The Memories (Part 2-End)

Namjoo X Sanghyuk Fanfic Collection
Please Subscribe to read the full chapter

Mereka berdua terdiam dengan canggung kemudian, atmosfir tak nyaman memenuhi ruangan itu sekarang.

Setelah jeda panjang itu, Hyuk kemudian berkata, “Terima kasih sudah menjenguk…” ujarnya tanpa melihat Namjoo.

Namjoo terhentak di kursinya, “Oh? ya, tentu saja…” jawabnya dan kembali terdiam.

“Kau bisa pergi sekarang…” sambung Hyuk dengan nada dingin.

“Eh?” Namjoo refleks mengernyitkan dahi.

“Kau tidak perlu menjengukku…”

Tanpa aba-aba wajah Namjoo bergetar, melawan tangis yang akan segera datang. Ia mengingat janjinya pada Sungjae.  Dengan susah payah ia menahannya sembari berkata, “B-bagaimana jika aku ingin terus berada disini?” serunya.

Hyuk kini menoleh padanya, “Kau tidak perlu… Ada Jimin dan Sungjae, kau lebih baik kembali ke butikmu dan mengerjakan segalanya disana” sambungnya.

“Kenapa? Apa kau membenciku? Aku masih tidak mengerti Hyuk… sampai sekarang… kenapa kau memutuu waktu itu…” lanjut Namjoo kini air matanya jatuh di luar kendalinya.

Hyuk terdiam begitu tangis sedu Namjoo mulai terdengar. Menundukkan kepalanya dan segera berkata, “Kau benar-benar tidak perlu Namjoo… Kau tidak perlu melihatku seperti ini… Waktuku tak lama lagi, kau tidak perlu mengasihiniku yang akan mat-“

“Hentikan!” potong Namjoo.

Kini Hyuk menatap Namjoo, “Benar, Namjoo… aku akan mati… itu adalah kenyataan…” jelasnya.

Namjoo menggeleng dan segera memeluk Hyuk di ranjangnya dengan erat, “Hentikan… Kumohon jangan katakan hal itu lagi…” ujarnya sembari tersedu.

*

Gadis itu tampak merangkai bunga lili yang sengaja ia bawa sebelumnya, merapikannya berulang kali di dalam vas, walaupun hal itu kentara sekali tidak perlu ia lakukan.

Namjoo merasa tak nyaman namun dalam arti yang sebaliknya. Kedua matanya kini berkeliaran di atas bunga lili berwarna kuning itu, kedua ujung matanya menyadari akan seseorang yang memerhatikannya sepanjang pagi itu.

“K-kenapa kau menatapku begitu?” Namjoo bertanya setelah berjuang mengontrol debaran jantungnya yang seakan dipenuhi kupu-kupu yang beterbangan.

Lelaki itu tersenyum sembari tak melepaskan pandangannya dari gadis itu, dan menggeleng kecil. “Tidak apa… hanya saja…” ia menghentikan bicaranya.

“Hanya saja… Apa?” Namjoo bertanya.

“Kau tampak berbeda dari yang dulu…” ujar Hyuk.

Namjoo refleks melebarkan kedua matanya, terkejut. “Benarkah?”

Hyuk mengangguk, “Kau semakin cantik…” ujarnya.

Dan dengan begitu Namjoo kembali dalam tampilan salah tingkahnya. Ia mendengus pelan, “Apa-apaan…” ujarnya.

Hyuk tertawa,  “Dan kau memanjangkan rambutmu, apa kau berusaha merayu lelaki lain setelah putus denganku?” sambungnya.

Namjoo kembali mendengus sembari kemudian berkata, “Kau pikir salah siapa aku menjadi single selama lima tahun ini?” ia mengerutkan bibirnya, sembari menunduk. “Aku masih memikirkanmu…” lanjutnya pelan namun cukup bisa didengar oleh Hyuk.

Hyuk tersenyum kemudian sebelum berkata, “Maafkan aku, Namjoo…”

Namjoo menggeleng sembari segera menggenggam tangan Hyuk erat.

*

“Sanghyuk-ah! Oh? Namjoo kau sudah datang?” seru Jimin saat memasuki kamar inap Hyuk. Melihat Namjoo dan Hyuk sedang duduk bersama di ranjang mendiskusikan gambar sketsa desain  milik Namjoo.

Namjoo bergumam mengiyakan, “Hmm… Bagaimana kerjaanmu Jimin-ah?” tanyanya.

“Yah, begitulah… Sibuk menjelang akhir tahun, mengaudit sana sini… Kau?” lanjutnya sembari duduk di sofa.

“Aku? Tenang saja, karena ada Junghwa disana… Ia menghandle segalanya disana…” jelas Namjoo.

“Junghwa?” tanya Jimin sembari mengangkat alis.

“Yah, dia teman sekaligus asisten kerjaku… Nanti akan kukenalkan pada kalian!” sambung Namjoo pada Jimin dan Hyuk.

“Apa kau mau mencomblangkannya dengan Jimin?” ujar Hyuk sembari terkekeh geli.

Namjoo melebarkan matanya, “Oh? Ide bagus! Kenapa aku tidak memikirkannya ya?” sahutnya ikut tertawa bersama Hyuk.

Jimin memerhatikan mereka berdua yang bicara satu sama lain mengejek dirinya dan membicarakan seseorang bernama Junghwa sembari diselingi tawa. Ia merasa lega melihat Hyuk, menurutnya wajah Hyuk akhir-akhir ini lebih berwarna, lebih banyak tersenyum dan tertawa. Lebih bahagia.

“Ya! Sampai kapan kalian mengejekku single terus eoh?” pekik Jimin memotong mereka berdua yang hanya terkikik geli menyahutnya.

*

“Jimin…” ujar Hyuk tertahan sembari membekap mulutnya.

Namjoo mengangkat alis, tampak bingung sebelum memanggil Jimin yang kini sudah lebih dulu menghampiri Hyuk dengan kilat. Ia terlihat mengambil ember di bawah ranjang dan segera di dekatinya dengan mulut Hyuk.

Namjoo mulai mengerti maksudnya, saat tidak ada Jimin atau pun Sungjae setelah itu mengambil alih membantu Hyuk.

Ini hal yang wajar untuk Hyuk, efek dari pengobatan kemoterapi membuat tubuhnya menolak segala bentuk makanan yang memasuki tubuhnya.

Namjoo masih bisa memahami hal itu, namun tidak dengan yang lainnya…. Darah… Setelah beberapa hari mengunjungi Hyuk, kali ini ia baru melihatnya. Ketika Hyuk mimisan, dengan darah mengalir dari hidungnya begitu banyak, sungguh sangat banyak, hingga berceceran di pakaian pasiennya.

Namjoo terkejut melihatnya, dengan refleks ia membekap mulutnya. Sungjae dengan sigap membantu Hyuk menempelkan handuk basah di hidungnya.

Ia tidak tega melihat ini, kedua matanya mulai berair. Ia tidak ingin melanggar janjinya lagi, tidak ingin menangis di depan Hyuk. Dengan kilat, ia segera keluar dari ruangan, dan menangis di depan pintu sendirian.

Setelah beberapa saat, pintu kemudian terbuka. Sungjae menghampiri Namjoo yang sedang terduduk menangis di atas lantai.

“Hei…” serunya.

Namjoo menengadahkan wajahnya sembari terburu-buru mengusap pipinya yang basah. “…..Maaf…” ujarnya lirih.

Sungjae menggelengkan kepalanya, “Aniya… aku tahu bagaimana perasaanmu… Waktu pertama kali pun aku juga begitu…” jelas Sungjae dan membantu Namjoo berdiri. “Inilah kondisi Hyuk… Kau harus mengerti Namjoo-ya…” lanjutnya.

Namjoo mengangguk sembari menangis lagi dan kini Sungjae segera mengusapnya. “….Nampaknya kau harus segera masuk ke dalam, Hyuk mengkhawatirkanmu…” Sungjae menambahkan.

Namjoo terdiam sejenak sebelum mengangguk kecil dan segera masuk ke dalam. Ia berusaha mengontrol wajahnya agar tak terlalu terlihat habis menangis.

Hyuk menoleh begitu mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki mendekat. Ia melhat Namjoo yang perlahan mendekati ranjangnya.

Dengan senyum kecil, ia kemudian berkata. “Kau baik-baik saja?” tanyanya sembari memandang Namjoo.

Rasanya jantung Namjoo seakan digenggam sejenak oleh sesuatu yang tidak terlihat, ‘….Bagaimana kau masih bisa mengkhawatirkanku begitu Sanghyuk…?’ batinnya pilu.

Tangan Hyuk mengisyaratkan Namjoo untuk lebih mendekatinya. Namjoo kemudian mematuhinya. Hyuk menangkupkan kedua tangannya di wajah Namjoo dan mengusap pipinya, “Maafkan aku…” ujarnya lembut dengan pandangan khawatir.

Kini tidak bisa lagi bagi Namjoo untuk menahan gelombang yang berlarian menuju kedua matanya, ia kemudian menangis di depan Hyuk.

*

Sudah lewat dua bulan semenjak Namjoo mengunjungi Sanghyuk bahkan tak jarang juga ia menginap di rumah sakit. Kondisi Hyuk tidak bisa dibilang membaik, namun kondisi jiwanya lah yang terpenting. Itu yang dikatakan Dokter yang menangani Hyuk, namun itu pun tidak bisa menjamin kesehatannya. Ia sudah sangat lama mengidap penyakit yang divonis mematikan itu.

“Kau merajut apa?” tanya Hyuk yang berbaring sembari melihat Namjoo merajut di kursinya.

“Aku merajut kupluk untukmu…” jawab Namjoo setelah tersenyum sekilas padanya.

“oh? Benarkah? Kau bisa merajut? Woah, apa yang tidak bisa kau lakukan Namjoo–ya?” ujarnya antusias.

Namjoo terkekeh menyahutnya sebelum bisa menjawabnya perhatiannya teralih pada suara pintu yang terbuka. Tampak seorang wanita dan Jimin di belakangnya masuk ke dalam ruangan.

“Oh? Noona!” seru Hyuk menyapa.

Mendengarnya, Namjoo langsung bangkit berdiri dan membungkuk sopan, “Oh, Annyeonhaseyo!” sapanya.

Kakak perempuan Hyuk ikut membungkuk sekilas. “Siapa ini? Apa ini Namjoo?” tanyanya sembari memandang Jimin.

Jimin mengangguk, “Ya, Noona… Dia pacar Sanghyuk seperti yang kuceritakan!” sahutnya sembari tersenyum menggoda, membuat wajah Namjoo kini otomatis kemerahan.

“Iya, dia pacarku, Noona…” kini Hyuk mengiyakan sembari tersenyum bangga.

Wajah Namjoo yang semakin kemerahan, ia hanya bisa menunduk.

“Ohhh… Pantas saja kali ini Hyuk terlihat berbeda, ternyata sekarang kau punya kekasih!” ejek Noonanya kemudian.

Hyuk hanya terkekeh menyahutnya. “Noona, kemana saja? Aku merindukanmu… Kau harus berhenti bekerja untukku, carilah pria kaya dan segera menikah… selagi aku bisa melihatmu…”

Ucapan Hyuk membuat Namjoo, Jimin, maupun Noonanya terhentak.

Noona nya dengan segera mendekati ranjang Hyuk, “Apa yang kau katakan? Aku tidak peduli untuk menikah… Aku hanya peduli pada kesehatan adikku…” sambar Noonanya sembari menunduk dan mengusapkan wajah Hyuk dengan lembut.

“Jangan katakan hal itu…” balas Hyuk.

“Kau juga jangan katakan hal itu..” balas Noonanya.

Jimin dan Namjoo bertukar pandangan, keduanya berbicara dalam diam, mengangguk mengerti dan segera keluar dari ruangan meninggalkan kedua saudara itu untuk sementara.

“Itu Noona Hyuk, namanya Soomi Noona…” ujar Jimin diakhiri senyuman pada Namjoo begitu mereka menutup pintu.

Namjoo mengangguk, “Ya, ini pertama kali aku bertemu dengannya tapi kita harus bertemu di keadaan seperti ini…” ujarnya sembari mulai menunduk.

Jimin menoleh, memahami maksudnya dan mengusap bahu Namjoo. Mereka berdua kemudian terdiam terlarut dalam pikiran masing-masing.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar Hyuk terbuka dan kakak Hyuk muncul dari baliknya. “Hei.” Sapanya.

Jimin dan Namjoo otomatis mendongak padanya, wanita itu tersenyum pada mereka dan berkata, “Maaf membuat kalian keluar… Jimin kau bisa menemani Hyuk. Namjoo bisa kan kita bicara sebentar?” ujarnya.

“Ne, noona..” jawab Jimin sembari meninggalkan mereka berdua dan masuk ke dalam kamar. Sedangkan Namjoo menyahut Soomi Noona dengan senyuman.

Mereka berdua pergi ke kantin rumah sakit, Soomi memesankan dua Hot Americano untuknya dan Namjoo.  “Perkenalkan aku kakaknya Sanghyuk, Han Soomi” ujarnya begitu mereka duduk, ia mengulurkan tangannya pada Namjoo.

Namjoo menyambut tangannya, “Aku Namjoo, Kim Namjoo…” sahutnya.

Soomi tersenyum, “Kau bisa memanggilku Eonni jika kau mau…” usulnya.

“Ne, Eonni..” ujar Namjoo membalas senyumnya.

“Namjoo, terima kasih ya… kau mau menemui Hyuk.” Ujarnya sembari menggenggam tangan Namjoo sebelum melanjutkan, “Aku bisa melihat pancaran kedua mata Hyuk, tampak bersinar begitu ia bersamamu…” ia kemudian tertawa.

Namjoo ikut tertawa, “Itu tidak apa Eonni...”

Soomi menggeleng, “Aku benar-benar berterima kasih Namjoo… Sebelum bertemu denganmu, pandangannya kelam, tidak bersemangat, dan ia hanya berpura-pura terlihat ceria di hadapanku, Jimin, maupun Sungjae…” jelasnya.

Namjoo kemudian hanya bisa terdiam mendengar Noona Hyuk berbicara.

“Ia hanya merasa tidak ingin direpotkan orang sekitarnya dan ia juga sudah menyerah pada hidupnya… Pengobatan sehebat apapun jika pasiennya tidak memiliki semangat, semuanya akan percuma…” sambungnya kini kedua matanya berair. “Tapi denganmu, semuanya berubah… Aku sangat berhutang padamu…”

Namjoo kemudian menggeleng tak setuju.

“Tapi… nyatanya Tuhan berkata lain… Hyuk… menurut pemeriksaan terakhirnya, hidupnya tak lama lagi…” ujar Soomi sembari menitikkan air mata.

“TIdak, itu pasti tidak benar…” ucap Namjoo seketika.

Soomi menggeleng, “Aku pun tak ingin percaya, Namjoo… Tapi inilah takdirnya… Jadi sebelum semua itu terjadi, bisakah kau menemani Hyuk? Membuatnya bahagia? Kumohon, Namjoo?” ucapnya sembari bersimbah air mata dengan pandangan memohon pada Namjoo.

“Eonni… Itu tidak benar…” ujar Namjoo dengan lirih. Kini pandangannya pun kabur karena air mata.

“Berjanjilah padaku, Namjoo… Hm? Kumohon?”

*

Hari demi hari berlalu, Namjoo lebih sering menginap menemani Hyuk. Sungjae dan Jimin juga ikut bergantian menginap atau pun mengunjungi mereka. Soomi, kakak perempuan Hyuk pun lebih sering datang walaupun hanya sebentar. Mereka membawa Hyuk jalan-jalan di sekeliling rumah sakit, menonton film di kamar Hyuk, atau sekedar berbincang.

Junghwa juga sekarang datang menjenguk, dan anehnya lagi ia datang bersama Sungjae.

“Oh? Ada apa dengan kalian datang berdua?” tanya Namjoo terheran sembari memandangi mereka, Junghwa tampak membawa satu karangan bunga dan Sungjae memutar kedua bola matanya.

“Aku hanya minta ditemani olehnya karena aku tidak tahu letak kamar Hyuk…” Jelas Junghwa terdengar cukup sebal, ia menaruh bunga di dalam vas.

“Benarkah?” tanya Namjoo dengan nada menggoda.

“Itu benar!” sahut Sungjae seketika.

“Ah, annyeonghaseyo Sanghyuk-ssi… Aku Junghwa, teman sekaligus asisten Namjoo. Senang bertemu denganmu…” sambung Junghwa pada Hyuk yang sedang dalam posisi duduk di ranjang.

Hyuk tersenyum, “Ya, aku banyak mendengar tentangmu dari Namjoo.. Senang bertemu denganmu juga, Junghwa-ssi…”

Junghwa terkekeh sebelum melanjutkan, “Ternyata kau tampan, pantas saja Namjoo sulit melupakanmu dan betah disini, Sanghyuk-ssi…” ujarnya membuat Namjoo melebarkan kedua matanya.

“YA! Park Junghwa!” pekiknya.

“Hei, asal kau tahu, aku lebih tampan dari Sanghyu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
chanyeolove
should write a new one

Comments

You must be logged in to comment
melltasha_ #1
Chapter 11: wuuu sweet bangettt AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
melltasha_ #2
Chapter 9: keren sekali ceritanya ... kapan updte lagi ? ayo la update biar jadi seru!!!!!
mashumer00 #3
Chapter 25: suka!!
semua chapter ditulis dengan indah..
♥️♥️♥️
rina0807 #4
Chapter 25: Baru suka sama vixx, jadinya baru nemu cerita ini.. sukaaaa... Ada kemungkinan lanjut kah? Kalo ada, bisa coba masukin anggota vixx lain jadi peran playful gitu, yang godain hyuk sama namjoo... Heheh
Semangat authornim...
blue54 #5
Chapter 25: Hhh q dah baca di wattpad tapi buka aff ada pemberitahuan ini q baca lagi dan tetep suka XD
asdfghjkyubutt
#6
Chapter 25: Jujur, ketika baca judul sama dua paragraf pertama(?) kukira bakal sesuai sama lagu Eyes tapi ternyata... /blushing ga karuan/ ahh mereka berdua sudah besar anyways xD thanks a lot for writing this, sukses bikin cengar-cengir tengah malem hahahah
Rifanabilaa #7
Chapter 24: Duh mereka kok gemesin sih. Dah lama gak baca ff mereka
DEERDEWI
#8
Chapter 20: Looh akhirnya kok :(
Aduh hyukieeee kenapa gak susul namjoo aja ke amerika
blue54 #9
Chapter 22: Whoa i lakie it
dsytw09 #10
Chapter 22: Terbaikkkkk /kasih 4 jempol /?
Menciumnya lagi dan lagi. Panen bener namjoo nya :'D
Namjoo sama hyuk udh gede ya. Cium cium nambah lagi /abaikan
'-')b