Part 8

EXO In The House

“Everland?” tanya keduabelas namja itu bingung.

Yeonwoo mengangguk antusias. “Besok kita akan pergi ke Everland”

“Tapi…” Kris mengangkat suara. “Everland itu apa?”

“Everland itu taman hiburan”  jawab Seyeon.

“Taman hiburan? Berarti ada kuda-kudaan yang kaya di mall waktu itu ya?” tanya Xiumin di jawab anggukan Yeonwoo. ”Iya, cuma yang ini lebih besar”

“Asik!!” seru Xiumin membuat Yeonwoo tertawa kecil.

“Seyeon sih waktu itu nggak ikut” kata Kyungsoo membuat Seyeon membuang muka.

“Bagus kurcaci itu nggak ikut” celetuk Kai tiba-tiba.

DUK!

“Adaw!” ringis Kai begitu Seyeon melemparnya dengan boneka rilakkuma. “Siapa juga yang mau ikut” sahut Seyeon sewot. “Ah, onnie..onnie..” panggil Seyeon membuat Yeonwoo menoleh. “Ne?’

“Waktu di mall itu, Kai nggak salah masuk toiletkan? Maksudku, masuk toilet yeoja… YA! APAAN SIH!” Pekik Seyeon begitu Kai balas melemparnya.

“Eish… Udah, udah.. Ini udah malem, kalian masih aja berantem-__-” lerai Yeonwoo.

“Dia kan namja mesum, tadi aja… KAI! SAKIT!” teriak Seyeon kesekian kalinya karena Kai menjambak rambutnya.

“Duh, kalian ini-__- minggir-minggir..” kata Kyungsoo tiba-tiba mengambil tempat di antara Seyeon dan Kai, sementara Chen yang melihatnya hanya bisa menghela napas.

“Oke, oke.” Yeonwoo kembali mengambil alih pembicaraan. “Hari ini jangan begadang main starcraft ya, besok pagi kita udah harus berangkat. Aku nggak mau nanti ada yang sakit” nasihat Yeonwoo.

“Onnie, kita beli 14 tiket dong? Tiket Everlandkan mahal” tanya Seyeon.

“Aku ada 15 tiket Everland kok, cuman 1 di ambil Chaerin.” jawab Yeonwoo menunjukan tiket Everland pada Seyeon.

“Woah, hebat. Dapet darimana?” tanya Seyeon takjub.

“Gomobu yang memberikannya. Dia menang undian apaa gitu” jawab Yeonwoo lagi membuat Seyeon mengangguk paham.

“Nah semuanya, sekarang kita tidur ya.” kata Yeonwoo.

“Ne~!” seru keduabelas namja itu, oh… tidak, kesebelas namja itu. Yeonwoo tanpa sengaja melihat Luhan yang sedari tadi hanya diam saja.

“Luhan op..-”

“YA! KIM SEYEON SAKIT!” Yeonwoo menghentikan ucapannya karena Kai berteriak tepat di kupingnya karena Seyeon menginjak kakinya.

“Aduh, Kai oppa sama Seyeon. Tidur sana! Masuk kamar masing-masing!” omel Yeonwoo membuat keduanya terdiam.

“Ish, dasar namja mesum” “Dasar kurcaci gila”

“Masuk kamaaar!!” seru Yeonwoo sekali lagi membuat keduanya ngacir ke dalam kamar. Yeonwoo menghela napas dan kembali melihat ke Luhan yang sudah tidak ada di tempatnya. ‘Luhan oppa kemana?’

 

“Pfft…” Yeonwoo meniup poninya frustasi. Entah sudah berapa kali ia membuka matanya. Pikirannya tidak tenang mengingat kejadian dua hari yang lalu. Dimana ia menyatakan perasaannya pada Chen, namun kini perasaannya pada Chen mulai meredup.

“Jinjja micheosseo..” desis Yeonwoo mengubah posisinya menghadap kasur Sehun dan Luhan.

“Eoh?” gumam Yeonwoo begitu melihat kasur Luhan yang kosong. “Luhan oppa kemana?” tanya Yeonwoo pada dirinya sendiri. Ia beranjak dari kasur dan keluar kamar mencari Luhan.

“Luhan…oppa?” panggil Yeonwoo ragu melihat Luhan yang berdiri di balkon. “Oh, Yeonwoo..” gumam Luhan sebagai jawaban. Yeonwoo bergumam kecil dan berjalan menghampiri Luhan lalu berdiri di sampingnya.

“Kok oppa belum tidur? Besok pagikan kita harus..”

“Aku tadi abis dari toilet dan memutuskan untuk mencari udara sebentar” jawab Luhan memotong perkataan Yeonwoo. Yeonwoo membulatkan mulutnya.

“Tidur duluan aja” kata Luhan kemudian.

“Aku… nggak bisa tidur” jawab Yeonwoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Wae? Gara-gara…” Luhan menggantungkan kalimatnya membuat Yeonwoo menoleh. “Gara-gara apa?” tanya Yeonwoo.

Luhan menggeleng pelan. “Dwesseo… Aku mau tidur, kau sebaiknya juga” kata Luhan kemudian berjalan meninggalkan Yeonwoo yang menatapnya bingung.

“Luhan oppa kenapa?”

 

“EVERLAND~!!” seru Seyeon dan Xiumin setibanya mereka di Everland.

“Xiumin hyung ada di mana-manaaaaa…” seru Chanyeol karena kedinginan.

“Aku mau main kuda-kudaan!” seru Xiumin lagi berlari menghampiri wahana kuda-kudaan namun di cegat oleh Seyeon.

“Eish.. Oppa, itu nanti aja. Main yang lain dulu” kata Seyeon.

“Yah… Tapikan…”

“Eoh? Lay hyung! Lihat, kau di tumpangi anak kecil!” seru Tao sambil menunjuk kuda-kudaan yang berbentuk unicorn.

“Aku unicorn yang asli. Mereka mah KW punya” sahut Lay.

“Gagal praktek aja belagu” celetuk Kai.

“Itukan kesalahan teknologi(?)”

“YA! KALIAN LAMA!” seru Xiumin yang sudah mengantri untuk bermain roller-coaster.

 

“Luhan, titip tasku ya” kata Xiumin sambil memberikan tasnya pada Luhan.

“Aku juga, hyung” kata Tao dan Sehun.

“Aku titip juga deh”

“Aku juga! Aku juga!”

“Loh? Loh? Kalian… Kenapa pada nitip ke Luhan oppa? Emangnya oppa nggak mau ikut main?” tanya Yeonwoo heran. Luhan menggeleng sebagai jawaban. “Aku tidak naik permainan seperti ini” jawab Luhan membuat Yeonwoo mengangguk mengerti.

“Aku teman…”

“Yeonwoo-ya! Giliran kita!” seru Baekhyun meneriakkan nama Yeonwoo.

“Tidak usah menemaniku. Naik aja sana” kata Luhan ketika Yeonwoo hendak membuka suaranya.

“Errh.. Baiklah” sahut Yeonwoo menyusul yang lainnya. ‘Luhan oppa kenapa sih, dari kemarin diem aja’ batin Yeonwoo.

 

“Selanjutnya naik snow slide!” seru Seyeon sambil menunjuk peta yang di pegangnya.

“Snow slide?” Chanyeol mengerutkan keningnya.

“Snow slide itu seluncuran. Udah yuk, nanti ngantrinya keburu rame” kata Seyeon berlari kecil menuju arena snow slide.

“Yeonwoo nggak mau main?” tanya Tao di jawab gelengan Yeonwoo. “Kalian main aja” kata Yeonwoo disusul anggukan Tao.

“Kenapa nggak mau main?” tanya Luhan tanpa menatap Yeonwoo.

“Nggak apa-apa. Lagi pengen duduk aja” jawab Yeonwoo melihat Luhan yang hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

“Oppa kenapa?” tanya Yeonwoo. “Dari kemarin malam…”

“Oh, itu mereka udah balik” potong Luhan begitu melihat Seyeon dan lainnya berlari ke arahnya.

“Kok kalian cepet amat?” tanya Yeonwoo.

“Nggak jadi” jawab Seyeon cemberut. “Rame banget. Mana tadi Chanyeol oppa mau lelehin saljunya gara-gara kedinginan-_-”

“Ya ampun, oppa-_-”

“Onnie, aku lapar” kata Seyeon tiba-tiba.

“Aku juga nih. Tadi pagikan cuman makan roti” sahut Sehun sambil memegangi perutnya membuat Yeonwoo tersenyum.

“Ya udah, kita cari makan yuk”

 

“Abis ini main apa ya…” gumam Kyungsoo sambil melihati peta Everland. “Ya, Seyeon kepalamu. -__-” kata Kyungsoo ketika kepala Seyeon menutupi peta.

“Aku mau naik…. Colombus adventure ah” gumam Seyeon.

“Eoh? Itu apaan?” tanya Kyungsoo tidak mengerti. Seyeon terkikik menyantap bulgoginya sebelum menjawab pertanyaan Kyungsoo.

“Ada deh.. Pokoknya seru” sahut Seyeon mengacungkan jempolnya.

“Habis makan jangan main yang mengocok perut, nanti malah sakit perut” pesan Yeonwoo membuat Seyeon mengerucutkan bibirnya.

“Ya udah, kita cari yang lain” kata Kyungsoo kembali melihat peta diikuti oleh Seyeon.

“Aku ke toilet dulu ya” ujar Chen tiba-tiba dan pergi menuju toilet. Yeonwoo yang melihat itu hanya menggeleng pelan. ‘Aku tau, kau cemburukan oppa…’

“Yeonwoo-ya! Kau kan janji membelikanku bubbletea.” celetuk Sehun tiba-tiba.

“Tapi disini kan nggak ada bubbletea.” sahut Yeonwoo.

“Nggak mau tau, pokoknya mau sekarang. Kalo nggak, akan kubocorkan nih tentang ‘itu’ pada mereka.”

Yeonwoo yang sedang melahap kimbab-nya tersedak, Baekhyun membantu Yeonwoo dengan menepuk-nepuk punggungnya. “Eoh? Memangnya ada apa?” tanya Baekhyun.

“Ituloh, waktu itu, Yeonwoo dan Luhan hyung per-HMPPP!!” kata Sehun tapi terputus karena Yeonwoo menyumpel mulutnya dengan kimbab.

“Eoh? Aku dan Yeonwoo kenapa?” tanya Luhan karena mendengar namanya disebut.

“Nggak, nggak ada apa-apa kok oppa, si Sehun oppa aja yang ngaco nih. he heheheh he..” jawab Yeonwoo sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sebagai pengganti Sehun.

“Itu, pagi itu….Yeonwoo sempat secara nggak sengaja, Adaw!” kata Sehun yang entah sejak kapan udah menelan kimbabnya itu melanjutkan pembicaraanya tapi kembali terputus karena Yeonwoo menendang kakinya.

“Apaan sih? Kok ceritanya putus-putus gitu?” tanya Kris.

“Sehun oppa, jebal, jangan ceritakan hal itu, nanti pas pulang dari sini aku akan membelikanmu satu lusin bubble tea deh. Ya? Ya?” bujuk Yeonwoo.

“Jadi, waktu itu, Yeonwoo pernah mencium Luhan hyung pas masih tertidur.” cerita Sehun, mengabaikan Yeonwoo yang terus-terusan menghalanginya untuk tidak menceritakannya.

“Ah!” seru Yeonwoo frustasi, menutup wajahnya dengan telapak tangan.

“MWO?! Jinjja?!” seru yang lainnya heboh.

“Hyung, Luhan hyung, kau dengar itu? Cie…ternyata kau ini..”

“Gimana rasanya ciuman pertamamu, onnie? Muehahahahahah~” tanya Seyeon mengecengi Yeonwoo.

“Yeonwoo-ya…aigooo…~ pipimu memerah sekarang.” kata Baekhyun oppa lalu mencubiti pipi Yeonwoo. “Aaah~ lupakan, lupakan! Itu kan nggak sengaja. Mending kita lanjut main aja ntar kemaleman.” Yeonwoo membela dirinya agar bisa kabur dari suasana ini.

Mendengar semua kehebohan itu, Luhan hanya terdiam. Yeonwoo meliriknya dengan ujung matanya. ‘Wae? Reaksi Luhan oppa kayaknya nggak mengenakkan. Dia…tambah marah ya karena hal ini?’

 

“Waahhh~ bunganya bagus banget. Nggak salah nama tempat ini taman Four Season~” Seyeon bergumam sendiri saat melihati tangkai bunga berwarna pink kesukaannya.

Yang lainnya juga mulai berlari sana-sini menikmati pemandangan yang suangaaat menakjubkan itu. Bunga berwarna-warni terhampar di sepanjang penglihatan mereka. Karena terlalu menikmati pemandangan, nggak sengaja Yeonwoo tersandung kaki Suho.

“Whoops!”

Hampir saja Yeonwoo terjatuh, tapi seseorang menahannya. Yeonwoo menoleh kebelakang, ternyata Luhan yang menahannya. “G…gomawo oppa…”

“Neo gwenchanha, Yeonwoo? Ada yang terluka?” tanyanya, ada sedikit rasa khawatir di dalam suaranya. Yeonwoo menggeleng. Luhan tersenyum lega. “Aigoo, kau ini, Yeonwoo. Makanya lain kali jalan liat-liat.” kata Luhan lalu menyentil ujung hidung Yeonwoo. “Aw! Appo, oppa…” Yeonwoo mengelus hidungnya itu dan menggembungkan kedua pipinya.

“Kyeopta” gumam Luhan mencubiti pipi Yeonwoo.

“Op..-”

“YA! KALIAN JANGAN PACARAN AJA! AYO KE SINI!!” Seru Baekhyun dan Chanyeol sambil melambaikan kedua tangannya. Mendengar ucapan BaekYeol entah kenapa jantung Luhan berdegup kencang, ia melirik Yeonwoo yang menunduk, terlihat pipinya yang memerah.

“Yeonwoo” panggil Luhan membuat Yeonwoo menoleh. “Ayo susul mereka” kata Luhan kemudian, Yeonwoo mengangguk dan menyusul Luhan yang sudah jalan lebih dulu.

 

“HUAA…HUATCHI!!” Kyungsoo mengusap hidungnya yang geli akibat kupu-kupu yang menghinggap di hidungnya. ”BUAKAKAKAK!!!” Ia menoleh ke arah Seyeon dan juga Kai yang menertawainya barusan.

“Aigoo hyung, kau harus liat wajahmu itu” kata Kai di sela tawanya.

“Ya..ya.. Kalian..-DUH! Nih kupu-kupu kenapa sih” kesal Kyungsoo mengkibas-kibaskan tangannya mengusir kupu-kupu yang hendak hinggap di hidungnya lagi.

“Kupu-kupunya mungkin suka sama oppa” sahut Seyeon membuat Kyungsoo mencibir.

“Ya, kurcaci” panggil Kai membuat Seyeon mendelik. “Mwo?!”

“Jutek amat-_-” Kai mendesis pelan. “Ambil fotoku dan Kyungsoo hyung ya” pinta Kai kemudian.

“Pfft..” Seyeon meniup poninya sambil mengaduk-aduk isi tasnya mengambil polaroid.

“Siap pose ya..” kata Seyeon. “Ha..dul..-”

“Tunggu! YA! HUATCHIII!!”

JEPRET!

“Ups..” gumam Seyeon ketika Kyungsoo bersin saat ia mengambil foto.

“Hasilnya gimana?” tanya Kyungsoo mengusap hidungnya. Seyeon menyengir melihat hasil jepretannya.

“Sini aku… HAHAHAHA…!!!! Ige mwoya?!” tawa Kai meledak begitu melihat hasilnya membuat Seyeon ikut tertawa.

“Hyung.. Kau harus melihatnya” kata Kai sambil menyodorkan polaroid ke Kyungsoo.

“KIM SEYEON! JUGULLAE?!” Seru Kyungsoo sambil menatap Seyeon yang entah sudah lari keujung. ”Foto ulang! Foto ulaaaang!!”

“HUAAA!! YEONWOO ONNIE!!” pekik Seyeon ketika Kyungsoo berlari mengejarnya.

“Gotcha!” Kyungsoo tertawa penuh kemenangan begitu ia berhasil menarik tangan Seyeon dan menggelitiki tubuhnya.

“Opp-HUAHA..Aduh jangan di leher” ronta Seyeon tak kuasa menahan geli. “Ya, oppa! Udah ah, YA!” seru Seyeon memukul-mukul tangan Kyungsoo menyuruh namja itu berhenti menggelitikinya. Sementara itu, Chen yang melihatnya dari kejauhan hanya bisa tersenyum pedih.

 

“Eoh? Jadinya mau mencar aja nih?” tanya Suho di jawab anggukan Yeonwoo.

“Kaliankan mainnya yang ekstrim-ekstrim, daripada Luhan oppa cuma duduk jagain tas kalian. Kan nggak adil. Kita kumpul di Merry Go Round jam 9 malam ya.” jawab Yeonwoo kemudian.

“Bilang aja mau kencan” celetuk Kai dan Seyeon bersamaan.

“Aish, mwoya-__-” desis Yeonwoo sebagai jawaban. “Loh?” Yeonwoo mengerutkan keningnya karena ada yang menjanggal. “Kok kalian berdua… Tumben kompak?” tanya Yeonwoo pada Kai dan Seyeon.

“Dia yang ikutan” “Kurcaci ini yang mengikutiku” lagi-lagi Kai dan Seyeon serempak.

“Eish! Jangan mengikutiku namja mesum!”

“Aku tidak mengikutimu, bocah kurcaci!”

“Argh…” Lay yang stress melerai Seyeon dan Kai yang mulai berantem. “Bikin malu aja, jangan berantem di sini kenapa”

“Wah… Jangan-jangan, Kai sama Seyeon ada…” Xiumin tidak melanjutkannya dan tersenyum misterius.

“Jangan mikir yang macam-macam hyung. Seyeonkan udah sama Kyungsoo hyung” sahut Kai.

“WHAAT?!” Heboh yang lainnya sementara Kyungsoo dan Seyeon hanya bisa menganga mendengar ucapan Kai.

“Jadi… Setelah Luhan hyung dan Yeonwoo. Kyungsoo dengan Seyeon?” tanya Tao tidak percaya, Seyeon menggeleng cepat.

“Jangan percaya dengan ucapan namja mesum itu!” seru Seyeon memberikan tatapan ‘death glare’ pada Kai. “Dasar namja mesum, otak mesum, sifat mesum. Semuanya mesum, awas ya kau pinjam laptopku lagi buat.. Adaw!” ucapan Seyeon terputus dan meringis ketika Kai menginjak kakinya.

“Nonton video yadong?” celetuk Kris tiba-tiba. Seketika itu juga tawa Seyeon meledak.

“Hy..Hyung-___-”

“Bukan aku yang bilang loh..” kata Seyeon yang masih tertawa puas.

“Wah.. Kai oppa jadi kau..” Yeonwoo menatap Kai takjub. “Semuanya, ini udah siang. Kita masih mau main yang lainkan? Mendingan cepetan yuk, daripada nanti keburu malam” potong Kai mengalihkan topik.

“Ya, Kai oppa copycat perkataanku-_-” sahut Yeonwoo.

 

“Colombus adventure! Colombus adventure!” seru Seyeon menunjuk antrian wahana Colombus Adventure.

“Itu… Kita di ayun-ayun?” tanya Chen di jawab anggukan Seyeon. “Seru loh, pas di ayun ke bawah perut kita kaya ada yang ngelitikin” sambung Seyeon kemudian.

“Abis itu.. Kita naik Flum ride ya” usul Suho.

“Atur aja atur”

“Pengamannya di pasang kaya gini” kata Seyeon pada Chen sambil mempraktekan cara memasang pengaman, Chen mengangguk sambil mengikuti cara Seyeon.

“Begini?” tanya Chen. Seyeon bergumam pelan, “Ne, matja” angguk Seyeon kemudian melirik ke belakang -dimana Lay, Xiumin, Kris dan Tao duduk. “Nanti pas udah mulai kenceng kita teriak ya, biar lebih seru” usul Seyeon.

“Oh, oke.” angguk Sehun yang juga mendengar usul Seyeon.

“Nah udah mu-”

“WAHAAAA!!” teriak Xiumin tiba-tiba begitu perahu Colombus mulai bergerak membuat semua penumpang melihat ke arahnya. Sementara Seyeon menutupi wajahnya dengan kedua tangan menahan malu. “Bukan sekarang~” erang Seyeon pelan membuat Xiumin menyengir.

 

“Wuaah~ bagus banget air mancurnya….” kagum Yeonwoo ketika pertunjukkan musical fountain itu dimulai. Luhan mengangguk setuju. Air mancur yang terlihat seperti menari-nari itu membuat senyuman Yeonwoo merekah. “Aku nggak pernah melihat air mancur seperti ini.” kata Luhan. “Seperti gerakan sebuah tarian.”

Yeonwoo menoleh, “Memangnya di EXO Planet nggak ada ya?” tanya Yeonwoo. “Ada sih, tapi itu dari hasil permainan air si Suho. Dan dia nggak bisa mengendalikan airnya sampai sebagus ini.” jawab Luhan. “Lagipula, pertunjukkan ini jadi tambah bagus karena aku menontonnya denganmu, Yeonwoo.” lanjutnya dan disusul tawa Yeonwoo yang lalu memukul lengan Luhan pelan. “Babo.”

“Aku serius.” sahut Luhan lalu terkekeh membuat pipi Yeonwoo memerah.

 

“Emm…” Suho bergumam sambil melihati air yang mengalir deras di arena Flum ride. Sehun yang menyadari hal itu menoleh ke arah Suho dan mengerutkan keningnya heran.

“Kenapa hyung?” tanya Sehun. “Ahniyo… Rasanya kok…”

“Suho! Sehun! Giliran kita” seru Kris membuyarkan lamunan Suho. “Oh.. Ne, hyung” sahut Suho kemudian.

“Semoga nggak basah, semoga nggak basah” gumam Seyeon komat-kamit. “Oh..oh, udah jalan ya” gumam Seyeon lagi ketika perahu yang di naikkinya mulai berjalan perlahan, Seyeon melirik ke perahu belakang yang berisi Kyungsoo, Chen, Kai, Tao, Xiumin dan Baekhyun dengan harap-harap cemas.

“Kenapa?” tanya Chanyeol yang duduk di belakang Seyeon. “Ukh-__- semoga teman-temanmu itu tidak melakukan hal yang memalukan ya” gumam Seyeon sebagai jawaban. Chanyeol tertawa kecil menanggapinya.

“Udah mulai kenceng~” gumam Sehun ketika perahu mulai melaju kenceng. Di saat Seyeon berharap ia tidak terkena cipratan air, Suho  yang masih asik memperhatikan air terkekeh pelan.

‘Udah mulai naik tanjakannya nih’ gumam Seyeon kemudian melihat Suho yang duduk di depannya sedang mengeluarkan air dari tangannya. Seyeon yang melihat itu membulatkan matanya.

“SUHO OPPA JAN–”

BYUR!

Tahu-tahu muncul ombak cukup besar yang menyerang perahu yang di naikki Seyeon dan lainnya dan hal itu sukses membuat baju Seyeon basah.

“Argh!! SUHO OPPA BABO! BABO!” pekik Seyeon kesal memukul-mukuli Suho dengan tas yang di bawanya.

“Aw, sakit Seyeon! Kalo aja kamu nggak kagetin pasti nggak bakal sebesar itu” elak Suho membela diri.

“Bajuku basah semua deh…” gumam Lay sambil mengusap-usap rambutnya yang juga basah.

“Untung kita nggak sama Suho hyung ya” gumam Tao yang entah sejak kapan ada di sana.

“Udah, basahnya juga nggak terlalu ini kok, kena angin juga kering” kata Chen membuat Seyeon mengangguk.

“Sehun oppa! Nanti munculliin angin ya. Aku mau keringin bajuku.”

“Siap.”

“Oy, Seyeon” panggil Xiumin membuat Seyeon menoleh.

“Itu yang tinggi-tinggi apa?” tanya Xiumin, Seyeon mengikuti arah telunjuk Xium dan menyengir pelan. “Itu namanya Hysteria” jawab Seyeon kemudian melirik Xiumin. “Oppa mau naik…itu?” tanya Seyeon sedikit ragu. Xiumin kembali mendongak melihat wahana Hysteria kemudian menggeleng. “Nggak deh, tinggi banget” jawabnya membuat Seyeon tertawa kecil.

“Kris oppa dan lainnya kemana?” tanya Seyeon menyadari Kris, Tao, dan Baekhyun tidak ada. “Mereka ke sana” jawab Chen menunjuk Rumah hantu.

“Ne?” Seyeon mengerjapkan matanya tidak percaya.

“Masuk yuk” kata Kai tiba-tiba. Seyeon menoleh. “Memangnya… Kau berani?” tanya Seyeon membuat Kai menghentikan langkahnya.

“Itu rumah hantukan?” tanya Kai kemudian menyeringai. “Wae? Kau takut, Kim Seyeon?” tanya Kai dengan nada mengejek.

“Ng..Nggak!” jawab Seyeon cepat.

“Ya udah, kalo gitu ayok” kata Kai dan kembali melangkah memasuki Rumah hantu

“Kau yakin berani, Seyeon?” tanya Kyungsoo melihat wajah Seyeon yang pucat. “Berani kok!” jawab Seyeon mantap.

“Yakin berani anak kecil?” tanya Kai dengan nada menantang. Seyeon yang merasa dirinya di tantang segera menegakan tubuhnya. “Masuk aja, nggak usah banyak omong” sahut Seyeon membuat Kai tertawa kecil.

“Ukh.. Gelap amat” desis Seyeon.

Wush!

“Eum?” Seyeon bergumam begitu menyadari ada cahaya kecil di sebelahnya, ia menoleh dan meliha telunjuk Chanyeol yang…

“Matikan apinya!!” seru Seyeon berbisik menyembunyikan tangan Chanyeol, seketika itu juga api di tangan Chanyeol redup. “Abis gelap sih, nggak keliatan apa-apa” sahut Chanyeol.

“Namanya rumah hantu emang…GYAAA!!” teriak Seyeon menyadari ada boneka mumi di sebelahnya, Seyeon berjalan mundur hingga menabrak tubuh Kai dan…

BUK

“WAAA!! SADAKO! SADAKO!” teriak Seyeon lagi sambil memukul-mukuli hantu Sadoko yang ada di hadapannya, apalagi posisi Seyeon yang duduk akibat jatuh tadi.

“Aduhh…. Seyeon bangun!” teriak Kai membuat Seyeon menghentikan aktifitasnya kemudian melirik Kai yang di bawahnya. “WAH!” pekik Seyeon pelan bangkit berdiri. Ternyata dari tadi dia menduduki Kai, pantas aja ada yang mengganjal.

“Woah… Sadakonya orang asli ya” gumam Xiumin melihat hantu sadako tadi yang mengusap kepalanya akibat perbuatan brutal Seyeon tadi.

“Eoh? Waah.. Choisonghamnida, tadi itu aku benar-benar kaget ><” Seyeon membungkuk berkali-kali pada orang yang menjadi hantu sadako tadi.

“Ngakunya berani, baru masuk aja udah segitu hebohnya” celetuk Kai. “Itukan aku kaget” elak Seyeon membela diri.

“Udah.. Di belakang ngantri tuh, capcus lah!” ujar Sehun membuat yang lainnya kembali melangkah.

“Ha…Hatchi!”

“Ya! Jangan menularkan virus” seru Kai terkena ‘virus’ dari Seyeon. Sementara Seyeon hanya menggosok hidungnya yang terasa gatal.

“Aigoo! Dingin sekali sih di sini… Jalan keluarnya masih jauh..-PO..PO..POCONG!!!” Pekik Seyeon begitu melihat pocong yang melompat di sebelahnya (emang di sana ada pocong ya)

“Ukh… Seyeon, lepaskan tanganmu, aku nggak bisa napas” ujar Kyungsoo sambil menepuk- nepuk tangan Seyeon yang mencekiknya. Seyeon yang menyadarinya segera melepas tangannya dan tertawa garing. “Mianhae oppa…”

“Gwenchanha, ayo jalan” sahut Kyungsoo mendorong pundak Seyeon pelan.

“Makanya jangan sok berani” celetuk Kai dengan nada meledek. Seyeon meniup poninya sambil menatap Kai sebal.

“Dasar namja mesum…” gumam Seyeon.

“Apa?” Kai menoleh ke arah Seyeon. Seyeon menggeleng cepat. “Ahni..ahni”

 

Sementara itu, Yeonwoo dan Luhan sedang berjalan-jalan mengelilingi Everland, sesekali Yeonwoo tertawa mendengar lelucon dari Luhan. Senyum Luhan merekah melihat tawa di wajah Yeonwoo.

Yeonwoo terkejut karena tiba-tiba Luhan merangkulnya “Eoh? Op-”

“Mwo? Wae?” tanya Luhan memotong pembicaraan Yeonwoo. Yeonwoo menggeleng. “Aigoo, pipimu memerah lagi tuh. Kamu kedinginan ya?” tanya Luhan lalu menangkup kedua pipi Yeonwoo.

Jadi, waktu itu, Yeonwoo pernah mencium Luhan hyung pas masih tertidur.

Kata-kata Sehun tadi di tempat makan tiba-tiba saja terngiang di kepala Luhan. Yeonwoo merasakan kalo tatapan mata Luhan yang teduh sedang menatapnya dalam. “Wah, itu dia Rose Gardennya.” kata Yeonwoo berusaha untuk mengalihkan perhatian Luhan.

“Ah, ne….” sahut Luhan saat tersadar dari lamunannya. “Ayo, oppa..aku udah nggak sabar~” ajak Yeonwoo dengan wajah antusias. Tapi, tiba-tiba saja Luhan menggandeng tangannya erat, membuat wajah Yeonwoo semakin memerah. Luhan mengembangkan senyumnya, “Geurae, kkaja..”

“Woah… Yeppuda” gumam Yeonwoo takjub melihat pemandangan Rose Garden. “Ke sana yuk” ajak Luhan mengeratkan genggamannya pada Yeonwoo.

“Ne..”

 

“Mau naik apa lagi nih” tanya Chen pada Seyeon. Seyeon mengangkat kedua bahunya. “Istirahat dulu aja” sambung Seyeon membuat Chen mengangguk.

“Oppa keringetan” Seyeon tertawa kecil sambil mengipasi Chen dengan kipas yang di bawanya. “Padahal lagi musim dingin..”

“Gomawo Seyeon..” sahut Chen membuat Seyeon mengangguk.

“Seyeon…”

“SEYEON! SEYEON! Sini deh!” seru Kyungsoo tiba-tiba. “Oh… Aku ke Kyungsoo oppa dulu ya” kata Seyeon sambil berlari menghampiri Kyungsoo.

 

“Ada apa oppa?” tanya Seyeon setelah menghampiri Kyungsoo. Kyungsoo tersenyum kemudian menarik Seyeon memasuki toko souvenir.

“Eoh? Kenapa kita masuk ke sini?” tanya Seyeon bingung. “Aku mau liat-liat” jawab Kyungsoo. Seyeon hanya mengangguk menurut.

“Oh? OH!! RILAKKUMA!!” pekik Seyeon begitu melihat boneka Rilakkuma yang besar.

Kyungsoo terkekeh menghampiri Seyeon yang sudah berlari menuju boneka Rilakkuma. “Kamu kayanya suka banget ya sama rilakkuma” kata Kyungsoo.

“Abisnya mereka lucu” jawab Seyeon. “Mirip sama orang yang ngomong” kata Kyungsoo mencubiti pipi Seyeon yang merah.

“Oppa, ya-__-” Seyeon menyingkirkan tangan Kyungsoo dari wajahnya. Mendadak, jantungnya berdetak tidak karuan. Seyeon membuang wajahnya menyembunyikan pipinya yang merah. “Oh.. Oppa sini deh” kata Seyeon menarik tangan Kyungsoo.

“Igeo… HAHAHAHA!!” Tiba-tiba tawa Seyeon meledak begitu ia mengenakan bando beruang pada Kyungsoo. “Ada apa sih” gumam Kyungsoo yang penasaran, kemudian ia berjalan menuju kaca  melihat pantulan dirinya.

“Aish… Emangnya aku beruang” gumam Kyungsoo melepas bando beruang dan meletakkannya kembali ke tempatnya. Sementara itu Seyeon masih tertawa geli.

“Padahal itu lucu..” kata Seyeon setelah berhasil mengontrol dirinya. “Ha… Hatchi!” Seyeon kembali menggosok hidungnya terasa gatal.

“Kenapa?” tanya Kyungsoo di jawab gelengan Seyeon. “Paling cuman pilek” kata Seyeon kemudian. “Balik yuk, yang lain kasian nunggu” ajak Seyeon.

“Ne, duluan aja. Aku mau cari toilet” sahut Kyungsoo.

“Nggak nyasarkan?”

“Nggak, tenang aja” jawab Kyungsoo meyakinkan. Seyeon mengangguk kemudian kembali ke tempat yang lainnya.

 

“Snow slidenya udah nggak terlalu rame tuh, mau main?” tanya Chen pada Seyeon. Seyeon sedikit menjinjit untuk melihat wahana Snow slide, namun tetap saja tidak kelihatan.

“Mana sih? Mana…” gumam Seyeon kesal.

“Makanya jadi orang jangan pendek-pendek. Kaya kurcaci” ledek Kai. “Huish!” pekik Kai ketika Seyeon menendang kakinya.

“Seengganya masih mending daripada mesum. Mehrong” sahut Seyeon kemudian melirik Kris yang berdiri di sebelahnya.

“Ya udahlah, kita ke sana aja yuk” kata Seyeon di susul kesebelas namja itu.

 

“Nunggu 10 menit ya? Nggak apa deh” sahut Seyeon pada penjaga wahana snow slide.

“Untuk berapa orang?” tanya petugas. “Em…” Seyeon bergumam sambil menoleh ke sebelas namja itu yang sedang bermain salju.

“12″ jawab Seyeon kemudian di angguki petugas itu. Seyeon menghembuskan napas sebelum kembali ke tempat duduk dan mengabari Yeonwoo.

To : Yeonwoo onnie

Onnie, sekarang aku di wahana snow slide ya. Onnie dimana? Ciee.. yang kencan sama Luhan oppa :p

Seyeon terkikik begitu ponselnya bergetar tanda pesan masuk.

From : Yeonwoo onnie

Oh, arraseo. Heish-__- aku tidak kencan dengannya Seyeon. 

“Uh.. Onnie malu tuh nggak mau ngaku” gumam Seyeon sambil terkikik pelan.

“Kenapa?” tanya Chen yang tiba-tiba duduk di sebelah Seyeon. “Oh..” Seyeon bergumam dan menggeleng kecil. “Yeonwoo onnie sedang kencan dengan Luhan oppa” jawab Seyeon membuat Chen terdiam. ‘Apa perasaan Yeonwoo padaku sudah mulai meredup..’ batin Chen.

“Oppa?” Seyeon membuyarkan lamunan Chen. “Kok ngelamun sih? Oppa cemburu sama Luhan oppa ya?” tanya Seyeon membuat Chen tersentak.

“Kenapa harus cemburu?”

“Memangnya nggak? Chen oppa sama Yeonwoo onnie kan kalo di apartemen suka ngobrol bareng di balkon. Aku kira kalian PDKT” jawab Seyeon membuat Chen tertawa kecil dan menjitak kepala Seyeon pelan. “Babo, aku dan Yeonwoo hanya mencari udara segar, lagipula Yeonwoo sudah kuanggap seperti adik sendiri” jawab Chen menjelaskan.

“Kau sendiri? Kau suka dengan Kyungsoo ya?” tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari bibir Chen membuat Seyeon terdiam.

“Eung.. Itu..” Seyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Aku… Ah, aku tanya ke petugas dulu ya, kita masih lama atau nggak” kata Seyeon tiba-tiba beranjak meninggalkan Chen yang terdiam di tempatnya.

‘Dari gerak-gerikmu sudah ketahuan, Seyeon…’ batin Chen dalam hati.

 

 

Ctak!

“Akh.. Oppa sakit” ringis Yeonwoo begitu Luhan menyentil keningnya karena kalah bermain suit. Luhan yang melihatnya tertawa kecil kemudian mengusap kening Yeonwoo.

“Mianhae.. Kekencengan ya?” tanya Luhan. Bukannya menjawab, Yeonwoo malah mengerucutkan bibirnya membuat Luhan gemas. “Aegi chorom” kata Luhan mencubiti pipi Yeonwoo. Luhan kembali menatap pemandangan Rose Garden di hadapannya.

“Meskipun tertutup salju tapi tetap indah ya..” gumam Luhan membuat Yeonwoo menoleh ke arahnya dan tersenyum. “Ne..” sahut Yeonwoo.

“Dan entah kenapa aku merasa hangat bersamamu” sambung Luhan. Yeonwoo tertegun mendengarnya, perlahan ia menoleh menatap Luhan yang tengah menatapnya juga. Sangat terasa mata Luhan yang teduh, membuat Yeonwoo merasa nyaman. Yeonwoo merasa jantungnya berdetak tidak karuan. ‘Apa aku mulai menyukai Luhan oppa…’ batin Yeonwoo menggigit bibir bawahnya pelan.

“Oppa~ kita foto yuk?” ajak Yeonwoo sambil mengeluarkan polaroidnya. Luhan mengangguk dan menggeser tubuhnya mendekat ke Yeonwoo.

JPRET

“Hanbonman~ hanbonman~” gumam Yeonwoo antusias. “Ha…dool…”

Oh, secara tiba-tiba, Luhan bergerak mengecup pipi Yeonwoo.

JPRET

Oppps… foto itu berhasil menangkap apa yang dilakukan Luhan tadi.

“Oppa…mwoya….” gumam Yeonwoo malu-malu. Luhan mengedipkan sebelah matanya genit.

“Kira-kira yang lainnya lagi ngapain ya..” gumam Luhan mengalihkan topik pembicaraan.

“Tadi Seyeon bilang padaku kalo dia lagi di Snow slide. Mungkin mereka sedang bersenang-senang” jawab Yeonwoo membuat Luhan mengangguk.

“Aku senang dengan kehadiran kalian semua.” lanjut Yeonwoo tiba-tiba, tersenyum melihati kedua hasil foto itu. “Eum?” Luhan menoleh.

“Ya…aku senang kalian datang ke bumi. Menurutku, kehadiran kalian mewarnai hidupku dan juga Seyeon. Awalnya, aku dan Seyeon nggak bisa tertawa puas seperti setelah kehadiran kalian ini.”

“Wae? Ceritakan yang lebih jelas…”

Luhan bergerak untuk merebahkan dirinya di pangkuan Yeonwoo. Anehnya, Yeonwoo tidak menolaknya, sebaliknya, dia merasa sangat senang. “Kau tau? Aku dan Seyeon ini sebenarnya saudara tiri.”

“Arasseo. Nama keluarga kalian aja udah berbeda.”

‘Ya…kami satu umma. Waktu umma-ku mengandungku, appa-ku ditugaskan ikut turun ke medan perang dengan Korea Utara. Dia nggak bisa bertahan karena infeksi di kakinya.” cerita Yeonwoo sambil memainkan rambut halus Luhan.

“Lalu?”

“Dan akhirnya umma menikah dengan appa Seyeon. Dan saat aku berusia 3 bulan, ternyata umma mengandung Seyeon.  Tapi beberapa tahun yang lalu, nyawa umma dan appa…terenggut karena mengalami kecelakaan. Dan sampai sekarang, yang membiayai kebutuhan kami ya gomo dan gomobu.” lanjut Yeonwoo.

“Jinjja? Itu pasti sangat menyakitkan bagi kalian berdua. Masih sekecil itu tapi..kalian harus menghadapi kerasnya hidup.”

Yeonwoo bergumam pelan. “Makanya Seyeon jadi sedikit sensitif kalo mengenai umma dan appa.”

Luhan menatap wajah Yeonwoo yang terlihat pedih karena mengingat semua itu.

“Swahh~”

Luhan menggerakkan tangannya di depan wajah Yeonwoo, seperti malam di balkon waktu Yeonwoo juga memperlihatkan ekspresi wajah yang sama. “Aku sudah memindahkan dan menghilangkan semua kenangan burukmu. Karena itu, mulailah menciptakan yang manis-manis.”

Yeonwoo tersenyum lebar dan mengangguk. “Gomawo oppa.” Luhan menatap langit yang ada di atasnya dan menghela napas.

“Yeonwoo-ya, aku sedikit lelah. Boleh aku tidur sebentar?” tanya Luhan lalu menguap. “Hehehe, kamu ngantuk ya oppa? Tidurlah dulu…”

Iseng, Yeonwoo mulai menyenandungkan sebuah lagu. Luhan memejamkan kedua matanya, merasakan tiupan angin musim dingin yang sejuk dan suara nyanyian Yeonwoo.

Naega nungama gidohan i sungani
Geudae ein mameul anajulge cheoncheonhi
Oneuri hanbeonui chance na naeditneun cheot georeum
Yaksok halge jal halgeoya
Gidaemankeum na yeoksi haengbokhage
Uri dul manui kkum geu cheot georeum
Nae nuni wae iri nunbusyeo hage dwae
Simjangi wae iri michin deut ttwige hae
Sum gappa ojiman naegen neomu sojunghae itjima

I prayed for this moment with closed eyes
I will embrace you, my lover’s heart, slowly
Today is the only chance, I’ll take the first step
I promise you, I’ll be good to you
Just like I hoped, I will happily
Take the first step toward our dream
Why are my eyes so blinded?
Why is my heart beating so crazily?
I’m running out of breath but it’s so precious, don’t forget

(Baby – EXO)

 

 

“Foto aku dan Kyungsoo oppa ya!” pinta Seyeon pada Chen yang sedang meminum teh hangatnya.

“Eh? Apa?” tanya Chen kurang jelas. Seyeon menunjuk danau yang tak jauh darinya. “Fotokan aku dan Kyungsoo oppa di sana. yayaya?” rajuk Seyeon sambil melakukan sedikit aegyo.

“Eumm… Baiklah” sahut Chen akhirnya.

“Yeay!” Seyeon memekik senang kemudian menarik tangan Kyungsoo. “Ayo, oppa kita foto bareng” ajak Seyeon.

“Eoh? Baiklah”

“Siap ya” kata Chen memberi aba-aba. “Ha…dul…set”

JEPRET

Chen hanya bisa menatap foto hasil polaroid dengan tersenyum hambar. ‘Andai saja aku itu, Kyungsoo’ batin Chen.

“Oppa! Oppa!” seru Seyeon membuyarkan lamunannya. “Mana hasilnya? Aku mau liat..” pinta Seyeon.

“Ini..” Chen memberikan hasil polaroidnya pada Seyeon. ”Woahaha… Nanti aku pajang di kamar ah!” seru Seyeon antusias.

“Seyeon! Seyeon! Antriannya udah sepi nih!” panggil Chanyeol yang sedang mengantri rumah kaca.

“Ne!” balas Seyeon. “Ayo, oppa kita kesana” kata Seyeon pada Chen dan Kyungsoo. Kyungsoo melirik ke arah Chen yang sibuk melihat punggung Seyeon yang mulai menjauh.

“Hyung” panggil Kyungsoo, namun Chen tidak menoleh.

“Chen hyung” panggil Kyungsoo.

“Ya, Jongdae hyung!” panggil Kyungsoo sedikit berteriak.

“Oh? ne, Kyungsoo-ya. Ada apa?” tanya Chen setelah tersadar dari lamunannya.

“Kenapa sih hyung? Dari tadi aku panggil juga” sahut Kyungsoo sebagai jawaban. Chen menggeleng pelan. “Aku hanya kecapean kok, udah yuk. Yang lainnya udah pada masuk tuh kayanya”

 

“Makan dulu ya.. Laper” rengek Tao.

“Eung…” Seyeon mengerang sambil melihat isi dompetnya. “Beli cemilan aja yuk, uangku pas-pas’an nih..” gumam Seyeon.

“Ada tteokboki nggak?” tanya Suho antusias.

“Harusnya sih ada… Cari aja deh” gumam Seyeon sebagai jawaban.

 

“Oppa bener nggak mau makan?” tanya Seyeon pada Kyungsoo. “Nggak deh masih kenyang” jawab Kyungsoo. Seyeon mengangguk.

“Duh, pengen eskrim” gumam Seyeon tiba-tiba. “Kita cari yuk” ajak Kyungsoo tiba-tiba. “Eoh? Tapi kayanya jauh deh…” sahut Seyeon.

“Udah nggak apa… Masa kalian kalah sih sama Yeonwoo dan Luhan hyung” sahut Baekhyun.

“Hah? Maksudnya?” tanya Seyeon tidak mengerti. Baekhyun menelan tteokbokinya sebelum menjawab pertanyaan Seyeon. “Luhan  hyung dan Yeonwookan lagi kencan. Kalian ikuti jejak mereka aja” jawab Baekhyun menjelaskan.

“Errh…” Seyeon mengerang pelan, ia merasa pipinya memanas saat ini.

“Udah sana… Kita tunggu di sini deh” ujar Chanyeol ikut mengecengi Seyeon.

“Duh, diem ah diem” elak Seyeon menunduk, menutupi wajahnya yang memerah. Seyeon melirik Kyungsoo yang hanya terdiam. ‘Eung.. Kenapa Soo oppa diem aja sih, lakuin sesuatu kek’

“Oke” kata Kyungsoo tiba-tiba mengangkat suara. “Hah?” Seyeon mendongakkan kepalanya menatap Kyungsoo.

“Kalo itu mau kalian” Kyungsoo berdeham menatap Seyeon. “Kita pergi yuk” sambungnya menarik tangan Seyeon.

“Eh? Op..-”

“WAH! KYUNGSOO HYUNG KEREN!!” Seru Sehun sambil bertepuk tangan diikuti yang lainnya. “Selamat menikmati kencan singkat kalian yaa! Jangan lupain kita~!” sambung Xiumin.

“Oppa.. Kita mau kemana?” tanya Seyeon. Kyungsoo menoleh menatap Seyeon dan menyunggingkan senyumnya. “Seperti yang mereka bilang. Kencan” jawab Kyungsoo. Pipi Seyeon memerah mendengar kalimat terakhir.

“Tapi mereka…”

(now playing: Every end of the day -IU) “Udah biarin aja, mereka nggak bakal nyasar ini. Toh, kalo nyasar salah mereka nyuruh kita pergi. Iya kan?” sahut Kyungsoo. Seyeon tersenyum simpul mendengarnya. “Benar juga ya”

“Tadi mau cari apa? Eskrim ya?” tanya Kyungsoo di jawab anggukan Seyeon. “Kayanya ada di sebelah sana deh” sahut Seyeon kemudian. “Oke”

 

Yeonwoo dan Luhan lanjut berjalan-jalan mengitari Everland. Nggak terasa hari sudah sore. “Wuah, udah jam setengah enam.”

“Jinjja?” tanya Luhan, menoleh menatap Yeonwoo yang menjawabnya dengan anggukan.

“Waah! Ada boneka keroppi~” Yeonwoo melepaskan tangannya dari genggaman Luhan dan meloncat-loncat kecil menuju sebuah mesin capit yang di dalamnya ada boneka keroppi kesukaannya. Yeonwoo sedikit cemberut karena melihat harga koin yang diperlukan mesin itu.

“5 ribu won satu koin?”

Yeonwoo menggeleng lalu kembali ke tempat Luhan menunggunya. “Wae? Kenapa nggak jadi main?” tanya Luhan. “Ahni, gwenchanha…harga koinnya mahal.” jawab Yeonwoo. Luhan mengangguk. “Kamu suka banget sama keroppi?”

“Bangettt~”

Tanpa banyak bicara lagi, Luhan berjalan mendekati mesin capit boneka itu. “Eoh? Oppa mau ngapain?” tanya Yeonwoo yang berada di belakangnya. “Aku akan mengambilkan boneka itu untukmu.”

“Mwo? Bagaimana caranya? Kita kan nggak p-” “Shht…diamlah. Kamu jagain sekeliling aja supaya nggak ada yang liatin kita.”

Luhan menggosok-gosok kedua tangannya, menarik napas dalam dan menatap ke kaca. Tunggu… boneka itu bisa bergerak sendiri…?

Hampir saja Yeonwoo lupa kalo Luhan punya kekuatan telekinesis. Dengan mudahnya, Luhan mengendalikan boneka itu dan…

BUK

Boneka keroppi itu jatuh ke lubang pengambilan hadiah. Luhan mengambil boneka keroppi itu di dalam kotak pengambilan hadiah. “Gotcha! Ini untukmu.”

Senyuman Yeonwoo merekah dan dia memeluk erat boneka keroppi itu. “Gomawo oppa~” ujar Yeonwoo membuat Luhan tersenyum, “Anytime”

 

“Chogiyo.. Ini eskrimnya” kata seorang petugas stand eskrim sambil memberikan eskrim pesanan Seyeon dan Kyungsoo. “Gomawo…” ujar Seyeon kemudian mengeluarkan smirknya. ”Ya, Seyeon eskrimku!” seru Kyungsoo ketika Seyeon membawa kabur eskrimnya. “Eish.. Dasar kurcaci” gumam Kyungsoo sebelum berlari mengejar Seyeon.

“Week :p… Ayo tangkep kalo bisa” ledek Seyeon menjulurkan lidahnya kemudian kembali berlari. Kyungsoo mengeluarkan smirknya sebelum kembali mengejar Seyeon.

“Gotcha! I got you!” seru Kyungsoo begitu berhasil menangkap Kyungsoo.

“HUAHA..!!! Ampun oppa, YA! Nanti eskrimnya tumpah!” seru Seyeon ketika Kyungsoo menggelitiki lehernya. Kyungsoo tertawa puas setelah berhasil mengambil alih eskrimnya.

“Curang, mainnya keroyok” gerutu Seyeon mengerucutkan bibirnya. Kyungsoo tertawa gemas, kemudian iseng menyenggol eskrim Seyeon hingga mengenai hidungnya.

“Hyaaa~! Mwoyaaa” seru Seyeon sebal berhasil mengundang tawa Kyungsoo. Tawa Kyungsoo semakin meledak melihat Seyeon berusaha membersihkan hidungnya. “Aegi chorom..” gemas Kyungsoo membersihkan hidung Seyeon di sela tawanya. “Ish.. Rasaiin nih!” kata Seyeon balas dendam. “Ya, kau-__-” erang Kyungsoo pelan. Seyeon hanya terkikik kemudian kembali berjalan. Baru saja, Kyungsoo ingin melangkah, tiba-tiba pandangannya beralih pada sebuah stand yang menjual mainan kayu.

“Seyeon! Sini deh” panggil Kyungsoo membuat Seyeon membalikkan badannya dan berjalan kembali menghampiri Kyungsoo.

“Ada apa oppa?” tanya Seyeon. “Igeo..” jawab Kyungsoo sambil menunjuk boneka kayu berbentuk kelinci. “Kita beli yuk, aku yang  namja kamu yang yeoja” usul Kyungsoo. Seyeon memperhatikan boneka kelinci itu kemudian meraih salah satunya untuk mengecek harga. Seyeon meniup poninya pelan kemudian menatap ajhumma yang menjaga stand itu.

“Chogiyo… Apa ini tidak bisa di diskon?” tanya Seyeon. Ajhumma itu melihat benda yang di pegang Seyeon kemudian melirik Kyungsoo dan Seyeon secara bergantian.

“Keurae… Untuk kalian, aku beri diskon” jawab ajhumma itu. “Jeongmalyo?” tanya Seyeon dengan mata berbinar. ” 12 ribu won. Bagaimana?” Seyeon berpikir sejenak. Detik berikutnya ia mengangguk setuju.

“Keurae, aku beli!”

 

“Agasshi, ini balon untukmu.” kata seorang badut sambil memberikan balon berwarna kuning pada Yeonwoo. “Yaiiy~ gomawo om badut.”

Luhan tertawa kecil melihat wajah Yeonwoo yang sekarang benar-benar terlihat seperti anak kecil.  “Wae? Wae utso?” tanya Yeonwoo. Luhan membuang muka dan menggeleng. “Ahnieyo, cuma menertawakan wajah badut tadi.”

“Aishh…” gumam Yeonwoo. Tiba-tiba saja di otak Yeonwoo muncul ide iseng. “Ah, oppa..oppa…tunggu sebentar deh.” kata Yeonwoo, menghentikan langkah. “Wae?”

“Kau mau mencoba sesuatu yang lebih menyenangkan dari minum bubbletea nggak?” tanya Yeonwoo. “Lebih enak dari bubbletea maksudmu?” tanya Luhan. Yeonwoo mengangguk. “Boleh..”

Yeonwoo tersenyum lebar lalu melepaskan balon itu dari tangkainya dan membuka ikatan penyumbat udaranya. “Ini, coba dihirup…Aaaah..”

Luhan lalu menghisap udara di dalam balon itu. “Telen…telen…” kata Yeonwoo. Luhan menurut.

“Gimana, oppa?”

“Nggak ada rasa.” tanya Luhan, eh, loh…tapi, suaranya kini terdengar seperti Alvin and the Chipmunks. Luhan membelalakan kedua matanya. “Loh? Suaraku kenapa…….”

“Phfftttt….HUAHAHAHAHHAHAHA!!” tawa  Yeonwoo meledak sambil melihati wajah Luhan dengan tatapan ‘evil’. “YEONWOO-YA! APA YANG KAU LAKUKAN?!” seru Luhan. Yeonwoo malah semakin tertawa keras karena medengar suara Luhan yang sekarang terdengar seperti Alvin and the Chipmunks yang kejepit pintu (?)

“Adudududuhhh…” gumam Yeonwoo sambil menghapus air matanya karena kebanyakan tertawa. “Mianhae oppa. Tapi…suaramu emang lebih cocokan begitu.” kata Yeonwoo sehabis itu berlari meninggalkan Luhan.

“Noh Yeonwoo, jugullae?!”

 

“Yeonwoo ya?” tanya Kyungsoo begitu Seyeon mengecek ponselnya karena ada sms masuk. Seyeon mengangguk. “Katanya dia sama Luhan oppa udah mau ngumpul di merry go round” jawab Seyeon. Kyungsoo mengangguk mengerti.

“Kalo gitu, abis naik bianglala kita jemput yang lain aja” kata Kyungsoo. “Pfft..” Seyeon meniup poninya lagi. “Semoga aja mereka nggak macem-macem” kata Seyeon membuat Kyungsoo tertawa kecil.

“Nggaklah..” sahut Kyungsoo menepuk puncak kepala Seyeon, “ayo masuk..” sambung Kyungsoo menuntun Seyeon memasuki salah satu keranjang(?) bianglala.

Seyeon meletakkan dagunya di besi bianglala sambil menikmati udara dan memperhatikan pemandangan Everland. Meski sudah mulai malam, suasana Everland masih saja ramai. Tahu-tahu Kyungsoo merapikan poni Seyeon yang menutupi wajahnya.

“Aku ngantuk..” gumam Seyeon pelan. Kyungsoo bergumam. “Pasti kecapean” sambung Kyungsoo. Kyungsoo melihat langit, matahari mulai masuk ke tempatnya.

“Oh..” gumam Seyeon begitu kereta yang di tumpanginya berhenti sehingga ia bisa melihat sunset lebih jelas karena kereta miliknya berada di puncak atas.

“Yeppuda…” gumam Kyungsoo. Seyeon tersenyum kemudian mengaduk-aduk isi tasnya untuk mengeluarkan polaroid. “Foto lagi yuk” ajak Seyeon pada Kyungsoo. Kyungsoo mengangguk kemudian mendekatkan dirinya pada Seyeon.

“Ha…dol…set”

JEPRET

“Woah… Latarnya bagus” takjub Seyeon melihat hasil polaroidnya. Kyungsoo yang ikut melihat hanya tersenyum kemudian melirik Seyeon dari sudut matanya. Rambutnya yang sedikit berkibar terkena angin entah kenapa membuat wajahnya semakin menggemaskan. Apalagi pipinya yang memerah.

“Oh iya..” kata Kyungsoo tiba-tiba teringat sesuatu, kemudian mengeluarkan sesuatu dari tasnya. “Ada apa oppa….HUAAA! RILAKKUMA!” pekik Seyeon senang begitu Kyungsoo memberikannya sebungkus plastik yang berisikan Rilakkuma.

“Ini… Kapan belinya?” tanya Seyeon. Seingatnya, Kyungsoo selalu bersamanya seharian ini. “Tadi pas di toko souvenir. Ingatkan yang bilang aku mau ke toilet dulu?” tanya Kyungsoo. “Sebenernya aku beli itu untukmu” sambung Kyungsoo.

“Loh? Uangnya?” tanya Seyeon heran. Kyungsoo tersenyum. “Lay hyungkan kerja dirumah sakit. Otomatis dia di gaji dong, nah dari gajinya itu Lay hyung sering bagi-bagi ke kita” jawab Kyungsoo menjelaskan. Seyeon mengangguk kemudian melihat Rilakkuma pemberian Kyungsoo lagi.

“Gomawoyo oppa…” ujar Seyeon mengeluarkan eye-smilenya. Kyungsoo ikut tersenyum kemudian meraih syal Rilakkuma kemudian mengenakannya pada Seyeon. “Cocok” gumam Kyungsoo membuat pipi Seyeon memerah. Kyungsoo tersenyum mencubiti pipi Seyeon gemas.

“Ah… Udah nyampe, jemput yang lainnya yuk” kata Seyeon mengalihkan pembicaraan. Kyungsoo hanya mengangguk sebagai jawaban.

 

Yeonwoo dan Luhan sudah ada di depan Merry Go Round, tempat janjian ngumpul dengan yang lainnya. Suara Luhan juga sudah kembali seperti semula.

“Yang lainnya belom datang ya?” tanya Yeonwoo sambil melihat sekeliling mencari ke 12 orang itu.

“Mungkin mereka masih main. Ehm, Yeonwoo, kita naik kuda-kudaan itu dulu yuk?” ajak Luhan sambil menarik tangan Yeonwoo. “Aigoo, oppa. Kamu sama aja kayak Xiumin oppa.” gumam Yeonwoo lalu dengan cueknya menjilat eskrimnya.

“Yah abisnya daripada bengong.”

Yeonwoo menjulurkan lidahnya. “Bilang aja oppa juga mau.”

“Aishh…mwoya…”

Luhan naik ke kuda-kudaan yang berbentuk unicorn sementara Yeonwoo hanya berdiri di bawah. “Wah, oppa, kamu menumpang ke Lay oppa ya?”

“Hahahah…abisnya cuma kuda-kudaan ini yang paling lucu.”

Yeonwoo menggembungkan kedua pipinya sebelum kembali menjilati eskrimnya. “Yeonwoo-ya…itu mulutmu belepotan.” kata Luhan sambil menunjuk ujung bibir Yeonwoo. “Aih? Dimana? Dimana? Aku nggak bisa melihatnya.”

“Itu…disana…”

“Aku nggak bisa melihatnya oppa. Ini? Udah?”

“Sini, biar aku yang bersihin aja.” kata Luhan saking kesalnya lalu membersihkan bibir Yeonwoo. Namun Yeonwoo membulatkan matanya karena Luhan baru saja menciumnya.

“O..oppa” Gumam Yeonwoo tidak percaya, ia menatap Luhan yang tengah tersenyum padanya. Lagi-lagi Yeonwoo menatap mata Luhan yang teduh, yang membuatnya hangat dan merasa nyaman. Tiba-tiba tubuh Yeonwoo bergerak sendiri dan mengecup pipi Luhan.

“OH! Aku dapat lagi! Aku dapat!” Mendengar suara yang familiar, Yeonwoo dan Luhan langsung menoleh. Mereka melihat Seyeon dan lainnya sedang mengambil foto.

“Mana? Sini aku liat!” pinta Kai mengambil alih foto polaroid yang di pegang Seyeon.

“Muehehe… Onnie ya…” ledek Seyeon sambil menunjukan salah satu foto polaroid yang masih di pegangnya.

“YA! KIM SEYEON! JUGULLAE?!” teriak Yeonwoo hendak menghampirinya, namun wahana kuda-kudaan itu masih berputar. Yeonwoo melirik Luhan yang hanya bisa menggaruk kepalanya, wajah Luhan juga memerah.

“Eottokhae? Eottokhae” panik Yeonwoo. “Aish, Ya! Kai oppa! Buang fotonya!” rengek Yeonwoo. Namun Kai menggeleng.

“Kalian nikmati saja kencan kalian di sana! Kami tunggu di pintu keluar yaa!” sahut Kai sedikit berteriak.

“Eh, tapi aku mau main kuda-kudaan” ujar Xiumin. “Udah oppa, itu kapan-kapan aja. Jangan ganggu Yeonwoo dan Luhan oppa.” jawab Seyeon menarik tangan Xiumin menyusul yang lain.

“YA! KALIAN MAU KEMANA?!”

 

“Aduh… Capek banget” gumam Seyeon merebahkan dirinya ke sofa setibanya di apartemen. “Sini aku pijitin” kata Lay.

“Nggak keberatan nih?” tanya Seyeon di jawab gelengan Lay. “Woaah… Gomawo oppa” sambung Seyeon kemudian.

“SEYEON! FOTO YANG TADI ADA DIMANA?!” seru Yeonwoo dari arah kamar.

“Ups..” Seyeon menutup mulutnya kemudian terkikik geli. Ia melihat Lay yang juga tertawa kecil. “Aku mandi dulu yaaa…” Seyeon mengacir ke kamar mandi begitu Yeonwoo keluar dari kamar.

“Seyeon! Berikan dulu foto yang tadi~” pinta Yeonwoo menggedor-gedor pintu kamar mandi.

“Aduh onnie… Itu biar aku simpan, buat di abadikan? Oke?” sahut Seyeon dari dalam kamar mandi.

“Yaa~!”

Lay, Baekhyun, Chanyeol dan lainnya yang melihat Yeonwoo hanya tertawa kecil. Baekhyun melirik Luhan yang tak jauh darinya.

“Ya, Luhan hyung… Aku tidak menyangka kalo kalian..ehem..” ledek Baekhyun. “Diam kau!” seru Luhan melempar Baekhyun dengan bantal sofa.

“Ya, hyung.. Jangan malu begitu dong” sahut Chanyeol membuat yang lainnya tertawa. Kyungsoo yang menyadari tidak ada sosok Chen menghentikan tawanya. “Chen hyung kemana?”

“Kayanya di balkon. Sepulang dari Everland dia diem terus” jawab Tao. Kyungsoo mengangguk kemudian menghampiri Chen yang sedang berdiri di balkon.

 

“Hyung, ngapain?” Chen menoleh ke arah Kyungsoo dan tersenyum tipis. Ingatannya kembali di Everland tadi, ketika Kyungsoo mengajak Seyeon kencan.

“Hanya menghirup udara segar…” jawab Chen kemudian. Kyungsoo bergumam dan berdiri di sebelah Chen.

“Kau kenapa, hyung? Dari tadi diem aja” tanya Kyungsoo lagi. “Ahniyo… Gwenchanha” jawab Chen.

“Kyungsoo-ya…” panggil Chen. ” Ne?”

“Menurutmu… Seyeon bagaimana?” tanya Chen. Entah kenapa Chen bisa melihat raut wajah Kyungsoo yang memerah begitu ia menyebut nama Seyeon.

“Bagaimana apanya?” tanya Kyungsoo balik. “Kau suka dengan Seyeon?” tanya Chen membuat Kyungsoo terdiam. Detik berikutnya, Kyungsoo mengulum senyumnya.

“Entahlah hyung… Tapi, jika aku merasa di dekatnya aku merasa terhibur. Meskipun dia jutek, tapi dia bisa jadi menggemaskan juga” jawab Kyungsoo menjelaskan. Chen yang mendengarnya hanya bisa mengangguk dan tersenyum pedih.

“Mungkin aku menyukainya…” sambung Kyungsoo.

DEG

Chen merasa jantungnya berdetak kencang. Perlahan ia menoleh ke arah Kyungsoo yang malah menunduk. Kini ia tahu, Kyungsoo dan Seyeon saling menyukai. Dan Chen tidak punya hak untuk melarangnya.

Chen menghela napas berat. “Keurae… Kalo gitu kau harus jaga dia baik-baik” kata Chen membuat Kyungsoo mengerutkan keningnya kemudian menoleh pada Chen yang hendak masuk ke dalam.

“Hyung juga menyukainyakan?” pertanyaan Kyungsoo membuat Chen menghentikan langkahnya. Ia membalikan tubuhnya menatap Kyungsoo.

“Ne.. Aku memang menyukainya” jawab Chen. “Tapi aku tau, seberusaha apapun aku mengalihkan perhatiannya. Dia tidak akan berpaling” sambung Chen begitu Kyungsoo hendak membuka suara.

“Maksud hyung?”

“Dia menyukaimu, Kyungsoo.” jawab Chen. Kyungsoo tertegun mendengarnya. ‘Seyeon menyukaiku?’

“Kalian itu saling suka” Chen meneruskan. “Makanya aku pinta kau untuk menjaganya”

“Tapi hyung, kau kan tau kalo…”

“Iya aku tau” potong Chen mengerti arah pembicaraan Kyungsoo. “Setidaknya selama kita masih berada di sini..” Chen menepuk pundak Kyungsoo. “Aku percaya padamu” sambung Chen sebelum masuk ke dalam meninggalkan Kyungsoo yang masih terdiam di tempatnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet