Matahari mulai menenggelamkan dirinya berganti dengan bulan yang menghiasi malam yang indah ini namun tidak bagi Amber yang kini tengah berjalan pulang. ia sesekali menendang krikil yang berada dibawah kakinya.hari iniSulli mengijinkan Amber pulang lebih cepat karena Sulli tahu bahwa kondisi Amber sedang tidak mendukung untuk kerja. 

"kenapa harus 'dia'?"gerutu Amber masih memikirkan kejadian itu. 

bbrreemm

   Suara kenalpot sebuah motor sangat terdengar di telinga Amber namun ia sama sekali tak memperdulikannya.tiba-tiba motor itu berhenti tepat dihadapan Amber membuat Amber menatap heran pengendara motor itu walaupun helem fullface nya menutupi wajah sang pengemudi.

"nugu-ya?"tanya Amber mengangkat sebelah alisnya. Pengemudi motor itu pun melepaskan helemnya dari kepalanya.Amber tercengang saat mengetahui Luhanlah orang yang mengemudikan motor besar itu.

"mau ku antar?"tanya Luhan to the point.

"ah,aniya tak usah. aku bisa pulang sendiri lagi pula rumahku tidak terlalu jauh"tolak Amber dengan nada dan kalimat yang ramah.

"tak apa. biar ku antar saja,tidak baik seorang gadis berjalan sendirian malam-malam seperti ini"ucap Luhan masih menawarkan tumpangan pada Amber.

"tidak,ini tidak terlalu malam,ini masih jam 7 "elak Amber sambil melihat jam tangan yang melingkar disalah satu tangannya

"baiklah kalau kau tak mau ku antar sekarang. tapi jika aku mengajakmu kesuatu tempat kau mau?"tanya Luhan berhati-hati takut jika Amber akan menolaknya lagi

"umm....kemana memangnya?"tanya Amber penasaran dan mulai memikirkan ajakan Luhan

"kau juga akan tau. jadi,kau mau tidak?"tanya Luhan dan Amber tampak berpikir sejenak. karena terlalu lama berpikir,Luhan pun menganggap bahwa Amber menolak ajakannya. 

"baiklah kalau tak mau tak apa"ucap Luhan seraya memakai kembali helemnya dan hampir meng-gas motornya namun tangan Amber mencegah Luhan dengan memegang lengannya.

"aku mau"ucap Amber aambil menganggukan kepalanya. Luhan pun sedikit tersenyum dibalik helemnya,ia pun memberi satu helem lagi pada Amber.setelah memakai dengan benar helemnya,Amber segera duduk dijok motor tersebut. Luhan segera meng-gas motornya dengan kecepatan yang kencang sehingga Amber tanpa sadar memeluk perut Luhan dari belakang. Amber takut jika ia mati konyol hanya karena Luhan memboncengnya dengan kecepatan yang lumayan kencang itu.

     Sementara Luhan,ia hanya diam tak memberi respon kaget saat Amber tiba-tiba memeluknya ia hanya menatap fokus jalanan didepannya. namun berbeda dengan jantungnya yang kini berdetak tak karuan.

*-*-*-*-*-*-*-*-*

"sampai"ucap Luhan memberhentikan laju roda motornya. Amber melepaskan helemnya dan turun dari motor Luhan. Amber menatap tempat yang kini ia pijaki

sebuah taman?

    Amber heran mengapa Luhan mengajaknya ketempat ini. taman yang begitu tenang dan sunyi. bahkan Amber tak melihat satu pun orang berlalu lalang ditaman ini.sepi.

"Luhan-ssi,ini taman apa?mengapa sepi sekali?"tanya Amber tanpa melihat lawan bicaranya ia masih sibuk menatap taman yang indah dihadapannya.

"ini taman favorit ku selain taman belakang sekolah.taman ini juga masih jarang dijadiakan tempat bersantai"jelas Luhan. lalu berjalan ketengah taman yang besarnya cukup lumayan besar. Luhan lalu merebahkan tubuhnya direrumputan dengan tangan yang direntangkan dan kelopak mata yang ia tutup.Luhan menghirup udara segar yang mengelilingi taman tersebut. Amber menatap Luhan yang sedang merentangkan tangannya dan merebahkan tubuhnya direrumputan hijau itu.Amber berjalan mendekati Luhan dan merebahkan tubuhnya di rumput itu sama seperti Luhan.

"kau suka taman dan kesunyian?"tanya Amber tanpa membuka matanya.ia berpendapat bahwa Luhan adalah type namja yang sangat berbeda. ia menyukai taman,buku,ketenangan,dan kesunyian berbeda sekali dengan Kris