Chapter 3 : Dinner Gathering (02)

Second Confession

(Soo Ae POV)

Hah... entah dewa kesialan mana yang tengah hinggap di badanku hari ini. Belum cukup aku dipertemukan dengan dirinya di supermarket dekat rumah, mempermalukan diriku di hadapannya dengan menabrakkan trolley belanjaanku di hadapan dirinya dan... pacar barunya, sekarang begitu tiba di rumah ternyata dia sudah duduk dengan manis di ruang tamuku. Belum lagi ketika aku menyadari kehadirannya di rumah ini dan berusaha untuk kabur, ibuku sudah terlanjur memanggil namaku dan membuatku hanya bisa tertawa pahit sambil memberi salam ke dirinya dan Seo Min Ah, kakak kandung perempuannya yang tidak pernah menyukai diriku, demikian pula sebaliknya.

Seo Min Ah tersenyum ke arahku sambil menundukkan kepalanya sedikit, dan menanyakan kabarku. Rasanya ingin sekali aku meremukkan gelas air yang ada di hadapanku dan melemparkan gelas air tersebut ke arah wajahnya ketika melihatnya tersenyum ke arahku, atau lebih tepatnya tersenyum mencemooh ke arahku. Aku hanya bisa menarik balik amarahku karena kedua orangtuaku tidak tahu menahu tentang betapa buruknya hubungan diriku dengan Seo bersaudara sekarang.

Kedua orang tuaku tahu kalau aku putus dari Kang Joon sesaat sebelum dia pergi ke luar negeri, namun mereka tidak tahu kalau putusnya aku dari Kang Joon membuat Kang Joon membenciku dan membuat aku tidak pernah berhubungan sama sekali dengan Seo bersaudara. Mereka pikir setelah kami putus pun hubungan kami bertiga masih baik-baik saja.

Kedua orang tuaku dan Seo bersaudara asyik berbincang, dan kelihatannya mereka sama sekali tidak merasa tidak nyaman harus berada di satu ruangan denganku dengan jarak radius beberapa meter dari diriku. Padahal aku merasa sesak nafas dan rasanya ingin segera kabur dari tempat itu sekarang juga. Aku sesekali melirik ke arah Kang Joon, memperhatikan gerak geriknya, namun ia hanya berbicara seperti biasa, seperti Kang Joon yang kukenal, sambil sesekali tertawa ketika orang tuaku mengucapkan sesuatu. Namun, satu hal yang bisa kurasakan adalah Seo bersaudara tidak pernah sekali pun berbicara dengan diriku, kecuali bila orang tuaku yang terlebih dulu melontarkan pertanyaan yang mengharuskan kami berdiskusi bertiga.

Aku menoleh ke kiri dan ke kanan, tetapi wanita super menarik yang tadi keliahatan bersama dengan Kang Joon di supermarket sama sekali tidak terlihat. Kemana dia? Jangan-jangan dia bukan pacar barunya? Atau mungkin dia menunggu Kang Joon di rumahnya? Dan selama beberapa menit ke depan batinku terus mengira-ngira apa hubungan di antara wanita tersebut dengan Kang Joon. Namun, pikiranku buyar ketika ibuku mengucapkan, "Bagaimana kalau kalian makan malam di tempat kita malam ini? Aku mengundang orang tuamu untuk makan malam bersama hari ini, tapi aku tidak tahu kalau kalian akan balik malam ini. Kalau kalian tidak keberatan, kita bisa makan malam bersama-sama, sama seperti dulu lagi,"

Tawaran ibuku terdengar seperti petir yang menyambar di siang bolong. Kenapa harus mengajak mereka makan di rumah? Aku bertanya dalam hati, namun sepertinya tanpa sadar aku telah menyuarakan suara hatiku, karena detik berikutnya ayahku dan Seo bersaudara menatapku dengan tatapan aneh sementara ibuku memukul kepalaku pelan.

"Apa maksud perkataanmu barusan? Sebelum mereka pergi ke luar negeri, mereka memang sering makan bersama di sini bersama dengan kedua orang tua mereka, jadi tidak heran kan kalau aku mengundang mereka makan malam bersama di hari kepulangan mereka?" omel ibuku.

Aku memutar bola mataku, "Well, aku hanya berpikir mereka baru saja kembali dan mungkin saja mereka lebih senang menghabiskan waktu bersama dengan keluarga mereka sendiri tanpa adanya gangguan dari orang luar seperti kita," ujarku berusaha mencari alasan dan menerangkan apa maksud dari perkataanku barusan. Kalau saja ibuku tahu apa yang terjadi antara diriku dan mereka, aku yakin ibuku tidak akan mengundang mereka makan malam semudah itu.

Bukannya membantuku berbicara, Kang Joon sepertinya sangat mendukung ide ibuku, atau lebih tepatnya senang melihat ketidak nyamanan diriku, "Aku setuju, toh, ayah dan ibuku akan makan malam di sini, jadi biar kita makan bersama saja malam ini, lagian banyak hal yang bisa kita ceritakan sambil makan malam bersama,"

Aku menutup bibirku rapat, merasa kesal dengan jawaban Kang Joon, tetapi tidak mampu berkata apa-apa, karena bila aku mengatakan sesuatu maka kedua orang tuaku akan tahu kalau hubunganku dengan mereka telah menjadi sangat buruk. Dan bila mereka tahu, maka mereka akan mulai mencari tahu apa yang terjadi, dan bila mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi maka mereka akan mulai melakukan hal lainnya, dan membuat ini semua menjadi rantai maut yang tidak terputuskan.

Aku meminta ijin ke ibuku untuk berbaring di kamarku karena aku merasa lelah, namun ibuku malah menyuruhku untuk menemani mereka berbicara sambil menunggu kedatangan Mr & Mrs Seo dan menunggu ibuku menyelesaikan masakannya.

Aku hanya bisa menghela nafas pasrah.

***

Ibuku memasak selama 30 menit, sementara ayahku menjamu kedua orang tua Seo bersaudara sambil membanggakan beberapa tanaman yang ia tanam sendiri dan baru saja berkembang. Ia bercerita bagaimana ia menyiram dan mempupuki tanaman baru kesayangannya itu dan menunggu dengan sabar setiap hari sampai akhirnya kuntum bunga muncul juga kemarin malam.

Aku dan Seo bersaudara masih duduk di ruang tamu, tapi kali ini penuh dengan kediaman dan kesunyian. Tidak ada seorang pun dari kami yang berusaha memecahkan kesunyian ini. Aku sibuk memainkan jariku dan menatap ke arah bawah, berusaha menghindari tatapan wajah yang tidak diperlukan dengan Seo bersaudara. Selama dari sudut mataku aku bisa melihat sepasang kakak adik tersebut sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing yaitu bermain telepon genggam.

Min Ah mungkin sibuk membereskan jadwal adik kesayangannya dan Kang Joon mungkin sibuk menghubungi wanita menawan yang ada di supermarket tadi sambil menceritakan betapa membosankannya harus terjebak di sini bersama diriku, seorang mantan pacar yang telah menyakiti hatinya dengan cara yang kejam.

30 menit terasa seperti 30 hari dan ketika ibuku berteriak memberi aba-aba kalau makanan sudah siap dan kita sudah bisa berkumpul di ruang makan untuk menyantap makan malam. Aku segera melompat dari tempat dudukku dan lari ke arah meja makan. Aku makan secepat kilat dan kemudian memilih untuk bangkit duluan daripada harus berlama-lama dan merasa tidak nyaman duduk bersama-sama di acara makan malam malam itu. Aku beralasan kalau perutku sedang tidak enak dan ingin segera berberes dan tidur lebih cepat.

"Kau yakin kau baik-baik saja?" tanya ayahku dengan tatapan cemas. Aku hanya tersenyum kecil meyakinkan kalau diriku baik-baik saja dan yang kubutuhkan hanyalah istirahat sejenak. Dari sudut mataku, aku bisa merasakan tatapan mata Kang Joon mengikuti diriku sampai aku menghilang ke atas tangga.

Entah selama beberapa lama aku berbaring di atas tempat tidurku. Mungkin 20 menit, atau bahkan 1 jam, dari balik jendela kamarku aku melihat lampu kamar Kang Joon menyala. Pertama kali dalam 5 tahun terakhir ini sejak kepergiannya. Kang Joon yang dulunya selalu menomor satukan diriku, sekarang hanyalah seorang yang tidak kukenal dan terasa begitu dingin dan jauh dari diriku.

Telepon genggamku bergetar dan ketika ada sebuah message yang masuk, aku menekan simbol SMS yang ada di layar hapeku dan mendapati sebuah SMS dari Min Ah.

From Min-Ah

Kuharap kau tidak lupa dengan kata-katamu sendiri 5 tahun yang lalu...

***

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet