Chapter 10

Shadow

"Pernahkah kau berfikir untuk berhenti hidup demi orang lain? Ada saatnya kau dan aku hidup dengan caranya sendiri.. berbahagia dengan cara kita, tanpa mempedulikan perasaan orang lain..."

- Jessica, Shadow

Bruk.

Amber melemaskan tubuhnya di kursi yang ia tempati. Menggenggam secarik kertas lusuh yang ia temukan di dalam sakunya.

Kertas yang di selipkan Jessica ketika ia memeluk Amber..

Amber kembali menunduk.. dengan perasaan hancur yang tidak terkatakan, ia membuka secarik kertas itu dengan hati-hati...

Perlahan.. mata sembabnya mengikuti kemana arah tulisan itu membawanya pergi...

Untuk Amber Josephine.
Perempuan tampanku yang manis...

Aku menyerah.

Satu pelukan darimu membuatku lebih mampu menghadapi segalanya.

Aku memiliki kekuatan yang lebih besar dari segala hal yang selama ini membuatku bertahan.

Aku bahagia..

Aku tahu kau mencintai Nuna-mu ini dengan segenap ragamu.
Jika aku ingin bahagia, sudikah kau mengabulkannya?

"Hksss...khk..." Amber menunduk, sesekali ia meremas kertas itu dan berhenti membaca. Kedua matanya deras dengan air mata.

Aku bahagia jika kau bahagia.

Meskipun itu tanpaku, kumohon... Berbahagialah.

Amber terisak dengan sangat dalam, berkali-kali memukul dadanya sendiri yang terasa sesak.

Amber..

Jangan menyerah..

Aku akan sangat marah jika kau melakukannya.

Jika aku menyerah dan berhenti...
Itu semua ku lakukan karena aku ingin melakukannya...
Perasaan menyerah tanpa kekalahan...
Karena aku merasa cukup dengan semuanya.

Perempuan tampanku harus terus berjuang!
Berjanjilah padaku untuk kembali ke tempat semula dan menghadapi semua yang harus kau hadapi.

Berjanjilah padaku untuk tidak lari...
Hadapi dan lakukan itu untukku, okay?


"Haarh....harh....." Amber membuka mulutnya dan tersenggal, mencengekeram dadanya yang terlanjur sesak.
Tidak yakin memiliki cukup kekuatan untuk kembali membacanya...

Kalau aku pergi, jangan lupakan aku.
Cukup simpan... namun jangan di ingat terlalu lama...

Karena aku pergi...

Di tempat yang mustahil kau temui...

Loves.

Tepian Sungai Dae,

Jessica J.
Jessica Josephine

"Nu..Nuna....." Amber meringkuk, meremas secarik kertas dari Jessica dan menempelkan tepat di tengah dadanya.

"Aku....tidak ... akan .... me..nyerah...."

==========

Angin menghempas perlahan, menyibak lembut rambut perempuan mungil dengan mantel hitam yang melingkupi tubuhnya.
Perempuan itu terdiam, menatap ke arah langit-langit.. berharap kekuatan hati mampu ia serap dari awan yang selalu cerah.

Ia terus menrus merasa pedih dengan keadaan hatinya yang kalut, mustahil berwarna... seluruhnya hitam pekat.. dimana penyesalan dan juga benci bercampur aduk mendominasi warna hatinya.

Perempuan itu tidak menangis, tidak juga tertawa.
Ia hanya memandang ke arah langit-langit, sambil sesekali melirik ke bawah.. menatap ke arah pemakaman baru yang bertuliskan nama kakaknya, Jessica Jung.

Krystal merasakan seluruh raganya terpaku di tempat, tidak ada sedikitpun kemampuan untuk beranjak dari situ.
Krystal terus saja menangis, ingin berteriak sekeras mungkin, meluapkan segala isi hatinya yang hancur tak bersisa.
Krystal merasa muak, bagaimana ia mendengar desas desis yang mengatakan bahwa dirinya tidak akan mampu menggantikan Jessica. Sebagia nbahkan mengatakan, mereka siap membeli perusahaan Star Jung jika Krystal tidak mampu melakukannya.

Hal itu semakin membuat Krystal meraung penuh rasa benci, bertekad dengan seluruh raganya untuk menjaga dan mencintai semua yang di tinggalkan Jessica untuknya, termasuk perusahaann Star Jung Company.

Appa tidak mengatakan apapun selain menangis dan memeluk Krystal, mengucapkan penyesalan yang teramat dan dari lubuk hatinya..meskipun ia menyadari hal itu tidak akan merubah apapun...

"Unnie..."

Krystal membuka mulutnya perlahan, senyum getir menghiasi wajahnya.

"Ha..haruskah.. ku baca?" bisiknya dengan suara tercekat.

Matanya hitam lebam, nyaris pucat dan sendu.
Krystal menghabiskan waktunya menangis tanpa henti, membuat keluarga besarnya menyerah ketika mengajaknya pulang dari pemakaman.

Krystal tidak beranjak. Ia hanya ingin sebentar berada di pemakaman Jessica.. hanya sebentar.

"Akan ku..baca..."

Krystal menunduk, dengan gemetar ia mengambil dan membuka selembar kertas yang ia terima dari polisi.
Surat yang di tujukan Jessica untuknya, untuk Appa, untuk Tyler, untuk semua yang mungkin pernah menempati hati Jessica.

Srek.

Krystal tersenyum getir, berharap masih memiliki cukup tenaga untuk membacanya.....

Kepada yang tercinta, yang selalu menghiasi hati dan hari-hariku.
Aku mencintai kalian dengan seluruh raga yang ku punya.
Jika suatu saat ragaku tidak kembali, itu artinya aku kehabisan daya untuk mencintai kalian.

Namun... semua kusadari dengan sungguh..
Mencintai tidak harus ada.
Jikalau aku memilih untuk hilang dan tidak kembali, jangan berfikir aku tidak mencintai kalian...
Aku hanya ingin menghilang.. tanpa meninggalkan sedikitpun sisa cinta ku untuk kalian.

Tyler Kwon,

Maaf.
Maafkan aku.
Apa aku terlalu kejam untukmu?
Apa kau menyesal pernah jatuh hati padaku?
Pernahkah kau berfikir, aku berteriak dan mengatakan bahwa 'aku tidak mencintaimu?'
Sayang sekali, Tyler. Kau jatuh cinta pada wanita kejam sepertiku.. Yang terus saja memaksa diri mencintai seseorang yang bahkan tidak mempati setitik ruang di hatiku.
Aku melakukannya karena aku tahu, sekalipun aku menolak untuk bersamamu... Appa tidak akan menyerah dan berusaha menjodohkan Krystal denganmu.
Percuma, bukan?
Meskipun kau mendapatkan salah satu dari kami, semua berakhir dengan 'tidak bahagia.'
Kumohon, Tyler. Maafkan aku... Maaf..

Appa...
Kumohon...
Maafkan aku yang tidak patuh padamu.
Apa kau kecewa, Appa?
Jika Appa kecewa padaku.. baiklah... Setidaknya ijinkan aku menyelipkan rasa kecewa di hati Appa..
Setelah semua yang kulakukan untuk Appa, menumpuk kecewa di hati Krystal....atau bahkan untuk diriku sendiri?

Appa...

Pada dasarnya...
aku bukan anak yang baik untuk Appa..
Selama ini aku hanya berbohong. Terus mengatakan iya tanpa ada kemampuan untuk menolak setiap permintaan Appa.

Menjadi kebanggaan Appa.. adalah hal yang... menyakitkan untukku.
Jika aku terus terlihat sempurna di mata Appa, bagaimana jika suatu hari nanti aku menunjukkan sisi kehancurkan ku pada Appa? Apakah kau mampu menerimanya, Appa?

Krystal berhenti sejenak. Menarik nafas perlahan, mencari sedikit rasa lega untuk terus membaca...

Krystal.

The one and only...
Yang menjadi alasan utama Unni3 untuk terus bertahan.

Bagaimana mungkin Unnie tega melakukannya?
Pertanyaan bagus, Dear.

Karena.. Unnie tahu...

Krystal-ku sudah bukan Krystal yang merengek ketika tali sepatunya terlepas, sekarang ia tumbuh dengan sangat cantik, dengan segala kemampuan yang ia miliki.. membuatku semakin yakin bahwa ia lebih jenius dari siapapun, di keluarga besar Jung.

Bertahanlah, Krystal.

Unnie merasa iri padamu, yang dengan mudah mengatakan hal yang sesuai dengan hatimu sendiri...tidak pengecut, seperti Unnie mu yang lemah ini. Kekeke.

Berjanjilah padaku untuk tetap bertahan.
Jika Unnie menyerah, itu semua karena Unnie tidak mampu lagi melakukan apapun.

Kau masih kuat dan lebih tangguh dari Unnie.

Semua sudah Unnie atur dengan baik.

Apa yang Unnie tinggalkan untukmu, ku mohon... Jaga dan cintai sepenuh hati, sama seperti kau menjaga dan mencintai Unnie.

Loves.

Jessica J. Jung.

"Unnie...." Krystal merasakan seluruh raganya terpaku di tempat, ingin segera beranjak dari situ namun kakinya terlanjur kaku dan sulit bergerak.
Kedua lututnya gemetar... perlahan ia melangkahkan kakinya namun...

Srek.

Tali sepatu Krystal tiba-tiba lepas.

"Unnie.. aku tidak akan pulang... jika kau belum mengikat sepatuku."

Krystal tertawa dengan getir, menatap ke arah sepatunya dan terisak lebih dalam.

Buk.

Krystal terkesiap..

Seseorang dengan mantel yang berwarna hitam, berambut cepak pirang.. menghampirinya dan menunduk mengikat tali sepatu Krystal.

"Pulanglah.. Nuna akan merasa sedih jika kau terus berada disini."

Amber berdiri, menatap ke arah Krystal dengan tatapan yang sama pilu-nya.

Membuat Krystal semakin terpukul, ingin berteriak ataupun memukul orang itu dengan seluruh perasaannya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending