Mysterious Girl (2-End)

Namjoo X Sanghyuk Fanfic Collection
Please Subscribe to read the full chapter

“Kau sepertinya menyukai gadis itu?” ujar Ibu Sanghyuk menyela anaknya yang sedang menceritakan teman-temannya.

Sanghyuk terdiam, matanya menghindari kontak dengan ibunya. “Apakah terlihat begitu, Eomma?” ujarnya kemudian, terdengar bingung.

“Yah, kau membicarakannya sekitar sebanyak 70% di topik pembicaraanmu, 20% Ricky dan Eunkyo, dan sisanya pelajaran…”

Sanghyuk tertawa atas analisis ibunya yang walaupun ia harus akui semua itu mendekati fakta.

“Aku tidak tahu Eomma, mungkin Namjoo gadis yang agak buruk untuk disukai, tapi aku nyaman berada di dekatnya…”

“Hmm Eomma juga mengkhawatirkan hal itu…  Tapi, untuk menyukainya itu keputusanmu…”

Sanghyuk merasa aneh Ibunya berkata begitu, sudah jelas-jelas dirinya menceritakan segalanya tentang Namjoo tanpa manipulasi termasuk meminum minuman keras… “Apa Eomma tidak marah jika aku menyukainya?”

Ibu Sanghyuk mengangkat alis, “Bukan hak Eomma untuk menentukan siapa yang akan kau sukai… Lagipula kau membicarakannya dengan mata berbinar begitu… Eomma tidak bisa memaksa”

Sanghyuk otomatis tersenyum malu.

“Eomma yakin Namjoo gadis baik-baik… Dia pasti punya alasan untuk melakukan hal-hal itu…”

Sanghyuk kembali teringat perkataan Namjoo, ‘Jika ada asap pasti ada api, bukan?’

“Mungkin lain kali kau harus mengundangnya kemari, Eomma akan memasak makanan enak untuknya….”

Mendengar hal itu kedua mata Sanghyuk melebar, “Ide bagus Eomma!”

Eommanya tersenyum sebelum berbicara, “Ah! Oh ya, bagaimana dengan gadis kencan butamu? Siapa namanya? Kei? Kau tidak menemuinya lagi?”

Sanghyuk  tersentak, seakan ia merasa memori itu tidak pernah ada di otaknya. “Oh itu…”

*

“Jadi… Kau akan melanjutkan? Kei nampaknya menyukaimu” ujar Ricky sebelum kelas dimulai. Ia membicarakan Kei seakan melanjutkan percakapan dengan ibunya tadi malam.

Sanghyuk bingung menjawabnya. Kei memang cukup manis dan nada bicara penuh aegyonya pastilah membuat lelaki mana pun pasti suka. Namun ia sama sekali tidak merasakan suatu perasaan khusus pada Kei. Entah karena baru mengenalnya atau ia sama sekali tidak ada niatan untuk hubungan yang lebih serius dengannya. Tapi jika ia mengatakan ‘tidak’ Ricky pastilah marah ataupun kecewa karena dirinya lah yang membantu mempertemukan mereka.

Sanghyuk mendesah, ‘yah… sejak awal akulah yang meminta mereka untuk mencarikan pasangan…’

“Mungkin kita bisa melakukan pertemuan lagi selanjutnya, double date seperti kemarin?” akhirnya Sanghyuk berbicara.

Ricky terdiam menatap Sanghyuk, “Oh ayolah Sanghyuk, kau bahkan mengatakannya dengan setengah hati” ujarnya.

Seperti biasa… Ricky selalu tahu. Sanghyuk otomatis terdiam.

“Lagipula kita tidak bisa melakukan double date… Aku sudah putus dengan Eunkyo”

Sanghyuk refleks melebarkan kedua matanya, “Bagaimana bisa?”

“Yah…, setelah kau meninggalkan atap, kita berdua bertengkar hebat, kau tahu— dia tiba-tiba menangis, aku terkejut, lalu berusaha memeluknya. Tapi dia malah menepisku, lalu dia berkata padaku ‘Kau selalu begini! Mungkin sudah saatnya kita berpisah’  begitu.. Bagaimana menurutmu?”

Sanghyuk mengangkat bahu, “Entahlah, mungkin dia terbawa emosi?” ujarnya yang sama-sama bingung.

“…Kita selalu saling berteriak marah, tapi ini pertama kali dia berkata begitu… Dia membela Namjoo habis-habisan kemarin… Yah, mungkin dia  terlalu emosi… Sudahlah mungkin kita memang harus putus”

“Tapi… jujur Ricky, kau memang sudah keterlaluan pada Namjoo” ujar Sanghyuk berhati-hati.

Ricky mendesah, “Aku tahu, aku akan meminta maaf padanya nanti”

“Lalu bagaimana dengan Eunkyo?”

“Mungkin memang benar harus berakhir… Lagipula kita jadi sama-sama jomblo, bukankah itu keren? Aku akan lebih terfokus pada ujian juga..” sahut Ricky.

Kalimat Ricky membuat Sanghyuk bertanya dalam hati, ‘Bukankah Ricky sangat menyukai Eunkyo? tapi, dia tampak terlihat  baik-baik saja putus dengannya? Jadi manakah prinsip dirinya tak ingin melepas Eunkyo yang pernah ia bicarakan?’. Sanghyuk menggeleng, memutuskan itu bukan suatu hal yang perlu diperhatikannya.

*

“Namjoo!” panggil Ricky. Ricky dan Sanghyuk ke atap sekolah, mereka tahu Namjoo pasti ada disana. menghisap rokok sembari membaca buku.

Gadis itu menoleh sekilas, tak menyahut, dan ia kembali terfokus pada rokok dan bukunya.

“Aku minta maaf atas kejadian kemarin” lanjut Ricky begitu sudah di hadapan Namjoo.

“Oke” sahut Namjoo singkat.

“Seporsi ddeokbokki? soondae? dalkbal?”

“Call!”

“Oke, mana bagianku?” kini Ricky duduk di hadapan Namjoo.

Namjoo merogoh saku roknya, mengeluarkan bungkus rokok dan melemparkannya pada Ricky.

Ricky otomatis langsung mengambil dan menyalakan batang rokoknya.

‘Hanya… Seperti itu…?’ tanya Sanghyuk dalam batin. Ia sudah mengikuti Ricky, duduk disebelahnya.

“Kau tahu, Namjoo? Aku kagum pada Sanghyuk… Dia selalu bersama dengan kita saat merokok, tapi ajaibnya dia masih tahan untuk tidak tergoda…”

Namjoo menyahut, “Oh, jangan samakan dia denganmu… Dia terlalu baik”

Sanghyuk masih terdiam memikirkan cara minta maaf Ricky yang cukup aneh. Mungkin hubungan Ricky dan Eunkyo sudah cukup aneh, namun hubungan Ricky dan Namjoo lebih aneh lagi. Walaupun Namjoo mengatakan bahwa Ricky tidak mengenalnya dengan baik, tapi Sanghyuk melihat hubungan mereka lebih dari akrab. Ricky lebih tahu tentang Namjoo daripada dirinya… Sanghyuk kini merasakan perasaan yang disebut dengan iri terhadap Ricky.

*

Ternyata kejadian putusnya hubungan Ricky dan Eunkyo tidak berakhir baik-baik saja seperti yang diduga Sanghyuk. Ricky dengan anehnya sering bertingkah lesu dan Sanghyuk bisa melihat ia banyak kehilangan konsentrasi ketika sedang belajar. Hal itu semakin buruk ketika tiap kali ia berpapasan dengan Eunkyo atau melihat sosoknya di koridor, Ricky selalu marah-marah.

“Tidakkah kau lihat tadi? Dia bertingkah seakan kita tidak pernah mengenal satu sama lain!” ujar Ricky.

“Aku tahu, tapi dia juga bertingkah begitu padaku”

Ricky memutar kedua bola matanya, “Itu tidak sama”

Sanghyuk tahu, ia hanya berusaha untuk bercanda.

“Tidak mungkin…” bisik Ricky pelan sembari membaca papan pengumuman hasil tes pra ujian. “Peringkatku turun… Aku tahu ini akan terjadi! Argh!! Tidak!!! Orang tuaku pasti marah…” ujarnya histeris.

“Rileks.. Ini hanya latihan ujian..” ujar Sanghyuk berusaha menenangkan

“Oh ya! kau bisa bicara seperti itu tentu saja… Peringkatmu naik!” ujarnya sebal sembari menunjukkan nama Han Sanghyuk di jajaran 10 besar teratas.

“Kau tahu, Ricky… Mungkin ada baiknya kau mencoba bicara dengan Eunkyo?” usul Sanghyuk.

“Tidak sesimpel itu! Kau lihat! Dia bahkan peringkatnya naik… Jadi, kondisinya baik-baik saja sedangkan akulah yang tersiksa disini? Aku selalu berpikiran memang akulah yang lebih mencintainya”

Sanghyuk terdiam membiarkan Ricky meluapkan emosinya hingga akhirnya ia kelelahan berbicara dan ujung-ujungnya mereka berdua menghampiri Namjoo untuk hisapan rokok dan sedikit obrolan.

Dan bahkan kini rokok pun tidak bisa menyelamatkan Ricky, baru saja ia menghisap rokoknya, ia menjatuhkannya dan menginjaknya dengan marah-marah.

Namjoo mendesah kesal, “Aku mulai bosan melihatmu seperti itu.. Buang segala perasaan gengsimu dan cepat bicara pada Eunkyo!” ujarnya sembari menendang kaki Ricky.

“Kau bicara semudah itu… Kau lihat sendiri Namjoo. Dia tampak baik-baik saja setelah putus denganku…”

“TAMPAK BAIK-BAIK SAJA?! Kau tak pernah tahu isi hatinya jika kau tidak pernah bertanya!”

Ricky terdiam dan Sanghyuk yakin ia menyetujui perkataan Namjoo.

“dan kau juga Hyukkie! Apa kau tidak akan mengajak Kei atau bertemu dengannya? Aku sudah bilang padamu kalau dia tertarik padamu” sambar Namjoo, matanya kini mengarah pada Sanghyuk.

Sanghyuk otomatis terhentak, “Err… aku… akan memikirkannya nanti”

Namjoo mendesah.

“…Namjoo… Bisakah kita ke hutan?” ujar Ricky kemudian.

Gadis itu melirik Ricky dengan pandangan tajamnya,“Kau tahu itu simpanan berhargaku—“

“Ayolah… aku membutuhkannya. Lagipula aku putus dengan Eunkyo juga karenamu” rajuk Ricky.

Namjoo memutar kedua bola matanya. Lalu mereka bertiga pergi menuju hutan belakang sekolah, menyesap tiap tetes wine dengan hemat dan penuh penghayatan. Sanghyuk tentu saja dirinya membatasi diri meminum hanya seteguk, walaupun godaan untuk menyesapnya lagi sungguh besar. Saat itu topik pembicaraan menjadi berubah terfokus pada Kei.

“Kau bisa pacaran dengannya… Kei gadis yang baik” ujar Namjoo padanya.

Kenapa kalimatnya itu secara tidak langsung membuatnya merasa agak… kesal.

*

“Sanghyuk..” panggil seseorang saat Sanghyuk mengembalikan buku di perpustakaan.

Sanghyuk menoleh menangkap pandangan Eunkyo menghampirinya sembari membawa beberapa buku di pelukannya,”Eunkyo, hei.. Bagaimana kabarmu?”

“Baik… Kau?”

“Baik juga…” sahut Sanghyuk.

“Kudengar dari Namjoo… Kau tidak berniat menemui Kei lagi?” tanyanya. Sanghyuk kira gadis itu akan menanyakan tentang Ricky, ia langsung kecewa mendengarnya.

“Aku bukannya tidak berniat menemuinya lagi… Hanya saja… aku masih berpikir” ujar Sanghyuk, jelas sekali hanya bertele-tele.

“Hanya katakan iya atau tidak, Sanghyuk… Kau tidak bisa memaksakan dirimu sendiri”

Diam sejenak, “Lalu bagaimana dengan dia?”

“Dia sangat jelas tertarik padamu… Tiap hari dia selalu menanyakan ‘kapan bisa ada lagi kesempatan bertemu denganmu’ dan kau tahu sendiri Sanghyuk, sekarang keadaannya tidak memungkinkan… Maka kau sebagai lelaki harus bertindak duluan—“ jelas Eunkyo.

Sanghyuk tahu Eunkyo menyinggung hubungannya dengan Ricky, “Oke, baiklah… Bagaimana jika besok? Pulang sekolah? Kita bisa janjian di gerbang?”

Wajah Eunkyo terlihat sumringah, “Bagus! Aku akan menyampaikannya… Kalau begitu, aku duluan ya?” ujarnya pamit hendak pergi.

“Eunkyo tunggu!” tahan Sanghyuk. “Kau… tidak ingin menanyakan hal tentang Ricky?”

“Kenapa aku harus?”

“Erm… mungkin saja kau penasaran bagaimana keadaannya? Kau tahu, aku merasa kasihan padanya…”

Eunkyo terdiam sepersekian detik, “Itu bukan urusanku”

*

Sanghyuk bersumpah dalam hati kalau ia tidak akan pernah menceritakan kejadian kemarin pada Ricky. Kondisi peringkatnya yang menurun dan ia selalu moody melakukan segala hal menjadi alasan Sanghyuk. Ia tidak bisa membayangkan kalau Ricky sampai mengetahuinya.

Sanghyuk kini sedang menunggu di gerbang sekolah, untuk menepati janjinya pada Eunkyo. Dia berniat menemui Kei hari ini untuk sekedar menenangkan dan menyenangkan orang di sekelilingnya.

Ia kemudian menangkap sosok Namjoo sedang berjalan menunduk sembari memegang erat tasnya. “Namjoo!” panggilnya.

Namjoo mendongak, “Oh! Hyukkie!” sahutnya antusias.

“Kau sendirian? Bukankah hari ini Ricky bilang akan menrtaktirmu…”

Namjoo menggeleng, “Entahlah dia bilang akan ke perpus untuk belajar, karena peringkatnya menurun… dia sedang terlihat sangat tidak mood . Jadi aku menyerah mengajaknya, dan dia malah memberiku 10000 won sebagai gantinya” jelasnya sembari menunjukkan lembaran hijau 10000 won, lalu bibirnya merengut, “Aku lapar dan butuh seporsi ddeokbokki… Maukah kau menemaniku Hyukkie?” tambahnya merajuk sembari meraba perutnya.

‘Oh, tidak… Seandainya janji pada Eunkyo kemarin tidak pernah terjadi!’ pekiknya dalam batin.

“Namjoo.. aku akan dengan senang hati menemanimu tapi—“

“Sanghyuk! Maaf lama menunggu!” Saat itu suara Kei muncul dari kejauhan, gadis itu berlari menghampiri mereka berdua.

Namjoo menoleh, lalu kembali menghadap Sanghyuk sembari tersenyum menggoda, “Heol! Bilang saja Hyukkie kalau kau ada kencan! Baiklah! Tapi kau berhutang padaku ddeokbokki ya? Semoga sukses!” ujar Namjoo sembari menepuk bahu Sanghyuk dan pergi meninggalkannya.

‘Ini bukan kencan… Kenapa kesempatan ini datang di saat yang tidak tepat?’ omelnya dalam batin.

“Apa kau menunggu lama?” tanya Kei membuat Sanghyuk menoleh ke arahnya.

“Oh, tidak..” sahutnya sembari menggeleng.

“Aku piket hari ini, jadi tadi aku membersihkan kelas dulu… Kalau begitu apa kita akan pergi sekarang?”

“Oke, tentu saja…”

Sanghyuk tidak ada ide lain untuk mengajak Kei selain menonton film. Setidaknya jika menonton film, tidak akan terlalu banyak bicara dan cukup efektif untuk menghabiskan waktu...

“Tadi itu cukup membosankan ya? Kulihat kau menguap berkali-kali…” ujar Kei begitu mereka keluar dari bioskop.

“Oh… Tidak… Hanya saja aku tidak begitu menyukai genre filmnya…” sahut Sanghyuk berusaha untuk tidak terdengar menghina.

Kei merengut, “Tadi kan sudah kutawar film lain, tapi kau membiarkan aku yang memutuskan..” ucapnya kecewa.

“Yeah, tapi itu tidak terlalu buruk seperti yang kupikirkan… Kau tahu, kurasa adegan ketika wanita itu merawat adiknya itu cukup menyentuh—“

Wajah Kei sedikit mengendur, “Ya… kasihan sekali dia… ditinggalkan oleh kekasihnya, sahabatnya, dan adiknya sendiri..” tambahnya sembari membayangkan adegannya, raut wajahnya kini seperti akan menitikkan air mata.

Sanghyuk tahu, Kei menangis saat adegan sedih tadi di bioskop, tapi ia tidak tahu harus melakukan apa saat itu dan berusaha berpura-pura tidak tahu itu terjadi.

“Jadi… Kau suka film bergenre sedih?” tanya Sanghyuk kemudian.

“Tidak juga sebenarnya… Aku suka genre drama, romance, romance-comedy… Kau?”

“Aku… mungkin lebih ke action? analisis misteri seperti Sherlock Holmes? film biografi?”

“Ya sudah kuduga, tipikal favorit lelaki dan orang pintar…” ujar Kei tertawa.

“Tidak selalu.. Kurasa semua orang pun menyukainya?” sahut Sanghyuk, ia ikut tertawa bersamanya. Sanghyuk cukup merasa lega karena suasananya tidak sekaku saat pertama kali mereka bertemu.

“Tapi kau benar-benar pintar Sanghyuk… aku lihat peringkatmu di peringkat 7 ujian kemarin…”

“Tidak… tidak sepintar Namjoo… kudengar dia selalu konsisten berada di peringkat teratas?”

“Oh… ya… Namjoo selalu di peringkat satu semenjak semester awal…”

“Woa itu hebat sekali! Aku terkadang heran padanya… aku selalu merasa lebih keras dalam belajar daripada siapapun, tapi dia nomer 1 di sekolah—“

---

“Terima kasih Sanghyuk sudah mengajakku nonton hari ini…” ucap Kei begitu mereka sampai di rumahnya.

Sanghyuk menggeleng, “Itu bukan apa-apa… kau harus segera masuk ke dalam, besok kita masih harus masuk sekolah-“

Kei mengangguk kecil, “Erm… Sanghyuk?”

Sanghyuk mengangkat alis, menaruh pandangan bertanya.

“Kau… tahu kalau aku menyukaimu, bukan?”

Kalimat Kei itu membuatnya terhentak, ‘Apa yang harus ia jawab dalam situasi seperti ini?’ ujarnya dalam batin dan mulai merasa tak nyaman.

“Aku harap ini tidak membuatmu merasa terbebani… Aku… sangat menyukaimu!” ujarnya sembari berjinjit dan mencium pipi Sanghyuk.

‘Dia menciumku?!’

*

Hari ini Sanghyuk berniat melunasi janjinya untuk mentraktir Namjoo. Sebenarnya, ia ingin menunda kesempatan langka ini lain kali, t

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
chanyeolove
should write a new one

Comments

You must be logged in to comment
melltasha_ #1
Chapter 11: wuuu sweet bangettt AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
melltasha_ #2
Chapter 9: keren sekali ceritanya ... kapan updte lagi ? ayo la update biar jadi seru!!!!!
mashumer00 #3
Chapter 25: suka!!
semua chapter ditulis dengan indah..
♥️♥️♥️
rina0807 #4
Chapter 25: Baru suka sama vixx, jadinya baru nemu cerita ini.. sukaaaa... Ada kemungkinan lanjut kah? Kalo ada, bisa coba masukin anggota vixx lain jadi peran playful gitu, yang godain hyuk sama namjoo... Heheh
Semangat authornim...
blue54 #5
Chapter 25: Hhh q dah baca di wattpad tapi buka aff ada pemberitahuan ini q baca lagi dan tetep suka XD
asdfghjkyubutt
#6
Chapter 25: Jujur, ketika baca judul sama dua paragraf pertama(?) kukira bakal sesuai sama lagu Eyes tapi ternyata... /blushing ga karuan/ ahh mereka berdua sudah besar anyways xD thanks a lot for writing this, sukses bikin cengar-cengir tengah malem hahahah
Rifanabilaa #7
Chapter 24: Duh mereka kok gemesin sih. Dah lama gak baca ff mereka
DEERDEWI
#8
Chapter 20: Looh akhirnya kok :(
Aduh hyukieeee kenapa gak susul namjoo aja ke amerika
blue54 #9
Chapter 22: Whoa i lakie it
dsytw09 #10
Chapter 22: Terbaikkkkk /kasih 4 jempol /?
Menciumnya lagi dan lagi. Panen bener namjoo nya :'D
Namjoo sama hyuk udh gede ya. Cium cium nambah lagi /abaikan
'-')b