The Memories (Part 1)

Namjoo X Sanghyuk Fanfic Collection
Please Subscribe to read the full chapter

Cinta itu …

Cinta itu membuatmu bak berada di taman penuh bunga-bunga

yang tak pernah luput membuatmu tersenyum hingga kedua matamu berbinar…

Namun cinta tak selamanya manis…

Itu bisa membuatmu sakit…

Menyesakkan dadamu hingga menjalari kedua matamu dan tangis jatuh di kedua pipimu…

Namjoo selalu tidak mengerti…

Bisakah cinta membuatnya terpisah begitu saja?

Ia tidak pernah mengerti mengapa seseorang itu meninggalkannya…

*

Gadis itu menarik kerah jaket tebalnya hingga menutupi seluruh bagian lehernya, menyesap Hot Americano yang sebelumnya ia beli untuk menunggu taksi berharap mengurangi minimnya suhu di musim dingin.

‘Sanghyuk…  sibuk apa dia sekarang ini? Apa dia sudah menikah?’ ia tersenyum kecil sebelum melanjutkan, ‘Tidak mungkin… kalau pun benar, pasti seantero angkatan SMA tahu… Apa aku belum pernah berkencan lagi gara-gara dia?’ Namjoo kembali tersenyum kecil di kalimat terakhir dalam benaknya. Perlahan senyumnya memudar…

*

Saat itu musim dingin tahun ke tiga, tahun dimana anak SMA sibuk menyiapkan dan mengikuti berbagai kegiatan belajar untuk mencapai perguruan tinggi pilihan mereka.

Namjoo, yang tak menyangka dirinya sungguh sangat beruntung untuk mendapatkan beasiswa dan lolos di salah satu universitas di Paris dengan jurusan yang ia sukai, Design.

“Sanghyuk-ah!” pekik Namjoo sembari mendekati Hyuk yang berjalan di koridor, mencegatnya. “LIHAT!” lanjutnya bersemangat sembari menyodorkan surat pemberitahuannya.

Hyuk melebarkan kedua matanya, “Jinjja! Selamat Namjoo-ya… Impianmu segera tercapai!” seru Hyuk tak kalah senang sembari kemudian mengacak puncak kepala Namjoo.

Namjoo tersenyum sebelum berkata, “Tapi aku tidak akan mengambilnya, itu berarti aku akan berada jauh denganmu… Aku tidak mau!” jelasnya.

Hyuk mengernyitkan dahi, “Kenapa? Kau mungkin tidak akan mendapatkan kesempatan ini lagi, Namjoo…” ujarnya.

Namjoo segera menggeleng, “Tidak! Kalau kau ikut denganku ke Paris! Baru aku mau!” ujarnya sembari terkekeh.

“Ck, kalau memang aku cukup pintar untuk mengejar studimu di Paris!” sambar Hyuk membuat Namjoo tergelak tawa.

Mereka berdua beserta murid-murid lainnya sama-sama sibuk mencari beasiswa dan belajar dengan giat sebelum mereka mengambil ujian perguruan tinggi yang semakin mendekat. Namjoo bersikeras untuk tetap tidak mengambil beasiswa di Paris namun kedua orang tuanya berkata lain.

Stress mulai menerpanya, ia tak bisa berhenti memikirkannya. Ia tahu jika dirinya mengambil beasiswa ke Paris, maka kesempatannya, impiannya sebagai designer akan tercapai lebih besar peluangnya. Namun ia tidak ingin berpisah dengan Hyuk. Dan hubungan jarak jauh bukanlah pilihan yang bagus…

“Sungjae! Mana Sanghyuk?” tanya Namjoo pada Sungjae. Kedua matanya kemudian menjalari seluruh ruangan di kelas itu.

“Dia tidak masuk hari ini” jawab Sungjae sembari menghampiri Namjoo di ambang pintu kelasnya.

Namjoo dengan refleks menautkan alisnya, “Kenapa?”

“Tidak tahu! Memangnya aku harus selalu tahu dengan apa yang dia lakukan?” timpal Sungjae terdengar sebal.

Namjoo hanya mengernyitkan dahi menyahut jawaban Sungjae. Ia kemudian mencoba menghubungi ponsel Hyuk yang hanya terhubung pada kotak suara. Ia hanya bisa mendesah.

Keesokan harinya Namjoo kembali tidak menemukan Hyuk di kelasnya, dan untuk menanyakan hal itu pada Sungjae pun bukanlah ide yang bagus.

Esoknya begitu lagi, kali ini ia bertanya pada Jimin yang juga merupakan salah satu teman terdekat Hyuk, “Jimin-ah, kau tahu kenapa Hyuk tidak masuk sekolah? Ini sudah hari ke tiga…” ujar Namjoo dengan nada khawatir, berharap mendapatkan jawaban pasti kali ini.

Jimin menoleh padanya, “Oh? Kurasa dia pergi mengunjungi kerabatnya- Dia tidak bilang padamu?” Jimin berbicara.

Namjoo otomatis menggeleng, ‘Kenapa dia tidak memberitahuku? Kerabatnya? Apa Paman dan Bibinya di Jeju?’ batinnya kemudian.

“Kenapa? Apa kau ada perlu dengannya?” tanya Jimin melihat Namjoo terdiam.

“Aku khawatir padanya… Tapi, mungkin ia terlalu mendesak sehingga tidak menghubungiku…” Namjoo menjawabnya.

“Yeah, pasti begitu!” sahut Jimin mengiyakan.

Namjoo kemudian menggigit bibirnya sebelum berbicara, “Jimin-ah… Apa kau sudah diterima perguruan tinggi?”

Jimin mendengus sebelum berbicara, “Kau bercanda? Mungkin aku tidak akan belajar mati-matian jika sudah diterima…” sahutnya sembari terkekeh sebelum melanjutkan, “Bagaimana denganmu?”

“Ya, sebenarnya aku sudah diterima dan mendapatkan beasiswa juga… tapi aku tidak ingin mengambilnya, tapi… orang tuaku mendesak untuk segera menerimanya… Aku ingin mendiskusikan ini dengan Hyuk..” Jelas Namjoo sembari menunduk, jelas sekali tertera di raut wajahnya bahwa ia sedang gelisah.

“Jurusan apa? Design?” tanya Jimin. Namjoo mengangguk membenarkan.

“Wah, tidak heran lagi… Kau sudah menjuarai banyak lomba-lomba gambar dan design Namjoo-ya… Mungkin itu memang jalanmu…” sambung Jimin.

Namjoo terdiam sejenak, “Entahlah….”

Seminggu kemudian…

“Namjoo! Sanghyuk masuk sekolah hari ini! Aku tadi lihat saat melewati kelasnya!” pekik Seolhyun sembari menghampiri Namjoo di bangkunya.

Dengan segera, Namjoo beranjak dari bangkunya dan bergegas ke kelas Hyuk.

“Kau kemana saja?” pekik Namjoo begitu dirinya dan Hyuk kini berdua saja di koridor.

“Mian… Ada hal mendesak dan aku tidak sempat memberitahumu… dan ponselku juga rusak.. Aku tidak sempat memperbaikinya.” Hyuk menjelaskan.

Namjoo masih merengutkan wajahnya, “Kau tidak tahu bagaimana khawatirnya aku?” ujarnya.

“Mian…” ucap Hyuk singkat membuat Namjoo mendesah.

Mereka kemudian berdiam untuk sejenak sebelum Hyuk berbicara, “Namjoo…”

Namjoo mendongak, mengangkat alisnya.

“….Bisakah kita putus?”

Namjoo refleks melebarkan kedua matanya, “Ne?”

“Aku sadar… Tidak bisa berkonsentrasi belajar dengan penuh… dan perguruan tinggi sudah di depan mata… Aku harus belajar lebih giat dan bisa mencari uang secepatnya…”

“A-apa?” ujar Namjoo tak percaya.

“Ya, kita putus… dan mengambil jalan masing-masing, dan kau bisa ke Paris mengejar impianmu dengan tenang…”

Namjoo mengernyitkan dahinya dengan segala keterkejutan ini. “A-aku tidak mengerti, Hyuk…”

“Kau sekarang tidak perlu mengkhawatirkan untuk berada jauh denganku lagi… Ini demi kebaikan kita…” Hyuk menambahkan.

*

Cuaca Jeju tidak bersahabat di bulan Desember, tapi gadis itu kentara sekali terlihat memang benar-benar berniat berlibur. Ia tampak menggeret kopernya dan menghampiri taksi menuju tempat penginapan.

“KAU DI JEJU??!!!” pekik Junghwa terdengar tak percaya di sambungan telepon begitu Namjoo telah berada di kamar hotel.

Namjoo otomatis menjauhkan ponselnya dari jangkauan daun telinganya , “Ya! Kau tidak perlu berteriak begitu, kau mau membuatku tuli huh?!”  sontak ia memarahi asisten kerjanya itu.

“Mian.. Tapi ini musim dingin KIM NAMJOO! MUSIM DINGIN! kau gila jika ke Pulau Jeju di musim seperti ini!” jelas Junghwa menurunkan volume suaranya walaupun masih terdengar nyaring.

Namjoo mendesah, “Kau memprotesku bekerja terus menerus, sekarang aku mengambil liburan kau malah memprotesku lagi… ingat, aku bosmu Junghwa-ya…” ujarnya sembari mengingatkan.

“Mianhae… hanya saja kau memilih tempat liburan yang tidak tepat… dan aku khawatir jika tidak ada kau disini…”

“Kau tidak perlu khawatir, kau harus lebih percaya diri Junghwa-ya… Begini saja, kalau ada masalah atau apapun kau segera hubungi aku saja ya? Ini kesempatanmu untuk menggantikanku sebagai desainer utama..” jelas Namjoo kemudian.

“Asal kau tidak memarahi hasil kerjaku saja…” sambar Junghwa. Namjoo bisa membayangkan Junghwa sedang  mengerutkan bibirnya sekarang.

“Kita lihat saja nanti!” ujar Namjoo dengan nada jahil sembari terkekeh.

“YA!”

“Hahaha, tidak akan… kau sudah banyak bekerja keras selama setengah tahun ini… hasilmu pasti juga membaik, Junghwa-ya…” sambung Namjoo menenangkan.

“Hmmm… Gomawo, Namjoo-nim…” ujar Junghwa dengan penuh rasa terima kasih.

“Ne, arasseo… Sudah aku ingin beristirahat Junghwa-ya…”

“Keurae… semoga kau bersenang-senang disana… Jangan lupa jaga kesehatanmu...” ujar Junghwa.

“Ne, gomawo chingu-ya~” sahut Namjoo pada rekan sekaligus temannya itu. Walaupun baru bekerja sama dengannya selama enam bulan, ia merasa nyaman bersamanya berhubung mereka seumuran.

“dan…semoga kau menemukan jodoh disana!” sahut Junghwa jahil diakhiri terkikik geli.

“Jangan bergurau!” pekik Namjoo menyahutnya seketika sembari diakhiri dengan menutup sambungan.

*

Namjoo kini merebahkan tubuhnya di ranjang hotel, sembari menyusuri catatan apa saja yang harus dilakukan selama di pulau Jeju. Tiba-tiba ia melamun dan teringat sesuatu,

“Namjoo-ya, jika aku mengajakmu ke Pulau Jeju sekarang juga, apa kau mau?”

Namjoo membelalakkan kedua matanya, “Kau bercanda…”

“Aku serius… kau mau?” sahut lelaki itu terus mendesak pada gadisnya.

“Tentu saja mau!” Siapa juga yang tidak ingin liburan kesana? benak Namjoo.

“Benar? Walaupun sekarang sedang musim dingin?”

Namjoo kemudian mengangguk, “Mungkin tidak akan seseru saat musim panas, tapi dengan melihat laut dan pantai aku akan senang” jelasnya sembari tersenyum dan membayangkan pemandangannya.

“Kalau begitu kita pergi besok, bagaimana?”

Namjoo lalu terdiam sembari menatap lelaki di hadapannya, mengedipkan matanya berkali-kali sebelum berkata, “Kau tidak sedang bercanda kan?”

Lelaki itu refleks tertawa melihat ekspresinya, “Aku benar-benar serius Kim Namjoo, pamanku yang tinggal disana mengundangku kesana dan boleh mengajak teman-temanku… Tapi aku hanya ingin mengajakmu kesana…” tuturnya menjelaskan.

“Jinjja?” tanya Namjoo memastikan.

Lelaki itu mengangguk mantap.

“Benar-benar akan pergi besok juga?”

Lelaki itu kembali mengangguk.

“YEEYYY!!” pekik Namjoo senang sembari memeluk lelaki itu.

Namjoo mengenang dialog itu sembari tersenyum kecil, ‘Pada akhirnya sekarang aku kesini lagi… ke tempat kenangan yang seharusnya aku kubur dalam-dalam…’ batinnya merenung. Tak lama rasa kantuk semakin terasa berat dan ia memutuskan untuk segera tidur.

*

Di pagi harinya, Namjoo memutuskan beranjak menuju pantai terdekat hotelnya dengan mobil rental yang sebelumnya ia sudah pesan. Berjalan di pesisir pantai, memandangi pasir yang ia kira pasti terasa dingin jika ia sentuh. Ia kembali melilitkan syalnya  hingga menutupi sebagian wajahnya. Ia tidak bisa mengabaikan angin yang cukup kencang beserta butiran-butiran salju mulai menerpanya. Tak heran tak ada seorang pun disana sekarang.

‘Argh, nampaknya aku memang sudah cukup gila untuk datang ke sini…’ keluh Namjoo dalam batin.

Namjoo kemudian memutuskan kembali ke dalam mobil dan beranjak pergi dari sana.

Setelah mampir  ke kedai untuk menghangatkan tubuh, ia kemudian melanjutkan perjalanan dan melihat sebuah restoran yang  tak asing baginya.

Melihat langit begitu gelap, dan salju turun sudah mulai deras, ia kemudian memutuskan memarkirkan mobilnya di depan restoran tersebut.

Gadis itu kemudian terburu-buru mengambil sesuatu dari bagasi dan berlari menuju pintu restoran menghindari hujan. Ia segera mendorong pintu depan. Bunyi lonceng otomatis berbunyi dan si pemilik dengan refleks menyahut, “Selamat datang! oh?” ujar lelaki paruh baya menyahut.

Dengan segera Namjoo membungkuk 90 derajat menyapanya, “Annyeonghaseyo…”

“Kau bukankah Namjoo?” ujar pria itu sembari memicingkan matanya. “Namjoo yang bersama Sanghyuk datang kemari?” lanjutnya antusias sembari mendekati gadis itu.

Namjoo melebarkan kedua mat

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
chanyeolove
should write a new one

Comments

You must be logged in to comment
melltasha_ #1
Chapter 11: wuuu sweet bangettt AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
melltasha_ #2
Chapter 9: keren sekali ceritanya ... kapan updte lagi ? ayo la update biar jadi seru!!!!!
mashumer00 #3
Chapter 25: suka!!
semua chapter ditulis dengan indah..
♥️♥️♥️
rina0807 #4
Chapter 25: Baru suka sama vixx, jadinya baru nemu cerita ini.. sukaaaa... Ada kemungkinan lanjut kah? Kalo ada, bisa coba masukin anggota vixx lain jadi peran playful gitu, yang godain hyuk sama namjoo... Heheh
Semangat authornim...
blue54 #5
Chapter 25: Hhh q dah baca di wattpad tapi buka aff ada pemberitahuan ini q baca lagi dan tetep suka XD
asdfghjkyubutt
#6
Chapter 25: Jujur, ketika baca judul sama dua paragraf pertama(?) kukira bakal sesuai sama lagu Eyes tapi ternyata... /blushing ga karuan/ ahh mereka berdua sudah besar anyways xD thanks a lot for writing this, sukses bikin cengar-cengir tengah malem hahahah
Rifanabilaa #7
Chapter 24: Duh mereka kok gemesin sih. Dah lama gak baca ff mereka
DEERDEWI
#8
Chapter 20: Looh akhirnya kok :(
Aduh hyukieeee kenapa gak susul namjoo aja ke amerika
blue54 #9
Chapter 22: Whoa i lakie it
dsytw09 #10
Chapter 22: Terbaikkkkk /kasih 4 jempol /?
Menciumnya lagi dan lagi. Panen bener namjoo nya :'D
Namjoo sama hyuk udh gede ya. Cium cium nambah lagi /abaikan
'-')b