Chapter 5

Shadow

Karena mencintai tidak selalu indah.
Ada kala-nya kau di hadapkan pada pilihan yg sulit...
Dimana tak satupun keinginanmu mampu terselamatkan...

Mencintai harus sabar...

Tidak melulu tentang iya dan harus.

- Author, S.D

"Hei!"

"Hei, tuan! terimakasih!"

"Apa kau bekerja di sini?"

"Ah, apa kau tahu dimana Noona bernama Amber?"

Tak.

Seseorang yang di panggil tuan oleh Krystal mendadak berhenti melangkah. Ia menoleh dan menatap Krystal yang masih terengah karena mengejarnya.

"Hoosh...Hoosh... aku.. terimakasih sudah mengikat tali sepatuku..."

Krystal menelan ludahnya dengan terengah, mengapit undangan pernikahan kakaknya dan berjalan ke arah kursi tepian Sungai Dae.

"Haah..... rasanya lelah sekaali....."

Krystal merebahkan tubuhnya di kursi.

Seseorang dengan mantel abu-abu hanya terpaku, merapatkan mantelnya dan beranjak pergi meninggalkan Krystal

"Hei, tuaan! berhentilah! aku belum selesai berbicara!"

Krystal berdiri, kemudian menghampiri orang itu dengan kotak sandwich di tangannya.

"Aku mencari noona bernama Amber. Unnie ku mengatakan dia selalu berada di sini ketika pagi dan sore. Aku mengantar undangan pernikahan dan satu kotak...."

Krystal mendadak berhenti berbicara, seseorang itu tiba-tiba menarik kotak sandwich dan undangan pernikahan dari tangannya.

"O..m..Omoo!"

Krystal menarik tangan orang itu dan menatapnya.

"Ti..tidak sopan! Jika tuan tahu siapa noona Amber cukup tunjukkan padaku dia ada dimana. Kau tak perlu bersikap sejauh ini untuk menolongku,..." tukas Krystal dengan wajah sebal.

"Unnie ku berteman dengan orang banyak. Berbagai kalangan. Ah. ku tebak Noona yang bernama Amber adalah perempuan elegan yang senang menikmati udara sore di sini.... fufufu...."

Orang itu hanya terdiam, memutar balik snapbacknya kemudian membuka tutup kotak sandwich itu.
Ia memgambil salah satu roti dan memakannya.

Krystal terpekik kaget, melihat orang itu dengan tatapan tidak percaya...

"Ka..kau...ini..."

Seseorang itu memenuhi mulutnya dengan roti, kemudian mendongak menatap Krystal.

"Mmhmm..ka..m..takan... pada ... Jessica...mhh... rotinya..sudah ku mm..makan." celetuknya dengan mulut penuh roti.

Krystal tercengang, perlahan ia melipat tangannya dan menatap tajam ke arah orang yang mengaku padanya sbg Amber.

"Unnie ku mengatakan temannya adalah perempuan, dan kau...."

"..aku memang perempuan." sahutnya sambil menelan rotinya.
"Perlu bukti?" sahut orang itu sambil membuka mantelnya

"Ah..ah! Iya iya okay, okay." Krystal mengarahkan kedua tangannya mencegah orang itu membuka mantel.
"Okay...okay.. Amber...."

"Yap. Itu namaku. Sampaikan salam terimakasihku pada Unnie mu. Aku akan datang." sahut Amber sambil mengibas undangan pernikahan itu di depan Krystal.

Krystal mengangguk. Menatap orang itu yang berjalan menjauh ke arah lain. Ternyata dia sedang duduk di kursi sebelah dengan kanvas dan perlataan melukis.
Perlahan Krystal duduk di kursisnya... merasa penasaran karena ini pertama kalinya ia bertemu dengan perempuan yg berpakaian seperti laki-laki.

Unnie memang baik. Ia berteman dengan siapapun.

Krystal berjalan perlahan... menghampiri Amber dan....

"Hai." Sapa Krystal sambil duduk di samping Amber.

"Hai, juga..." sahut Amber sambil terus fokus dengan lukisannya

"Wowoowowow, keren sekali. Ini lukisanmu?"

Amber hanya memgangguk.

"Ah.... amber Unnie..."

"Panggil aku amber." sahutnya dingin
Krystal mendelik, mendesis perlahan kemudian mengulangi menyebut Amber dengan namanya.

"Ah, iya Amber.. sudah lama berkenalam dengan unnie ku?"

Amber menoleh, menatap ke arah Kystal dan tersenyum.

"Lumayan. Dia salah satu pengunjung tepian sungai Dae yang rutin datang kemari. Aku berkenalan dengannya. Dia memang orang yang baik." sahut Amber kemudian.

"Ahhh, Unnie ku memang baikkkk! Tapi dia tidak pernah mengenalkan kau padaku...." celetuk Krystal bersemangat.

"ah, perkenalkan aku Krystal..."

Krystal mengarahkan tangannya dan bersalaman dengan Amber.

"Apa aku semenarik itu?"

"Eh...." Krystal mengerjap malu, kemudian menjawab.
"maafkan aku sudah lancang memanggilmu dengan sebutan tuan...."

"Tidak apa... terdengar lebih baik daripada kau berteriak memanggilku dengan sebutan ahjussi." sahut Amber datar.

Krystal tertawa, memegang perutnya sambil memukul-mulul pundak Amber.

Amber terdiam, meletakkan kuas melukisnya dan menatap ke arah Krystal.

Tawa yang sama... nyaris sama seperti Nuna...

Nuna benar-benar memaksaku kenal dengan gadis berisik seperti dia?

Amber tertegun... ingatannya kembali berputar beberapa saat yang lalu... sebelum Jessica memutuskan untuk tidak bertemu dengannya lagi.

"Dia baik...."

"baik seperti Nuna?"

"Haha, lebih dari itu. Ia sangat periang, energic, humoris dan..."

"Cengeng?..."

"Yaps..."

Amber tertegun. Menatap sendu wajah Nuna-nya, sambil mengusap lembut rambutnya.

"Cengeng.... seperti Nuna."

Jessica menoleh, kemudian tertawa.

"Krystal sangat benci di samakan seperti aku." Ucap Jessiaca perlahan.

"Aku akan menyuruhnya datang kemari, nanti." Lanjut Jessica dengan lembut.

"Untuk apa?"

"Mengantar undangan pernikahanku. untukmu." sahut Jessica dengan suara parau, perlahan kedua matanya merebak dengan tangis tertahan.

"Ah... baiklah. Apa dia akan menyusahkanku, nanti?

"Haha, Krystal selalu menyusahkan.. tapi dia adikku satu-satunya yang aku cintai. Kau harus bersikap baik padanya...

"Ish."

"Hei, jangan bersikap seperti itu pada adikku." Jessica menarik kedua pipi Amber dengan gemas, kemudian mengecupnya dengan penuh rasa sayang.
Amber tersenyum, mengangguk paham dan kembali merangkul Jessica.

Amber tersentak dari lamunannya, menyadari dengan sungguh bahwa Krystal sudah berada di sampingnya dan menatap lukisannya dengan takjub..

"Keren sekali. Apa kau seniman?"

Amber tidak menjawab, ia menatap ke arah Krystal dan hanya tersenyum.

"Senang berkenalan denganmu, Krystal Jung, Kau tidak pulang?"

"Kau mengusirku?" sergah Krystal dengan sinis.

"Bertanya dan mengusir adalah dua hal yang berbeda." sahut Amber dengan cepat.

"Jessica akan khawatir jika kau tidak segera pulang, sampaikan rasa terimakasihku pada unnie mu. Katakan padanya bahwa sandwichnya terlalu manis, dia perlu berkonsentrasi penuh untuk segala sesuatu yg di lakukannya."

Krystal merapatkan mantelnya dan mengangguk....

"Pastikan bahwa unnie mu siap dalam pernikahannya... Kurang konsentrasi akan mengacaukan segalanya...." tambah amber perlahan, mengabaikan Krystal yang berusaha mengganggunya melukis.

krystal mendongak, menatap ke arah Amber dan berbisik lirih.

"Belakangan ini Unnie sangat sibuk mengurus pernikahannya. Semua nya sudah di atur oleh EO, dsb. aku hanya berdiam diri di rumah smabil belajar  untuk masuk perguruan tinggi..."

"Lalu?"

"Ish, tentu saja hal itu sangat membosankan. Kau akan kesepian karena unnie ku tidak kan punya waktu untuk datang kemari. aku akan datang ke sini lagi, besok. Okay!?"

Krystal mengepalkan kedua tangannya sambil berbisik "hwaiting!"

Amber terpana, menatap gadis riang yang melambaikan tangan padanya... Membuatnya memicingkan mata... nyaris terkecoh karena senyumannya sama mirip dengan senyum sang Nuna.

"Mengapa kau ingin datang kemari, Krystal?" tanya Amber setengah berteriak pada Krystal.

Krystal berhenti, ia melambaikan tangannya dan menjawab...

"Karena kau adalah orang baik." sahut Krystal dengan cepat.

Amber terkesiap. Kuas di tanganya tiba-tiba terjatuh.

"Semua teman unnie adalah temanku! sampai jumpa besok, Ahjussi! Hwaiting!" teriak Krystal sambil tertawa.

Amber tercengang..... memperhatikan Krystal menjauh hingga lenyap dari pandanganya. Perlahan ia menyentuh dadanya.... sesak bukan main.... Tangan yang semula menyentuh berubah menjadi cengkeraman.... Rasanya seperti tersendat... Menghirup nafas yang tak ada lagi sisi leganya... Terus menerus mencekat lehernya yang kaku.... yang memaksanya untuk meringkuk di tepi kursi yang ia tempati.

Perlahan namun pasti...airmata mulai jatuh melewati pipinya.... Amber menelan ludah dengan kelu, bertahan untuk tidak berteriak ataupun menangis.

Sejauh ini Nuna, aku menghitung hari seperti menggores lengan dengan pisau. Semakin dekat dengan hari yang di sebut sebagai hari bahagiamu, membawaku pada luka yang melebihi kedalaman sebuah palung.

Nuna.... Semua yang terlihat nyaris sama sepertimu....

Tak bisa di pungkiri, aku melihat senyum Nuna di balik senyum adikmu, Krystal. - Tepistalll

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending