Kau ini perempuan tampan yang menyukai seorang Nuna?" Krystal melipat kedua tangannya dan terkekeh.
"Its okay, ahjussi. Aku memegang rahasia pentingmu dengan rapat-rapat."

Amber tidak menjawab... Krystal kemudian menghampiri dan menariknya untuk duduk bersama.

"Duduk dan tenangkan lah dirimu... Senja sore ini sayang untuk di lewatkan..." gumam Krystal sambil menatap ke arah sungai Dae. Senyumnya melebar... Membuat Amber semakin terpana dan.....

"Jessica."

Deg.

Krystal sontak menoleh dan bertanya...

"Maaf?"

"Senyummu...."

Amber menahan dirinya untuk tidak berteriak ataupum lari. Senyum Krystal baru saja merantai kakinya untuk diam di tempat.

"Senyummu.. nyaris mirip seperti Nuna... Jessica....."

Amber kembali mengulangi kalimatnya.. kali ini lebih lembut dan hari-hati.. Entahlah..... Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakan hal ini.

"Ahjussi."

Krystal menelan ludahnya dengan getir, kedua matanya berkaca-kaca dan terlihat sedikit..... kecewa.

"Ah.. maafkan aku, Krystal. Lupakan saja...."

"Amber." Krystal menekan nama Amber dengan keras. Membuat Amber ersentak dan menatapnya.

"Ah, Iya..Krystal"

"Kau tahu kau sedang berhadapan dengan siapa?"

Amber terlihat kaget, mendekatkan wajahnya dengan ekspresi tidak mengerti.

"Maaf?"

"Kau tau....kau sedang berhadapan dengan siapa?" tanya Krystal dengan sendu... suaranya gemetar... dadanya naik turun menahan amarah....

"Ah. Aku mengerti." sahut Amber pelan.
" Aku sedang berhadapan dengan calon penerus kedua perusahaan Star Jung Company.." lanjut Amber dengan cepat.
"Maafkan saya, Nuna Krystal...."

"Bodoh." Desis Krystal dengan sesak. Menatap tajam ke arah Amber dan berbisik...

"Aku pikir aku sudah gila karena merasa beruntung bertemu denganmu. Meskipun kau perempuan, berlaga seperti laki-laki nyaris mengecohku dan....." Krystal berhenti berbicara, kedua matanya terlanjur basah karena menangis.
"Kau yang lebih dulu gila karena menjadikan kakak ku sebagai nunamu?" tekan Krystal dengan keras.

"Maaf..... Tapi Jessica akan menikah, kurasa itu semua tidak perlu di pikirkan....maafkan kelancangan saya...."

"Orang yang ku anggap berbeda sepertimu sama saja seperti mereka."

"Menganggapku sama seperti Jessica..."

Amber menarik nafasnya perlahan, mencoba menangkap maksud di balik setiap ucapan Krystal padanya..

"Aku tanya sekali lagi padamu, dasar bodoh.... Kau tahu kau sedang berhadapan dengan siapa, hah?"
Krystal kembali bertanya, kali ini wajahnya menahan emosi yang teramat...
Amber terdiam, kemudian ia membuka mulut dan menjawab...
"Anda adalah calon penerus kedua..."

"Bodoh.."

"...perusahaan..."

"Bangsat, hentikan."

"...perusahaan Star Jung..."

"..hentikan.."

"Company.."

"BODOH!"

Amber tersentak kaget, Krystal baru saja membentaknya.

Nuna... ada apa dengan adikmu?

"KAU BAHKAN TIDAK TAHU SIAPA DIRIKU SEBENARNYA... JADI BERHENTILAH BERSIKAP SEOLAH-OLAH MENGENALKU!!!!!"

Krystal meraung, kedua matanya melotot penuh amarah. Membuat Amber semakin terkejut dan serba salah...

"Krystal... kau... kau ini kenapa?" Amber mengguncang kedua pundak Krystal dan menatapnya.

"Apa...aku.. terlihat seperti Jessica?" tanya Krystal dengan nafas tersengal. Seluruh perasaannya nyaris mati rasa karena...luka...

"Buka kedua matamu selebar yang kau bisa, ahjussi...." Krystal mendunduk... tangisan itu terus jatuh dengan begitu mudahnya, membuat krystal semakin larut dalam rasa kecewanya....

"Berhentilah... apa aku perlu merobek dan menggores wajahku dengan pisau? Supaya tidak terlihat sama seperti Jessica...."

Amber terkesiap, menyadari bahwa perempuan muda di depannya itu tengah depresi....

".....rasanya....hks......kum..ohon....." Krystal meringkuk, sesak dan sakit beradu menjadi satu. Membuat dirinya semakin terpuruk dan lemas tidak berdaya.

Amber tercengang...

Entahlah...

Sesuatu dalam di hatinya menggerakkan dirinya untuk mendekati Krystal dan mendekapnya....

Dadanya semakin sesak.

Ribuan kali lipat lebih sesak dari melihat isakan tangis Jessica...

Krystal meraung dengan seluruh perasaannya, teriakan kecil yang keluar dari bibirnya terdengar pilu.... Nyaris tidak bernyawa dan penuh rasa kecewa...

"Ahjussi...." bisik Krystal dengan gemetar.

"K..kau... tahu... aku?"

Amber tidak menjawab. Kedua tangannya masih mendekap Krystal lebih erat. Mencoba menenangkan adik Nuna-nya itu untuk segera berhenti menangis.

"K..kau... tahu..."

"Aku adalah Krystal Jung...."

Senyap... Krystal kembali berbisik...

"Bukan Jessica Jung."

Krystal memgakhiri kalimatnya dengan tegas. Membuatnya semakin terisak dan putus asa.

Senja di tepian sungai Dae memanglah indah, meskipun malam memaksa keindahan itu berakhir dan hanya menyisakan sepi.
Sepi yang menghantar keduanya untuk segera melepas diri dari pelukan dan kembali pulang ke rumah...

Sejauh ini, Nuna... Sampai orang yang kau cintai datang kepadaku dan mengaku kecewa menjadi bayang-bayang Nuna.

Seberat ini kah menjadi Nuna?

Kumohon, bertahanlah...

Aku pastikan adik tercintamu akan baik-baik saja, sampai hari pernikahanmu... Aku harap dia kembali ceria seperti semula.

Mengertilah, Nuna...

Aku mencintai Nuna dengan seluruh hati yang ku punya... Meskipun aku tahu... Perasaan itu hanya akan tiba di depan pintu tanpa ada keberanian untuk mengetuknya.. - Tepistalll

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending