CHAPTER 3

CANDY JELLY LOVE

CHAPTER 3

 

Aku duduk di meja perpustakaan dengan tumpukan buku di depanku. Aku mengetuk jariku ke meja secara pelan.

“Kau terlambat.” Aku memarahi Yein yang baru saja datang.

“Ramah sekali sambutanmu.”dia duduk. “Ayo kita mulai.”

Kami berdiskusi secara mendalam. Hanya setengah dari apa yang Yein katakan yang aku mengerti. Tapi dia tetap sabar menghadapiku. Dia memang pintar. Di kelas, dia termasuk 5 besar. Setelah sekitar satu jam, kami pun menyelesaikan paper tugas kami.

“Kau mau kemana sehabis ini?”aku bertanya

“Pulang mungkin, kenapa?”

“Ayo ikut aku ke coffee shop. Kita mengobrol. Relax sedikit setelah kita menguras otak.”

“Kita?.”

“Ayolah... lagian juga masih jam 8.”aku memohon dengan mata kucing yang memelas.

“Oke, baiklah. Dan janji ini bukan date. Oke?”

“Idih.. siapa juga mau mengajakmu kencan.”

Yein pun tertawa.

Kami duduk di sebelah jendela kaca yang besar. Kami bisa melihat ke arah luar dengan sempurna. Banyak orang berlalu – lalang di sekitar Hongdae malam ini.

“Kenapa sih kau mengajakku ke sini? Pasti ada sesuatu.”  Yein membuka pembicaraan.

“Hmm.. begini” aku meneguk Ice Latte-ku. “Menurut film Catch And Release: “Life is messy but Love is Messier.” Begitu.”

“Jadi?”Yein mengangkat alisnya.

“Ya..”Jawabku seadanya.

“Kau jatuh cinta?”

“Exactly!”jawabku sambil bertepuk tangan.

“Dengan siapa?”

“Hmm..”aku menghindari kontak mata dengan Yein. “Dengan seorang gadis.”

“Jawaban macam apa itu? Mana mungkin kamu jatuh cinta dengan seekor panda.”nada kesal terdengar dari mulut Yein.

“Mungkin saja, buktinya Sujeong tergila – gila dengan panda dan mempunyai banyak bonekanya.” Aku menjawab dengan candaan.

“Sudahlah Young Ri, aku tak tahu harus berkata apa, aku pulang dulu.”

Dia berdiri dari tempat duduknya.

“Yein... tunggu.”

Yein sudah mendorong pintu dan keluar meninggalkanku sendiri dengan imajinasiku tentang aku berpacaran dengan panda. Aku harap Yein tidak marah besar kepadaku.

 

Aku berjalan menyusuri jalanan Hongdae sendirian menuju rumahku. Dengan ransel di pundakku. Aku menendang – nendang setiap kerikil yang ada di hadapanku. Musim dingin sebentar lagi menyerang. Sekarang pun aku sudah merasakan semilir angin dingin menyapu wajahku. Ku pandang ponselku dan tak satupun pesan atau telepon. Betapa malang nasibku.

 

Aku membuka pintu rumah dan mendapati ayahku sedang menonton berita. Ibuku pasti sudah tidur.

“Aku pulang.”kataku.

“Ah.. kau sudah pulang. Sudah makan malam?”ayahku menyambutku.

“Sudah yah, tadi sehabis belajar.”jawabku.

Aku langsung menuju kamarku dan duduk di kursi dekat meja belajarku. Aku mengirim pesan ke Yein.

“Yein, maafkan aku apabila tadi membuang – buang waktumu dan menganggap remeh dirimu. Sebenarnya banyak yang ingin aku bicarakan. Tapi aku terlalu malu mengungkapkannya. Jangan marah ya.”

Aku berguling – guling di kasurku sambil menunggu balasan dari Yein. Namun nihil. Aku terus menunggu seraya memandang langit – langit kamarku. Hingga aku tertidur .

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet