Part 7

EXO In The House

“Hoaaaahemmmmmmm…” Yeonwoo menguap. Hari ini hari Sabtu, tapi tetap saja dia kebiasa bangun pagi. Dia melihat sekeliling, Seyeon, Sehun dan Luhan masih belum terbangun. Yeonwoo bergerak untuk turun dari ranjang, tapi karena mengantuk, dia masih belum bisa mengendalikan tubuhnya. Sehingga….

“WUAAAAAA!!!”

BUK

CUP!

Yeonwoo terjatuh dari tempat tidurnya dan dia jatuh menimpa Luhan. Tidak sengaja, bibirnya jadi menempel ke bibir milik Luhan.

Sehun terbangun karena kegaduhan itu, dia mengusap matanya dan melihat ke arah Luhan. “Eoh…hyung… HYUUUUUNGGGG!!!” seru Sehun kaget karena melihat Yeonwoo dan Luhan yang sedang berciuman. Mendengar teriakan Sehun, Yeonwoo buru-buru menjauhkan dirinya dari Luhan. Untung saja Luhan nggak kebangun.

Mendengar teriakan Sehun, Seyeon terbangun. “APAAA? ADA GEMPA BUMI? KEBAKARAN? ANGIN TOPAN???” teriaknya.

“Sehun oppa, ini tidak seperti yang oppa lihat kok” panik Yeonwoo.

“Eoh? Emangnya onnie abis ngapain?” tanya Seyeon yang masih belum mengerti situasi pagi itu.

“Tadi itu, Yeonwoo..HMPH!! hmph!” Sehun memberontak karena tiba-tiba Yeonwoo membekap mulutnya. “Kalian jangan berisik, Luhan oppa kan masih tidur” kata Yeonwoo sambil tertawa garing. “Seyeon-ya, kau buatkan sarapan ya, ne?” pinta Yeonwoo.

“Eh? Kenapa harus aku?” protes Seyeon. “Sudah buatkan sarapan sana, jangan protes” sahut Yeonwoo membuat Seyeon menggembungkan pipinya. “Arasseo…arasseo” kata Seyeon akhirnya dan berjalan keluar kamar.

 

Sementara itu di luar….

“Kris hyung, kau tahu cara nyalain kompor nggak?” tanya Kyungsoo. “Kompor? Benda apa pula itu?” tanya Kris bingung. “Aishh…aku bertanya pada orang yang salah.” gumam Kyungsoo sendiri.

“Suho hyung! Suho hyung mana?”

“Suho hyung sedang jogging di bawah sama Kai. Ada apa sih, Kyungsoo?”

“Aku mau masak, tapi aku nggak tau cara nyalain komya.” jawabnya. “Yeonwoo? Seyeon?”

“Mereka juga masih tidur.” jawab Chen. “Aishhh! Sebel! Sebel! Aku kan udah lama nggak masak ayam goreng tempur ala mentega (?).” gumam Kyungsoo.”Nggak ada cara lain lagi…hyung! Chanyeol hyung!” panggil Kyungsoo ke Chanyeol yang sedang tiduran di lantai sambil berguling-guling seperti boneka anjing tertawa milik Seyeon.

“Dia sedang ada di dunianya sendiri.” sahut Lay menggantikan Chanyeol.

DUAK

“Adudududuh apa-apaan, Kyungsoo.” ringis Chanyeol setelah mendapat jitakan dari Kyungsoo. “Hyung, bantu aku menyalakan api kompor.” pinta Kyungsoo. Chanyeol dengan malas berdiri lalu berjalan mengikuti Kyungsoo ke dapur. “Mana yang harus kubakar?” tanya Chanyeol. Kyungsoo lalu menunjuk kompor.

Chanyeol mengacungkan satu jarinya, sebuah api kecil keluar dari ujung jarinya, tapi Kyungsoo menggeleng tanda nggak cukup.

Dua jari? Kyungsoo masih menggeleng

Tiga jari? Masih tidak…

Empat jari?

Kyungsoo tersenyum puas melihat api yang cukup besar yang keluar dari ujung jari Chanyeol. Chanyeol memperlihatkan deretan giginya yang rapih itu lalu menggerakkan tangannya ke kompor.

BLAR!

Api yang besar membakar kompor itu.

“Yeee! Sukses!” seru Kyungsoo lalu menaruh wajan yang dari tadi di pegangnya di atas kompor yang sudah setengah terbakar itu.

“KYAAAAAAAAAAAAAAA!!! APA YANG KALIAN LAKUKAAAANNN?!” teriak Seyeon begitu keluar dari kamarnya.

“Eh? Eh? Oohh..ini, aku sedang coba memasak aya-DUH!” kata Kyungsoo tapi terpotong karena meringis, rambutnya dijambak Seyeon. “BABO! CEPAT PADAMKAN APINYA! PADAMKAAAAANN!!!”

“Tapi Suho lagi ada di bawah…” kata Kris. Seyeon membulatkan matanya.

“MWOYA?! YEONWOO ONNIE!!! AAAA!!! KEBAKARAN!! KEBAKARAN!!” Panik Seyeon.

“Ada apa Sey… HUAAA!! KENAPA KOMYA BEGITU?!” teriak Yeonwoo melihat api yang mengelilingi kompor.

KLEKK

Terdengar suara pintu apartemen terbuka.

“Halo semuanya ada ap…” sapa Suho namun terpotong karena Yeonwoo menarik tangannya. “Oppa! Cepat padamkan apinya!” pinta Yeonwoo.

“Eh?” Suho mengangguk, kemudian mengeluarkan air dari tangannya dan langsung memadamkan apinya dan tak berapa lamapun, api tersebut padam menyisakan kompor yang sudah hampir gosong semua.

“Fiuh…” Seyeon menghela napas lega.

“Buahahahahaha…..!!!” tahu-tahu tawa Yeonwoo menggelegar membuat yang lain menoleh dan melihatinya dengan tatapan (˙▿˙?)

“Aigoo..” gumam Yeonwoo sambil mengusap matanya yang berair karena terlalu banyak ketawa. “Kyungsoo oppa, kau lupa cara menyalakan kompor ya?” tanya Yeonwoo di jawab cengiran Kyungsoo. “Mianhae, Yeonwoo-ya.. Aku benar-benar lupa, tapi karena ada Chanyeol hyung jadi aku suruh dia menyalakan api deh” jawab Kyungsoo menjelaskan membuat Yeonwoo kembali tertawa.

“Onnie kenapa ketawa -___-” decak Seyeon. “Kalo nggak ada kompor, kita gimana masaknya?” tanya Seyeon.

“Gwenchanha, masih ada oven kan” jawab Yeonwoo sambil menepuk oven di sebelahnya.

“Oven? Apa itu?” tanya Baekhyun.

“Oven itu, dimana kita masak bakal lebih mudah.” jawab Yeonwoo sambil membuka oven dan mengeluarkan panci plastik. “Nanti masaknya pakai panci plastik khusus buat oven” sambung Yeonwoo dan menjelaskan cara memakai oven. Seyeon menghela napas dan menggeleng kecil kemudian berjalan menuju ruang tengah dimana Chen dan Xiumin sedang bermain kartu UNO.

“Ikutan dong!” seru Seyeon langsung mengambil tempat di sebelah Chen. “Wah… Oppa udah bisa mainnya?” tanya Seyeon pada Chen. Chen mengangguk dan tersenyum. “Itukan karena kau sudah mengajariku”

Seyeon tertawa. “UNO gampang lagi”

“Kita kocok ulang ya” kata Xiumin sambil mengumpulkan kembali kartu-kartunya dan mengocoknya kemudian membagikan sama rata pada Chen dan Seyeon.

Baru saja mereka ingin mulai bermain, tiba-tiba Kyungsoo datang menghampiri Seyeon.

“Seyeon, kita beli makanan di luar yuk” ajak Kyungsoo membuat Seyeon menoleh. “Sekarang?”

“Taun depan” jawab Kyungsoo. “Iyalah -__-”

“Ya udah deh.. Padahal baru aja mau main..” gumam Seyeon meletakkan kartu UNOnya.

“Memangnya Yeonwoo kemana?” tanya Chen tiba-tiba. “Yeonwoo lagi rapiin dapur tuh” jawab Kyungsoo.

“Kau sih Kyungsoo pake lupa cara nyalain kompor -___-” kata Chen.

“Ya maap hyung…”

“Udahlah, nanti keburu siang” ujar Seyeon melerai. “Ayo oppa, kita beli kimchi aja” kata Seyeon sambil mengenakan mantelnya dan keluar apartemen di susul oleh Kyungsoo.

Chen menghembuskan napasnya dan bersandar pada sofa. ‘Padahal tadi bisa main sama Seyeon’ batin Chen.

“Hyung..hyung.” panggil Tao yang entah sejak kapan duduk di sebelah Chen. “Aku yang gantiin Seyeon main ya” sambungnya. Chen hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

 

“Eoh? Bubble tea?” Yeonwoo mengernyitkan keningnya mendengar permintaan Sehun. Sehun mengangguk dan tersenyum.

“Aku tidak akan bilang ke siapapun tentang kejadian tadi, asalkan kau belikan aku bubble tea. Eotte?” Sehun melipat kedua tangannya di dada dan menatap ke arah Yeonwoo.

Yeonwoo tersenyum kecil. “Itu sih gampang, tenang aja. Pasti akan ku belikan bubble tea kok” setuju Yeonwoo menepuk kedua tangannya.

“Jinjjayo?” tanya Sehun meyakinkan di jawab anggukan mantap dari Yeonwoo. “Ne!” sahut Yeonwoo penuh semangat.

“Keurae! Deal!”

“Deal!”

Yeonwoo menghembuskan napas lega, setidaknya untuk sementara ini rahasianya aman di tangan Sehun.

 

“Onnie… Liat laptopku nggak?” tanya Seyeon pada Yeonwoo yang sedang ada di ruang makan.

“Ahniyo, aku tidak lihat” jawab Yeonwoo. Seyeon  menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Ada dimana ya.. Kaya aku letakkan di..  Oh..” Seyeon menghentikan ucapannya karena melihat pintu kamarnya yang terbuka sedikit, tidak… Bukan itu yang Seyeon perhatikan, tapi Kai dan laptop miliknya.

“Aish, namja mesum itu. Pake laptop orang nggak ijin” decak Seyeon masuk ke dalam kamarnya dan….

“WAAAAAA!!!!” pekik Seyeon membuat Kai tersadar dari dunianya sendiri. Dengan cepat Kai menutup tab yang ia buka dan membekap mulut Seyeon yang masih berteriak.

“Aw! Appo, YA!!” ringis Kai begitu Seyeon menggigit tangannya. Seyeon menarik napas dalam menatap Kai tidak percaya.

“Kau… MEMANG NAMJA MESUM..Hmphh!!” Lagi-lagi Kai membekap mulut Seyeon yang terlampau berisik.

“Diam manusia kurcaci, dengarkan aku dulu duh-___-” kesal Kai. “Tadi itu aku iseng buka-buka dan aku menemukan video itu” kata Kai menjelaskan. “Ish..YA! Jorok banget sih” gertak Kai ketika Seyeon menjilat tangannya.

“Pait, huek-__-” ringis Seyeon. “Sekalinya mesum tetep aja mesum. Udah ketawan, nggak usah ngelak!” ledek Seyeon dan langsung berhambur keluar kamar. “Yeonwoo onnie!!!”

“YA!! KIM SEYEON!”

“Yeonwoo onnie..-aduhduhduh..” Seyeon menghentikan ucapannya dan meringis karena menabrak tubuh Kris, Seyeon mendongak menatap Kris sambil mengelus-elus keningnya.

“Aduh… Oppa ketinggian ya-__-” decak Seyeon membuat Kris tertawa kecil.

“Wae, Seyeon? Dari tadi aku dengar kau teriak-teriak” tanya Kris menepuk kepala Seyeon.

“Ah!” Seyeon teringat sesuatu. “Oppa, emangnya di EXO planet itu.. Kalian tau tentang yadong ya?” tanya Seyeon membuat kening Kris berkerut. “Oppa mending jongkok atau apa kek.. Pegel dongak terus” gerutu Seyeon membuat Kris jongkok di hadapannya (?)

“Kris hyung!! Abaikan pertanyaannya!” seru Kai tiba-tiba menarik Seyeon dari belakang.

“Baru aja aku mau jawab” jawab Kris. Seyeon membulatkan mulutnya.

“Oho! Berarti di EXOplanet tau tentang yadong ya?” tanya Seyeon lagi di jawab anggukan Kris. “Noh, si Kai yang suka nonton” sambung Kris menunjuk Kai dengan dagunya.

“Ah ya, hyung -___-”

“Mwoya? HAHHAHAHA!!!” Seyeon memegangi perutnya yang geli. “Terbukti kan? Berarti kau memang namja mesum. Duhduh… Kasian kedoknya kebuka” ledek Seyeon berlari ke arah Yeonwoo.

“Argh! Hyung -__- kenapa kau kasih tau sih” kesal Kai memukul-mukul tangan Kris(?)

“Loh? Emangnya kenapa?”

“Ahni. Lupakan-__-”

“Aish…Yeonwoo onnie kemana sih?” tanya Seyeon masih mencari-cari Yeonwoo.

“Dia ada di balkon.” jawab Kris. Seyeon melangkah menuju balkon, melihat Yeonwoo sedang berdiri sendiri di sana. Baru saja dia ingin melangkah mendekat, tiba-tiba Chen oppa mendahuluinya dan berdiri di samping Yeonwoo. Seyeon tersenyum simpul. ‘Hihihi, mereka kayaknya lagi PDKT.’ batinnya, mengurungkan niat menyusul Yeonwoo dan berjalan ke ruang tamu, mendekati Chanyeol dan Luhan yang sedang menonton TV. “Oppadeul, ayo, kita main starcraft lagi.”

 

Sementara itu di luar…

“Yeonwoo-ya..” panggil Chen, membuat jantung Yeonwoo berdegup pahit. “Hm, wae, oppa?” sahut Yeonwoo seadanya. “Kau suka cari udara segar di balkon ya?” tanyanya, membuat Yeonwoo mengangguk kecil. “Rasanya lebih segar dan sejuk dibandingkan di bawah, apalagi ini lagi musim dingin.” jawab Yeonwoo, menyinggungkan sedikit senyum agar percakapan itu tidak terlalu kaku. Chen tertawa kecil. “Kau benar, memang menyejukkan.”

Yeonwoo menatap Chen pahit. “Oppa…”

Chen menoleh, “Hm?”

“Oppa..kau..benar-benar menyukai Seyeon?” tanya Yeonwoo. Mendengar pertanyaan itu, kepala Chen berdenyut pedih, dia memijit kepalanya yang terasa nyut-nyutan itu. “Entahlah, Yeonwoo. Aku merasa ada seseorang lain di dalam hatinya.” jawab Chen akhirnya, mengingat kejadian tadi siang saat Seyeon dan Kyungsoo pergi bersama. “Maksud oppa? Seseorang lain?” tanya Yeonwoo tidak mengerti. “Kurasa dia..menyukai seseorang yang lain.” jawab Chen. “Kyungsoo..”

Mendengar hal itu, Yeonwoo terasa ingin tertawa keras, tapi dia mencoba untuk menahannya. “Seyeon dan Kyungsoo oppa? Aku nggak bisa membayangkannya. Mereka kan udah kayak kucing sama anjing. Berantem terus tiap hari.”

Chen tetawa kecil, menunduk. “Yeonwoo-ya, kau orang yang baik. Pasti banyak orang yang suka padamu.” kata Chen.

Yeonwoo tersenyum pahit. “Sebenarnya, ada seseorang yang akhir-akhir ini mengisi hatiku.” gumam Yeonwoo, mengumpulkan keberanian. “Yah, walaupun aku belum lama ini mengenalnya, tapi, dari awal, aku sudah menyukainya..”

“Oh ya? Haha..siapa dia? Pasti dia sangat beruntung bisa ada di dalam hatimu.” kata Chen.

“Orang itu….adalah kau…..Chen oppa.”

Chen terhenyak, mengadahkan kembali kepalanya dan menatap Yeonwoo. Yeonwoo menggigit bibir bawahnya. ‘Akhirnya, aku mengatakannya…’ batinnya tidak tenang.

“Yeonwoo-ya…kau..serius?”

Yeonwoo memblasnya dengan anggukan. Chen bergerak menggenggam kedua tangan Yeonwoo yang mendingin. “Yeonwoo-ya…aku nggak tau apa yang harus kukatakan tapi…” kata Chen pelan. “Kau tahu isi hatiku kan?”

Yeonwoo mengangguk. “Aku tahu oppa..hh- aku benar-benar mengerti.” dengan sendirinya, air mata Yeonwoo menetes. Chen menghapus air mata Yeonwoo dengan ujung jarinya. “Kau tidak perlu membuang-buang air matamu yang berharga itu hanya untuk orang yang tidak bisa menyambut perasaanmu seperti aku.”

“Tapi oppa, walau begitu, bolehkah aku tetap menyukaimu, oppa?”

Chen menarik Yeonwoo ke dalam pelukannya dan mengangguk pelan. Keduanya merasakan hal yang sama, pedihnya hati mereka. Tidak dapat dihindari lagi, Chen juga meneteskan air matanya. Mereka mungkin tidak menyadari, ada seseorang lain yang memperhatikan mereka dari kejauhan dengan perasaan yang sama-sama kacau.

“Yeonwoo-ya, aku tau kita sama-sama lelah dengan apa yang terjadi hari ini. Kita masuk ya? Ini sudah malam.”

Yeonwoo mengangguk pelan dan mengikuti Chen dari belakang masuk ke dalam apartemen.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet