Kris masih saja memeluk Amber dengan begitu eratnya, Kris tak ingin melepaskan pelukanya itu. Amber yang berada di pelukan Kris pun hanya terdiam membeku menerima perlakuan yang sangat tiba tiba itu. Detak jantung Amber mungkin kini sangat tidak stabil, Amber juga merasakan panas di area wajahnya mungkin kini wajahnya telah berubah warna menjadi tomat yang sangat merah. Kris tersenyum ketika dirasanya Amber tidak memberontak dan sepertinnya menerima pelukan dari Kris. Otak Amber memerintahkan agar memberontak dan melepaskan pelukan itu, namun hatinya yang sepertinya kini telah berbunga bunga bagaikan taman bunga itu pun melarang Amber untuk menjaih dari pelukan Kris, sementara tubuhnya hanya diam tidak mengindahkan perintah otak Amber. Ooh tuhan, apa ini? Mengapa Amber menjadi seperti ini? Apakah Amber emiliki rasa untuk Kris? Karena jantungnya yang terus berdegub dengan kencang. Semoga saja Kris tak bisa mendengar degup jantung Amber. Perut Amber pun seperti ada kupu kupu yang berterbangan kala Kris mengatakan cinta padanya.  Jangan, jangan sampai jika Amber memang benar menjatuhkan hatinya untuk Kris. Jika benar ia menyukai bahkan mencintai, mengapa harus Kris?  Mengapa tidmak orang lain saja yang mendapatkan hatinya? Ini gila, musuhnya bisa menjadi cinta. Sepertinya Amber akan gila jika dirinya terus memikirkan ini. 

"Tumben" ucap Kris memecahkan keheningan yang terjadi beberapa saat yang lalu. Amber sedikit mengerutkan dahinya mendengar ucapan yang menggantung dari bibir Kris "tumben? Tumben apa?" Tanya Amber masih dalam pelukan hangat Kris. 

"Ya, tumben. Tumben sekali kau tidak memberontak. Oh aku tahu, kau pasti menyukai nya iya kan?" Tanya Kris dengan begitu PD nya. Amber langsung tersentak dan mendorong dada bidang Kris menjauh darinya dan menyilangkan kedua tanganya didepan dada. Amber pun langsung memalingkan wajahnya takut jika Kris bisa melihat semburat merah diwajah cantik dnan manisnya itu. Kris tersenyum kemenangan ketika melihat dengab sekilas wajah Amber yang bersemu. 

"Kau menyukainya?" Tanya Kris. Ia sedikit menggeserkan tubuhnya mendekat pada Amber. Amber yang melihat itu pun menggeserkan duduknya menjauh dari Kris. "Menyukai apa?" Tanya Amber ketus ia masih menyilangkan tanganya didepan dadanya takit terjadi sesuatu bila Kris masih didekatnya. 

"Menyukai pelukan dan ciuman dari ku?" Ucap Kris terlampau PD Kris terus menggeser duduknya hingga kini Amber tidak bisa bergeser lagi karena ia sudah berada di pojok sofa. "Ti...tidak, aku tidak menyukainya" balas Amber dengan terbata bata membuat Kris semakin yakin bahwa Amber menyukainya. "Oh, kau tidak menyukainya ya? Tapi mengapa diam saja saat aku memelukmu? Bahkan saat ku cium pun kau diam saja" ucap Kris memojokan Amber.  Amber yanv merasa terpojokan pun mulai berkeringat dingin mendengar ucapan Kris. Karena apa yang Kris tebak, itu semua memang benar adanya. 

"Sudahlah, kau akui saja. Aku juga senang dan sangat menyukai pelukan dan ciuman darimu" ucap Kris menggoda Amber. Entah ekspresi wajah apa yang harus Amber perlihatkan, apakah pucat karena ketahuan,  atau bersemu karena menyukainya. "Ayo akui saja Amber" ucap Kris . Karena selalu Kris desak akhirnya Amber menyerah "BAIKLAH,  aku menyukainya" ucap Amber dengan sangat cepat membuat Kris tak mendengar perkataanya. "Hah? Apa? Bisa kau ulang sekali lagi?" Ucap Kris sambil mendekatkan telinganya pada Amber.

"Aku menyukainya" ucap Amber dengan nada yang teramat pelan hampir tidak bersuara "apa? Aku tak dengar"

"Aish, kau ini tuli sekali. Aku menyukainya!"

"Sekali lagi? Aku masih tak mendengar"

"AKU MENYUKAINYA BODOH" ucap Amber dengan teriakan membuat Kris tersenyum puas. "Aku pun menyukainya. Saranghae A