Chapter 1

Shadow

shadow

Brak!

"Arh!"

Buku-buku terjatuh dari genggaman tangan gadis berusia 10tahun, kedua matanya terpejam, mulutnya nyaris kaku karena takut.
Seorang laki-laki tegap bertubuh besar menghampiri dan memukulnya dengan kasar.

PLAK.

"Ap...pp..pa..hiks..."

"Ap..pa..am..pu..n.."

gadis itu tersungkur, kedua tangannya menutup wajah dengan rasa yakut. Satu kali pukulan memang tidak sakit, namun ucapan yg keluar dari bibir seseorang jauh lebih ampuh menghancurkan hati.

"KAU INI BENAR-BENAR ANAKKU ATAU BUKAN, HAH?" Laki-laki itu menghentakkan kakinya dengan marah, tangannya mengepal seakan-akan memberi sebuah kesempatan dirinya untuk memeukul anak bungsunya itu.

"DALAM SEJARAH KELUARGA INI, SEMUANYA BERHASIL! TIDAKKAH KAU MENYADARI SUDAH BERAPA BANYAK UANG YANG KU KELUARKAN UNTUK PENDIDIKAN TERBAIKMU, HAH?"

Gadis kecil itu terisak, meremas kedua tangannya dengan gemetar. Berharap segalanya segera berakhir... cacian, hinaan, makian yang ia dengar dari appa nya nyaris membuatnya gila.

"KAU INGIN MEMPERMALUKAN APPA, HAH? SIAPA YANG AKAN MENERUSKAN PERUSAHAAN APPA JIKA ITU BUKAN KAU DAN KAKAK MU?"

Laki-laki itu kembali berteriak, kali ini tangannya merebut kertas lusuh yang ia rebut dari tangan anak bungsunya itu.

"SEHARUSNYA KAU TIDAK SEBODOH INI! SUDAH BERAPA KALI KAU DAPAT NILAI RENDAH SEPERTI INI, HAH? APA KAU TIDAK BELAJAR? APA KAU TIDAK BERUSAHA MENDAPAT NILAI YG LEBIH BAIK?"

Gadis kecil itu semakin meraung. Bibir kecilnya terus terbungkam, meskipun di dalam hati kecilnya ia berontak ingin membela diri.

"Ap..appa... Aku sudah berusaha dengan keras. Aku sudah kehilangan waktu bermainku untuk belajar. Aku sudah berusaha mati-matian untuk mendapatkan nilai yang baik. Tapi, appa.. kumohon.. Hargailah setiap hasil jerih payahku... jika appa terus menerus menekan ku seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa mendapat nilai bagus jika setiap ujian datang aku selalu merasa takut?" batin gadis kecil itu dengan sakit.

Kelu.

Dalam hatinya ia berucap banyak, namun yang kelar dari bibirnya hanya isakan panjang sambil menyebut nama 'appa.'

"a..p..ppa...."

"TIDAKKAH KAU BELAJAR DARI UNNIEMU? KAU LIHAT UNNIE MU? UNNIE MU SELALU MENDAPAT NILAI TERBAIK DI SEKOLAHNYA! KAU DAN UNNIE MU MENDAPAT FASILITAS DAN PERLAKUAN YG SAMA! KENAPA KAU TIDAK BISA SEPERTI UNNIE MU, KRYSTAL? HAH!?"

Laki-laki itu semakin berang, melihat tumpukan nilai merah di kertas ujian anak bungsunya semakin membuat dirinya murka.

"Ti..dak..appa..aku bukan unnie.... Krystal bukan Unnie...."

"APA KAU MEMBANTAH APPA, HAH? APA KAU MEMBANTAHKU?"

Laki-laki itu berlari menghampiri anak bungsunya dengan marah, Krystal kecil semakin ketakutan...kedua tangannya menutup telinga sambil berteriak meminta pertolongan.
Rasa takut yang luar biasa, sakit hati yang sudah tertoreh dalam hati anak berusia 10tahun... Krystal kecil semakin pasrah..mendapat satu pukulan dari appa tidaklah sakit...

"APPAA, STOPPP!"

Brak.

Krystal kecil meringkuk. Bau aroma wangi yang menusuk hidungnya spontan membuat tubuhnya lemas.

Ini bau Unnie. Ada Jessica Unnie...aku aman....

"Kumohon appa hentikan...HENTIKAN!"

"Jessica, stop memanjakan adikmu...kau..."

"APA BERTERIAK DAN MENCACI KRYSTAL AKAN MENYELSAIKAN SEMUANYA, APPA?"

Gadis berusia 15 tahun berdiri dengan geram, kedua tangannya melebar memberi tanda bahwa ia siap melindungi adiknya.

"Appa peringatkan adikmu untuk tidak mempermainkan posisinya sebagai pewaris..."

"Persetan dengan perusahaan appa." desis Jessica dengan mata memicing.

"Apa kau bilang, Jessica?"

"Appa! berhentilah bersikap seperti ini padaku dan Krystal! sejak eomma tiada, appa kehilangan kendali dan semakin menyeramkan. Pergilah... Berhenti membentak Krystal dan..."

"Appa tidak akan..."

"PERGILAH ISTIRAHAT DAN STOP MENGATAKAN HAL YANG TIDAK SEPATUTNYA KAU UCAPKAN SEBAGAI SEORANG APPA!"

Jessica menangis.
Ia melempar ransel sekolahnya dan menajamkan kedua matanya dengan geram.
Laki-laki itu mengangguk dengan paham, mengangkat kedua gangannya dengan wajah menyerah.
Lalu berpaling meninggalkan kedua anak perempuanya yang saat ini tengah berpelukan.
Dia sudah merasa melakukan tugasnya sebagai appa dengan baik, meskipun di dalam hatinya ia masih merasa sakit setelah kehilangan istrinya.

"Un...un..unnie..." Krystal terisak, ia meringkuk menerima pelukan dari Jessica sambil terus menangis.
"Sst...sst.. sudah, berhentilah menangis..Unnie disini..cup." Jessica memeluk adiknya dengan erat. Memberi kecupan di kening Krystal sembari meyakinkan bahwa segalanya akan baik-baik saja.
"A..aku..bukan...unnie....stop" Krystal terus saja terisak, bibirnya kelu untuk mngucapkan sesuatu.
"St..stop...me..menyuruhku..hiks..men..jadi..sepe....perti... Unnie.." ucap Krystal kecil dengan pilu.

Jessica semakin sakit.
Ia hanya menganggukkan kepalanya sambil terus memeluk Krystal.

Ia benci lahir di keluarga yang gila hormat, yang menomorsatukan hasil terbaik tanpa memperdulikan prosesnya.
Lahir di keluarga yang tidak memberi toleransi jika anak-anaknya gagal dalam ujian.
Keluarga yang menuntut mereka untuk menjadi perfect, tanpa mengetahui sisi kekurangan anaknya.

Krystal kecil mulai terbentuk dengan pola pikir yang sama dengan teriakan appanya.

Ia harus sama seperti Jessica.

==========

10 tahun kemudian.

Aku Krystal Jung....
saat ini aku berusia 20tahun.
Hal yang sama seperti sebelumnya.. aku benci mengatakan ini....

Tapi aku adalah Krystal Jung, bukan Jessica Jung.

baiklah..

aku Krystal Jung...

"Happy Birthday, my Princess. Cup."

Krystal membuka matanya dengan berat. Mimpi. Ah, bukan.. bukan mimpi.. Aku memang terbangun dari tidurku dan saat ini aku berusia 20tahun.

"Selamat pagi Unnie.. thankyou..." Balas krystal sambil memeluk kakaknya, Jessica.

"Adikku sudah berusia 20tahun? Daebak. Kau sudah dewasa.." bisik Jessica sambil memberi kecupan selamat pagi di kening adiknya. Matanya berbinar-binar melihat adiknya semakin bertumbuh menjadi dewasa.

"Hoaaaamh...."

"Dasar, tidak sopan." seru Jessica sambil memukul pantat adik satu-satunya itu.

"Hahahaha, unnie.. lihatlah! Unnie ku sudah berusia 25 kan? Fufufu, unnie ku akan segera menikah dengan Tyler Oppa! Congratsss... teeettteetteetttttt" Krystal membuat gerakan seperti sedang memainkan lagu wedding, Jessica yang melihat tingkah adiknya hanya tertawa..meski ia harus menarik nafas panjang dengan rasa sakit yang teramat...

"Yaps..setidaknya pernikahan ini mampu membuat saham perusahaan appa tetap membaik kan? Haha..."

Krystal mendadak mengerutkan wajahnya dengan sikap datar, mendengar kata perusahaan dan appa selalu saja membuatnya sakit hati.

"Jangan katakan bahwa Unnie tidak mencintai Tyler Oppa." Krystal bangun dari tidurnya dan duduk mengamati kakaknya itu.

"Haha, apa yang kau katakan, Krystal? Tentu saja aku mencintai Tyler.... dia tampan, pemilik perusahaan tunggal dari Kwon Company. Setidaknya aku tidak akan kelaparan jika bersamanya." sahut Jessica dengan terkekeh.

"Ah, benar jugaaa. Kau harus bahagia bersama Tyler Oppa, take my promise?"

Jessica mengangguk, kemudian ia mengaitkan kelingkingnya di kelingking adik bungsunya itu.

"Kau sendiri? apakah kau sudah menemukan lelaki dambaan mu?" bisik Jessica dengan menggoda, hal itu di tanggapi tawa oleh Krystal.

"Hahaha... tidak, tidak. Aku belum menemukan cinta sejatiku. Kalau aku sudah bertemu dengan cinta sejatiku, Unnie adalah orang pertama yang ku beri tahu." sahut Krystal dengan bersemangat.
"Lagipula.....aku harus berhasil lulus ujian masuk perguruan tinggi....appa akan me..."

"Sst." Jessica mengarahkan jarinya untuk menutup mulut Krystal.
"Sudah ku katakan padamu, lakukan yg terbaik. Unnie akan melindungi mu...."

Krystal tertegun, menatap wajah kakaknya itu dengan hangat..Meski ia tidak tahu harus melakukan apa untuk membalas kebaikan kakaknya itu.

"Unnie akan pergi jogging lagi?" Krystal mengalihkan pembicaraan, ia melihat Jessica sudah memakai kostum untuk olahraga pagi.

"Yaps, seperti biasa."

"Ish, hampir setiap hari Unnie melakukamnya. Padahal udara di luar sangat dingin...lebih baik di dalam selimut..." cibir Krystal sambil meringkuk di dalam selimut

"Haha, terserah kau saja. baiklah.. Unnie berangkat dulu."

"Apa aku boleh ikut, unnie?"

Jessica menoleh, dengan senyum hangat ia menjawab pertanyaan adiknya itu.

"Tidak usah.. kembalilah tidur, hari ini Princess harus menikmati hari ulang tahunnya dengan santai tanpa di ganggu oleh siapapun, okay?"

===========

Jessica menapakkan kakinya dengan cepat. Kedua matanya menjelajah, mencari seseorang yang sedaritadi ingin ia temui.
Pagi itu udara memang dingin, Jessica merapatkan jaketnya sambil terus berjalan. Ia menyusuri pinggir sungai itu dengan tenang, sambil sesekali memperhatikan orang-orang yang bergerombol melakukan hal yang sama seperti dirinya.

jogging sambil menikmati udara pagi dengan lega....

Tak.

Langkah Jessica terhenti.
Matanya berbinar ketika menemukan seseorang yang sedaritadi ia cari. Orang itu duduk diam di kursi pinggir sungai, terpaku di depan canvas dengan kuas dan cat warna di tangannya.

Jessica tersenyum, kedua kakinya lantas beranjak dengan cepat...menghampiri orang itu yang sedang sibuk melukis di depan sungai.

Bruk.

Jessica mengalungkan kedua tangannya di leher orang itu sambil memeluknya dari belakang.
Keduanya terdiam.
Tidak mengatakan sepatah katapun namun menikmati setiap sentuhan yang selalu mereka rengkuh bersama-sama.

Jessica terisak...

Menenggelamkan wajahnya di leher orang itu dan membisikkan beberapa kata lembut padanya...

"Selamat pagi, Amber... Apa Nuna mu ini sudah membuatmu menunggu terlalu lama?"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending