Chapter 3

Shadow

Hujan butuh reda.
Hati butuh jeda.
Dua orang bisa saling cinta.
Jika salah satunya mampu menahan luka.
- Author, S.D

Satu pasang baju wedding terpampang megah di lemari Jessica. Krystal termangu, maksud hati masuk ke dalam kamar Jessica untuk meminjam sesuatu. Namun ia malah terjebak di depan lemari kaca yang memperlihatkan pada dirinya, bahwa tidak lama lagi kakak nya akan menikah.
Kakak yang ia sebut sebagai pengganti eomma, yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk melindungi Krystal.
Jessica yang terus melukiskan senyum demi menunjukkan kepada semua orang bahwa ia bahagia.

Krystal memejamkan matanya perlahan, mengajak memorinya untuk berhenti mengingat bagaimana sakit hatinya ia mendengar Appa nya selalu mengucapkan hal yang sama padanya.

"kau tidak bisa."

"seharusnya kau mencontoh Jessica."

"Tidakkah kau lihat bagaimana Unnie mu berjuang meraih juara satu?"

"Krystal! Apa kau ingin mempermalukan Appa?"

"Aku tidak mempercayai diriku sendiri memiliki anak seperti kau. Apa kau pantas di sebut pewaris kedua perusahaan Star Jung?"

"Setidaknya aku beruntung memiliki anak Jessica. Dia patut di banggakan.."

Srek.

Suara isak kecil tercekat dari mulut Krystal.
Separuh hidupnya ia habiskan untuk menjadi seperti Jessica.

Bagaimana mungkin hidup seorang gadis muda sepertiku hidup dalam bayang-bayang?
Bukankah setiap manusia memiliki kehidupannya sendiri?

Krystal termenung.
Kedua tangannya perlahan mengusap kaca lemari pakaian wedding kakaknya.

Jika Unnie bisa bernyanyi, aku bisa menari.
Jika Unnie pandai matematika, aku lebih pandai berbahasa Inggris.
Jika Unnie pandai merebut hati lelaki, aku pandai mematahkannya.
Aku dan Unnie memiliki darah yang sama, tapi tidakkah Appa mengerti bahwa aku adalah Krystal?

10 tahun berlalu.

Keluarga besar memanggilku sebagai 'Jessica kedua.'

Jika suatu saat nanti aku mengecewakan mereka. Apa ini salahku? Apa ini kesalahanku yang tidak bisa menyamai Unnie?

Everyone, please. Listen to me.

Aku adalah Krystal Jung, bukan Jesica Jung.

Krystal mundur perlahan. Pikirannya berkecamuk menjadi satu. Keinginannya sudah bulat, menghentikan paradigma keluarga besarnya bahwa ia bukan Jessica.
Krystal memiliki sesuatu yang menunjukkan bahwa ia bisa menajdi dirinya sendiri, tanpa menjadi shadow atau bayang-bayang Jessica.
Krystal keluar dari kamar Jessica dengan langkah yang tegas. Menyusuri setiap tangga rumah megahnya dengan mantap. Kakinya melangkah perlahan menuju ke salag satu ruangan dimana Appa nya duduk mengurus berkas pekerjaan.

Ruang Pribadi Mr. Jung SeungGi

Krystal mengetuk pintu sambil menahan nafas, meyakinkan dirinya bahwa keputusan yang ia ambil adalah benar.

"Masuk." Suara besar berdeham, menyentak Krystal untuk membuka pintu dan masuk ke dalamnya.
Mr. Jung tertegun, menatap Krystal yang masuk ke dalam ruangannya dengan wajah datar.

"Apa yang kau inginkan?"

Krystal menatap wajah laki-laki di depannya itu dengan dingin. Berfikir dengan keras mengapa ia di lahirkan di keluarga yang sangat membosankan. Bersama dengan Appa nya yang gila hormat, mengutamakan perusahaan dan nama baiknya ketimbang mencintai anaknya dengan sepenuh hati.

"Apa yang kau inginkan? Katakan saja berapa jumlah uang yang ingin kau...."

"Berikan saja seluruh uang yang kau punya."

Mr.Jung berhenti menulis cek. Ia mendongak dan menatap anak bungsunya itu dengan geram.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan?"

Krystal tersenyum masam. Maju beberapa langkah dari tempat semula dan duduk berhadapan dengan appanya.

"Jika aku belum mengatakan apapun, bagaimana Appa bisa tahu aku menginginkan sesuatu?"

Mr.Jung mengangkat alis, melambaikan tangannya mempersilahkan anak bungsunya itu mengatakan sesuatu.

"Ijinkan aku membantu unnie."

Krystal mengucapkan kalimatnya dengan tenang. Meskipun ia mampu membaca raut wajah Appa nya yang menahan tawa.

"Membantu Jessica dalam hal apa?"

"Membantu Unnie mengurus perusahaan..atau apapun itu. Unnie membutuhkan bantuanku. Tidak selamanya Unnie bisa melakukan segalanya sendirian..."

"Stop, Krystal..."

"...aku tahu unnie akan menikah, Tyler oppa akan banyak membantu..."

"Stop..."

"..percayalah padaku, Appa...aku bisa.."

"Apa yang bisa kau lakukan untuk perusahaanku?"

Sontak Krystal berhenti berbicara. Ia menahan diri untuk tidak menangis.... meski hatinya seketika runtuh ketika appa mengatakan hal semacam itu padanya.

"Kau ingin memperlihatkan pada semua orang bahwa kau bisa seperti Jessica?" balas Mr. Jung dengan nada mengejek.
"Bukan malah membantu, kau hanya akan mengacaukan segalanya."

Krystal menarik nafasnya dengan gemetar. Jika ruangan ini kedap suara...ijinkan aku memaki laki-laki tua di depanku ini dengan suara lantang.

"Aku hanya membutuhkan Jessica. Pergilah."

Mr. Jung mengakhiri kalimatnya dengan tegas. Membalikkan kursi putarnya dan kembali fokus dengan surat kabarnya.
Tidak mempedulikan bahwa ia baru saja menumpahkan tangis dari kedua mata anak bungsunya.

Krystal perlahan terisak....

Menatap ke arah appa nya dengan bisikan kecil..

"Appa.. Kenapa kau begitu membenciku?"

==========

"Haaah, nuna... udara hari ini sangat sejuk... aku bersyukur di lahirkan sebagai salah satu pengunjung Tepian Sungai Dae..."

Hari Minggu, hari libur dimana seluruh orang menikmati hari bebasnya dengan bersantai.
Sebagian pergi memancing, sebagian lagi hanya duduk menikmati angin berlalu, atau seperti dua perempuan manis yang duduk di atas karpet piknik sambil menikmati sepotong roti sandwich.

Amber, perempuan berpakaian seperti laki-laki merebahkan kepala nya di pangkuan perempuan berambut panjang elegan, Jessica.
Sebagian pengunjung di tepian sungai Dae  yg tidak tahu bahwa mereka perempuan pasti akan mengira mereka  adalah sepasang kekasih yang sedang menikmati libur bersama.

"Aku juga bersyukur...." Sahut Jessica dengan tenang, kedua pipinya menarik senyum sambil mengusap lembut rambut Amber.

"Bersyukur karena bertemu denganku?" celetuk Amber dengan terkekeh. Jessica yang mendengarnya hanya tertawa dan mengangguk.

"Bukankah aku partner terbaikmu selama ini?" Amber bangun dan duduk mendekati Jessica.

"Sampai saat ini.. yaps." sahut Jessica dengan mantap.

"Biarkan aku jadi partnermu, Nuna... sebuah kehormatan untukku..." Amber meraih tangan Jessica dan .... cup.
Jessica menahan nafas, tangan kanannya baru saja di kecup oleh Amber.

"Aigoo.. Kau belajar darimana memperlakukan wanita seperti ini?" Jessica tertawa, menarik tangannya dengan tersipu malu.

"Belajar dari hati, Nuna. Siapapapun yang melihat Nuna tersenyum akan luluh dan melemas kan lututnya untuk bersimpuh dan menyatakah cinta." sahut Amber dengan terkekeh.

"Haha.. Omong kosong." Jessica menutup wajahnya dengan pipi merona merah.
"Apa kau nyaris bersimpuh dan menyatakan cinta padaku?" Kali ini Jessica berhenti tertawa, raut wajah serius terlihat jelas di wajahnya.

"Ah...Tentang itu..." Amber menoleh, menghadapkan wajahnya ke arah tepian sungai Dae yang ramai di isi oleh para pemancing ikan.
"Nyaris, Nuna... sama seperti kail yang mereka lempar untuk mengambil ikan... Kail yang kau lempar padaku... nyaris ku sentuh...."

"Nyaris.... sampai kapan?"

"Sampai nanti, nuna..."

"Haha.. tidak, Amber... aku lebih suka seperti ini."

Amber menoleh, kedua tangan jessica menarik kepalanya dengan lembut dan kembali merebahkan di pangkuannya.

"Aku bersyukur bertemu denganmu. Kurasa itu lebih dari cukup."

Jessica mengusap kening Amber dengan mata berkaca-kaca, kemudian ia menunduk dan mendekati wajah Amber lebih dekat....

"Terimakasih sudah mendengarkanku. Kita lalui ini bersama-sama. Aku melalui semuanya dengan mu, kau juga arus melakukan hal yg sama... jangan pernah sekalipun beranjak dan mematahkan hatimu dengan sendirian. Ada aku, Jessica Jung...yang siap menemanimu meski aku tidak pernah tau apa yang sebenarnya menjeratmu menjadi terluka seperti ini."

Amber memejamkan matanya. Hatinya bergetar ketika ia merasakan seuatu yang lembut menyentuh bibirnya.
Jessica Jung, salah satu pewaris perusahaan besar Star Jung baru saja mencium bibirnya.

===========

Krystal menguap, mengamati kakak perempuannya itu yang sedang mengurus berkas-berkas perusahaan yang tercecer di meja ruang tamu.
Perdebatan kecil bersama Appa nya memang tidak perlu ia bicarkan bersama Jessica, sudah menjadi keputusan besarku untuk berhenti menyusahkan Unnie.

Jessica memijit keningnya dengan suntuk, entah apa yang ada di pikirannya..terlihat sekali bahwa pekerjaan mengurus perusahaan adalah tugas yang berat.

"Fighting, my Unnie....you can do it..." Krystal bergelayut manja di pundak Unnie nya, berusaha bersikap seperti Krystal yang biasanya. Meskipun dalam hatinya terluka tidak bisa melakukan apapun untuk unnienya.

"Ah, bukan masalah yang besar. Pergilah tidur."

"Lalu, unnie? Tidak pergi tidur?"

"Aku sedang menunggu Tyler. Dia akan segera datang kemari." sahut Jessica sambil melihat jam tangannya.

"Ah, begitu. Baiklah aku akan di sini sampai Tyler oppa datang.. aku hanya memastikan dia tidak menculik Unnie ku sampai hari pernikahan datang." sahut Krystal sambil terkekeh, Jessica yang mendengarnya hanya tersenyum mendengarkan.

Beberapa saat kemudian seseorang yang di nanti datang, Tyler membawa bunga dan memeluk calon istrinya itu dengan penuh sayang.

"Terimakasih sudah berjuang keras, sayangku..."
Tyler menghampiri Jessica dan mencium keningnya.
Jessica tersneyum dan melepas mantel dari tubuh Tyler.

"Terimakasih kembali. Sudah makan?" Jessica melipat mantel
Tyler dan mencium pipinya. Tyler hanya mengangguk, keduanya kemudian berpelukan sambil sesekali memberi kecupan-kecupan kecil di wajah mereka.

Krystal yang melihat kakak dan calon kakak iparnya hanya bergidik ngeri. Apa aku harus berada di sini melihat mereka bermesraan?

Tyler memeluk Jessica dengan erat, ketika melihat Krystal berada di situ, ia tertawa dan berteriak

"Hei, anak kecil. Sampai kapan kau berada di sini, hah?"

Krystal mencibir, perlahan ia beranjak dari sofanya dan berteriak ke arah Tyler.

"Awas saja kau, huh...."

"Awas apa, hah? Jessica is mine..hweeek..." ejek Tyler sambil menjulurkan lidahnya.

Jessica tertawa, menenggelamkan wajahnya di leher Tyler tanpa berani menampakkan wajah merahnya di depan adiknya itu. Ia tidak ingin di hari bahagianya sebelum pernikahan, Krystal melihatnya sedang menahan tangis.....

==========

"Sampai kapan kita berada disini?"

Suasana senyap. Udara yang melewati tepian Sungai Dae terasa lebih bersahabat dan hangat.

"Sampai Nuna selesai mengingat yang dulu." sahut Amber dengan pelan. Tangannya mengusap lembut rambut Jessica yang bersandar di bahunya.

"Aku sudah mengenalmu dengan baik. Begitu sebaliknya....." ucap Jessica perlahan.

"Aku tahu siapa kau sebenarnya. Kau juga tahu siapakah Jessica Jung sebenarnya. Bukankah kita pertner terbaik dalam menjaga rahasia?"

Amber tersenyum, menganggukkan kepalanya sambil menatap aliran sungai Dae yang tenang.

"Selalu, Nuna.. tidak akan ada yang berubah dari kita. Suatu kehormatan yang besar...."

"Sst."

Jessica menutup mulut Amber dengan telunjuknya.

"Aku yang jauh lebih merasa terhormat di pertemukan denganmu...."

Amber menoleh, bibir Jessica baru saja menyentuh pipinya.

Rasanya hangat....

"Tidak lagi bertanya tentang perasaanku?" bisik Amber perlahan, kedua matanya bertemu dengan mata Jessica.

"Tidak." Jessica tersenyum puas, menarik lengan Amber lebih erat dalam pelukannya.

"Tidak, Amber. Kurasa aku sudah tahu jawabannya...."

Jawab Jessica dengan senyum yang lebar.

Amber mengangguk, membiarkan dirinya terus menerus menatap ke arah Jessica, perempuan yang tak pernah berhenti mendengarkan dirinya berkeluh kesah..

Sejauh ini, Nuna. Tepian Sungai Dae tidak pernah surut menemani kita berteduh dalam ribuan pertemuan. - Tepistalll.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending