Tujuh

Hide Away

" kak, ada bang Yoongi tuh di luar."

Seungwan yang saat itu sedang tidur tengkurap diatas ranjang nya sambil mengerjakan tugas nya langsung mengangkat kepala nya. Menatap adik laki-laki nya yang masih berdiri disana.

Tak mau lama-lama menunggu adik laki-laki nya pun berjalan meninggalkan Seungwan sebari mengangkat bahu nya.

 

 

Saat itu Yoongi sedang bersandar di mobil ford everest hitam nya yang gagah. Ia menolak untuk masuk meskipun di persilahkan.

Ia baru saja membuat seungwan marah, ngambek. Ini karena Yoongi tidak memberi kabar karena hilang tanpa kabar sama sekali dalam 2 hari ini dan seungwan malah memergoki Yoongi sedang pergi berdua dengan seorang rekan perempuannya.

Seungwan berubah dingin dan mengabaikan Yoongi meskipun ia kelihatan biasa saja.

"kak." Yoongi langsung menenggak saat mendengar suara Seungwan yang memanggil nya dari atas. Dari balkon kamarnya.

"seungwan!" Yoongi terlihat memangggilnya dengan semangat dan antusias seakan ingin langsung loncat keatas saja agar bisa langsung menghampiri Seungwan.

"ngapain lu ka?" tanya Seungwan santai sambil menatap Yoongi dari atas.

Iya santai, tapi justru sikap santai seungwan itu bukan lah sikap Seungwan yang sebenarnya. Meskipun mereka belum terlalu dekat tapi Seungwan memang selalu antusias setiap bertemu Yoongi.

Yoongi menghela nafas sambil tersenyum menatap Seungwan.

"turun sini, gua mau traktir nih makan di luar." Yoongi berusaha bersikap sebiasa mungkin. Meskipun sebenarnya ia cukup khawatir kalau Seungwan benar-benar marah dan tidak mau bicara pada nya.

"yampun kak, gue udah makan. Telat lu mah." gerutu Seungwan sambil cemberut menatap Yoongi.

"turun dulu aja lah sini," pinta Yoongi setengah memaksa. Seungwan memutar matanya sebal.

"tunggu bentar. "

 

 


.
.
.

Ini yang Yoongi suka dari Seungwan, gadis ini terlampau apa ada nya. Selama ini ia jarang sekali melihat Seungwan merias diri secara 'wow' . Bahkan kelihatannya Seungwan jarang sekali dandan.

Tanpa waktu lama mereka pun sudah berada di mobil.

" lu kenapa sih? " Yoongi yang sedang menyetir menatap Seungwan yang sedang serius memainkan ponselnya. Seungwan langsung menoleh sambil menaikkan alis nya menatap Yoongi.

"kenapa apa nya kak?" tanya Seungwan berpaling dari ponselnya. Ia meletakkan ponselnya di tas kecil yang ia bawa sambil kemudian merapikan ikatan rambut nya yang asal.

"marah ya sama gua?" tanya Yoongi lagi, Seungwan saat itu hanya menatap Yoongi dengan kening berkerut.

"gua telepon gak dia angkat, gua bbm gak di baca, gua Line, gua Whats up juga gak di baca. Marah?" tanya Yoongi lembut sambil sesekali menatap Seungwan dan jalanan bergantian.

"kalo marah gue gak akan mau lu ajak keluar." kata Seungwan cuek. Tapi Yoongi tahu, pasti Seungwan sebenarnya kesal setelah melihat Yoongi dan rekannya kemarin.

"terus kenapa?" tanya Yoongi lagi.

"ya enggak apa-apa, lagi gak pengen aja." jawab Seungwan santai.

Yoongi menghela nafas sambil tersenyum.

"jangan cuek gitu dong." kata yoongi tanpa melihat Seungwan karena ia juga fokus pada jalanan di depannya.

"dih, lu juga sering cuek ke gue." protes Seungwan sambil mengerucutkan bibirnya sebal dan entah kenapa jawaban Seungwan itu membuat Yoongi terkekeh geli.

"ya maaf, sayang." jawab Yoongi santai sambil mengacak rambut Seungwan, tapi jawaban itu berhasil membuat pipi Seungwan memanas.

"apaan sih." lebih terdengar seperti marah-marah dari pada malu-malu, Seungwan menepis tangan Yoongi.

Tapi melihat itu justru Yoongi terkekeh lagi.

"maaf yah kakak kemarin gak hubungin kamu. Tapi benaran deh kakak lembur terus tepar pas hari minggu."

"hmm udah tau, ngapain pake minta maaf coba."

"terus yang kemarin itu namanya Naya. Dia temen se kantor, abis liat lokasi bareng terus kebetulan makan aja." Yoongi tidak peduli kata Seungwan.

Mungkin Seungwan selalu bersikap seolah ia tidak peduli dengan masalah Yoongi dengan perempuan, tapi Yoongi sebenarnya paham. Seungwan pasti kesal, bisa di bilang kalau boleh besar rasa Seungwan pasti cemburu.

Mengingat hal itu membuat Yoongi gemas sendiri pada Seungwan.

"hm.. Temen. Kirain gebetan hehehe." kata Seungwan cengengesan setelah mendengar penjelasan Yoongi.

"kalau dia gebetan, kamu siapa dong?" Yoongi bicara tanpa melihat Seungwan, tapi ada Senyum nakal di wajah nya yang berhasil membuat Seungwan lagi-lagi merasa pipinya memanas.

Apalagi mendengar Yoongi yang biasa menggunakan kata ganti gue-elu itu jadi kedengaran lebih manis dengan memanggil Seungwan 'kamu'

"dih gajelas." jawab Seungwan sambil memalingkan wajah nya. Yoongi terkekeh geli. Ia pun mengacak rambut Seungwan gemas

"Seungwan, Pokoknya kalau kamu liat kakak sama cewe lain mereka itu cuma temen. Ga lebih," kata Yoongi masih meletakkan telapak tangannya di puncak kepala Seungwan

"loh aku juga cuma temen kakak." protes Seungwan dengan nada kekanak-kanakannya, tanpa sadar Seungwan juga mulai mengganti kata ganti untuk menyebut diri nya sendiri.

Lagi-lagi Yoongi terkekeh mendengar nya. Tapi benar kata Seungwan, mereka memang hanya teman untuk sekarang.

"tapi beda Say-- ummp." Seungwan langsung nenutup bibir Yoongi sebelum ia melanjutkan kalimat nya dengan panggilan kesayangan yang sudah ia sebut-sebut beberapa kali hari ini.

"gak usah sayang-sayangn mulu sih kak." protes Seungwan.

"ya kalo emang sayang gimana dong?"

"..."

Seungwan tidak banyak bicara lagi, hanya mengerucutkan bibirnya dan memalingkan wajah nya dari Yoongi, salting.

.
.
.

Yoongi melamun. Jimin memang kurang bodoh untuk mengatakan hal itu pada Seungwan. Yoongi yakin pasti Seungwan sudah salah paham, pasti dia kecewa. Sama kecewa nya dengan perasaan Yoongi sekarang.

Yoongi ingin sekali menemui Seungwan, jujur ia sangat merindukan gadis itu. Ada rasa sesak di dada nya mengingat ia berjanji kalau tidak akan mengganggu Seungwan lagi.

Yoongi yakin pasti nomer tidak dikenal yang tadi menghubunginya adalah Seungwan. Yoongi mengetuk-ngetuk kening nya, kepalanya agak pusing. Di tambah lagi ia juga memikirkan Seungwan.

" ah sial, "

 


.
.
.

Terdengar suara ponsel berdering, Seungwan yang sedang melamun sambil menatap langit-langit kamarnya pun menoleh kearah ponselnya.

Dengan sangat malas Seungwan meraih ponselnya dan melihat sederet nama yang tercantum di layar ponselnya.

Ka Yoongi

Seungwan menghela nafas. Untuk apa laki-laki itu meneleponnya? Setelah mendapat pesan dari Jimin tadi Seungwan merasa benar-benar kecewa.

Sekarang dia tahu alasan sebenarnya Yoongi hilang selama hampir sepuluh hari terakhir waktu itu.

Tapi tadi Seulgi menasihati nya, ia tidak boleh terlihat lemah didepan Yoongi. Sebisa mungkin bersikap senormal mungkin.

Setelah menghela nafas panjang Seungwan pun menekan tombol hijau.

"hal--"

"seungwan." Yoongi terdengar langsung memanggil namanya dengan suara lemah dan parau yang khas.

"eh kak, kenapa?" tanya nya sesantai mungkin.

Yoongi diam.

"hm, engga kenapa-napa. Kakak gak ganggu kan?"

Mendengar suara lemah Yoongi membuat Seungwan meringis sendiri.

"engga sih. Tapi ngapain nelepon? Lu kan lagi sakit kak. Udah istirahat aja sana." kata Seungwan secara refleks langsung mengelurkan kebiasaan cerewet nya.

Disana Yoongi tersenyum simpul mengingat nada khawatir Seungwan. Tapi mendengar Seungwan bicara dengan kata ganti yang bukan biasa nya membuat Yoongi tahu, Seungwan benar-benar berusaha menghindari kedekatan antara mereka.

"hm pengen denger suara lu aja," kata Yoongi masih dengan suara parau nya.

Lagi-lagi Seungwan meringis, ada rasa sesak di dada nya. Rasa nya ingin datang kerumah Yoongi dan merawat lelaki itu, atau kalau bisa memeluknya juga karena Seungwan merasa sangat merindukan lelaki itu. Tapi kemudian Seungwan ingat lagi perihal gebetan baru yang Jimin sebut tadi.


"ya sekarang udah denger kan?"

 

"sekalian pengen ketemu sama lu juga." persetan dengan janji yoongi tempo hari. Ia tidak bisa jauh dari Seungwan.

"ngapain coba,"

"Kangen." lirih, lemah, dan parau. Itu yang terengar dari suara Yoongi saat itu.

Mendengar Yoongi bicara seperti itu malah membuat Seungwan merasa sesak. Ia menghela nafas berat. Ingin rasa nya memaki, tapi ia tidak mau Yoongi tahu sebenarnya sekarang Seungwan sedang cemburu berat pada gebetan baru Yoongi.


Seungwan diam.

"seung.. Kita bisa kan temenan biasa?"


Seungwan tetap diam.

"jangan kaya musuhin kakak gitu."


"asal ga ganggu aku aja kak." jawab Seungwan dingin, dan disana Yoongi merasa kata-kata Seungwan begitu menusuk dan membuat dada nya terasa sesak.

 

 

Aku gak bisa biasa aja kalau udah di deket kakak, batin Seungwan

 


.
.
.

 

 


Yoongi menjauhkan ponselnya dari telinga nya. Seungwan marah? Seperti nya ia. Mungkin Seungwan juga sedang kecewa setelah mendengar kabar dari Jimin barusan, Tapi dia bisa apa?

 

 


.
.
.

itu tadi awalnya flashback yah hehehe moga next chap bisa lebih panjang lagi. Dont forget to give some voment!! Danke~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sky_Wings
#1
Omg wenga >_<"
piipii
#2
Oya btw aku nyariin uname kamu kok ga ketemu ya??? Hhhe
piipii
#3
Chapter 17: Yampun chapter 11 emg bikin nyesek. Ihh kae gini makin pengen liat mrka menderita lbh lagi. Wkwkwk. Angst itu emg addict. Hhha
ohya, gi aku bisa jugabloh manja2 kekanakan ke kamu kae seungwan. Wkwwkk
Kartikaandana #4
Chapter 12: Jangan makinnn rumiiiit dong
Gw pingin lat wenga moments omggg❤️❤️❤️
Kartikaandana #5
Chapter 11: Watdoooooohhhhh yoongi ma seungwan konflik mulu :'(((((
Kartikaandana #6
Chapter 9: Lanjoooooooooot omg❤️❤️❤️
sfnslsbl #7
Chapter 5: tolong dilanjutkan. omfg. OMFG.
Jaessy #8
Chapter 5: asli sih Yoongi bikin gemes banget hahaha ayo update lagi thor ^^
xolafsonv #9
Chapter 5: Next ya seru wkwk