Chapter 12 [End]

Shadow

Even when I try to stop these feelings
Even when I try to hide these feelings again
You come by my side and stay with me

- Wendy Red Velvet, Let you know

5 Tahun Kemudian.
==========

"Jadi, tidak ada perkembangan untuk bulan ini?"

"Benar, Noona. Nyaris mendekati angka terbawah..."

"Separah itukah?"

Lelaki itu mengangguk, berdiri sambil setengah menunduk pada atasannya itu. Tangannya mengapit erat buku laporan terakhir perkembangan perusahaan.

Atasannya hanya berdeham, sesekali pandangannya menerawang keluar jendela ruangannya yang megah itu.
Nafasnya berat.. seberat keputusan yang akan ia ambil untuk perusahaan tunggalnya itu.

"Star Jung Company tidak pernah se-terpuruk ini.." celetuk lelaki itu sambil menelan ludah. Ia nampak takut dengan perempuan yang saat ini tengah menatapnya.
Perempuan itu hanya tersenyum, memakai setelan jas hitam dengan blus berwarna kuning.

Siapapun yang menatapnya akan terpesona, aura pemimpin tertanam kuat dalam dirinya.

"Jika perusahaan yang ku pimpin selalu berjalan dengan mulus, kurasa hal itu tidak menjadi sebuah tantangan untukku...."

Perempuan itu tersenyum, mengepalkan tangannya kemudian memukul mejanya dengan keras.

Brak!

Lelaki itu tersentak kaget, berharap bahwa atasannya itu tidak akan melampiaskan kemarahan kepadanya.

"Ilwoo."

"Ya..ya.... Noona?"

"Perintahkan seluruh divisi perusahaan untuk berkumpul di ruang rapat. Sekarang."

"Se...selu..ruhnya, Noona?"

Ulang lelaki itu dengan gugup.

Perempuan itu menoleh, kedua matanya menatap dengan sangat tajam.

"Kau di gaji bukan untuk menjadi tuli, Ilwoo. Kuperintahkan SELURUHNYA UNTUK BERKUMPUL DI RUANG RAPAT!"

BRAK!

"SEKARANG!"

Lelaki itu menunduk, mengucapkan maaf berkali-kali kemudian meminta diri untuk undur dan menyampaikan perintahnya.

Perempuan itu mendesis kesal, memijat keningnya dan menatap mejanya dengan tatapan kosong.
Meskipun dirinya terlihat nampak tegar dan kuat, saat ini ia merasa sangat gentar dan takut...

Star Jung Company berada di ambang kehancuran.

Perempuan itu meremas tangannya dengan gugup, menatap ke arah foto pada pigura kecil yang berdiri di meja kerjanya.

Foto 2 gadis yang saling memeluk.

Keduanya nampak bahagia, saling memeluk dengan perasaan sayang, menunjukkan kepada siapapun bahwa mereka pernah bahagia bersama.

Perempuan itu tersenyum dengan getir, perlahan air matanya menetes melewati pipinya yang tirus.

"Unnie..."

Senyap.

Ruangan kerjanya yang megah mendadak senyap dan dingin.

"Sudah kulakukan. Menjaga dan mencintai semua yang tertinggal disini.."

Ruangan itu kembali senyap. Menyisakan suara lembut pendingin ruangan yang masih menyala ...

"Apakah ada hal lain yang masih tertinggal? Yang belum ku temui, atau mungkin....ada hal lain yg kau ingin aku menjaganya?"

Perempuan itu berdiri, hendak meninggalkan meja kerjanya dan bergegas menuju ke ruang rapat untuk menemui seluruh kepala divisi perusahaannya.
Namun tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti, ia kembali menoleh ke belakang dan menatap ke arah meja kerjanya yang megah itu.

"Katakan padaku, Unnie. Sehingga semuanya mampu kulakukan untukmu... semuanya."

Perempuan itu kemudian terisak. Menatap ke arah name tag besar yang tertempel kuat di mejanya.
Name tag itu nampak berkilau, menunjukkan kepada siapapun yang datang dan menghadap di tempat itu.. ia sedang berhadapan dengan orang tertinggi di perusahaan itu.

Kursi dan name tag yang seharusnya di tempati oleh kakak perempuannya, bukan dirinya.

"Head Director of Star Jung Company"

Krystal Soo Jung

==========

"Wendy, berapa menit lagi rapat akan di mulai?"

Gadis setengah baya nampak terkejut, terlihat dari baju resmi yang di kenakannya, ia adalah sekretaris pribadi milik Kepala Direktur Perusahaan Star Jung Company, Krystal Jung

"5 Menit lagi, Noona." sahut sekretaris itu sambil menunduk.

"Baiklah, aku akan segera mulai rapat ini."

Seluruhnya mulai berkumpul di ruangan rapat. Banyak kepala divisi yang berusia lebih tua dari kepala direkturnya. Seluruhnya sudah tau, 5tahun terakhir posisi Direktur Jessica di gantikan secara sepihak oleh Jessica itu sendiri. Dan jabatan itu di serahkan langsung kepada adik bungsunya, Krystal Jung.

5 tahun yang berat.. dimana seorang Krystal yang awalnya di pandang sebelah mata, tidak di percayai oleh siapapun untuk memimpin perusahaan itu, berkembang pesat dan menunjukkan bakat terpendamnya sebagai seorang pemimpin.

Sifatnya yang dingin dan bijak, nyaris membuat pegawai dan seluruh staff nya setengah takut kepada dirinya.

Krystal bisa berubah menjadi sangat menyeramkan jika mengetahui kecurangan ataupun sikap tidak baik berada di perusahaannya.

Separuhnya nenaruh hati kepada direktur muda itu, kebaikan dan sikap loyal nya kepada staff membuat dirinya semakin di cintai dan di segani oleh pegawai terendahnya sekalipun.

Seluruhnya sangat tahu, Krystal Jung adalah direktur terbaik setelah Jessica Jung.

"Seperti yang kalian ketahui, perusahaan kita nyaris...."

Seluruhnya terdiam.

Tidak berani menatap wajah direktur muda itu.

"hancur."

Tekan Krystal dengan tegas, membuat seluruh kepala divisi yang berkumpul saling melirik satu sama lain.

"Katakan padaku, apa yang membuat perusahaan kita menjadi sangat lemah? Jaeyang..."

Lelaki yang di sebut Krystal nampak kaget, menunduk dengan wajah setengah takut.

"Di ..ketahui.. kita sedang terhimpit oleh dua perusahaan besar, Direktur Krystal."

Krystal mengerutkan dahi dengan heran, menatap kepala Divisi Keuangan dengan tidak mengerti.

"Maksudmu.... ada.. dua perusahaan yg berusaha menghancurkan perusahaan kita?"

"Be..benar, direktur."

Krystal tertegun, menarik nafasnya kemudian kembali bertanya.

"Beritahu padaku, dari antara 2 perusahaan itu.. mana yang paling berpotensi menghancurkan Star Jung Company?"

Semua saling menatap, berbisik satu sama lain mendiskusikan tentang hal ini.

Jaeyang kemudian berdeham, membuka catatannya dan kembali menjawab.

"perusahaan yang tengah menghimpit kita adalah perusahaan besar Kim Junsu Company, perusahaan yang di ketahui memiliki aset 50% dari perusahaan kita. Bisa di pastikan pihak perusahaan Kim Junsu akan mengambil seluruhnya, dan Star Jung Company terancam menjadi milik Kim Junsu Company.."

Lanjut Jaeyang menyelesaikan laporannya, membuat seluruhnya yang duduk di ruang rapat saling berbisik. Menunggu langkah yang akan di ambil oleh direktur mereka, melihat keadaan sangat genting untuk perusahaan ini.

"Apa..perusahaan Kim Junsu yang berpotensi besar menghancurkanku?"

Jaeyang menggelengkan kepalanya.

"Bu..bukan, Direktur. Tapi .. Kim Junsu masih bisa di atasi... di bandingkan perusahaan satunya yg sangat mustahil kita hadapi..."

Brak!

Seluruhnya tersentak kaget, menatap ke arah Krystal yang nampak geram dengan ucapan Jaeyang.

"Mu..mustahil..kau bilang?"

"Aku bertanya padamu, Jaeyang! Beritahu padaku PERUSAHAAN MANA YANG BERPOTENSI BESAR MENGHANCURKAN PERUSAHANKU!"

Seluruh kepala divisi menunduk, menelan ludah dengan gugup. karena mereka semua sudah tau.. perusahaan itu sangat besar... sangat berpotensi menghancurkan Star Jung Company hanya dalam waktu beberapa detik.

Glek.

"E..eh... Perusahaan itu adalah...."

Seluruhnya menatap ke Jaeyang, mendengarkan dengan was-was sampai nama perusahaan itu di sebut olehnya.

"Pe..perusahaan besar .. milik.. Keluarga besar Park Woojin Company."

Psstt..psst...

Seluruh orang di ruangan rapat itu sontak saling berbisik satu sama lain, menyatakan kekagetan mereka ketika mengetahui perusahan yang di kenal sangat besar itu sedang menyerang Star Jung Company.

"Perusahaan keluarga besar Park Woojin di kenal sangat berbahaya. Kekayaannya 5x lipat lebih besar dari perusahaan Star Jung company." Bisik Wendy kepada atasannya itu.

Krystal hanya mengangguk, wajahnya nampak sedang berpikir sangat keras.

"Baiklah... Kita singkirkan Perusahaan Kim Junsu, aku memilih bertemu direktur dari perusahaan Park Woojin."

"A..apaa?"

"Hah?"

"Ap..apa.. direktur Krystal sudag gila?"

Ruangan rapat tiba-tiba berubah menjadi suasana gaduh, mereka tidak menyangka Direktur Krystal memilih berhadapan dengan Perusahaan Park Woojin ketimbang perusahaan Kim Junsu.

Seperti masuk ke dalam kandang singa, direktur Krystal bisa saja kalah karena keputusannya yg mengerikan itu.

"Ta.. tapi.. direktur... Perusahaan keluarga besar Park Woojin di kenal sangat-sangat berbahaya dan ... arh... direkturnya saja dikenal tidak memiliki hati dalam berbisnis." jelas salah satu kepala divisi dengan takut.

"Ohyah? Seperti apakah direktur itu?"

"Direktur perusahaan Park Woojin di kenal sebagai lelaki yang sangat hebat dalam hal berbisnis, ia selalu mampu membawa perusahaan itu menuju posisi paling atas...."

"Ah, Lelaki yang tangguh... sepertinya menarik..." sahut Krystal dengan terkekeh, membuat seluruh ruangan itu mulai menyebutnya sebagai direktur muda yang gila.

"Apa anda benar-benar ingin menemui Direktur perusahaan Park Woojin untuk membahas masalah ini?"

Krystal mendongak, menatap wajah cemas para kepala divisi dan menjawabnya dengan enteng.

"Tentu saja. Why not?"

Suasana kembali gaduh, kecemasan nampak jelas di wajah mereka. Krystal hanya terdiam, menatap ke seluruh ruangan dengan wajah tenang.

"Oh yah, aku tidak akan datang ke sana menemuinya." celetuk Krystal dengan tiba-tiba.
Membuat seluruh kepala divisi tersenyum cerah dan lega, berharap krystal benar-benar tidak nekat dengan keputusannya.

"Direktur Krystal akan membatalkannya?" sahut Jaeyang dengan mata berbinar.

"Tentu saja tidak, bodoh. mustahil untukku datang ke sana. Biarkan lelaki tangguh itu datang menemui di ruanganku sendiri. Aku akan menunggunya di pertemuan pribadi nanti."

Bruk...

Seluruh kepala divisi menghempaskan tubuhnya di meja, setengahnya lagi hanya menganga.

Bagaimana mungkin Direktur dari perusahaan kecil seperti Star Jung Company menantang kepala direktur Perusahaan Park Woojin untuk datang ke pertemuan pribadi?

Astaga! Itu sangat tidak sopan... Direktur Krystal benar-benar sudah gila...

Krystal menarik nafasnya dengan bosan, kemudian berdiri dan meninggalkan ruangan rapat itu secepat mungkin. Merasa jengah dengan suasana gaduh para kepala divisi yang masih shocked dengan keputusannya.

"Wendy, siapkan gaun malam terbaik untuk kupakai nanti...."

Wendy mengangguk, sambil mengikuti langkah cepat atasannya itu,

"Lelaki setangguh apakah dia? Jika berhadapan dengan direktur muda sepertiku." sahut Krystal sambil terkekeh, membuat Sekretaris pribadinya mengerjapkan matanya dengan tidak percaya.

Star Jung company memiliki direktur yang sangat hebat.. entah hebat atau nekat.. Krystal Jung di kenal sangat mengerikan dalam mengambil sebuah keputusan.

==========

Krystal menyilangkan kakinya, menunggu dengan sabar pertemuan sakral antara dirinya dengan direktur Perusahaan Park Woojin.

Banyak yang khawatir dengan pertemuan yang terkesan tidak sopan ini membuat Star Jung Company semakin hancur.

Namun Krystal tidak peduli, ia hanya ingin melakukan segala sesuatu dengan hatinya. Entah kenapa.. ia merasa terpacu melakukan sesuatu di luar zona nyamannya.

Krystal tersenyum, menatap seluruh ruangan megahnya itu dengan getir.
Perasaan yang selama ini nyaris membuatnya kosong, tidak ada hal lain yang membuat hatinya terbuka.. sehingga dirinya di sebut sebagai wanita dingin yg susah di taklukkan.

Padahal ia terkenal sebagai direktur muda yang sangat cantik, elegan, dan smart melebihi pesona Jessica.

"Unnie... sudah sejauh ini... semoga kau bangga padaku."

Bisik Krystal sambil menatap lukisan kakaknya di dinding ruang kerjanya.

"Aku akan bertemu dengan direktur perusahaan Park Woojin... Yah~ menghadapi lelaki tua bangka yang mungkin saja lemah dengan pesonaku yang y ini.. kekeke.." Krystal terkekeh, menghirup wine merahnya sambil terus menatap foto Jessica.

"Noona, direktur perusahaan sudah datang." Bisik Wendy dengan lembut, membuat Krystal mengangguk dan berbalik dari lukisan Jessica.

Kakinya melangkah dengan elegan... Krystal nampak siap menghadapi segala sesuatunya demi Star Jung Company.

Gaun cantiknya terurai ke bawah, membuat lelaki manapun pasti terpesona dengan kecantikannya.

Langkah Krystal terhenti. Di depannya berdiri lelaki yang tengah menghadap belakang, menatap ke arah jendela besar yang menunjukkan suasana ramai Kota Seoul.

Krystal mengamati dengan jeli, lelaki itu nampak tidak terlalu tua. Badannya tegap seperti kebanyakan laki-laki, rambutnya klimis rapi dengan setelan jas yang juga elegan.

Tiba-tiba saja Krystal yang semula percaya diri mulai gugup, ia menepis segala prasangka buruknya dan mulai berdeham..

"Selamat malam, tuan.. Selamat datang di ruangan pribadiku. Senang bekerja sama dengan anda."

Krystal tersenyum, menegapkan tubuh indahnya.. bersiap menghadapi lelaki yang di sebut tidak berhati ketika melakukan sebuah bisnis itu.

Lelaki itu kemudian membalikkan badannya perlahan, menatap ke arah krystal kemudian tersenyum dengan sangat ramah.

Deg.

Krystal membeku di tempat.

Tangannya tiba-tiba gemetar...

Kedua lututnya lemas...

Seperti terkena sengatan listrik, dirinya diam terpaku menatap lelaki itu dengan wajah tidak percaya.

Prang!

Gelas wine di tangan kanannya tiba-tiba terjatuh.

Keduanya saling menatap satu sama lain. Mencoba saling mengenali setelah menyadari bahwa keduanya merasa familiar dengan wajah masing-masing.

Krystal terkesiap, mulutnya menganga...
Sedangkan laki-laki itu cenderung tenang, senyum tipisnya jauh dari kata dingin, lebih tampan dan membuat hati wanita manapun bisa luluh melihatnya.

"Selamat malam, Direktur Krystal..."

Lelaki itu tersenyum, Krystal masih terpaku di tempat dengan gemetar.

"Senang bertemu dengan anda. Suatu kehormatan untuk saya, direktur dari perusahaan Park Woojin, menjalin kerja sama dengan perusahaan anda."

Krystal tidak menjawab.

Seluruh pikirannya berkecamuk menjadi satu.

"Perkenalkan..."

Lelaki itu menyerahkan tangannya untuk bersalaman dengan Krystal...

Krystal hanya terdiam, perlahan tangannya meraih tangan lelaki itu dan bersalaman...

Deg. Deg. Deg.

Seperti kembali pada masa yang menyakitkan, Krystal seolah-olah terlempar di tempat yg lama.

Seperti menembus ke ruang waktu yang dulu... ketika dirinya berdiri.. berhadapan dengan seseorang yang bersisikuh hendak bersanding melindunginya.

Orang itu menepati janjinya, tidak pernah kembali menemui krystal meskipun hanya sebatas memperlihatkan batang hidungnya.

Orang itu....benar-benar menghilang dan tidak kembali...

Namun Krystal menyadari dengan sungguh, janji-janji yang di ucapkan padanya satu persatu mulai di wujudkan...

Dengan berdirinya lelaki muda yang saat ini tersenyum menatapnya.

Krystal benar-benar terkejut..... Berharap dirinya masih menapakkan kaki di atas bumi.

"Saya, Kepala Direktur Tertinggi perusahaan Park Woojin, siap membantu dan menjalin kerja sama dengan anda, Noona..."

Senyap.

Krystal merasakan tubuhnya seperti di guyur oleh es.

Amber Josephine, 5 tahun yang lalu, menghilang dengan dua janji yang masih membekas di hatinya

Berjanji akan kembali jika Krystal membutuhkan perlindungan.

Berjanji tidak akan kembali menemuinya.

Dua janji itu benar-benar terbungkus rapi dan terwujudkan.

Krystal tersenyum tipis, merasakan bahwa hidup yang ia jalani nyaris seperti sebuah permainan.
seperti puzzle yang membutuhkan kecermatan khusus untuk menyelesaikannya.. dan kali ini.. krystal nyaris selesai menyusun puzzle orang di masa lalunya..

Krystal hanya mengangguk.

Sekelabat wajah Amber kembali menyusup pikirannya.

Tidak...

Dia tidak sedang bermimpi.

"Aku, Amber Josephine.. berjanji tidak akan kembali menemui Krystal Jung, dan akan kembali... jika Krystal Jung membutuhkan perlindungan dariku.."

Perempuan tampan yang menghilang 5 tahun lalu, kembali menemuinya dengan 2 janji yang benar-benar ia tepati.

Lelaki itu kemudian tersenyum, masih menggenggam tangan Krystal kemudian ia berbisik pelan dalam hatinya..

"Sejauh ini Nuna, aku menyusuri sungai Dae hingga ke ujungnya. Adik kecilmu bertumbuh sangat pesat, tidak lagi sebagai perempuan manja yang merengek ketika tali sepatunya mulai lepas... haha.. sepertinya dia terkejut, perubahan dalam diriku membuatnya nampak bingung dan nyaris tidak mengenaliku...kekeke"

Krystal tercengang.

Setidaknya dia memahami satu hal...

Amber Josephine di masa lalunya, kembali dengan perubaham yang sangat drastis.. melakukan perubahan gender dari perempuan menjadi laki-laki.

Perlahan... Krystal membuka mulutnya dan berbisik...

"aah..a.....ahjussi?"

Lelaki itu menahan tawa, kemudian menunduk melihat sepatu high heels yang di pakai oleh Krystal.

Dengan suara khasnya, ia mulai mendekati dan berbisik pada Krystal..

"Perlukah ku ikat lagi tali sepatumu?"

 

==========
End of Shadow.
=========

Sampai bertemu lagi di Sekuel Shadow selanjutnya

"Addicted to You!"

COMINGSOON

Salam penuh cinta dan damai

Tepistalll

Baru pertama kali gabung AFF ><

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending