Chapter 6

Shadow

Ketidaksanggupan dalam membahagiakan orang yang kau cintai terkadang bisa digantikan oleh orang lain.

Dan pada saat itulah kau di hentikan....

Tapi cintamu akan terus bertumbuh seiring dengan waktu yang siap membawa mu kembali menatap matanya.

- Author, S.D
.
.
.

"Aku tampan, tapi aku bukan laki-laki. aku Amber.." Orang itu meraih tangan Jessica dan bersalaman.
"...ah ingat, aku perempuan."

Jessica menerima perkenalan itu dengan gugup, meski pada akhirnya ia merasakan sudut kedua pipinya tertarik membentuk sebuah senyuman.

"Ck, ah. Aku tidak tega mendengar perempuan seperti kau berteriak seperti itu. Setiap hari. Aku yakin suara indahmu akan tersiksa."

"Se..tiap hari?" tanya Jessica dengan mata melebar.
"Setiap hari kau melihatku..."

"Tentu saja. Aku selalu berada di sini sekedar melukis atau melempar batu. Tidak ku sangka sebagian air di sungai Dae bergetar karena suaramu....."

Keduanya mulai tertawa. Berkenalan satu sama lain sampai akirnya Amber memilih memanggil Jessica dengan sebutan "Noona."

"Nah, Nuna. Terimakasih sudah bersedia meluangkan waktu untuk berteman denganku."

Jessica mengangguk, tangannya masih kuat melempar batu ke arah sungai.

"Tempat ini sangat menarik. Aku akan datang kembali besok..."

Pluk.

Satu persatu batu di lempar jauh oleh Jessica.

"Untuk menemuimu." ucap Jessica lirih.

Amber terpaku. Kedua matanya masih menatap kosong ke arah sungai. Perlahan ia menoleh ke arah Jessica dan bertanya

"Mengapa Nuna ingin kembali menemuiku?"

Jessica tersenyum, keduanya mulai saling menatap.

"Karena kau adalah orang yang baik, Amber."

Srek.

Amber tersenyum. Sekelabat ingatan tentang dirinya dan Jessica terus berputar di kepalanya.
Hal yang menarik, ketika Krystal mengatakan alasan yang sama ketika Amber bertanya mengapa ia ingin kembali menemuinya di tepian Sungai Dae.

"Hai, Ahjussi!"

Amber menoleh, menatap ke arah perempuan yang memakai mantel hitam garis abu-abu berlari ke arahnya.

"Wow, kali ini memancing?"

Amber tidak menjawab. Mengamati dengan jeli perempuan itu kemudian tersenyum.

"Apa aku terlambat? Ah! Kau sudah dapat ikan?"

Lagi-lagi Amber terdiam, memegang alat pancingnya dengan santai.. tanpa memperdulikan Krystal yang sedari tadi mengoceh di depannya.

"Unnie ku sangat sibuk mengurus pernikahannya... pft.. kudengar dia juga sibuk mengurus perusahaan.. Entah Unnie yang terlalu hebat atau Appa yang terlalu bodoh. Membiarkan unnie ku bekerja sendirian tanpa membiarkan aku membantunya."

Omel Krystal sambil mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya.
Srak.
Satu kotak berisi roti sandwich terbuka di depan mereka berdua.

"Cobalah, ahjussi. Aku yang membuatnya." Krystal menyodorkan roti buatannya sambil tesenyum riang.

Lagi-lagi Amber hanya menatapnya dan membisu.

"Whee? Kenapa? Ahjussi!" Krystal menepuk-nepuk punggung Amber dengan kesal.
"Ambil dan makanlah!"

Nihil. Amber hanya memasang wajah datar tanpa memberikan respon apapun.

"Apa kau zombie, ha? Dasar kau...."

"Sebenarnya siapa yang kau panggil dengan sebutan ahjussi?" sergah Amber dengan tenang, matanya menatap tajam ke arah Krystal.

"Ehehehe...." Krystal hanya tersenyum dengan ekspresi meminta ampun pada Amber.
"Baiklah, baiklah. Amber.. Maafkan aku..."

Amber tidak merespon, kemudian ia mengambil roti buatan Krystal dan memakannya.

"Hmmh.." Amber mengunyah tanpa mengatakan sesuatu.
Tiba-tiba Krystal menunduk memgamati wajah Amber lebih dekat.
Amber mengerutkan dahi dengan heran, sedikit mundur karena Krystal terus menerus mendekati wajahnya.

"Apa rasanya enak?" bisik Krystal dengan was-was.

"Huk!" Amber tersedak, buru-buru mengambil botol milik Krystal dan meminumnya.

"Omo.. ceroboh sekali...." pekik Krystal sambil memijat tengkuk Amber.
"Apa rasanya terlalu enak sampai kau tersedak, ahjussi? Kekeke." celetuk Krystal sambil terkekeh. Amber hanya menggeleng sambil mengusap tenggorokannya.

"Pertanyaan teraneh yang pernah ku temui. Apa ini kali pertamanya kau membuat sandwich?"

Krystal mendengus sebal dan mengangguk.

"Tidak buruk. Lumayan." Sahut Amber kembali fokus dengan alat pancingnya. Krystal yang mendengar komentar dari Amber hanya menunduk tersipu malu.

"Rasanya memang tidak seenak buatan Jessica."

Deg.

Dada Krystal tiba-tiba saja mencelos.

Raut wajahnya mendadak berubah datar dan sendu....

"Tapi untuk pemula sepertimu... rasanya sangat enak.." lanjut Amber sambil mengacak-acak rambut Krystal.
"Ah, haha. Iya... terimakasih..." sahut Krystal dengan tawa kecilnya, menarik kedua pipinya untuk tersenyum...meski matanya bergetar kecil karena kecewa.

Kalimat yang ku benci tidak seharusnya ku dengar disini.

batin Krystal perlahan, menepis setiap bersit kecewa karena bayang-bayang Jessica tak pernah lepas darinya...

"Ah! Kemarikan, Amber. Aku ingin mencoba memancing.. berikan padakuuuu.." Krystal merebut paksa pancing Amber dan memegangnya. Amber hanya menarik nafas maklum dan menyerah ketika Krystal mengganggu dirinya yg tengah asyik memancing.

"Apa Unnie mu benar-benar sibuk menyiapkan pernikahannya?" Amber memutuskan untuk membuka pembicaraan daripada mendengar Krystal berceloteh tentang ikan, musim dingin, atau tentang halhal yang menurut Amber sulit dimengerti.

"Sangat sibuk! Ah, terkadang aku tidak mengerti mengapa aku tidak berguna di...."

"Apa unniemu bahagia?" sela Amber dengan cepat, dahinya berkerut penuh penasaran.
Krystal lantas menoleh, sedikit merasa aneh karena pertanyaan yang Amber berikan tidak selaras dengan jawaban yang baru saja ia berikan.

"Tentu saja bahagia." sahut Krystal mantap.
"Awalnya aku sempat ragu jika Unnie ku bahagia bersama Tyler. Namun sebelum datang kemari seperti biasa aku lihat mereka berpelukan di ruang tamu dengan mesra dan.... "

"Ah, benar. Itu menunjukkan bahwa Unnie mu memang sudah bahagia." Amber menyela kalimat Krystal sengan senyum getir. Krystal tidak menyadari itu dan melanjutkan kegiatan memancingnya.
Amber merespon setiap kalimat Krystal dengan baik, meski terkadang matanya sukar lepas dari senyum sang Nuna, yang ia lihat sekilas melewati raut wajah Krystal.
Krystal tidak berhenti bercerita bagaimana Tyler dan Jessica memamerkan kebahagiaan di depannya.
Hal itu di dengar Amber dengan baik pula, meskipun ia merasakan dingin yang luar biasa menusuk tulangnya... Terlebih
lagi menyentuh hatinya yang perlahan berubah menjadi dingin dan kaku.

Pagi hari di tepian Sungai Dae memanglah sejuk.
Menyisakan beberapa alasan untuk memancing di pagi hari.

Karena sabar adalah kunci utama dalam menanti.

Drttt...drrrt....

Amber merasakan getar handphone di sakunya. Ia menatap ke arah Krystal yang masih berceloteh di sampingnya.
Perlahan Amber mengambil handphone kemudian membaca pesan barunya.

Sesak.

Ia benci merasakan suasana hati seperti ini.

Entah senang atau justru semakin terluka...
Pesan yang baru saja ia terima berasal dari sang Nuna, Jessica.

From : Nuna Jessica

Message :

Aku sedang berusaha bertahan.

Tenagaku terkuras habis.

Sisakan satu pelukan untukku.

Nuna mu ini nyaris mati karena menahan luka.
Kumohon, satu pelukan darimu cukup membuatku bertahan hidup lebih lama.

Malam sebelum hari pernikahanku, ku tunggu kau di kursi seperti biasa di Tepian Sungai Dae.

==========

"Ahjussi itu memang kadang menyebalkan. Dia bersikap seakan-akan sudah tua dan... heuh... mengertilah unnie, mengapa aku menyebut teman mu itu ahjussi."

Jessica tertawa, perbincangan kecil bersama adiknya di ruang makan memang hiburan tersendiri untuknya.
Mendengar Krystal yg sudah berteman dengan Amber, membuatnya semakin lebar dalam tersenyum.

"Tapi unnie.. meskipun dia perempuan.. dia sangat tampan, lebih tampan dari Tyler oppa." bisik Krystal sambil terkekeh, membuat Jessica sontak tersedak dan tertawa.

"Aigooo. Tentu saja tidak. Tyler lebih tampan!"

Jessica dan Krystal saling menepuk sama lain, menghabiskan waktu makan bersama dengan hangat dan penuh tawa.

Namun itu semua tiba-tiba sirna dari wajah Krystal. Lelaki bertubuh besar tegap yang tidak lain adalah appa nya, perlahan menghampiri meja makan dan bergabung bersama mereka.

"Makanlah yang banyak, Jessica. Jangan sampai di hari pernikahanmu nanti kau jatuh sakit" celetuk appa sambil berdeham.

"Iya, Appa..."

"Dan kau, Krystal... lihatlah unniemu..."

Sraak.

"Aku sudah selesai makan." sergah Krystal sambil berdiri dari kursinya.

"Appa sedang berbicara. Apa itu hal sopan untuk pergi dari meja makan?" sahut Appa dengan tegas.

"Apa aku tuli, appa? Mendengarkan hal yg sama...."

"Dengarkan, Appamu ini berbicara...."

"...setiap hari mendengar Appa menuntutku untuk...."

"Appa, Krystal, hentikan...." Jessica nampak cemas melihat Appa dan adiknya mulai berdebat sengit seperti biasanya.

BRAK.

"BAGAIMANA MUNGKIN KAU BISA MENYELA UCAPAN APPA SEDANGKAN KAU BELUM MENDENGAR SEMUANYA!?"

Krystal merasakan rahangnya kaku. Matanya terpejam meski telinga dan hatinya nyaris panas menerima bentakan dari Appanya.

"KALAU KAU MASIH BEBAL SEPERTI INI, JANGAN JADI ANAKKU!"

"Appa! hentikan.." Jessica berteriak dengan geram.

"Ne, Appa. Coret aku dari pewaris perusahaan mu." Ucap Krystal dengan nada dingin.
"Aku tidak membutuhkannya. Jessica unnie lah pahlawan dalam keluarga ini. dan aku? Cih. Yang siap menghabiskan seluruh hartamu nantinya...."

"DASAR ANAK TIDAK TAHU DI..."

"Dasar Appa yang tidak tahu cara mendidik dan mencintai anaknya.."

"Krystal, hentikan..." Jessica menutup wajahnya dengan lelah, tangisan pecah dari kedua matanya.

"Aku bahkan tidak berniat memiliki anak punya kakek seperti kau..."

"PERGI DAN JANGAN MENUJUKKAN WAJAHMU PADAKU!"

"Fine. Aku pergi."

Krystal menarik kursi dan berlalu dari meja makannya. Tangis yang semula ia tahan mulai pecah. Keadaan hatinya semakin kalut, jika terluka tidak cukup menggambarkan keadaan hatinya... hancur tak tersisa adalah kalimat yang tepat untuk menggantikannya.

Krystal terus melangkah, tak peduli meskipun Jessica meraung memanggil namanya.

Krystal terus saja berjalan..

Entah kemana arah kakinya melangkah ia membiarkan kata hati yang menuntunnya..

Meskipun ia tahu, dirinya tengah berlari ke arah Tepian Sungai Dae....

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
S_drajad #1
Chapter 1: Di wattpad nama tepistalll kok gak ada ya? Boleh tau apa nama akun nya di wattpad?
neo2this #2
Chapter 12: Mewek mewek dah bacanya....ibarat lagu liriknya menyayat hati....good job dear author...
Dekpabbo #3
Chapter 11: Huuuuhhhhh.. Daebak, daebak, daebak... Author daebak, baca cerita ini membuat nyesek sendiri. Kehilangam kakak? Kena bngt thor..
realreborn #4
Chapter 12: Damn you authornim!! Baca nya aja saya nyesek sendiri, hancur ati bacanya juga..anjeer!
Tp si amber transgender..haha keren idenya
ditunggu sequelnya..
gamsahamnida!
tania07 #5
Chapter 12: siaaal, ini cerita yg paling sedih yg pernah ku baca thor, terus lh berkarya!!!! kryber is real!! aku fans mu thor!!
jasonds #6
Chapter 6: nice story author nim....please make it kryber for the ending