Dua belas

Hide Away

Seungwan bersandar di sofa super empuk di ruangan bernuansa broken white itu, ruangannya terasa begitu dingin sama seperti pemiliknya. Ia bersandar santai sambil membaca sebuah buku di tangannya, terlihat sangat serius.

"Serius banget," Yoongi duduk tepat di samping Seungwan, mengapit Seungwan sampai gadis itu bersandar ke lengan sofa. Tanpa bicara apapun lagi Yoongi menarik Seungwan agar bersandar padanya, tanpa menolak Seungwan pun menyandarkan dirinya ke tubuh Yoongi dengan kaki di tekuk terangkat keatas sofa. Membuat Yoongi harus menopang seluruh tubuh Seungwan, mereka begitu dekat.

"She said, true love has a habit of coming back." kata Seungwan yang masih menyandarkan kepala nya di dada Yoongi sambil membaca buku di tangannya. Tangan Yoongi bergerak mengelus lembut rambut Seungwan.

"Hmm.." Yoongi hanya bergumam, pertanda meminta Seungwan melanjutkan kata-katanya.

"Tapi di cerita ini mereka ga pernah saling berkomunikasi lagi sama sekali selama dua tahun."

"Terus,"

"Menurut Kakak endingnya mereka bakal bareng lagi ga?" kali ini Seungwan menggeser tubuhnya sambil menutup novelnya agar bisa melihat Yoongi.

Tangan Yoongi masih menahan Seungwan dalam rangkulannya, ia tak mau Seungwan terlalu jauh meskipun sebenarnya Seungwan tidak akan duduk lebih jauh karena dia sudah ada di ujung sofa.

Yoongi mengerutkan keningnya berpikir.

"Hmm.. Kalau ending-nya bahagia, berarti mereka bakal bareng-bareng lagi." jawab Yoongi asal, tidak mau terlalu berpikir keras tentang hal yang tidak penting.

Mendengar jawaban itu Seungwan mendengus kesal sambil mendorong bahu Yoongi kesal.

"Hih, kalo itu sih udah jelas." kata Seungwan sambil mengerucutkan bibirnya, hal itu pun membuat Yoongi terkekeh geli sambil mencubit bibir Seungwan gemas.

"Ya udah-yaudah di jawab serius." kata Yoongi masih sambil menatap Seungwan dan mengelus rambutnya lembut.

"Ya udah jawab." Seungwan tidak pernah menyadari hal ini. Setiap kata yang ia ucapkan saat kesal selalu terdengar manja.

"Kalau pemeran lelakinya itu kakak, dan perempuannya itu kamu. Pasti bakal balik lagi.." kata Yoongi menjawab semakin melantur.

"Ih apaan sih, ngaco ah gak nyambung!" protes Seungwan sambil menggerutu.

"Heh denger dulu." kata Yoongi sambil membekap mulut Seungwan, Seungwan mengerucutkan bibirnya di balik telapak tangan besar Yoongi. Kali ini Yoongi menatap Seungwan serius.

"Cause no matter how long did you left me, that no really matter.." Seungwan mendengar tiap kata yang Yoongi katakan, semuanya terdengar sangat serius. Tanpa sadar Seungwan memundurkan kepalanya karena Yoongi perlahan mencondongkan wajahnya mendekati Seungwan.

"My feeling won't change," kata Yoongi lirih sambil menatap Seungwan dan tersenyum tipis, tapi tetap saja terlihat sangat tampan dimata Seungwan. Di tambah lagi jarak antara wajah Yoongi dan Seungwan sangat dekat, membuat Seungwan merasa pipi nya memanas.

Melihat itu Yoongi pun tidak bisa menahan senyumnya, bahkan ia ingin tertawa melihat wajah tersipu Seungwan.

"Iih kan, gombal!" kata Seungwan dengan tidak sopannya menjauhkan wajah Yoongi dengan cara mendorongnya kasar. tahu pasti wajahnya akan terlihat memerah padam sekarang.

"Loh, gak gombal. Beneran," kata Yoongi mendekatkan dirinya lagi pada Seungwan.

"Ngg, emang mau pisah-pisahan gitu.." Seungwan bicara hati-hati, antara malu dan ragu untuk mengatakannya, "sama Aku.." sambung Seungwan bicara semakin lirih. Yoongi yang sudah memperhatikan kata-kata super pelan Seungwan itu langsung terkekeh lagi, sikap malu-malu Seungwan terlihat lucu di matanya.

"Terserah kamu mau apa engga," kata Yoongi dengan gaya sok cool-nya sambil mengangkat bahunya. Mendengar candaan Yoongi yang menyebalkan itu membuat Seungwan dengan gemas mencubit, atau bahkan tepat nya menarik pipi Yoongi.

"Jawabannya nyebelin," protesnya. Meskipun dalam kenyataannya Yoongi memang tidak mempunyai ikatan yang pasti dengan Seungwan, tapi tetap saja keduanya tahu persis perasaan masing-masing. Tentu saja ada perasaan tak ingin berpisah, ingin selalu bersama, dan saling memiliki tentunya.

Untuk kesekian kalinya Yoongi terkekeh mendengar protesan Seungwan.

"Ya udah Kakak kan nanya, kamu mau pisah saama kakak atau engga." kata Yoongi dengan sengaja menggoda Seungwan.

"Ya menurut kakak aja gimana," kata Seungwan mencibir sebal pada Yoongi.

"Ya paling kamu juga nanti yang ning—nggulun kuku." Yoongi tetap melanjutkan kata-katanya saat Seungwan menutup mulut lelaki itu.

"Ada juga Kakak tuh yang suka ninggal-ninggal aku." kata Seungwan yang langsung memotong kata-kata Yoongi sambil menutup mulut Yoongi. Yoongi yang mulutnya masih ditutup Seungwan menggelengkan kepalanya seperti anak kecil.

"Bohong,"

Yoongi menggeleng lagi.

"Enggak apa?" Kata Seungwan masih sambil menutup bibir Yoongi. Yoongi melepas tangan Seungwan dari mulutnya.

"Enggak akan ninggalin kamu Say..umm." lagi, Seungwan menutup bibir Yoongi saat akan melayangkan kata-kata itu. Yoongi terus saja tertawa geli dengan tingkah Seungwan, ia melepas tangan Seungwan lagi dan menahan tangannya di lengan sofa. Membuat Seungwan benar-benar tersudut dalam dekapan Yoongi, di tambah dengan gerakan spontan Yoongi yang mengecup bibir Seungwan secara tiba-tiba.

Seungwan tercekang, ini pertama kali nya seseorang menyentuh bibirnya selembut ini, ciuman pertamanya.

Dia benar-benar syok, terkejut. Meskipun hanya sekilas, tapi dia benar-benar bisa merasakan hangat dan lembutnya bibir Min Yoongi dan membuat perutnya merasa tergelitik. Seungwan hanya terdiam menatap Yoongi yang juga menatap Seungwan sambil tersenyum.

"Apa? Mau lagi?" goda Yoongi sambil menatap Seungwan nakal. Bukan melawan atau marah seperti biasa nya saat di goda oleh Yoongi, kali ini Seungwan malah menyembunyikan wajah nya di balik dada Yoongi malu-malu. Hal itu pun membuat Yoongi tak bisa menahan rasa gemasnya untuk menarik Seungwan kedalam dekapannya.

Rasanya ia tak pernah ingin berpisah dengan Seungwan.

...

Masih ingat apa alasan utama Seungwan mengakhiri semuanya? Atau masih belum paham betul sebenarnya apa yang membuat Seungwan mengakhiri semua rasa itu dengan Min Yoongi?

Waktu, dan Kepastian.

Katakan lah Seungwan terlalu kekanak-kanakan. Ia ingin Yoongi sepenuhnya selalu ada untuknya. Ia ingin Yoongi menahannya, dan menunjukan bahwa lelaki itu benar-benar membutuhkannya, benar-benar menginginkannya. Seungwan ingin Min Yoongi menjelaskan dengan pasti, hubungan apa yang mereka jalin waktu itu.

Pada kenyataannya Min Yoongi tidak butuh hal itu, ia merasa sudah menunjukan sejelas-jelasnya bahwa ia ingin Seungwan menjadi miliknya, selalu bersamanya.

Tapi karena semua keraguan Seungwan, hal itu pun membuat Yoongi menyerah. Katakan saja Yoongi pengecut karena tak pernah berusaha menjelaskan semuanya.

Ia hanya berkecambuk dengan logikanya sendiri. Lebih baik Seungwan mencari lelaki lain yang lebih bisa membuat Seungwan bahagia, dari pada Seungwan terus bersamanya, dan juga terus menerus menampung semua kekecewaan yang ia buat.

Meskipun dengan sangat amat berat hati mengikuti logika nya, Yoongi pun berusaha melepas Seungwan.

Mereka berdua sama saja, sama-sama mengesampingkan ego dan memperjuangkan logika nya. Padahal apa salahnya mengalah untuk hati?


Min Yoongi tahu bahwa ia terlalu berlebihan dalam menjalankan perkerjaannya. Terlalu serius dan terlalu bekerja keras. Tapi, itu lah wataknya. Kadang ia ingin berubah untuk lebih santai, kadang berandai kalau saja dulu ia lebih bisa membagi waktu dengan Seungwan.

Tapi kalau saja Yoongi tidak seperti itu, mungkin sekarang juga dia tidak akan seperti ini.

Duduk di dalam sebuah lingkungan kerja elit, dan menjadi seorang yang paling penting juga di hormati di lingkungannya.

Untuk umur yang cukup muda, dalam dua tahun Yoongi sudah menempati kepala bagian sebuah biro penting di departemen perhutanan negara.

"Bos,"

"Hmm,"

"Besok mau kondangan sama siapa Bos?"

"Baru balik cuti udah diajak ondangan aja."

Yoongi baru setahun di pindah tugas kan kembali ke tempat asalnya. Pekerjaannya di lokasi penugasan sementara setahun lalu memang cukup memuaskan, membuat Yoongi bisa kembali ke kantor pusat seperti sekarang.

"Sama lu aja," kata Yoongi sambil berpaling dari laptop nya, dan menatap bawahannya sekaligus sahabatnya itu. Kim Namjoon.

"Dih, dikata homo nanti bos. Gue mau jalan sama Meira dong." kata Namjoon sambil menaik turunkan alisnya. Ada niat mengejek sahabatnya itu.

"Gampang, ajak staf lain aja." kata Yoongi asal.

"Nah itu dia, ajak staf magang aja. Kan banyak tuh bos, bening-bening pula, tinggal di pilih."

Yoongi mengerutkan keningnya mendengar tawaran Namjoon.

"Yang akrab sama gue lah ngajaknya." tolak Yoongi. "lagian gue juga belum liat anak-anak magang itu, ada berapa?" tanya Yoongi lagi sambil melihat Namjoon.

"Yaelah cuma tiga bos, Kirana, Stefi, sama Seungwan."

"Eh siapa?"

"Kirana, Stefi, Seungwan." ulang Namjoon lagi dengan nada sedikit bingung, karena sepertinya Yoongi terdengar cukup tertarik dengan tiga nama itu.

"Seungwan.." ujar Yoongi lagi lirih.

Dan detik selanjutnya Yoongi sibuk dengan pikirannya sendiri.

...

"Wan, katanya atasan kita udah selesai cuti." Seungwan menoleh saat Stefi bicara padanya.

"Terus kita harus ngadep ke dia gak nih?" tanya Seungwan setengah berbisik pada Stefi. Gadis berperawakan kurus tinggi itu hanya mengangkat bahunya.

"Tunggu di suruh aja kali, ya? siapa tau nanti lewat-lewat." kata Stefi sedikit ragu. Seungwan pun mengangguk-angguk.

"Btw kemarin tu orang cuti apa sih?" tanya stefi lagi, Seungwan terdiam berpikir sejenak.

"Lahiran kali yah." jawab Seungwan asal dengan nada bergurau. Hal itu sontak membuat Stefi terkekeh geli begitu juga dengan Seungwan yang membuat lelucon bodoh itu.

Sudah tahu atasan mereka itu adalah lelaki yang katanya cuek dan dingin.

"Kira-kira kemarin saya lahiran nya caesar atau normal."

"Pfft."


Saat itu juga Stefi membekap mulutnya yang sedang tertawa. Sementara Seungwan, tak perlu mebekap mulutnya untuk menghentikan tawanya itu. Mendengar suara itu saja membuat Seungwan merasa nafasnya berhenti sampai di situ, Syok.

Sedikit ragu, Seungwan pun menoleh.


Tidak bisa bicara lagi, ia hanya tersenyum lebar menunjukan gigi-gigi putihnya pada sosok lelaki berambut hitam legam itu. 

"Pagi Pak Yoongi."


Awkward

...


 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Omg wenga >_<"
piipii
#2
Oya btw aku nyariin uname kamu kok ga ketemu ya??? Hhhe
piipii
#3
Chapter 17: Yampun chapter 11 emg bikin nyesek. Ihh kae gini makin pengen liat mrka menderita lbh lagi. Wkwkwk. Angst itu emg addict. Hhha
ohya, gi aku bisa jugabloh manja2 kekanakan ke kamu kae seungwan. Wkwwkk
Kartikaandana #4
Chapter 12: Jangan makinnn rumiiiit dong
Gw pingin lat wenga moments omggg❤️❤️❤️
Kartikaandana #5
Chapter 11: Watdoooooohhhhh yoongi ma seungwan konflik mulu :'(((((
Kartikaandana #6
Chapter 9: Lanjoooooooooot omg❤️❤️❤️
sfnslsbl #7
Chapter 5: tolong dilanjutkan. omfg. OMFG.
Jaessy #8
Chapter 5: asli sih Yoongi bikin gemes banget hahaha ayo update lagi thor ^^
xolafsonv #9
Chapter 5: Next ya seru wkwk