Part 13

EXO In The House

Duk! Duk!

“Pfft…” Seyeon meniup poninya pelan sebelum melempar bola basket ke ring namun gagal. Ia menghela napas sebelum duduk di tepi lapangan dan menatap bola basket yang di pegangnya dengan tatapan kosong. Ingatannya kembali pada saat ia bertemu pertama kalinya dengan Kyungsoo.

Kretek…kretek..

“KYAAA!!!! Monster! Monster! Pergi kau! PERGI!!” 

“Aw! Aw! YA!!!” 

Seyeon tertawa kecil mengingatnya. “Kyungsoo oppa…. Sekarang lagi apa ya” gumamnya pelan. “Hyaaa~!” Seyeon terjenggit kaget begitu seseorang menutup kedua matanya.

“Nu..nuguya?” tanya Seyeon sedikit was-was. “Oremaniya, Kim Seyeon” kata seseorang sambil menjauhkan tangannya dari tangan Seyeon. “Hoh?! Seung…Seungri oppa?!” pekik Seyeon kaget melihat Seungri yang kini tersenyum padanya. “Kapan oppa balik? Kok nggak kasih tau aku?”

“Satu-satu, Seyeon..” sahut Seungri sambil tertawa kecil. “Aku balik lusa kemarin dan aku sengaja tidak memberi tahumu. Surprise!” jawab Seungri merentangkan kedua tangannya. Seyeon tersenyum kecil menghampiri Seungri dan memeluknya sekilas.

“Kabarmu baik?” tanya Seungri di jawab anggukan dari Seyeon. “Eoh, oppa sendiri?”

“Yah… Baik, hanya saja lelah dengan pelajaran-pelajaran di London sana” jawab Seungri sambil mencibir membuat Seyeon tertawa kecil.

“Ya, bagaimana kita makan di cafe biasa? Aku kangen” usul Seungri. “Eh? Ya udah..” setuju Seyeon mengangguk.

“Keurae! Kajja!” seru Seungri merangkul pundak Seyeon.

Seyeon menggigit bibir bawahnya pelan. ‘Perasaanku ke Seungri oppa udah nggak kaya dulu lagi…’

 

“Oppa nggak mesen makanan yang dulu lagi?” tanya Seyeon sambil melihati buku menu.

“Nooo~ aku udah nggak mau mesen yang itu lagi. Trauma” jawab Seungri. Seyeon tertawa kecil mendengarnya.

“Ya, Seyeon” panggil Seungri membuat Seyeon menoleh. “Ne?”

“Kau tidak seriang dulu. Lagi ada masalah?” tanya Seungri menatap Seyeon heran. “Eh? A..anhiyo, mungkin kecapean gara-gara tadi main basket” jawab Seyeon asal. Seungri menaikkan sebelah alisnya menatap Seyeon tidak yakin. “Jeongmal?”

Seyeon mengangguk mantap. “Oppa, aku ke toilet dulu ya!”

“Ingat ya, kalo lama aku tinggal”

“Ya, mwoya-___-”

Seyeon berjalan memasuki toilet itu. Ia mendekati salah satu stall, dimana Kai yang secara tiba-tiba muncul.

“Pergi kauu!!! Dasar namja mesum!!!”  “He-Hey..tunggu..dengar…”

“AAAAAARRRGGGHHHH!!! Demi BlackStar..aishhh kenapa aku harus bertemu orang sepertimu.”

“Namja mesum babo…” desis Seyeon mencibir.

 

“Huh…bosen…”

Yeonwoo lalu melempar-lempar boneka keroppinya ke udara dan menangkapnya lagi.

“Seyeon juga belom pulang. Rasanya sepi banget nggak ada oppadeul…”

Duk

“Aduh -__,-” ringis Yeonwoo mengusap-usap kepalanya yang terjeduk lemarinya. “Lemari badel”

“Anggap saja lemarimu itu mesin waktu kayak yang di Doraemon itu” 

Perkataan Tao sebelum pergi kembali ke EXO Planet terngiang di kepalanya. “Eh…seolma..”

Yeonwoo lalu membuka pintu lemarintya dengan ragu. “Kalo lemariku ini mesin waktu kayak yang Tao oppa bilang, mungkin aku juga bisa ke EXO Planet lewat lemari ini”

Hup

Gadis itu lalu melompat masuk ke dalam lemarinya dan menutup pintu rapat.

1 detik…

2 detik….

3 detik….

“Ng……”

“……”

“…..”

“Ah, udah kayak orang gila aja -___-” ujarnya kesal lalu melompat turun dari lemarinya lagi. “Mungkin cuma Tao oppa aja yang bisa.”

 

(playing : Far Away – Hong Dae Kwang) Malam itu, Yeonwoo sama sekali tidak bisa tidur. Berkali-kali dia mengganti posisi, tapi tetap saja terasa tidak nyaman. Akhir-akhir ini, hari-harinya terasa membosankan. Pasrah, akhirnya Yeonwoo membuka kedua matanya. Tatapan matanya tertuju pada kumpulan polaroid yang tertempel di jendelanya. Yeonwoo lalu bangkit berdiri, masih memeluk boneka keroppinya erat, dan mengambil buku diary-nya.

“Eoh? Seyeon juga belom pulang..” gumamnya begitu mengecek kamar Seyeon yang masih kosong.

Yeonwoo berjalan menyusuri taman apartemen itu menuju kolam renang apartemen. Langkahnya lemas karena mendadak semua kenangan bersama keduabelas namja itu kembali mengisi kepalanya, serasa megaduk-ngaduk isi kepalanya dan mengalir berbalik arah dari aliran darahnya. Perasaan yang sama saat Luhan menghilang.

“Luhan oppa, nan wattda”

Yeonwoo lalu duduk di samping kolam renang di tempat yang sama waktu dia duduk dengan Luhan malam itu, mencopot sendalnya, dan mencemplungkan kedua kakinya ke air kolam renang itu. “Oremaniya”

Senyuman tipis namun terasa pedih tersungging di bibir gadis itu. “Oppa, aku merasa kesepian. Tanpa oppa, dan tanpa oppadeul lainnya..aku..merasa ada yang kurang dari hari-hariku”

“Dan setiap kali aku kesini, aku merasa tenang. Karena seperti kata oppa, kalo aku merasakan angin berhembus, itu artinya oppa ada di sana, kan?”

Yeonwoo menggigit bibir bawahnya, menahan air mata. Tangannya lalu membuka diary-nya dan menulis sesuatu di sana

Hope that everything is a dream, that everything is a lie
Saying I’m sorry, saying be well, don’t say anymore
I already know, You’re not going to comeback
Even though I know, But I’ll still wait for you
I can’t yet, I can’t let you go
Even now, I’m still thinking about you

Yeonwoo tersenyum tipis, menatap sekeliling taman itu sebelum melanjutkan menulis. ‘Andai Luhan oppa ada di sini..’

None of this happened, this is all a dream, that is what I wanted to believe
I miss you, I love you, I want to tell my heart to you
Like a dream I have met you, like a dream we loved
Our love was as happy as a dream
Like a dream you have appeared, like a dream you have left
Comeback to me again, since I’ll be waiting here for you

Yeonwoo lalu menaruh buku diary itu di sampingnya lagi dan melihat ke arah langit, malam itu, hanya ada satu bintang di langit, tapi bintang itu terlihat sangat bersinar terang. “HiddenStar ya? Umma….”

Wush

Tiba-tiba angin membuat lembar-lembar buku diary Yeonwoo tergerak dan terus membalikkan halamannya. Yeonwoo kembali menatap buku diarynya yang sekarang ada di halaman akhir. Yeonwoo membulatkan kedua matanya begitu melihat sebuah tulisan asing yang ada di sana, bukan tulisannya, maupun tulisan Seyeon.

Now let’s remake your bad memories as good memories. I’ll always be there for you. Noh Yeonwoo…everytime, everynight, everyday, i think of you. Noh Yeonwoo…..i love you

-Luhan-

Yeonwoo mendekap mulutnya, Air matanya yang sedari tadi sudah menumpuk di kedua matanya mengalir turun.

“Luhan oppa…”

Yeonwoo mengambil diary itu lalu memeluk buku itu erat-erat. “Luhan oppa…” panggilnya berkali-kali di sela isakannya.

 

“Seyeon…Oi, Seyeon.” Seungri menghela napas melihat Seyeon yang hanya melamun dan mengabaikan panggilannya yang ketiga kali. “Ehem…Kim Seyeon” panggil Seungri sekali lagi.

“….”

“Ya, kau masih disana kan?” tanya Seungri kemudian mengibaskan tangannya di wajah Seyeon. “Eh? Eoh? Ada apa Kyung….” Seyeon tidak melanjutkan ucapannya.

“Kyung? Nuguya?” tanya Seungri bingung.

Seyeon menggeleng cepat. “Ahniya oppa…”

“Ckck..” Seungri berdecak. “Hari ini kau banyak melamun, ada apa sih? Nggak seneng aku pulang ya? Apa marah padaku karena selama disana aku nggak kasih kabar? Mianhae, Seyeon…tapi tugasku benar-benar numpuk, menyempatkan online aja nggak bisa”

Seyeon kembali menggeleng. “Ahniyo oppa, aku nggak marah sama oppa kok”

“Lalu? Kenapa hari ini diem aja?”

“Keunyang…”

“Dwesseo. Lupakan aja” potong Seungri. “Aku ingin bicara sesuatu” ucap Seungri terdengar serius. Seyeon mendongakan kepalanya menatap Seungri.

“Apa?”

Seungri menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Yah…Aku rasa kau sudah tau…tentang perasaanku kan?”

Deg

Seyeon menegakkan badannya. “Pe..perasaan?”

Seungri mengangguk. “Sebenernya aku ingin bilang sebelum aku pergi ke London, tapi aku rasa itu bukan waktu yang tepat, jadi..” Seungri menggantungkan kalimatnya. “Aku menyukaimu, Seyeon. Neo yeojachingu doejullae?” sambung Seungri kemudian membuat Seyeon terdiam mendengarnya.

“Seyeon?”

“Mi..mianhae oppa” kata Seyeon membuka suara mencoba menatap Seungri. “A…aku…aku tidak bisa menerima perasaan oppa”  sambung Seyeon. Seungri terdiam selama beberapa saat kemudian tersenyum tipis pada Seyeon. “Arasseo..”

“Jeongmal mianhae oppa..”

“Mianhae eobseoyo.. Asalkan kau tahu perasaanku saja itu sudah cukup” sahut Seungri kemudian menepuk puncak kepala Seyeon. “Gomawo, ne?”

 

Beep..beep.

Seyeon merogoh tasnya dan mengambil ponselnya yang berbunyi.

“Yobo…”

“HYAA~! KIM SEYEON!!”

Seyeon sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga akibat teriakan Minji. “Mwoya?” tanya Seyeon sedikit kesal.

“Kau…kau menolak Seungri oppa? WAE?!”

“Aigoo, Go Minji. Perlukah kau teriak seperti itu?”

“Eish…jawab aja kenapa sih”

Seyeon memutar kedua bola matanya kesal. “Aku sudah tidak ada perasaannya dengannya lagi. Arra? Udah ya aku capek, mau tidur. Bye~” jawab Seyeon sebelum mematikan ponselnya dan menggerutu kemudian membuka pintu apartemennya.

Ceklek..

“Onnie, aku pulang…” ujarnya. “Loh? Kok sepi?” gumam Seyeon tidak melihat Yeonwoo. “Udah tidur kali ya” sambungnya kemudian berjalan menuju balkon. Tidak sengaja, Seyeon melihat Yeonwoo yang sedang duduk di tepi kolam renang. “Yeonwoo onnie…”

“Hmm…” gumam Seyeon menyandarkan kepalanya ke pagar pembatas dan melihat ke arah bintang. “Apa sekarang mereka bersama umma, eoh?”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet