Joseph Haydn Project

Always With You (Bahasa)

Seoul, Korea Selatan. Pertengahan musim panas di Universitas D. Para mahasiswa dan mahasiswi sedang sibuk akan penelitian dan studinya, itu karena apabila mereka tidak mendapatkan nilai sempurna mereka tidak dapat melanjutkan ujian dan melangkah ketahap selanjutnya.

“Professor Park, kami mohon maaf atas kesibukan kami selama ini. Tetapi, berikan kami kesempatan untuk menyempurnakan nilainya agar kami dapat lolos dan melakukan ujian bulan depan” wanita bernama Seo Juhyun dan Im YoonA memohon, keduanya terlihat gelisah.

“Aku mengerti kesibukan kalian dan profesi kalian sebagai entertainer” Professor Park menghela nafasnya, melihat kedua wanita muda yang begitu sangat berharap akan sebuah kesempatan dari dirinya “Namun aku pun kecewa. Karena kalian mengabaikan tugas yang selama ini sudah aku berikan keringanan” tambahnya.

“Baiklah! Akan aku berikan kesempatan sekali lagi dan.. hanya ada satu orang yang dapat membantu kalian untuk menyelesaikannya dalam waktu kurang dari satu bulan..”

Pria paruh baya tersebut melangkah menuju mejanya dan meraih dokumen didalam lacinya dan menyerahkannya kepada kedua wanita tersebut.

Ketika keduanya melihat dan menelaah isi dari dokumen tersebut, keduanya langsung mengangkat halis mereka. Melihat setumpukan note balok yang sangat rumit dan sama sekali tidak mereka mengerti.

“Professor, kami ucapkan terima kasih atas kesempatannya. Namun kami berada di Jurusan Akting bukan Musik” wanita berambut pirang bernama Seohyun mencoba untuk meluruskan keadaan.

“Aku mengerti, aku ingin mengubah note tersebut menjadi sebuah emosi yang akan kalian tunjukan kepadaku pada minggu ketiga. Terhitung pertemuan kita ini.. sekarang kalian boleh pergi karena aku ada kelas..”

Ketika Professor tersebut hendak pergi kedua wanita tersebut kembali menahan sang Professor dengan wajah yang semakin gelisah.

“Apa kami boleh tau nama dan jurusan dari orang yang Professor maksud?” tanya Seohyun.

“Dia bernama Alex, jurusan Musik..” jawabnya singkat dan langsung pergi meninggalkan keduanya yang masih terdiam dan kebingungan yang mulai menyerang kepala keduanya.

 

 

 

 

Karena pertemuan bersama Professor Park tepat pada jam akhir kuliah. Maka dari itu keduanya memutuskan untuk kembali ke dorm tempat dimana keduanya tinggal. Keduanya memutuskan untuk mencari tahu mengenai Alex dari jurusan Musik melalui website data mahasiswa dan akan menemuinya keesokan hari.

Tidak lama seseorang muncul dan menyapa teman-temannya yang sedang berkumpul diruang tengah.

“Hey! Aku kembali!!” sapanya dengan penuh semangat dan senyum lebar dibibirnya.

“Hey, Tae!!” ke empat wanita bangkit untuk menyambut kedatangan temannya yang baru kembali menjalani sesi show keberbagai kota.

Disaat sedang asik menyambut kedatangan temannya tersebut Taeyeon menyadari kedua temannya tidak menyambut kedatangannya seperti teman-temannya yang lain.

Taeyeon melihat kearah Seohyun dan YoonA yang terlalu fokus akan laptopnya, Taeyeon langsung melangkah kearah mereka berdua dengan ekspresi wajah yang serius.

“Ah, TaeTae.. Mereka seda..” ketika Tiffany mencoba untuk menjelaskan kondisi keduannya. Taeyeon langsung mengangkat tangannya dan kalimat Tiffany langsung terhenti, membiarkan Taeyeon yang semakin dekat kearah keduannya yang masih tidak menyadari akan kemunculannya.

“Mereka akan habis” bisik Sunny kepada Sooyoung mulai tidak berani melihat nasib kedua temannya ditangan Taeyeon.

 

“YAH!!”

Keduannya langsung terhentak kaget bangkit dari kursi dan hampir menjatuhkan laptop karena terkaget.

Melihat keduanya yang terkaget Taeyeon menahan tawanya dan kembali serius menghadapi kedua temannya tersebut.

“Jadi itu cara kalian memperlakukan kedatangan Unnie kalian?!” Taeyeon melanjutkan.

“Ah! Unnie.. Kau sudah kembali?” YoonA dengan membatu temannya mengembalikan laptop yang nyaris jatuh kelantai “Maafkan kami Unnie. Kami tidak menyadari kedatanganmu..” tambahnya meninggalkan laptopnya sementara untuk menyambut kedatangan Taeyeon.

“Ada apa dengan kalian? Mulai tertekan dengan tugas dari kampus?” tanya Taeyeon, mencoba menebak melalui raut wajah kedua temannya yang terlihat kusut. Keduanya hanya mengangguk bersamaan.

“Memang tugas apa yang diberikan? Mungkin aku dapat memecahkannya dengan cepat” Taeyeon bersikap seperti ahjumma dengan ekspresi wajah noraknya.

“Benarkah Unnie?” Seohyun terlihat senang dan langsung meraih dokumennya dari dalam tas dan menyerahkannya kepada Taeyeon.

Taeyeon mulai membuka dokumennya dan melihat lembar demi lembar deretan note balok yang terlihat sangat tua, lalu tidak lama menutupnya kembali dan tersenyum kearah Seohyun dan YoonA.

“Bagaimana Unnie?” tanya YoonA melihat senyum dari bibir Taeyeon sepertinya dapat mengirimkan angin segar kepada keduanya.

Senyum Taeyeon lama kelamaan mulai tidak wajar dan Taeyeon menatap keseluruh ruangannya. Melihat kearah Tiffany, Sunny, Sooyoung dan Hyoyeon menatap juga kearahnya.

“Aku tidak mengerti.. Hahahaha!” tawanya dengan ekspresi norak membuat semuanya hanya bisa mengehela nafas dalam-dalam.

 

 

 

 

 

 

-----------------------------

 

 

Keesokan pagi, YoonA dan Seohyun memegang sebuah list nama dan bergegas menuju gedung perguruan musik. Keduanya terlihat linglung ditengah gedung fakultas dan orang-orang yang sangat asing dimata mereka, mencoba untuk mencari seseorang yang begitu sangat mereka butuhkan untuk masa depan mereka. Keduanya mengunjungi ruang informasi mencari tahu kelas dan juga waktu kelas orang-orang yang bernama Alex.

Sebelum mereka mulai mencari YoonA dan Seohyun mampir kesebuah cafe terlebih dahulu, karena waktu sudah menunjukan jam makan siang.

“Aku bersyukur kita berada di Universitas Korea, karena hanya ada tiga orang saja yang bernama Alex dijurusan musik” YoonA tertawa merasa lega untuk menemukan orang yang ditentukan oleh Professor Park.

“Dan aku sangat bersyukur karena semuanya pria. Kita bisa menggunakan kharisma dan daya tarik kita” tambah Seohyun. Lalu keduanya tertawa merasa semua akan berjalan dengan lancar.

 

Setelah makan siang berakhir keduanya menemui langsung Alex satu dan Alex dua secara bersamaan. Keduanya pria bernama Alex langsung menyetujui untuk membantu Seohyun dan YoonA, sekaligus mengajak keduanya berdiskusi disebuah cafe.

Karena Seohyun dan YoonA sebelumnya sudah makan siang, maka dari itu keduanya hanya memesan minum yang diteraktir oleh kedua pria bernama Alex tersebut. Seohyun dan YoonA terpaksa menunggu kedua pria bernama Alex tersebut menghabiskan makan siang mereka terlebih dahulu sebelum membahas mengenai project.

Tetapi, Seohyun dan YoonA merasa kalau mereka malah terlihat seperti sedang menemani makan siang pasangannya. Hal tersebut mereka sadari saat menyita perhatian orang-orang dan mulai membicarakan keduanya.

Ugh! Aku mulai merasa tidak enak hati..’ teriak YoonA dari dalam hatinya.

Kalau tidak karena Project ini.. Seo Juhyun, kau harus melakukan sesuatu!!’ Seohyun tersenyum mencoba untuk bersabar dan menutup rasa kesalnya.

“Jadi.. apakah kalian mengerti maksud dari Professor Park? Ini dokumen yang beliau berikan kepada kami” melihat makan siangnya telah habis Seohyun langsung menyerahkan dokumen yang berisi seluruh note balok yang sangat rumit dan tua.

Keduanya hanya terdiam, terlihat dari mimik wajah mereka bahwa mereka mulai kebingungan.

“Alex?” panggil YoonA, menyadarkan kembali kedua pria bernama Alex tersebut.

“Ah! Ini bisa kalian percayakan kepada kami. Kami selesaikan dalam satu minggu, hingga nanti setelah semua beres. Aku serahkan kembali kepada kalian” Seohyun dan YoonA mulai mengerutkan dahi mereka mendengar keputusan singkat dari salah satu pria bernama Alex.

“Lepas dari memikirkan note yang memusingkan dan rumit ini. Apa kalian tidak ada kelas setelah ini? Aku ingin mengajak kalian ke karaoke..” tiba-tiba kalimatnya terhenti melihat ekspresi serius dari Seohyun dan YoonA.

“Kami tidak suka Karaoke!”

 

 

 

 

-----------------------------

 

 

APA?!” Taeyeon dan Tiffany bersamaan berteriak tidak menyangka setelah mendengarkan cerita dari Seohyun dan YoonA.

“Aku akan langsung menghajar mereka kalau saat itu aku ada disana juga!” Taeyeon cukup kesal akan sikap pria yang mencoba memanfaatkan keadaan temannya tersebut.

“Semoga saja besok kalian bertemu dengan Alex yang tepat dan tidak sama dengan pria bernama Alex yang kalian temui hari ini” Tiffany mencoba untuk menenangkan kedua temannya yang semakin terlihat kusut.

“Melihat dari note, bisakah kalian mengetahuinya bila kalian memainkannya? Bukankah, Ibumu pernah mengajar musik Seohyun?” tambah Tiffany mencoba memberikan pencerahan dan Taeyeon yang duduk disampingnya mengangguk-anggukan kepalanya menyetujui ide cemerlang dari Tiffany.

“Yaa, aku sempat menanyakan kepada Ibu.. ini adalah karya Joseph Haydn.. Walaupun ibu dapat memainkannya untuk kami. Tetapi Ibu tidak yakin arti sebenarnya dari karyanya ini” keluh Seohyun.

“Selain itu, Professor Park bilang bahwa arti dari lagu ini terdapat dari setiap nada yang tercantum” tambah YoonA menjelaskan kekacauan keadaannya.

“Kenapa Professor Park begitu mempersulit kalian??” tanya Taeyeon menggaruk belakang kepalanya, mencoba untuk mengimbangi pembicaraan temannya tersebut.

Tiffany hanya tersenyum geli melihat sikap Taeyeon yang terlihat seperti anak kecil.

“Oh, saat di State temanku bernama Alex dia sangat menyukai alat musik. Tetapi Alex temanku ini adalah wanita.. Jadi, apa mungkin Alex yang Professor Park maksud adalah wanita?”

“Entahlah, kami tidak mencari Alex untuk mahasiswi di Jurusan Musik saat itu..” ucap Seohyun “Kami akan mencoba terlebih dahulu dengan Alex ini...”

 

 

-----------------------------

 

 

“Aku tidak mengerti dengan maksud kalian, selain itu. Aku tidak pernah berhubungan atau memiliki kelas dari Professor Park dan.. sayangnya. Aku pun tidak mengerti dengan note yang kalian berikan. Aku mohon maaf karena tidak dapat membantu kalian” Alex ke tiga dan yang terakhir, telah menjatuhkan harapan dari Seohyun dan YoonA.

“Aku harus segera pergi karena masih ada kelas” tambahnya bangkit dari kursi dan berpamitan.

“Baik, terima kasih atas waktunya”

Seohyun dan YoonA sedikit membungkukkan tubuh mereka, tetapi pria tersebut tidak langsung pergi membuat Seohyun dan YoonA teraneh-aneh melihat sikapnya.

“Sebelum itu, bolehkah aku mengambil gambar kalian dan tanda tangan kalian? Karena adikku begitu menggemari kalian berdua” ucapnya menundukan wajahnya menyembunyikan kemerahan yang timbul diseluruh wajahnya.

 

“Ahh? Tentu..” jawab Seohyun dan YoonA bersamaan..

 

 

 

 

 

 

 

Setelah bertemu Alex terakhir, YoonA dan Seohyun memutuskan untuk makan siang disebuah cafetaria didalam kampus.

“Setelah ini aku masih ada kelas, sebaiknya kau pulang terlebih dahulu dan kita bicarakan di dorm untuk rencana selanjutnya. Tenang kita pasti bisa melewatinya” YoonA mengusap kepala temannya semasa kecilnya itu agar kembali bersemangat.

“Baiklah..” Seohyun menurut dan tersenyum.

 

 

 

-----------------------------

 

 

Saat perjalanan menuju parkiran mobil, Seohyun masih memikirkan rencana untuk menyelesaikan tugas dari Professor Park. Sebelum sampai menuju ke parkiran Seohyun melihat ruang informasi yang masih terbuka dan dalam hitungan detik Seohyun teringat akan kalimat dari Tiffany tadi malam.

Saat di State temanku bernama Alex dia sangat menyukai alat musik. Tetapi Alex temanku ini adalah wanita.. Jadi, apa mungkin Alex yang Professor Park maksud adalah wanita?

Seohyun langsung memutar langkahnya dan langsung bergegas memasuki ruang informasi untuk mencoba kesempatan isengnya teringat dari kalimat Tiffany.

Kenapa aku tidak mencoba saja, tidak mungkin Professor Park sembarang menyebutkan nama orang kepada kami

“Hai, Seohyun Unnie.. Apa kamu mencari nama lain selain Alex?” tanya seorang wanita yang duduk dibelakang meja telah mengetahui tujuan kedatangan Seohyun.

“Tidak, tetap bernama Alex.. Tetapi kali ini mahasiswi.. Dapatkah kau mencarikannya untukku?”

“Baik!”

Dengan sigap langsung melayani Seohyun mengutak-atik komputernya untuk mencari informasi dan tidak lama dia telah mencetak data yang Seohyun perlukan.

“Ini keterangan dan detail kelas tentang mahasiswi yang bernama Sung Alexia dan Unnie, kelasnya sudah berakhir satu menit yang lalu. Mungkin dia masih ada disekitar gedung B”

“Baik! Terima kasih banyak!”

Seohyun membungkukkan tubuhnya beberapa kali dan berjalan cepat menuju gedung B ruang 22.

Untuk pertama kalinya entah kenapa aku begitu yakin bahwa dialah orangnya. Untuk pertama kalinya aku begitu memperjuangkan pendidikanku sampai seperti ini!” berkat latihan menarinya yang cukup ketat, Seohyun tidak mudah lelah untuk berjalan cepat menaiki lantai demi lantai hingga akhirnya dia sampai diruangan tersebut.

Namun, sesampainya ruangan tersebut ternyata ruangan telah kosong. Tidak cepat putus asa Seohyun menanyakan kepada seseorang disekitar ruangan tersebut.

“Apa kau melihat seorang wanita bernama Sung Alexia?”

“Alex? Dia baru saja menuruni tangga” ucapnya dengan wajah tersipu malu ditanya oleh Seohyun.

Tanpa pikir panjang kali ini Seohyun langsung berlari menuruni tangga dan mencari Alex dan bertanya setiap wanita yang sedang menuruni tangga.

Tetapi hingga akhirnya Seohyun keluar gedung Seohyun gagal menemui Alex, kali ini Seohyun mulai merasa kelelahan. Keringat mulai bermunculan disekitar wajahnya dan nafasnya tersenggal-senggal. Seohyun tidak pernah merasakan kesulitan seperti ini sebelumnya, dia bahkan tidak pernah merasakan susahnya mencari orang.

Tetapi kali ini berkat tekanan pendidikan dan tugas tidak wajar yang diberikan oleh mentornya Seohyun mulai tidak dapat membendungnya kembali. Seohyun mencoba menahannya tetapi semakin Seohyun menahannya Seohyun dapat merasakan pandangannya mulai berkaca-kaca. Seohyun tidak ingin ada yang melihat keadaannya maka dari itu Seohyun berjalan mencari tempat yang cukup sepi untuk dirinya menenangkan diri.

 

Hingga akhirnya langkah Seohyun terhenti ketika mendengar sebuah ruangan tertutup namun terdengar suara alunan piano yang sangat familiar didalamnya. Entah kenapa Seohyun tertarik untuk mendekat ruangan tersebut dan mencoba menduga-duga lagu apa yang sedang dimainkan oleh orang tersebut.

“Ah! Ini..” tanpa ragu Seohyun langsung membukakan pintu dan melihat langsung seseorang yang berada didalam ruangan tersebut.

Seorang wanita yang terlihat sangat menghayati permainan pianonya dan Seohyun pun menikmati permainan pianonya yang indah. Merasa terbawa hanyut oleh permainannya Seohyun tidak sadar bahwa permainan tersebut terhenti.

Ketika Seohyun membuka kedua matanya, Seohyun melihat sepasang bola mata berwarna hijau menatap teraneh-aneh kearah Seohyun. Seohyun langsung membungkukkan tubuhnya meminta maaf karena telah menganggunya lalu memperkenalkan dirinya.

“If you don’t have any business with me, you can go” wanita tersebut berbicara menggunakan bahasa Inggris meminta Seohyun untuk tidak mengganggunya.

“Are you.. Sung Alexia?” tanya Seohyun bertanya menggunakan bahasa asing juga.

 

 

 

“Yes”

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet