Part 11

EXO In The House

“Ngg…” Chanyeol mengerang sambil membuka kedua matanya perlahan.

Dug!

“Eh? Eh?” gumamnya begitu ia tidak sengaja menonjok seseorang. “Ya, mwoya?!” pekiknya kemudian begitu menyadari semuanya menempel kepadanya.

“Oh, Chanyeol oppa udah bangun?” Chanyeol menoleh ke sumber suara dan melihat Seyeon dari arah dapur. “Ini…” Chanyeol melirik ke arah Seyeon sambil menunjuk semua member termasuk Yeonwoo yang masih menempel kepadanya.

“Ngg? Itukan karena hyung penghangat otomatis” celetuk Sehun yang sudah bangun sebagai jawaban. Sehun menggosok kedua matanya sebelum beranjak dari kasurnya. Entah karena masih mengantuk atau terlalu sempit, Sehun tidak sengaja tersandung selimut hingga jatuh menimpa tubuh Kai.

Buk!

“OHOK! YA!” pekik Kai terbangun sementara Sehun hanya menunjukkan cengirannya. “Mianhae, kesandung”

Seyeon hanya menggelengkan kepalanya dan kembali melakukan aktivitasnya sementara Chanyeol berusaha membebaskan diri dari kerumunan(?)

 

“Yeonwoo.. Kita disini cuman 2 hari? Nggak bisa lebih apa?” tanya Tao pada Yeonwoo yang sedang merapikan barang-barang.

“Mianhae oppa… Lusa aku sama Seyeon kan harus sekolah. Kalo pulangnya besok takut kecapean” jawab Yeonwoo.

“Aish, kau curang Kim Seyeon!” Yeonwoo dan Tao spontan menoleh ke arah Chanyeol yang sedang bermain playstation dengan Seyeon.

“Chanyeol oppa demen amat ya main ps” ujar Yeonwoo sambil terkekeh. “Ya gitu deh.. Di planet kami nggak ada gituan sih. Jadi maklumin aja kalo dia norak” sahut Tao.

“Yeonwoo-ya, udah selesai? Mau kubantu?” tawar Baekhyun tiba-tiba menghampiri Yeonwoo dan Tao. “Aku ke Kris hyung dulu ya” ujar Tao sebelum meninggalkan Yeonwoo dan Baekhyun.

“Dwesseo oppa. Udah selesai kok” sahut Yeonwoo menjawab pertanyaan Baekhyun. “Luhan oppa mana? Oppa liat nggak?” tanya Yeonwoo kemudian. Baekhyun bergumam sejenak.

“Terakhir sih aku liat di halaman villa..Eh, Yeonwoo mau kemana?” tanya Baekhyun bingung begitu Yeonwoo melesat pergi meninggalkannya. “Anak itu…”

“Bacon oppa, ikut main yuk!”

“Jangan memanggilku seperti itu-__-”

 

Yeonwoo tersenyum kecil melihat Luhan yang sedak duduk di ayunan.

“BAH!” seru Yeonwoo menepuk pundak Luhan dari belakang. “Eoh, Yeonwoo? Ada apa?” tanya Luhan menoleh ke arah Yeonwoo dan tersenyum lembut.

“Kok nggak kaget sih” cibir Yeonwoo sebagai jawaban. Luhan hanya terkekeh kemudian menarik Yeonwoo untuk duduk di pangkuannya.

“Nggak jebol nih ayunannya?” tanya Yeonwoo sedikit takut. “Nggak. Paling kalo jebol gara-gara kamu” jawab Luhan meledek membuat Yeonwoo mencibir. Luhan tertawa kecil mencubit pipi Yeonwoo kemudian menggenggam tangannya erat.

Untuk sesaat keduanya terdiam sambil menikmati pemandangan di pagi hari. Yeonwoo merasa hangat berada di dekat Luhan meskipun udara pagi yang dingin, begitupun dengan Luhan.

“Hyung! Pacarannya udahan belom? Mobil pick upnya udah jemput nih!” seru Lay tiba-tiba membuat Yeonwoo sontak bangkit berdiri dan pura-pura merapikan bajunya.

“Aduh, mereka itu” ringis Yeonwoo menunduk menyembunyikan wajahnya yang merah akibat malu. Luhan yang melihatnya mengelus puncak kepala Yeonwoo gemas kemudian menggandeng tangan gadis itu menyusul yang lainnya.

 

“Yeonwoo-ya, sini” panggil Luhan sambil menepuk-nepuk bangku kosong di sebelahnya. Baru saja Yeonwoo ingin mengambil tempat di sebelah Luhan, tiba-tiba tubuhnya di dorong oleh Sehun.

“Aku duduk di sebelah Luhan hyung!” seru Sehun sambil menyengir. “Aw! Aw! Hyung!” pekik Sehun kemudian ketika Luhan mencoba mengusir Sehun. “Itu buat Yeonwoo, babo! Minggir! Minggir!” sahut Luhan.

“Ish.. Awas kau, hyung” ujar Sehun akhirnya dan bangkit berdiri. Sementara Yeonwoo yang melihatnya hanya terkekeh kemudian duduk di sebelah Luhan.

“Harusnya oppa nggak usah gitu sama Sehun oppa” ujar Yeonwoo membuat Luhan tersenyum dan menarik tubuh Yeonwoo ke pelukannya. “Aku ‘kan ingin duduk bersamamu” ujarnya sebelum mengecup kening Yeonwoo.

“Eh? Eoh? Sehun bukannya tadi duduk sama Luhan hyung?” tanya Lay begitu Sehun duduk di bangku depan. “Di usir” jawab Sehun singkat. Seyeon yang duduk di sebelah Lay mengerutkan keningnya sebelum menoleh ke belakang dan melihat Yeonwoo dan Luhan yang sedang bercanda. Seyeon terkikik sebelum kembali ke posisi duduknya.

“Sabar ya oppa, namanya juga lagi fall in love”

“Kau sendiri kenapa nggak duduk sama Kyungsoo hyung? Kalian kan sama aja kaya Yeonwoo dan Luhan hyung”

“Nggak separah Yeonwoo onnie ya-__-” sahut Seyeon. “Kyungsoo oppa katanya mau duduk sama Kai” sambung Seyeon kemudian menggembungkan pipi.

“Cemburu ya? Cie cemburu nih…” iseng Lay menusuk-nusuk(?) pipi Seyeon.

“Kyungsoo hyung, ada yang cem-AW!!” ujar Sehun terputus, begitu Seyeon menjambak rambutnya. “Berisik!”

 

“Pfftt…” Seyeon meniup poninya pelan sambil menatap keluar jendela. “Bosen nih…” gumamnya kemudian.

“Jadi pengen main salju” celetuk Yeonwoo tiba-tiba. Seyeon mengangguk tanda setuju. “Tapi hari ini nggak turun salju…”

“Oh, Xiumin oppa!” pekik Yeonwoo tiba-tiba teringat sesuatu. “Xiumin oppa kan bisa turunin salju” sambung Yeonwoo sebelum berjalan memasuki kamar Kai, Luhan dan Baekhyun.

“Xiumin oppa, boleh minta tolong?”

 

[now playing: happy bubble] “SALJUUU!!!” pekik Seyeon berlari menuju taman begitu salju mulai turun. “Wah, Xiumin oppa daebak” puji Yeonwoo bertepuk tangan sementara Xiumin hanya menunjukan cengirannya.

“Hyaaa~! Chanyeol oppa saljunya jangan di lelehin!” pekik Seyeon membuat Yeonwoo dan lainnya terkekeh kecil. “Kok diem aja? Ayok kita main” ajak Yeonwoo pada kesebelas namja itu.

“Sepertinya harus ada sedikit pemanasan” ujar Kris membuat Yeonwoo mengerutkan keningnya. “Ap…HYAA~!!” teriak Yeonwoo begitu Kris siap melemparnya dengan bola salju yang entah sejak kapan di buatnya.

Buk!

Buk!

“Kita serang Yeonwoo aja, yuk?” usul Sehun yang langsung di setujui yang lainnya.

“Andwae!! Luhan oppa jangan ikutan!” seru Yeonwoo melihat Luhan yang sedang menyiapkan bola salju. “Hehehe… Anggep aja salju cinta dariku Yeonwoo” ujar Luhan terkekeh.

“Ya ampun…” Luhan dan Yeonwoo menoleh ke arah Seyeon yang berkacak pinggang. “Masih bisa aja ya roman..HUEE!!” ucapan Seyeon terputus begitu Luhan melempar bola saljunya ke arahnya.

“Ups, mian, Seyeon. Kelepasan” tawa Luhan membuat Kyungsoo yang melihatnya ikut tertawa kemudian menghampiri gadis itu dan membersihkan wajahnya.

“Aegi chorom” ujar Kyungsoo sambil mencubit hidung Seyeon gemas. “Mwoya..” sahut Seyeon membuang muka membuat Kyungsoo semakin gemas.

“Oy, jangan pacaran aja dong!” celetuk Tao membuat Kyungsoo menoleh ke arahnya dan….

Buk!

“Aish, dingin!!” ringis Tao begitu terkena lemparan dari Kyungsoo.

Buk!

Buk!

“Aaaa! Oppadeul, udah stop! Masa aku doang sih yang kena -__,-.” rengek Yeonwoo ketika kesebelas namja itu terus melempar bola salju ke arahnya.

“Abisnya lempar ke Seyeon susah sih” sahut Xiumin sambil menunjuk Seyeon yang sembunyi di balik tubuh Chanyeol sementara Seyeon hanya menjulurkan lidahnya.

 

“Nah…iya, kaya gini” ujar Seyeon pada Yeonwoo yang sedang mengubur tubuh Xiumin dengan salju. “Oppa nggak kedinginan kan?” tanya Yeonwoo di jawab gelengan Xiumin. “Duh, onnie gimana sih. Xiumin oppa kan yang nurunin salju, jadi dia nggak mungkin kedinginan” celetuk Seyeon sebagai jawaban.

“Ah, iya juga ya..” gumamYeonwoo mengangguk. “Kkeut!” pekik Seyeon kemudian ketika seluruh tubuh Xiumin sudah tertutupi oleh salju membentuk boneka salju.

“Siapapun tolong fotoin dong” pinta Seyeon sambil melompat-lompat kecil di depan kesebelas namja itu. “Nggak usah lompat-lompat juga, nggak bakal tinggi” celetuk Kai mengambil alih polaroid dari tangan Seyeon. “Ish!” desis Seyeon sebelum kembali menghampiri Yeonwoo dan Xiumin.

“Hhudha Bhelum(Udah belum)?” terdengar suara Xiumin dari dalam.

“Bentar lagi ya, oppa” jawab Yeonwoo kemudian mengambil pose.

“Ha…dul…set.. Say Kimchi!”

JEPRET!

“Oppadeul ikutan foto yuk” ajak Yeonwoo. “Tapi siapa yang foto?” tanya Chen. Yeonwoo tersenyum kemudian mengambil polaroid yang di tangan Kai kemudian menghampiri seorang yeoja yang tengah duduk di kursi taman.

“Chogiyo…” ujar Yeonwoo.

“Ne, ada yang bisa di bantu?” tanya yeoja itu tersenyum ramah pada Yeonwoo. “Igeo…boleh minta tolong fotoin kita nggak?” tanya Yeonwoo. Yeoja itu melirik ke sebelas namja itu dan Seyeon kemudian mengangguk kecil. “Boleh” ujarnya kemudian. Yeonwoo tersenyum kemudian memberikan polaroid itu pada yeoja itu.

“Oppadeul, ayo kita pose!” seru Yeonwoo memberi intruksi.

“Mulai ya… 1…2…3″

JEPRET!

Yeonwoo tersenyum puas melihat hasil foto itu. “Gamsahamnida, mianhae merepotkan” ujarnya pada yeoja tadi.

“Ah, gwenchanha. Tidak di repotkan kok.” sahut yeoja itu dan tersenyum, “Aku permisi dulu ya. Annyeong”

“Ne, annyeong”

“YEONWOO ONNIE!” pekik Seyeon tiba-tiba membuat Yeonwoo sedikit terjenggit. “Duh, Seyeon. Nggak usah teriak…..kan” ucapan Yeonwoo terputus begitu melihat pemandangan di depannya, melihat runtuhan boneka salju.

“Xiumin oppa ilang…” ujar Seyeon.

“Engg.. Mungkin dia sembunyi di tempat lain” sahut Yeonwoo melihat ke sekeliling taman. “Eobso…”

“Jangan-jangan…” gumam Kai membuat Yeonwoo menoleh, melihati kesebelas namja itu dengan tatapan ‘mengerti sesuatu’. “Xiumin oppa…”

“Sepertinya Xiumin hyung sudah pergi” ujar Kyungsoo melanjutkan ucapan Kai yang sempat terputus.

“Pergi?”

“Kembali ke EXO Planet.” sambungnya.

“M-mwo? Wae geurae?” tanya Seyeon terkaget.

“Memang kami setelah menemukan HiddenStar, kami harus kembali ke EXO Planet untuk melanjutkan tugas kami disana. Seperti saat kami satu per satu datang ke bumi, kami juga akan satu per satu menghilang. Tapi kami nggak tau jelas kapan kami akan menghilang.” jelas Suho.

Seyeon menggigit bibir bawahnya. “A-pa.. apaan…”

“Yang kami tau, kami akan mulai menghilang secara urutan dari member tertua..dan setelah Xiumin itu adalah…” Kris menggantungkan kalimatnya, ikutan melirik seseorang dengan yang lainnya.

Luhan mengepalkan kedua tangannya yang bergemetar kuat. “Aku…” ujarnya.

DEG

“Eh?!” pekik Yeonwoo tidak percaya. “Andwae! Joldae andwae!”

“Yeonwoo-ya…” gumam Luhan.

“Utkijima! Aku nggak akan percaya.” Yeonwoo menggelengkan kepalanya. “Luhan oppakan udah janji nggak bakal ninggalin aku. Ini pasti hanya candaan kalian. Iya kan? Pasti Xiumin oppa lagi sembunyi. Iya kan?”

“Onnie, tenanglah…”

“Ya, oppa… Kenapa tidak ada yang menjawab? Dimana Xiumin oppa? Xiumin oppa! Xiumin…”

“Onnie, hentikan!” potong Seyeon membuat Yeonwoo terdiam dan menatap kesebelas namja itu yang masih terdiam. “Geotjimal…”

“Yeonwoo-ya..” panggil Luhan lalu meraih tangan Yeonwoo yang segera ditepisnya. “Bukannya oppa janji kalo oppa nggak akan meninggalkanku? Lalu sekarang ini apa?” tanya Yeonwoo membuat Luhan terdiam. “Bikyeo!” bentak Yeonwoo lalu mendorong Luhan dan berlari pergi kembali masuk ke dalam apartemen.

“Luhan hyung..sebaiknya kau kejar Yeonwoo.” ujar Baekhyun disusul anggukan Luhan.

 

Yeonwoo mengunci pintu kamarnya dan menjatuhkan dirinya di ranjang menahan nangis. Sontak ia menutup mulutnya melihat Xiumin tidak ada di kumpulan polaroid-polaroid, seperti menandakan Xiumin tidak pernah ada.

“Mwoya…” isaknya dan meringkuk di atas ranjang.

“Yeonwoo-ya…” panggil Luhan dari luar. Yeonwoo tidak menyahut dan malah menutup kedua telinganya. “Yeonwoo-ya…buka pintunya, eoh?” panggil Luhan sekali lagi dengan suara lembut tapi terdengar khawatir.

“Tinggalkan aku sendiri!” sahut Yeonwoo mengeratkan pelukannya ke dua kakinya. “Bukannya oppa juga akan meninggalkanku sebentar lagi? Jadi sebaiknya kita nggak usah bertemu lagi aja.”

KLEK

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka karena Luhan menggunakan kekuatan telekinesisnya. Yeonwoo tidak menoleh walaupun dia tahu Luhan memeluknya dari belakang.

“Tapi aku nggak bisa kalo nggak bertemu denganmu, Yeonwoo, Aku nggak akan tahan..” gumamnya. “Yeonwoo-ya…kau tau? Aku juga mengkhawatirkan hal yang sama denganmu, karena itu kenapa dalam beberapa hari ini aku selalu menghindar.”

“Kalo emang ini takdir kalo kita harus berpisah seperti ini, itu nggak bisa dihindari lagi. Daripada aku semakin hari semakin sayang sama oppa, lebih baik kita nggak usah ketemu lagi supaya saat kita berpisah nanti, kita nggak saling menyakiti.” Luhan mengeratkan pelukannya. “Kenapa kau malah ingin menjadikan saat-saat terakhir kita itu jadi kenangan buruk?”

“Kenangan buruk? Bagiku, mengetahui oppa akan menghilang sebentar lagi itu adalah kenangan buruk.” ujar Yeonwoo, air matanya tidak sengaja terjatuh. Yeonwoo membalikkan tubuhnya dan membalas pelukan Luhan. “Oppa, aku nggak akan pernah siap oppa…”

“Mianhae, Yeonwoo-ya. Sekarang tidurlah, aku tau kau lelah..” gumam Luhan. “Andwae! Aku takut…” ujar Yeonwoo mencengkram pundak Luhan. “Aku takut… Saat terbangun nanti…oppa..oppa..” tangis Yeonwoo pecah begitu Luhan memeluknya erat.

Heaven knows what you’ve been through
So much pain
Even though you can’t see me
I’m not far away

Tangis Yeonwoo mulai mereda begitu ia mendengar suara nyanyian merdu dari Luhan. Lembut seperti yang saat di villa, namun entah kenapa kali ini Yeonwoo merasa lebih nyaman dari sebelumnya.

We always say if one of us
Somehow went away
We’d light a candle and say a prayer
Know that love still remains

Luhan mengeratkan pelukannya dan mengelus puncak kepala Yeonwoo penuh dengan rasa sayang. Tanpa menyadari air matanya yang ikut mengalir.

Close your eyes, go to sleep
Know my love is all around you
Dream in peace, when you awake
You will know I’m still with you

Luhan menarik napas dalam kemudian merengkuh wajah Yeonwoo yang sudah tertidur. Ia tersenyum kecil menghapus air mata Yeonwoo lalu membaringkan gadis itu dan menyelimutinya.

“Mianhae, Yeonwoo-ya… Saranghae”

 

[bgm: AKB48 - Sasae soundtrack] Seyeon menghela napas sambil mengayunkan pelan ayunan yang di dudukinya dan mendongak menatap langit. Entah kenapa rasanya hari ini sangat lelah, namun Seyeon malas untuk beristirahat. Apalagi mengingat kejadian tadi sore.

“EXO Planet ya..” gumamnya pelan. Seyeon terdiam sejenak menyadari kedatangan seseorang.

“Mianhae…” Seyeon menghela napas membiarkan kakinya menggantung di udara. “Aku yakin Yeonwoo onnie sangat sedih akan hal ini..” Seyeon menoleh ke arah Kyungsoo yang berdiri di sebelahnya. “Ini terlalu mendadak…”

“Aku tahu… Harusnya aku memberi tahumu, tapi yang lainnya tidak setuju” ujar Kyungsoo. “Mianhae, Seyeon…”

Seyeon menarik napas dalam. “Aku benci pertemuan…” gumam Seyeon namun masih bisa terdengar oleh Kyungsoo. “Untuk apa bertemu jika akhirnya berpisah”

“Dimana ada pertemuan, pasti ada perpisahan” sahut Kyungsoo membuat Seyeon terdiam. “Aku tidak tega pada Yeonwoo onnie… Dia yang paling semangat dengan adanya kalian di sini…”

Kyungsoo berjongkok di hadapan Seyeon dan menghapus air mata Seyeon yang perlahan mengalir. “Apa kalian tidak bisa tetap tinggal di sini?” tanya Seyeon di jawab gelengan Kyungsoo.

“Seandainya bisa…Kami pasti ingin”ujar Kyungsoo. Seyeon memejamkan matanya sejenak.

“Apa Xiumin oppa sudah sampai?” tanya Seyeon tiba-tiba mendongak menatap langit. Kyungsoo ikut mendongak. “Aku rasa sudah…” Seyeon sedikit menggerakan kepalanya ketika Kyungsoo menariknya untuk berdiri.

“Oppa…” panggil Seyeon.

“Ne?”

“di EXO planet itu… Kaya gimana?”

“Hmm…” Kyungsoo bergumam sejenak. “Benar-benar nyaman” ujar Kyungsoo membuat Seyeon mengerutkan keningnya.

“Tidak jauh beda dengan di bumi.” sambung Kyungsoo. “Udara di sana masih lebih sejuk dan damai. Bukan berarti di sini tidak ya..” Seyeon mengangguk kemudian turun dari ayunan dan duduk di sebelah Kyungsoo yang duduk di rumput.

“Di sana kami dan para hewan bisa di bilang bersahabat….”

“Hewan ganas sekalipun?” tanya Seyeon di jawab anggukan Kyungsoo. “Woah…”

“Di EXO planet tidak ada gedung-gedung besar, kendaraan seperti mobil seperti di bumi. Kendaraan paling hanya kendaraan yang masih di bilang sederhana” lanjut Kyungsoo.

“Enak sekali… Kaya kehidupan jaman dulu dong ya” gumam Seyeon. “Kenapa? Bukankah di bumi lebih enak? Kan udah canggih-canggih”

“Iya sih…”

“Ya… Inti dari EXO planet gitu deh. Susah di jelasin” ujar Kyungsoo kemudian menarik tangan Seyeon untuk berdiri.

“Ini sudah malam. Aku tidak mau kau masuk angin, ayo balik” ujar Kyungsoo menggandeng tangan Seyeon memasuki apartemen.

 

“ANDWAE! KKAJIMA!”Yeonwoo terbangun dari tidurnya, dia segera melihat sekeliling, tapi kamar itu kosong. “Eoh? Luhan oppa?” gumam Yeonwoo seraya melihat ke ranjang Sehun dan Luhan yang juga kosong. Di pikirannya langsung muncul yang tidak-tidak.

“J-joldae andwae…” Yeonwoo melompat dari ranjangnya dan bergegas keluar kamar. “Oppa? Luhan oppa?” panggil Yeonwoo, namun senyuman lega tersinggung begitu dia melihat sesosok yang dia cari-cari itu sedang duduk di sofa ruang TV.

“Eoh? Yeonwoo-ya?” tanya Luhan begitu mendengar namanya dipanggil. Yeonwoo berlari kecil lalu memeluk Luhan erat. “W-wae geuraeyo?” tanya Luhan terkaget. “Oppa, aku senang kau masih ada di sini. Kau tahu? Tadi aku bermimpi kalo oppa menghilang.” jawab Yeonwoo.

Luhan tersenyum iseng lalu mengangkat Yeonwoo dan berputar. “Mana mungkin aku menghilang saat kau tertidur, Yeonwoo-ya.”

“Pagi-pagi udah mesra-mesraan…” celetuk Sehun yang baru keluar dari kamar mandi.Luhan dan Yeonwoo hanya menjulurkan lidah.

 

“E-eh…Yeonwoo-ya…” “Ne?”

“Bukankah kalo kita lagi makan sebaiknya kita melepaskan genggaman tangan kita?” tanya Luhan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Yeonwoo menggembungkan kedua pipinya sambil menatap Luhan.

“Bagaimana kalo oppa mendadak menghilang? Tapi…kalo oppa ngerasa nggak nyaman, nggak apa-apa kok..” Luhan tersenyum lembut lalu menusuk steak dengan garpu. “Aniyo..gwenchanha…Yeonwoo, tolong potongin dong.”

Yeonwoo tersenyum tipis lalu memotong steak itu untuk Luhan yang lalu melahap potongan steak itu.

“Ya, aish..apaan sih -____-.” protes Chanyeol dan Seyeon melihat pemandangan itu. Lagi-lagi Luhan dan Yeonwoo hanya menjulurkan lidah mereka. “Makanya, cari yeoja sana.”

 

Malamnya…

“Yeonwoo? Kau belum tidur?” tanya Luhan begitu melihat Yeonwoo masih iseng memainkan boneka keroppi-nya. “Eh? Eoh, oppa…” jawabnya.

“Waeyo?” Yeonwoo tersenyum simpul lalu mengganti posisi berbaringnya agar bisa melihat Luhan di bawah ranjangnya. “Aku masih belum ngantuk.”

“Kau…takut aku mendadak menghilang?” Yeonwoo memukul Luhan pelan dengan boneka keroppi-nya.  ”Awas saja kalo sampai berani menghilang tanpa sepengetahuanku.”

Luhan menghela napas, tersenyum manis dan meraih tangan Yeonwoo dan menggenggamnya erat. “Aku tidak akan, Yeonwoo.”

“Oppa, bolehkah aku tidur sambil menggenggam tangan oppa seperti ini?” tanya Yeonwoo yang disusul anggukan Luhan.

“Hhh…Xiumin oppa..apakah dia udah kembali ke EXO Planet dengan selamat?”

“Aku yakin dia sudah sampai.”

“Ish, akan lebih baik kalo dia bisa menelepon kita dari sana.”

Luhan terkekeh pelan. “Disana kita nggak punya telepon, kita menggunakan semacam telepati.”

“Hahaha yang kayak waktu Tao oppa pakai pas manggil Kris oppa ya?”

“Semacam itu deh..” Luhan mengangguk lalu terdiam sejenak.  ”Yeonwoo-ya, gomawoyo…”

“Jangan bicara seperti itu…” gumam Yeonwoo seraya mengeratkan genggaman tanganya.

“Hmm….mianhae?”

“Jangan bicara seperti i-”

“Saranghae…”

Yeonwoo terhenyak dengan apa yang barusan Luhan katakan. “K-katakan lagi…” gumamnya.

“Saranghae…”

“Sekali lagi..”

Luhan menatap kedua mata Yeonwoo dalam. “Saranghae…”Senyuman Yeonwoo merekah saat itu juga. “Nado, manhi saranghae…”

 

Yeonwoo mengucek kedua matanya yang masih mengantuk, tapi hal pertama yang dia lakukan adalah melirik ke arah ranjang Sehun dan Luhan. Dia menarik napas lega begitu melihat Luhan ternyata masih tertidur manis di ranjangnya.

“Yeonwoo-ya…kau sudah bangun?”

Mendengar namanya disebut, Yeonwoo menoleh ke arah ambang pintu. “Ne, Kris oppa. Ada apa?”

“Kau nggak sekolah? Tadi barusan Seyeon, Sehun, sama Kai berangkat sekolah, kan?”

Yeonwoo terkekeh kecil. “Hari ini aku bolos hehehe soalnya aku males ikut camping. Kita aja baru 2 hari yang lalu pulang dari villa, kan?”

Kris mendekati Yeonwoo dan menjitak kepala gadis itu. “Dasar iseng…”

Yeonwoo menggembungkan kedua pipinya dan mengusap-usap kepalanya. “Yeonwoo-ya, aku mau mengajakmu ke suatu tempat, cepat ganti baju ya.”

 

“Eoh, Kris oppa kenapa kau mengajakku ke taman?” ujar Yeonwoo lalu menyusul Kris duduk di bangku taman.

“Aku hanya ingin jalan-jalan bareng dongsaengku aja.”

Yeonwoo mengerutkan dahinya. “Dongsaeng?”

Kris mengangguk. “Ne, aku kan udah menganggapmu seperti dongsaengku.”

“Aish..mana mungkin aku punya oppa yang tingginya berbeda jauh denganku -__-.” gumam Yeonwoo membuat Kris terkekeh. “Yeonwoo-ya, kau tau cafe yang jual eskrim enak nggak?”

“Es krim?”

“Ne, aku mendadak ngidam (?) es krim nih.”

Yeonwoo mengulum senyumnya, lalu mendadak membulatkan kedua matanya. “Ah! Ada….TimeOut Gelato. Itu enak deh, apalagi pemiliknya JYJ Yooch-HYAA” Yeonwoo tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena mendadak ditarik Kris.

“Bawa aku kesana, Yeonwoo-ya~”

 

Yeonwoo bersenandung pelan sambil menoel-noel wajah Luhan, pipinya, atau kadang mencubiti hidung namja itu. Senyum Yeonwoo merekah melihat wajah Luhan yang sedang tertidur itu, lucu seperti bayi.

“Ngg…Yeonwoo-ya…” gumam Luhan sedikit risih karena terganggu tidurnya. Yeonwoo menarik tangannya begitu tau dia secara tidak sengaja jadi membangunkan Luhan dari tidurnya.
“Eh? Mianhae, oppa, aku nggak bermaksud ngenganggu oppa.” gumam Yeonwoo dengan perasaan bersalah. Luhan tersenyum lembut. “Gwenchanha, Yeonwoo-ya, aku juga nggak bisa tidur. Hah…mungkin aku terkena insomnia.” Yeonwoo terkekeh.

“Oppa, gimana kalo kita jalan-jalan di taman apartemen sebentar sebelum tidur?” ajak Yeonwoo.”Ide bagus…”

 

Luhan menggandeng Yeonwoo sampai ke tepi kolam renang.  ”Kita duduk di sini aja yuk?” tanya Luhan lalu melepaskan sendalnya dan duduk di samping kolam renang dan mencemplungkan kakinya. Yeonwoo lalu duduk di sebelahnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Luhan.

“Hmmm~ udara malam ini lebih hangat dari yang biasanya.” gumam Luhan sambil memejamkan kedua matanya.

“Tentu, ini kan udah mau masuk ke musim semi.”

Luhan lalu iseng mencubit pipi boneka Keroppi yang ada di pelukan Yeonwoo. “Ya! Kenapa dicubit?” protes Yeonwoo.

“Aku cemburu..Keroppi bisa dipeluk setiap saat begitu.”

Yeonwoo terkekeh lalu menggenggam tangan Luhan. “Oppa…EXO Planet itu seperti apa sih? Aku penasaran.. Bolehkah aku ikut pergi kesana?”

Luhan berdeham pelan sebelum menjawab. “EXO Planet itu bukan seperti apa yang kamu bayangkan, disana, walaupun kita berpijak di satu tanah, tapi kita melihat langit yang berbeda, melihat langit yang sama, tapi berpijak pada tanah yang berbeda.”

Yeonwoo mengerutkan keningnya. “Maksudnya?”

“Walaupun kamu ikut kesana, kita nggak akan bisa bertemu karena kita dipisahkan oleh ruang dan waktu.”

“Jadi kenapa oppa dan yang lainnya bisa kenal?”

“Itu dia, setelah menerima badge suci, aku dan yang lainnya seperti ‘terpisah’ dari warga biasa. Bahkan kami lupa keluarga kami.”

Yeonwoo membulatkan kedua matanya. “Jinjja?”

“Ne, kami nggak bisa ingat masa lalu kami.”

Yeonwoo tersenyum simpul. “Apa….oppa juga akan melupakanku saat kembali ke EXO Planet?” gumamnya. Luhan mengelus rambut Yeonwoo dan menggeleng pelan.

“Aku tidak akan melupakanmu, Yeonwoo.”

Yeonwoo menghela napas panjang dan menunduk. “Oppa…bisakah…bisakah oppa nggak pergi?” tanyanya. Luhan menggigit bibir bawahnya.

“Yeonwoo-ya…” gumam Luhan berat. Yeonwoo menggeleng lalu memaksakan senyum.

“Aniyo oppa, aku hanya bercanda. Lupakan yang tadi, eoh?” tanya Yeonwoo lalu tiba-tiba membulatkan kedua matanya saat melihat sosok Luhan seperti mulai memudar. (playing : Dropping Tears – K.Will)

“Yeonwoo-ya…” panggil Luhan dengan suara lembutnya.

“O..oppa?” Yeonwoo mengeratkan genggaman tangannya walaupun tangannya mulai bergemetar hebat.

“Aku rasa ini waktuku…” gumam Luhan, mencoba untuk tersenyum. Yeonwoo menggelengkan kepalanya.

“Andwae! Joldae andwae!”

“Jaga dirimu, eoh?”

“Kkajima!” pekik Yeonwoo, air matanya terjatuh. “Oppa, jangan sekarang! Aku belum siap.”

Seketika itu, tubuh Yeonwoo terasa kaku, tidak bisa digerakkan sesuai kemauannya. Pikirannya juga terlalu kacau untuk memikirkan apa yang harus dilakukan, dadanya juga terasa sesak, seperti ada yang mengganjalnya untuk bisa bernapas.

Luhan merengkuh wajah Yeonwoo dan bergerak untuk mengecup bibir mungil gadis itu, dengan sendirinya, air mata Luhan ikutan mengalir membasahi pipinya. Sosok Luhan semakin lama semakin memudar, ditambah lagi, Yeonwoo mulai merasakan tangannya seperti tidak lagi mengenggam apa-apa sedangkan tangan Luhan bergerak untuk menghapus air mata Yeonwoo. Terdengar suara Luhan menyanyi, lembut, walau lirih

Live your life from this day on
And love again
I know you’d do the same for me
That’s the way that loves is supposed to be

Close your eyes, go to sleep
Know my love is all around you
Dream in peace, when you awake
You will know I’m still with you

When you feel those lonely teardrops
Rolling down your face
Just know my love watches over you
Always, always

“Yeonwoo, aku harap kita bisa bertemu lagi suatu hari nanti…” gumam Luhan yang disusul anggukan pelan Yeonwoo. “Ne oppa….”

“Saranghae, Noh Yeonwoo. Sepenuh hatiku.”

Luhan tersenyum pada Yeonwoo sebelum akhirnya sosoknya hilang sepenuhnya.

Yeonwoo membulatkan kedua matanya. “O..oppa? Luhan oppa?”

Air matanya mengalir deras saat tidak mendengar jawaban apa-apa. Dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan tangis, tapi, itu malah membuatnya semakin terisak.

“O..oppa…kau sudah pergi? Bisakah kau mendengar suaraku?” tanya Yeonwoo lirih, tapi, dia tahu tidak akan ada balasan. Yeonwoo memeluk erat boneka kerropinya yang mulai basah karena air matanya.

“Seharusnya aku mengucapkan selamat tinggal…tapi bodohnya aku nggak bisa mengatakan apa-apa…”

“Se-seharusnya aku mengucapkan selamat tinggal dan jaga dirimu baik-baik, oppa..” gumamnya di sela-sela isakkannya dan mengadahkan wajahnya untuk melihat ke langit malam. “Oppa…take care..”

 

Chen membuka kedua matan7a begitu mendengar suara pintu balkon dibuka.

“Yeonwoo-ya?”

Chen terkaget begitu melihat air mata Yeonwoo yang mengalir deras. “Se-seolma..”

BRAK!

Tiba-tiba Sehun membanting pintu kamarnya.

“Hyung! Hyungdeul! Luhan hyung menghilang!”

“Mwo?” Chen melirik Yeonwoo. “Benarkah itu, Yeonwoo?”

Yeonwoo menundukkan kepalanya, tangisnya mulai pecah lagi. “Sehun-ah…kenapa teriak-teriak malam-malam begini sih?” protes Chanyeol sambil mengucek-ngucek matanya yang mengantuk. “Oi? Oi? Yeonwoo kenapa nangis?” celetuk Kris dari belakang Chanyeol. “Luhan hyung…sudah kembali ke EXO Planet.” jawab Sehun. Kris berjalan mendekati Yeonwoo dan menghapus air mata gadis itu.

“Tenanglah Yeonwoo..” gumamnya sambil menepuk-nepuk kepala Yeonwoo penuh sayang

“Tapi…tapi…”

“Udah, lebih baik kita tidur, ini udah malam, ok?”

 

“Onnie~ ileona!”

“Aku hari ini nggak enak badan, jadi aku nggak masuk sekolah, ya?”

Seyeon menarik napas dalam saat Yeonwoo berguling dan menutup tubuhnya dengan selimut lagi.

“Ya sudahlah…” gumam Seyeon lalu berjalan keluar kamar.

Yeonwoo menggigit bibir bawahnya begitu melihat ke kumpulan-kumpulan polaroid di kaca jendelanya. Sama seperti Xiumin, di semua polaroid-polaroid itu sosok Luhan menghilang.

Saranghae…

Aku nggak akan meninggalkanmu, Yeonwoo-ya…

Air mata mulai mengalir membasahi pipi Yeonwoo. Entah sudah berapa hari ini dia terus-terusan menangis, tapi rasanya, air matanya tidak akan pernah bisa habis mengalir. “Geojitmal…”

 

Seyeon berjalan keluar kamar sambil menghela napas.

“Wae, Seyeon-ah?” tanya Kyungsoo yang mendengar Seyeon. “Yeonwoo, ya?”

Seyeon mengangguk pelan.

“Udah berapa hari Yeonwoo onnie begitu sejak Luhan oppa menghilang.”

Kyungsoo hanya tersenyum kecil mendengarnya. “Berikan dia waktu, Seyeon.” ujar Kyungsoo. “Igeo.” sambungnya sambil memberikan sesuatu pada Seyeon.

“Apa ini?” tanya Seyeon heran.

“Bekal.” jawab Kyungsoo seraya tersenyum kecil.

“Woah..chakkaman.” ujar Sehun tiba-tiba menarik bekal Seyeon. “Kok tempatnya lebih bagus punya dia sih, kotak makan? Kita cuma kayak nasi dibungkus.” sambungnya sambil membandingkan bekal miliknya dan milik Seyeon.

“Hyung pilih kasih nih.” celetuk Kai.

“Sirik aja sih.” sahut Seyeon menjulurkan lidahnya.

“Kurcaci.”

“Item.” Kai membulatkan matanya. “Mwo? Item?”

“Iya. Di antara yang lain aku baru nyadar kulitmu paling item sendiri.” jawab Seyeon meledek. “Mwoya -___-.”

“Eh Seyeon liat bekalnya dong.” pinta Sehun.

“Andwae” sahut Seyeon memeluk bekalnya.

“Pelit”

Seyeon hanya menjulurkan lidahnya.

“Sini liat aah…” paksa Sehun menarik bekal Seyeon

“Hah! Pemaksaan!”

“Oy, bekalnya jangan direbutin gitu dong -___-” ujar Kyungsoo berusaha menenagkan.

“Gotcha!” seru Sehun berhasil mengambil bekal Seyeon.

“Aih -___-”

“Woh?”

“HYAAA!! RILAKKUMA!”

Kai bergidik mendengar teriakan Seyeon yang sekarang sedang melompat-lompat kecil di tempatnya. “Apaan sih?”

Penasaran, Kai melihat ke arah kotak bekal Seyeon. Kimbab berbentuk rilakkuma.

“Oy, yang benar saja..eoh?” Kai menggantungkan kalimatnya begitu melihat Sehun melahap satu kimbab rilakkuma itu. Refleks, Kai menutup kedua telinganya, tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

“KENAPA DIMAKAN, BABO?!” teriak Seyeon dan Kyungsoo berbarengan.

“Hehehe mianhae, abis kimbabnya keliatan enak sih…hahADAW!”

 

Yeonwoo membuka kedua matanya dan melihat ke arah jam. 12:25

“Eung…aku ketiduran lagi ya?”

Yeonwoo melompat turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar untukl mengambil air minum. Sesekali dia mengurut kepalanya yang terasa berat. “Kok sepi banget…pada kemana ya?”

Di pintu kulkas, matanya menangkap sebuah kertas ditempel di sana.

Untuk Yeonwoo dan Seyeon

Yeonwoo menarik kertas itu dan membacanya

Untuk Yeonwoo dan Seyeon

Aku pamit, ne? Aku tadi mau membangunkanmu tidur dan pamitan, tapi aku nggak tega, jadinya kutulis saja surat ini. Aku harus kembali ke EXO Planet sekarang. Gomawo udah banyak membantuku dan yang lainnya selama kami ada di bumi. Senang rasanya bisa menghabiskan waktu di bumi dan bertemu dengan kalian berdua. Terutama Yeonwoo, kau tau kan aku udah menganggapmu sebagai dongsaengku? Karena itu, dongsaengku harus tetap kuat!

Annyeong ^^

-Kris-

Yeonwoo membulatkan kedua matanya. “Kris oppa….andwae!” dia berjalan cepat ke balkon untuk mencari dimana kedelapan namja itu sekarang. Taman dekat apartemen, tempat pertama kali Kris muncul, dan disitulah dia akan pergi. “Got it!”

Yeonwoo memakai sendal secara asal dan berlari menyusul Kris dan yang lainnya.

 

Akhirnya Yeonwoo sampai di tempat itu. Untunglah Kris belum pergi.

“Kris oppa!”

Si pemilik nama itu menoleh. “Eoh? Yeonwoo-ya?”

Yeonwoo kembali berlari mendekati Kris. “Kkajima, oppa!”

Kris hanya tersenyum tipis. “Annyeong, Yeonwoo-ya…”

WHUSH!

Kris terbang saat Yeonwoo belum sempat menahannya.

“Oppa! Kkajima!” teriak Yeonwoo, mengejar Kris yang semakin terbang tinggi.

“Yeonwoo-ya..” gumam Suho seraya menahan Yeonwoo dengan memeluknya.

“Oppa! Kris oppa!” Yeonwoo memberontak, tapi saat dia melihat sekali lagi ke arah lanit, Kris sudah menghilang.

“Yeonwoo..tenanglah…” gumam Suho lembut.

Yeonwoo berbalik untuk membalas pelukan Suho eart sedangkan namja itu hanya membiarkan gadis yang ada di dalam pelukannya itu menangis sejadi-jadinya.

 

 

“Seyeon! Kim Seyeon!”

Seyeon menoleh mendengar namanya dipanggil. Dari ujung lorong, Mijung dan Raehwa sedang berjalan mendekatinya. “Ada apa, onniedeul?”

“Seyeon-ah, hari ini Yeonwoo nggak masuk sekolah lagi. Dia masih sakit ya?” tanya Mijung.

“Begitulah, Mijung onnie..”

“Dia sakit apa sih?”

“Katanya sedikit nggak enak badan.”

Mijung mengangguk-nganggukan kepalanya. “Bagaimana keadaannya?” celetuk Raehwa.

Seyeon mengulum senyumnya. “Semakin hari semakin memburuk…” gumam Seyeon, menunduk.

“Ah gitu..” Raehwa mengangguk kecil. “Titip salam pada Yeonwoo ya”

“Ne, onnie” sahut Seyeon. “Aku pulang duluan ya, annyeong”

 

“Aku pulang…” ujar Seyeon setibanya dirumah. “Loh? Kok sepi… Pada kemana” gumam Seyeon melihat keadaan apartemen yang sepi.

Seyeon mengerutkan keningnya melihat sepucuk surat di atas meja makan. Ia meraih surat itu dan membacanya. “Kris oppa..”

Ceklek…

“Onnie… Kris oppa…” Seyeon menggantungkan kalimatnya melihat tampang Yeonwoo yang lesu. Melihatnya, Seyeon tersenyum tipis. “Kris oppa udah pergi ya?”

“Ne, baru aja” jawab Tao lesu.

“Kenapa gitu?” tanya Seyeon tiba-tiba membuat semuanya menatapnya heran. “Kalian datang kesini seenaknya dan sekarang? Kalian pergi gitu aja”

“Se…seyeon..” panggil Lay.

“Kenapa nggak langsung semuanya pergi aja? Daripada satu-satu gini”

“Seyeon!” Seyeon mendelik ke arah Yeonwoo. “Jangan terlalu memanjakan mereka onnie”

“Geuman!” pekik Yeonwoo tertahan. “Jangan omongin ini lagi. Aku capek!” sambungnya kemudian masuk ke dalam kamar.

BLAM!

Seyeon mendengus menatap ke sembilan namja itu sebelum keluar dari apartemen.

“Seyeon!”

 

Seyeon menghela napas sambil duduk di ayunan dan menutup kedua wajahnya menahan tangis. “Babo..” gumamnya pelan. Seyeon menarik napas menyadari ada seseorang yang datang.

“Kenapa masih di sini?” tanya Seyeon. “Sana pergi” sambungnya. Kyungsoo yang mendengarnya menghela napas berat.

“Aku tidak akan pergi jika kau seperti ini” sahut Kyungsoo. “Aku memang akan pergi. Tapi sebelum itu aku mau membuat kenangan yang indah, Seyeon…Aku…”

“Kenapa kalian harus datang kalo akhirnya pergi? Kenapa harus umma-ku yang menjadi Hidden Star, kenapa…” Seyeon menggantungkan kalimatnya begitu Kyungsoo memeluknya erat.

“Mianhae, Seyeon-ya… Jeongmal mianhae” lirih Kyungsoo. “Mianhae membuatmu dan Yeonwoo seperti ini…”

“Apa kalian benar-benar tidak bisa tinggal di sini?” Kyungsoo hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan Seyeon. Seyeon kembali menghela napas kemudian menghapus air matanya.

“Lupakan saja” gumamnya pelan berjalan mendahului Kyungsoo kembali ke apartemen. Sekali lagi, Kyungsoo memeluk Seyeon dari belakang dan menepuk kepalanya penuh rasa sayang.

“Setidaknya ijinkan aku berada di sisimu selama aku masih ada di bumi” bisik Kyungsoo pelan.

 

[bgm: secret poison] “You are my poisooon~ you are my poisooon~”

Kyungsoo memasak sambil menari seksi dance ala Secret. Otomatis, kedelapan namja lainnya melihatinya dengan tatapan (˙▿˙?)

“Hyung, ngapain hyung?” tanya Sehun heran.

“Ikutan dong, ikutan!” celetuk Chanyeol heboh mengikuti Kyungsoo. “Ah, hyung. Tolong bawaiin ke meja makan dong” pinta Kyungsoo sambil menyerahkan masakan yang sudah jadi pada Chanyeol.

“Oke” sahut Chanyeol masih tetap ngedance.

“Ya, Chanyeol! Bawanya jangan sambil ngedance, nanti tumpah” ujar Baekhyun.

PRANG!

KOMPRYANG!

“HAH! MASAKANKU!!” pekik Kyungsoo melihat masakannya yang berceceran di lantai sementara Chanyeol mengelus pantatnya yang terasa ngilu.

“Baekhyun nyumpahin sih” ringis Chanyeol. “Kok -___-”

“Ada apa sih ribut-ribut?” tanya Yeonwoo yang baru bangun dari tidurnya.

“Ah, nggak ada apa-apa kok, Yeonwoo” sahut Tao.

“Ckck..” decak Seyeon yang entah sejak kapan sudah berada di dapur. “Udah beli bahan makanan mahal-mahal. Malah di buang-buang kaya gini”

“Hoh! Sejak kapan ada di situ?” tanya Chanyeol kaget.

“Pas kalian lagi ngedance-ngedance” jawab Seyeon singkat kemudian duduk di meja makan.

“Ah, Chanyeol hyung rese. Udah masa capek-capek juga. Sebel ih” gerutu Kyungsoo kesal. “Ya maaf. Salahin Baekhyun noh nyumpahin”

“Enak aja. Yang ceroboh siapa. Main kambing hitam aja” celetuk Baekhyun.

“Dia dong?” tanya Seyeon sambil menunjuk Kai yang sedang asik menonton TV. “Apa?” tanya Kai kaget.

“Tadikan Baekhyun oppa bilang ‘main Kai hitam’” sahut Seyeon polos.

“Kambing hitam, Seyeon-___-.” gedek Kai kesel. “Oh..” Seyeon hanya bergumam.

“Jadi sekarang kita makan malam apa?” tanya Suho. “Makan keluar aja deh” jawab Yeonwoo.

“Ayok!” setuju Kyungsoo semangat.

“Beresin dulu makanan yang tumpahnya” titah Seyeon.

“Hyung, beresin” titah Kyungsoo pada Chanyeol. “Baekhyun-ah, beresin gih”

“Nggak mau. Kai aja”

“YA!”

 

“Onnie, makan di sana aja yuk!” ajak Seyeon sambil menunjuk warung bebek panggang. “Oh yauda, udah lama nggak makan bebek juga” sahut Yeonwoo. “Oppadeul, kita makan di sana aja ya”

“Dimana aja yang penting makan” ujar Sehun.

“Mmm…” Yeonwoo bergumam sambil melihati menu. “Mau makan apa?” tanya Yeonwoo pada Seyeon.

“Bebek bakar!”

“Hah? Apa? Bebek?” tanya Sehun tiba-tiba kemudian melirik Baekhyun diikuti yang lainnya. Baekhyun yang merasa di perhatikan, celingak-celinguk ke member yang lain. “Apa?”

“Bebeknya ada di sini nih!” seru Suho mengangkat tangan Baekhyun.

“Ada bebek kabur nih!” timpal Chen.

“YA!!”

“Oke!” seru Seyeon menutup buku menu. “Ajhussi, bakar bebek yang ini ya!” sambungnya sambil menunjuk Baekhyun.

“Aigoo… Kalian” gumam Yeonwoo menutupi wajahnya dengan buku menu.

 

“Oy, Yeonwoo-ya!” panggil Raehwa begitu melihat Yeonwoo memasuki kelas.

“Oh, annyeong” sapa Yeonwoo. “Kemana aja? 3 hari nggak mask sekolah” tanya Mijung.

“Nggak enak badan” jawab Yeonwoo singkat.

“Oh iya.. Lusa depan kan kita libur, kita ke pantai yuk” ajak Raehwa.

“Nggak ah” tolak Yeonwoo.

“Jangan gitu dong… Sekali-kali refreshing gitu, daripada dirumah suntuk” ujar Mijung.

“Pantai?!”

Yeonwoo, Raehwa dan Mijung terjenggit kaget mendengar suara yang cempreng dari belakang.

“Sejak kapan ada di sini?” tanya Mijung kaget melihat Seyeon yang hanya cengengesan.

“Onniedeul mau ke pantai ya? Kapan? kapan? kapan? Ikut dong…”

“Kapannya satu kali aja, -__-”

“Rencana sih lusa depan, tapi Yeonwoonya nggak mau” jawab Raehwa. Seyeon mencibir melirik ke arah Yeonwoo yang asik memainkan ponselnya. “Onnie payah ih, pantaikan seru”

“Yeonwoo…”

“Yeonwoo-ya…”

“Yeonwoo onnie”

Yeonwoo mendongak menatap Seyeon, Raehwa dan Mijung bergantian. “Ne?”

“Ikut ya ikut~ sekaliii aja” bujuk ketiganya. “Nanti di kasih permen deh” “Atau mau balon?”

“Err…” Yeonwoo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Ya udah deh, ikut”

“Yeyy!!”

 

Lusanya…

“Eh? Kalian mau kemana?” tanya Lay melihat Seyeon dan Yeonwoo yang sedang siap-siap. “Pantai” jawab Seyeon antusias.

“Oppadeul, kalian jaga rumah ya. Mianhae nggak bisa ajak kalian” ujar Yeonwoo.

“Okesip. Rumah aman dan tentram kok” sahut Chanyeol menunjukan deretan giginya.

“Nggak yakin” sahut Seyeon sambil mencibir.

“Ya paling kalo berantakan gara-gara Kyungsoo” celetuk Baekhyun. Kyungsoo menoleh ke arah Baekhyun o__o “Kok jadi aku?”

“Udah, udah… Kita pergi duluan ya. Annyeong!”

“Bawa oleh-oleh ya!”

“Duh, onnie. Perasaanku kok nggak enak ya” gumam Seyeon begitu keluar dari apartemen. Yeonwoo yang mendengarnya hanya tertawa kecil. “Semoga aja mereka nggak ngacak-ngacak. Buruan yuk, Raehwa sama Mijung udah jalan”

“Ne~”

 

Setibanya di pantai.

“Hoy! Kalian lama” hardik Raehwa.

“Tadi macet” jawab Seyeon kemudian melemparkan pandangannya ke arah laut.

“Udah lama nggak pergi ke…”

“PANTAI!!!”

Sontak, keempat yeoja itu menoleh ke sumber kegaduhan itu. Seyeon dan Yeonwoo tidak percaya dengan apa yang di lihatnya.

“SEJAK KAPAN KALIAN DISANA?!” teriak Seyeon.

“Hehe.. Annyeong!” sapa Chanyeol melambaikan tangannya, tidak lupa memamerkan giginya yang rapi.

“Duh, giginya silau” protes Mijung mengenakan kacamata hitamnya.

“Yeonwoo-ya, mereka siapa?” tanya Raehwa.

“Ngg..mereka…sepupuku” jawab Yeonwoo. “Sepupu? Setahuku kau tidak punya sepupu”

“Dari keluarga Seyeon” jawab Yeonwoo asal. “Woah… Sepupumu banyak amat” ujar Raehwa pada Seyeon sementara Seyeon hanya menyengir.

“Kok kayanya aku kenal dua di antara mereka ya…” gumam Mijung menyipitkan matanya. “Oh! Mereka sunbae kitakan?” tanyanya kemudian sambil menunjuk ke arah Sehun dan Kai yang sudah asik bermain air.

“Ya gitu…” jawab Yeonwoo.

“Sifat-sifatnya kaya anak TK ya =___=” komentar Raehwa.

“Maklum, MKKB” celetuk Seyeon.

“Seyeon, awas!”

DUK!

“Waaaah~! Mianhae!!” seru Baekhyun begitu tidak sengaja melempar bola ke arah Seyeon.

“Main bolanya liat-liat dong!” teriak Seyeon melempar balik ke arah Baekhyun, namun sayang bola itu meleset mengenai Kyungsoo yang berpose siap untuk di foto.

DUK!

JEPRET!

“Eh (˙▿˙?)” gumam Chen begitu melihat hasil polaroid yang tidak sengaja menjepret semuanya yang terjadi.

“Hyung..hyung..” panggil Kai menendang-nendang Kyungsoo. “Nggak apakan?” tanya Kai kemudian Kyungsoo bangkit dengan lesu.

“DO KYUNGSOO, AWAS!”

DUK!

“Waaaah!!! HOME RUN!” teriak Chanyeol heboh.

Sementara keempat yeoja itu hanya melihat dengan tatapan -___-

“Nggak kenal, nggak kenal” ujar Seyeon masuk ke dalam sebuah cafe.

 

“Duh… Kepalaku masih pusing” lirih Kyungsoo lesu.

“Mianhae, oppa..” sahut Seyeon sambil mengompres kepala Kyungsoo dengan es batu. “Lagian oppa sih centil pake pose-pose segala. Udah tau lagi main bola” celoteh Seyeon menekan-nekan kepala Kyungsoo.

“Seyeon… Kepalaku tambah pusing kalo di gituin-__,-” ringis Kyungsoo.

“Nuna! Awas!” teriak seorang anak kecil dari arah belakang, Seyeon sontak menoleh dan melihat sebuah piring terbang sedang meluncur ke arahnya, dengan cepat Seyeon menunduk, menghindari, namun…

Tuk!

“Eh (˙▿˙?)” Seyeon menatap Kyungsoo yang kepalanya baru saja terkena piring terbang. “Oppa..oppa.. Aku main sama yang lain dulu ya” ujar Seyeon sebelum meninggalkan Kyungsoo yang meratapi nasib.

 

Seyeon melihati Yeonwoo dan kedelapan namja itu yang sedang bermain pasir, mengubur Kai. Tahu-tahu, Seyeon tersenyum iseng menghampiri mereka lebih dekat.

“Kok main pasir sih? Kaya anak kecil aja” komentar Seyeon.

“Abisnya mau main apa?” tanya Chanyeol menghentikan aktivitasnya. “Eumm…” Seyeon bergumam menopangkan dagunya.

“Oy, kurcaci. Bisa bangun nggak?” tanya Kai yang ternyata Seyeon menduduki Kai. Seyeon menoleh ke arah Kai dan menjulurkan lidahnya.

“Udah item mah item aja, nggak usah di kubur gitu… Apa kau mau tambah item ya?” tanya Seyeon membuat Kai mendelik. Tahu-tahu, Kai terbangun membuat Seyeon merosot(?) dari tempat duduknya.

“Mau bangun bilang-bilang kek” gerutu Seyeon membersihkan celanannya yang penuh pasir.

“Eh, eh.. Kita ceburin Suho hyung ke laut yuk!” usul Tao tiba-tiba sambil melirik ke arah Suho.

“Ah, boleh-boleh” setuju yang lainnya. Namun sosok Suho tidak di temukan. “Eh? Loh? Suho hyungnya kemana? Barusan ada di sini”

“WAAAH!!! Jangan ceburkan aku!!” pekik Suho tiba-tiba yang sudah tertangkap oleh Chanyeol dan Sehun.

“Yang lempar yang tinggi-tinggi aja” ujar Seyeon.

“Ngaku pendek ya? ADAW!”

“Satu…dua…ah, bentar-bentar” ujar Chanyeol. “Celanaku melorot” sambung Chanyeol membenarkan celananya yang melorot.

“Udah siap ya?” tanya Sehun di jawab anggukan Chanyeol. “Langsung dari itungan ketiga aja.. Ti….GA!” seru Sehun dan Chanyeol bersamaan melempar Suho ke laut.

BYURR!!

“WAAHAHAHAHA!” melihat itu tawa Yeonwoo dan Seyeon meledak. Seyeon menyipitkan matanya melihat Suho yang terlempar jauh hingga hanya terlihat kepalanya.

“Suho hyung, berenang hyung! AYOO!!” heboh Chen.

“GO SUHO HYUNG! GO! SUHO HYUNG!”

“Dikira lomba renang kali=__=” celetuk Seyeon kemudian menoleh ke belakang melihat Kyungsoo yang menghampiri mereka sambil memegangi kepalanya.

“Lain kali pinjamkan aku helm” ujarnya membuat Seyeon tertawa.

“Nggak apalah, kali aja kepala oppa jadi kebal sama bola” sahut Seyeon.

Sementara itu, Yeonwoo yang sedang memperhatikan yang lainnya menajamkan penglihatannya. “Suho oppa mana?”

“Lagi berenang….kan…” Kai menggantungkan kalimatnya tidak melihat sosok Suho di sana. Yeonwoo terdiam mengetahui sesuatu yang terjadi.

“Joldae andwae…” gumam Yeonwoo langsung berenang, mencari Suho.

“Yeonwoo-ya!”

“Suho oppa! Suho oppa!” teriak Yeonwoo memanggil-manggil nama Suho. “Oppa! Suho oppa…” Yeonwoo diam di tempat. “Memang harusnya aku tidak usah ke pantai…” lirih Yeonwoo. Yeonwoo menoleh begitu pundaknya di pegang oleh seseorang.

“Baekhyun oppa…ini semua salahku..kalo aja aku nggak pergi ke pantai, pasti Suho oppa nggak akan…”

“Ini bukan salahmu, Yeonwoo-ya..” potong Baekhyun menarik Yeonwoo ke dalam pelukannya. “Mungkin hari ini memang waktunya Suho hyung pergi”

“Andwae! Kalo aku tidak ke pantai, pasti Suho oppa nggak akan ilang!”

“Yeonwoo-ya…”

“Babo! Apa yang harus aku lakukan…” Yeonwoo menggigit bibir bawahnya menahan tangis.

“Jangan salahkan dirimu, Yeonwoo. Ini sama sekali bukan salahmu” ujar Baekhyun tegas mengusap puncak kepala Yeonwoo. “Kita balik ke tepi ya” sambungnya merangkul tubuh Yeonwoo dan membawanya ke tepian.

“Yeonwoo-ya..”

“Tao oppa, kau bisa memutar balikkan waktu ke tadi pagi?” tanya Yeonwoo membuat yang lainnya terdiam. “Supaya aku nggak pergi ke pantai. Dan Suho oppa nggak akan menghilang”

“Mianhae, Yeonwoo-ya” sahut Tao pelan. “Aku tidak bisa…”

Yeonwoo serasa jantungnya berhenti sejenak. “Wae? Bukankah oppa mempunyai kekuatan itu? Tapi kenapa oppa tidak bisa menggunakannya?” tanya Yeonwoo marah.

“Karena sebenernya misi kami menyelamatkan tree of life belum selesai”

“Geojitmal!” Yeonwoo menggelengkan kepalanya sambil menarik-narik baju Tao. “Oppa pasti bisakan menggunakan kekuatan oppa? Iya kan?”

“Onnie…”

“Eh, eh. Ada apa ini?” tanya Raehwa dan Mijung yang baru selesai makan. Yeonwoo menarik napas dalam. “Aku pulang duluan” ujarnya kemudian pergi meninggalkan yang lainnya.

 

“HA…HATCHII!!”

Sroot..sroot..

“Jorok amat sih hyung” celetuk Tao melihat Baekhyun yang menyedot ingusnya barusan. “Nggak ada tissue” jawab Baekhyun asal.

“Iyalah” celetuk Kai kemudian melirik tempat sampah di sudut ruangan. “Tissuenya udah di tempat sampah semua”

“HATCHIII!!”

“Muncrat! Jorok!” seru Chanyeol mengelap tangannya ke baju Chen. “YA! Virus! Virus!” seru Chen.

“Baekhyun oppa nih buburnya” ujar Seyeon dari arah dapur sambil membawa nampan dan meletakkannya di meja tengah.

“Gomawo, Seyeon” sahut Baekhyun. “Duh, panas!” ringis Baekhyun kemudian begitu menyantap buburnya.

“Iyalah, orang baru jadi” decak Seyeon mengaduk-aduk buburnya dan meniupinya.

“Duh, Baekhyun hyungkan bukan anak kecil” celetuk Kyungsoo tiba-tiba. “Dia bisa niup buburnya sendirikan” sambungnya mengambil alih bubur di tangan Seyeon.

“Nih, hyung. aaaa” titah Kyungsoo sambil menyuapi Baekhyun berulang kali. “Shh… Kyungsoo..hh, panas..panas!” ujar Baekhyun sambil mengipasi mulutnya. “Cemburu nggak gitu juga kali” sambung Baekhyun menegak air minum di dekatnya.

“Emangnya Lay oppa nggak kasih obat apa?” tanya Seyeon. Baekhyun menggeleng. “Katanya suruh bayar dulu”

“Aku pulang~” ujar Lay tiba-tiba.

“Selamat datang~” sapa Seyeon. “Wuih… Oppa tampangnya mesum” sambung Seyeon.

“Eoh? Abis ngelayanin pasien cantik ya?”

“Apa seksi?”

“Pasti dua-duanya?”

“Ah! Apa jangan-jangan Hyorin SISTAR? Atau Hyuna? G.Na?”

“Apaan sih-__-” elak Lay tiba-tiba. “Pada mesum pikirannya” sambung Lay sambil merogoh-rogoh isi tasnya.

“Taaadaaa~~” serunya kemudian menunjukan sebuah tiket masuk kebun stroberi.

“Woaah!! Kebun stroberi!!” seru Seyeon girang. “Dimana hyung?”

“Nggak tau” jawab Lay polos.

DUK!

“Wadaw!” ringis Lay begitu kepalanya terlempar sesuatu. “Siapa yang lempar?” tanya Lay ganas. “Yang lempar nggak dapet tiket”

“Hantu hyung yang lempar” celetuk Sehun.

“Oke, aku anggap Sehun yang lempar”

“Mwoya-___-”

“Oppa, oppa..kok bisa dapet tiketnya banyak?” tanya Seyeon bingung. Lay melirik tiketnya sejenak kemudian tersenyum evil.

“Tadinya cuman dapet 2, cuman aku scan jadi banyak”

“Wah..wah.. Tiket ilegal”

“Tenang aja, aman kok aman. Kalo ketauan, yang masuk penjara juga kalian”

“Semoga aja nanti Lay hyung juga megang tiket ilegalnya” sahut Sehun.

“Oke, Sehun nggak usah ikut”

“Aish-__-”

“Oh ya, Yeonwoo mana?” tanya Lay. Seyeon hanya melirik pintu kamar Yeonwoo sebagai jawaban.

“Ya gitu deh, hyung… Kayanya dia bener-bener sedih deh” ujar Baekhyun sambil menarik napas panjang. “HATCHI!”

“Baekhyun hyung, jorok!”

 

“Asik! Akhirnya kita berangkat juga” seru Seyeon senang sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi pesawat. “Onnie, onnie. Diem terus aja nih” ujar Seyeon sambil menyenggol Yeonwoo yang duduk di sampingnya. Yeonwoo hanya tersenyum simpul sebelum kembali menatap keluar jendela.

“Nggak asik ah” gerutu Seyeon menghampiri tempat Lay. “Oppa~ tukeran tempat yuk” pinta Seyeon pada Baekhyun. Baekhyun melirik Seyeon sejenak sebelum akhirnya mengambil barang-barangnya dan menghampiri Yeonwoo.

“Woah… Nurut amat” decak Seyeon kagum. “E..eh..” gumam Seyeon jatuh duduk ke kursi karena kehilangan keseimbangannya membuat Lay tertawa kecil melihat cara jatuh Seyeon.

“Yeonwoo masih diem aja?” tanya Lay di sahuti anggukan Seyeon. “Nggak tau ah, paling bingung kalo Yeonwoo onnie udah kaya gitu” sahut Seyeon.

“Ya udahlah, biarin dulu aja”

“Sampe kapaaaan” gerutu Seyeon kesal. Lay hanya tertawa mengacak-acak rambut Seyeon.

“Yeonwoo-ya, mau makan?” tanya Baekhyun sambil menyodorkan sebuah roti pada Yeonwoo. “Nggak oppa. Makasih” jawab Yeonwoo pelan.

“Ayolah, Yeonwoo. kau belum makan dari pagi” bujuk Baekhyun.

“Nanti saja ya, oppa” sahut Yeonwoo membuat Baekhyun mengalah.

“Ayolah, Yeonwoo… Kami harus berbuat apa supaya kau tersenyum lagi?” tanya Baekhyun dengan nada memelas. Yeonwoo hanya diam tidak menjawab. Baekhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan akhirnya memutuskan untuk diam.

Tuk! tuk!

Baekhyun menoleh ke arah Yeonwoo yang tertidur, namun kepalanya seringkali terpentuk jendela pesawat. Ia tersenyum kecil sebelum menarik kepala Yeonwoo bersandar di pundaknya.

“Semoga liburan kali ini bisa membuatmu tersenyum kembali, Yeonwoo”

 

“Kita langsung ke kebun stroberi aja ya, takut kesorean” ujar Lay sambil melirik jam tangannya.

“Okee!” serempak Seyeon dan lainnya. Baekhyun menoleh ke belakang melihat Yeonwoo yang hanya diam. “Yeonwoo…” panggil Chen membuat Yeonwoo mendongak ke arahnya. “Ayo” sambung Chen merangkul Yeonwoo sejenak berjalan mendahului yang lain.

“Horeeee kebun stroberi!”

Seyeon melirik Kai tidak percaya. “Apa?”

“Tumben amat heboh begitu” ujar Seyeon

“Abisnya kan mau ngehibur Yeonwoo”

“Bohong”

“Serius”

“Geojitmal”

Kai mendecak. “Dasar anak burung rilakkuma”

“Itu anak ayam bodoh -__-”

“Terserahlah, kurcaci”

“Item”

“WOI!”

Seyeon dan Kai menoleh ke arah Sehun yang memanggil. Ternyata yang lainnya sudah naik ke bus. “Annyeong~”

Bip Bip

Cklek

Pintu bus itu menutup seedangkan Sehun melambai-lambai pada Kai dan Seyeon.

“Ah, tunggu!” pekik Seyeon saat bus itu melaju.

BUF

“Eh?” gumam Seyeon heran begitu sosok Kai menghilang. Detik berikutnya, dia melihat Kai ada di dalam bus, tepatnya di samping Sehun, ikutan melambai ke arah Seyeon sambil nyengir lebar.

“Dasar namja mesum item babo! Hueee jangan tinggalin aku -__,-”

 

“WAAAAH!!! KEBUN STROBERII!!”

Chanyeol, Baekhyun, dan Tao langsung berlarian begitu memasuki kebun strawberry itu.

“Beneran nih kita boleh langsung makan stroberinya?”

“Yep!”

“MAKAN SEPUASNYAAA”

“UOOH”

“Wangi stroberinya enak bangeet”

Kedelapan namja itu lalu mulai memetik stroberi sedangkan Yeonwoo hanya duduk di dekat pagar.

“Hoh akhirnya sampai juga” ujar Seyeon yang baru sampai.

“Oy Seyeon!” panggil Kyungsoo sambil melambai-lambai ke arah Seyeon. Seyeon tersenyum tipis lalu menyusul Kyungsoo.

Kyungsoo mengedarkan pandangannya ke kebun stroberi seperti mencari sesuatu. “Oppa kenapa?” tanya Seyeon di jawab gelengan Kyungsoo.

“Nggak. Yuk, kita petik stroberi yang banyak” jawab Kyungsoo menarik tangan Seyeon.

“Oh, Yeonwoo-ya~ kesini deh” ujar Baekhyun seraya berlari-lari kecil mendekati Yeonwoo sambil membawa-bawa keranjang penuh stoberinya. “Masa mau diem disana aja?”

“Aku disini aja, oppa”

Baekhyun menggembungkan pipinya. “Padahal aku ingin menunjukkan sesuatu”

“Apa?”

Baekhyun lalu menarik tangan Yeonwoo dan berjalan ke lokasi ‘penempuan’nya. “Igeo” gumamnya seraya memetik sebuah stroberi berbentuk huruf Y.

“Woa…”

Baekhyun lalu nyengir lebar saat dia bisa mendengar Yeonwoo bergumam dibalik senyuman tipisnya.

“Chen”

“Ne hyung?”

“Kau mau jualan stroberi ya? -___-” ujar Lay sambil menunjuk keranjang Chen yang udah penuh dengan stroberi. “Bentar lagi jebol tuh”

Chen menunjukkan nyengir kudanya. “Mumpung gratis, hyung”

“Tiket ilegal” celetuk Seyeon. “HUISH!” pekik Seyeon karena Lay menginjak kakinya.

“Kalo sampe ketawan, aku yang akan menyerahkanmu ke penjara….”

“Duh, jahat!”

“Stroberinya kebanyakan nih. Kita juga nggak bakal abisin sebanyak inikan?” tanya Kai sambil menatap beberapa keranjang yang sudah penuh dengan buah stroberi.

“Ya udah, segini aja” ujar Seyeon mengangguk. Baru saja, Seyeon mau menghampiri yang lainnya, tahu-tahu Kyungsoo menarik tangannya.

“Ada apa, oppa?”

“Sini bentar deh, aku mau nunjukin sesuatu” jawab Kyungsoo menarik Seyeon ke ujung kebun.

“Kita jauh dari yang lainnya” ujar Seyeon. “Gwenchanha, cuman sebentar kok” sahut Kyungsoo kemudian berjongkok, melihatnya Seyeon ikut berjongkok di sebelah Kyungsoo.

“Mau petik stroberi lagi? Kitakan udah petik banyak. Nanti kebanyakan malah sayang” kata Seyeon.

“Duh, berisik. Diam bentar kek” sahut Kyungsoo. “Mana ya, rasanya tadi aku liat deh…” gumam Kyungsoo mencari-cari sesuatu.

“Nyari apaan sih oppa?”

“Diem aja, Seyeon” jawab Kyungsoo membuat Seyeon mencibir kesal.

“Ketemu!” pekik Kyungsoo tiba-tiba. “Apa?apa? Woaaah…” Seyeon berdecak tidak percaya apa yang di temukan oleh Kyungsoo. “Stroberi heart” gumam Seyeon mengambil alih stroberi heart yang di pegang.

“Suka?”

“Ne! Joha” jawab Seyeon.

“Hehe.. Aku sengaja mencarikannya..AAA, Seyeon, kok di makan sih?” tanya Kyungsoo begitu melihat Seyeon melahap stroberinya. “Loh? Kenapa? Emang buat di makan kan?” tanya Seyeon polos.

“Ahni..ahni, tadinya aku pikir mau kau simpan” jawab Kyungsoo. Seyeon hanya mengangguk paham mendengarnya.

“Oppa..Kyungsoo oppa..” panggil Seyeon.

“Ada ap…” Kyungsoo menggantungkan kalimatnya begitu Seyeon menyuapinya sebuah stroberi.

“Oppa mencari stroberi bentuk hati-hati ini…jangan-jangan percaya sama tahyul itu ya?”

“Eh? Ta…tahyul apa?”

“Tahyul yang waktu itu oppa nonton di tv. Yang  katanya, kalo kita makan stroberi itu dengan orang yang di sukai makan cintanya akan terpenuhi, iya?”

“Mwo..mwoya..aku tidak percaya dengan tahyul gituan” elak Kyungsoo membuang mukanya yang memerah. Seyeon terkikik mendengarnya.

“Ah masa? Tapi muka oppa merah gitu tuh. Aih, kyeoptaa” ujar Seyeon sambil menusuk-nusuk pipi Kyungsoo. “Ck, oppa. Akui saja kalo kau mempercayai tahyul itu” sambung Seyeon.

“Aku kan hanya ingin iseng mencobanya” sahut Kyungsoo akhirnya. Seyeon tersenyum kecil mendengarnya. “Berarti benar ya, oppa percaya?”

“Ngg…”

“Yaampun, oppa. Cinta itu nggak tergantung sama buah stroberi kaya gini” ujar Seyeon menahan tawanya. “Tapi cinta itu dari sini” sambungnya sambil menunjuk dada Kyungsoo.

“Aku kan hanya iseng…”

“Iya, iya aku tahu..” sahut Seyeon. “Gomawo…” ujar Seyeon kemudian membuat Kyungsoo menoleh ke arah Seyeon yang tersenyum tulus.

“Untuk?”

“Buah stroberinya” sambung Seyeon membuang muka menyembunyikan wajahnya yang merah. Melihat itu, Kyungsoo tersenyum kemudian memakan sisa stroberi yang di berikan Seyeon tadi. “Seyeon-ya, sini deh”

“Ap…” Seyeon membulatkan matanya begitu Kyungsoo mencium bibir mungilnya. “Stoberinya kalah manis” ujar Kyungsoo sambil tersenyum dan menepuk puncak kepala Seyeon.

“Mwoya…”

Kyungsoo terkekeh melihatnya. “Sudahlah, ayok. Yang lainnya pasti nyariin kita” ajak Kyungsoo menggandeng tangan Seyeon erat kembali menyusul yang lainnya.

 

Yeonwoo menghela napas sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi dan menguap kecil menunggu pesawat yang akan membawanya kembali ke Seoul. Ia meraih buku diary yang di bawanya dan meraih handsfreenya

(playing : With Laughter or With Tears – Seo In Guk)

Gadis itu mulai menggerakkan tangannya menulis sesuatu,

When I close my eyes softly, your sweet smile appears in my thought
Even though you’re very dear to me this distance that my heart doesn’t reach you makes a pain to me
I want to miss our memories one by one that i tried to bury in the corner of my heart
I can’t love anyone else this much
My heart is still looking down and silent
I know words are powerless to the sadness that appeared even in my dreams
As we was seperated by fate in a crossroad somewhere
And now each of us is walking on a different path
You aren’t here, i’m alone, even now i’m not used to it
This garden which can feel lonely night is my reserved seat

Yeonwoo menarik napas dalam, menggigit bibir bawahnya.

The sand of time falls smoothly
I wonder what does time teach me?
That ‘you should be able to forget it someday’? ‘A day when all of my sadness fades away will come’?
Such an optimistic consolation doesn’t begin my mind
Ever since, i’m always remembering you more and more
I, who found the length of eternity unmanageable

Pluk

Sebuah polaroid  jatuh dari antara selipan halaman buku diary itu. Yeonwoo memungutnya. Polaroid yang seharusnya saat Luhan menciumnya di Everland, tapi tentu saja sosok Luhan sudah menghilang, meninggalkan sosok Yeonwoo sendirian disana. Yeonwoo tersenyum tipis, mencoba untuk tidak menangis. “Seyeon ternyata menyimpannya disini”

Senyuman iseng tersungging di bibir Yeonwoo. “Luhan oppa…”

“Yeonwoo-ya, pesawatnya sudah mau berangkat!” seru Lay menyadarkan lamunan Yeonwoo. “Ne~”

 

“Lay hyung?”

Tao cengo melihat Lay yang keluar dari kamarnya dengan rambut berantakan, jas dokter yang dia pakai juga terbalik. Alih-alih menjawab, Lay malah mengucek-ngucek matanya yang mengantuk.

“@$#fgk% (masih ngantuk)” gumam Lay. “Apa?”

Duk

Buk

Lay tersungkur begitu kakinya tidak sengaja tersandung kursi meja makan. “Oy hyung gwenchanha?” Tao menendang-nendang pantat Lay. “Mas…nganHOAM” gumam Lay terputus karena menguap.

“Kalo gitu oppa hari ini nggak usah kerja aja” celetuk Seyeon yang baru keluar dari kamar mandi.

“Tidak bisa…hari ini gajian…harus masuk” ujar Lay seraya merangkak (?) ke arah pintu.

“Ayo, Lay oppa semangat!”

“Nafkahi kami!” ujar Tao memberi semangat. “Eh (˙▿˙?)”

 

“HATCHI! Aduh pileknya Baekhyun nular nih” protes Chanyeol lalu mengelap ingusnya ke tissue. “Lay hyung kemana lagi udah malem gini belom pulang-pulang juga. Pasiennya kebanyakan kah? Seksi-seksi semua kah? Atau nyangkut di club mana? Katanya janji bawain obat, atau gagal gajian gara-gara kebanyakan salah praktek makanya dikurung di rumah sakit atau-”

“Duh, Chanyeol oppa kena pilek malah makin bawel -___-”

“Kan lagi memikirkan kemungkinannya”

Seyeon melihat ke arah jam di handphonenya. “Benar juga sih, udah hampir jam 12 malam. Biasanya kan Lay oppa nggak pernah semalem ini pulangnya.”

“Mungkin dia lembur”

“Seyeon-ah, tidur sana, besok kan kau harus sekolah” titah Kyungsoo dari arah dapur.

“Ah, ne!”

 

Seyeon terbangun di malam itu, jam 01:43, dari tadi dia nggak bisa tertidur karena memikirkan Lay.

“Onnie..onnie…” gumamnya mencoba membangunkan Yeonwoo.

“Ng? Ada apa? Aku ngantuk, Seyeon”

“Onnie, kita telepon rumah sakit tempat Lay oppa kerja yuk?”

“Buat apa?”

Seyeon bergumam kecil. “Sampai sekarang Lay oppa belum pulang.”

“Mwo?”

Yeonwoo lalu mendekap mulutnya, menyadari suaranya yang terlalu besar. Seyeon mengangguk lalu menarik Yeonwoo turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar.

Seyeon lalu memencet nomor rumah sakit Han Gang, tempat Lay bekerja.

Bip Bip

“Yeoboseyo?” sapa seorang suster di seberang sana.

“Yeoboseyo, ini rumah sakit Han Gang kan?” ujar Seyeon

“Ne, ada yang bisa saya bantu?”

“Oh, aku hanya ingin menanya, apakah semua dokter di rumah sakit sudah pulang?”

“Ya, sudah pulang semua kecuali dokter Choi sebagai dokter penjaga. Waeyo?”

“Termasuk Lay uisa?”

“Lay uisa? Choisonghamnida, disini nggak ada dokter yang namanya Lay.”‘

Seyeon mengerutkan keningnya. “Hoh? Lay uisa kan sangat terkenal sama yeoja-yeoja di rumah sakit ini. Ituloh, dokter yang pernah gagal praktek (?)”

“Maaf, tapi benar-benar tidak ada dokter yang namanya Lay disini.”

Seyeon menggit bibir bawahnya.

“Atau mungkin anda salah sambung?”

“Aniyo, gwenchanha. Maaf merepotkan.” ujar Seyeon lalu menutup telepon. Seyeon melirik Yeonwoo yang hanya terdiam di sofa. “Onnie…”

“Aku tau.”

Seyeon hanya menghela napas berat dan mengacak-acak rambutnya.

 

“Oy, Seyeon. Kau dimana? Nggak sekolah?” tanya Minji dari seberang sana.

“Eung? Mian, Minji-ya. Aku nggak enak badan” jawab Seyeon dengan suara yang di buat-buat.

“Gwenchanha? Nanti aku ke apartemenmu deh ya”

“Eh, nggak usah! nggak usah!” tolak Seyeon cepat. “Aku lagi dirumah sodaraku, jadi nggak usah repot-repot”

“Ah, gitu.. Ya udah, gws ya, Seyeon. Aku matiin dulu, Jung saem udah masuk”

“Ne, annyeong”

Seyeon menghela napas sambil memasukkan ponselnya ke jas almameter. Ia mendongak menatap gedung yang pernah ia datangi beberapa tempo lalu.

“Siapa tau aja yang angkat telfon itu pegawai baru. Jadi nggak tau Lay oppa kerja di sini” gumamnya sebelum masuk ke dalam rumah sakit.

 

“Ruang Lay oppa…ruang Lay oppa…” gumam Seyeon sambil mencari-cari ruangan Lay berada. Seyeon menatap sebuah pintu dengan tatapan ragu, “setahuku ini deh…”

Klek…

Seyeon membekap mulutnya mengetahui ruangan Lay yang kini hanya sebuah ruangan kosong.

“disini nggak ada dokter yang bernama Lay….”

“Lay oppa…benar-benar pergi ya” lirih Seyeon kembali menutup pintu ruangan itu dan berjalan lesu keluar rumah sakit.

 

“Ya, Seyeon-ya. Jangan ikutan lesu gitu dong” ujar Sehun sambil melihat ke arah Seyeon yang tiduran di sofa dengan lesu.

“Hmm” gumam Seyeon hendak memutar tubuhnya menghadap Sehun dan lainnya, namun…

BUK!

“Hueeee….sakit -__,-” rengeknya begitu terjatuh dari sofa dan kepalanya membentur meja.

“Babo” celetuk Kai sementara Seyeon hanya mencibir.

“Oppadeul, Seyeon, aku pergi dulu ya”

“Eh? Mau kemana Yeonwoo?” tanya Kyungsoo yang sedang asik bermain kartu polisi maling dengan member lainnya.

“Mau jalan-jalan sebentar cari hiburan” jawab Yeonwoo sambil tersenyum tipis.

“Malam-malam begini? Aku temani ya?” celetuk Baekhyun

“Aniyo, gwenchanha, aku cuma sebentar kok”

“Oh, hati-hATCHI ya..”

Yeonwoo tertawa kecil mendengar Chanyeol barusan. “Arasseo…arasseo…”

 

(playing : Waiting) Yeonwoo berjalan lunglai menyusuri sebuah jalan, tempat itulah dimana waktu itu Luhan pertama kali muncul. Senyuman tipis tapi pedihnya tersungging di bibirnya saat melihat ke arah pohon tempat dulu motor yang hampir menabraknya tersangkut.

“Kekuatanku adalah telekinesis, jadi aku bisa melindungimu tanpa harus menyentuhmu”

Perkataan Luhan terngiang di kepalanya. “Babo…”

Yeonwoo lalu melanjutkan langkahnya menyusuri sebuah gang yang gelap, lampu-lampu jalan di gang itu memang sudah lama mati dan tidak pernah diganti dengan bolam yang baru. Mendadak, hatinya terasa berat untuk melangkah lagi. Dia terhenti di tengah jalan. Air matanya mengalir. Dia menghapus air matanya.

“Aku benci, kenapa aku nggak bisa tegar sih? Aku kesal, nggak peduli seberapa aku mencoba untuk berpura-pura tersenyum seenggaknya di depan mereka tapi akhirnya aku mengeluarkan air mata ini juga”

Yeonwoo memutuskan untuk melanjutkan melangkah, tapi sekarang langkahnya bergemetar, lunglai.

Ternyata, tanpa disadari, sedari tadi Baekhyun mengikuti Yeonwoo dari belakang. Senyuman iseng tersungging di wajah namja itu.

Ctek

Dia menjentikkan jarinya dan lampu di jalan itu satu persatu menyala seiring dengan langkah yang Yeonwoo ambil. “Semoga cahaya yang kumunculkan menerangimu dan juga hatimu yang gelap, Yeonwoo-ya”

Yeonwoo mengadahkan kepalanya, menyadari sesuatu, kini jalanan itu terlihat terang, bahkan lebih terang dari biasanya saat jalan itu masiih dipenuhi lampu jalan. Gadis itu lalu menoleh ke belakang sementara Baekhyun bersembunyi di balik tembok. “Baekhyun oppa, keluarlah, aku tau ini pasti kerjaanmu”

Baekhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu keluar dari tempat persembunyiannya. “Ketauan ya? Hehehe…”

Yeonwoo mengangguk.

“Aigoo-ya, jangan nangis mulu dong Yeonwoo, kau tau? Kau ini kalo senyum lebih manis dari Seyeon atau bahkan Sulli” ledek Baekhyun seraya menghapus air mata Yeonwoo dengan ujung jarinya.

Yeonwoo lalu menarik tangan Baekhyun. “Eh?”

“Oppa, mumpung oppa ada di sini, temani aku ke sebuah tempat, ya?”

 

“Noraebang?”

Yeonwoo mengangguk. “Iya, aku pengen puas-puasin bersenang-senang disini. Semoga saja aku bisa melupakan semuanya”

Baekhyun ikutan mengangguk. “Geurae. Ayo kita bersenang-senang!” serunya lalu mengambil mic.

“Oppa, hibur aku malam ini, oke?”

“Tenang saja, aku tentu saja akan membuatmu tersenyum lagi malam ini!”

Baekhyun lalu mulai menyanyikan lagu-lagu yang aneh-aneh seperti BubblePop, Gangnam Style, Poison, Bloom, Bo Peep Bo Peep, I Got A Boy, Good Day (entah kenapa hampir nyanyi lagu yeoja semua -___-) lengkap dengan koreografinya dan berhasil membuat Yeonwoo sedikit melupakan beban di hatinya.

“Hahaha… Oppa! Kurang seksi kayak G.Na onnie~”

Baekhyun lalu mulai meliuk-liukan badannya ala G.Na. Yeonwoo tertawa puas begitu Baekhyun menyanyikan lagu Starlight Moonlightnya Secret.

“Ah, yah…udah hampir abis waktunya” gerutu Yeonwoo. “Masih cukup buat satu lagu kok, tenang aja”

Baekhyun lalu memutar sebuah lagu, kali ini tidak seperti lagu yang lainnya, alunan lagu ini terdengar ballad. Baekhyun tidak melepaskan tatapannya dari Yeonwoo saat menyanyikan lagu itu. Tatapan mata Baekhyun terlihat tulus, tapi itulah yang membuat Yeonwoo jadi tidak enak hati.

deoneun mangseoliji ma jebal nae simjangeul geodoo-eoga
geurae nalkaro-ulsurog chohwa dalbitjochado nooneul gameun bam
na anin dareun namjayeotdamyeon
huegeuk an-eue han gujeol-ieotdeo-ramyeon

neoye geu saramgua baggun sangcheo modu taewuobeoryeo
Baby don’t cry, tonight

eodumi geodhigo namyeon
Baby don’t cry, tonight
eobseotdeon il-i dwell geoya
moolgeo-poom-i dueneun geoseun niga aniya,
ggeutnae molla ya hae deon
So baby don’t cry, cry

nae sarangi neol jikilteni

could you please stop hestitating, just please take out my heart
love is like a strong dazzzling light, even the moon close it’s eyes this night
if it’s not me but another man
if it’s a line in a drama
just smile lightly and burn out all the scars that he made
baby don’t cry tonight
through the darkness
baby don’t cry tonight
like nothing happened
you won’t end up turning to foam
so baby don’t cry cry
I will guard you with my love

“O…oppa..”

“Wae?”

“Baekhyun oppa..lagu itu..”

“Apa aku udah bisa membuatmu tersenyum hari ini, Yeonwoo?”

Yeonwoo menggigit bibir bawahnya. “Tapi lagu tadi…”

“Yeonwoo, aku tau aku nggak bisa dengan gampangnya menghiburmu seperti Luhan hyung, tapi seenggaknya aku udah melakukan yang terbaik.”

“Oppa..”

“Aku menyukaimu, Yeonwoo”

Yeonwoo membulatkan kedua matanya. “Eh?”

“Aku menyukaimu, aku serius. Aku sudah menyukaimu sejak awal aku muncul di bumi. Saat kau memanggilku ninja. Aku menyukaimu, senyumu, bagaimana sambutan hangatmu, sifatmu yang tulus dan ramah. Itulah yang membuatku semakin betah di bumi.”

Yeonwoo hanya terdiam, menyimak setiap perkataan Baekhyun.

“Tapi kau tidak pernah menyadarinya kan? Padahal aku sudah banyak memberimu kode saat itu. Dan akhirnya aku menyadari Luhan hyung dan kau saling menyukai. Saat itu, aku berusaha untuk menyerah, demi melihatmu tersenyum bahagia dengan orang yang kau sukai, Luhan hyung.”

Sekarang, wajah Yeonwoo terlihat shock, kerongkongannya terasa kering untuk mengatakan sepatah katapun. Baekhyun menarik napasnya dalam.

“Tapi, kau tau, aku nggak bisa menyerah begitu saja. Dan di saat itu juga, aku mengetahui kalau kau sama sekali tidak akan melihatku kan? Waktu itu, di Everland, aku baru saja mau menyatakan perasaanku, tapi, semuanya kupendam karena Luhan hyung bilang kalau dia menyukaimu di hari yang sama.” celoteh Baekhyun. “Aku harus melakukan apa? Aku hanya punya 2 hal yang sangat penting dalam hidupku, member EXO termasuk Luhan hyung yang sudah kuanggap sebagai keluargaku, dan kau, yeoja yang Luhan hyung sukai, sebesar rasa sayangku padamu.”

Yeonwoo mengumpulkan segenap keberanianya. “Oppa..kau tau, aku sangat mencintai Luhan oppa? Aku rasa, nggak ada namja lain yang bisa menggantikannya di dalam hatiku. Jadi, kupikir, lebih baik kita jadi teman baik seperti sebelumnya. Oke? Kau akan tetap jadi temanku, kan?”

Baekhyun mendengus kesal lalu menggeleng. “Saat seorang namja dengan menyedihkannya menyatakan seluruh perasaannya pada yeoja yang dia sukai dan ditolak, artinya, dia sudah bersiap-siap untuk tidak pernah muncul di hadapan yeoja itu lagi.”

Yeonwoo menunduk saat Baekhyun bangkit dan berjalan cepat keluar dari ruang karaoke itu. Butuh waktu yang lama bagi Yeonwoo untuk memproses semua yang barusan terjadi. Yeonwoo membulatkan kedua matanya saat terdengar bunyi ‘klik’ di otaknya.

“artinya, dia sudah bersiap-siap untuk tidak pernah muncul di hadapan yeoja itu lagi.”

“B-Baekhyun oppa!”

Yeonwoo lalu berlari keluar dari ruang karaoke itu dan mengejar Baekhyun yang sudah jauh meninggalkannya. “Baekhyun oppa! Tunggu!”

Duk

“Ah, choisonghamnida” gumam Yeonwoo saat tidak sengaja menabrak seseorang.

Baekhyun lalu masuk ke dalam lift. Yeonwoo menahan pintu lift itu untuk tidak menutup dan segera masuk ke dalam lift yang penuh orang itu. Yeonwoo menarik napas lega begitu melihat Baekhyun di dalam lift itu, membuang muka agar tidak melihat Yeonwoo.

Ctek

Tiba-tiba lampu di dalam lift itu padam. Seketika itu juga terjadi kehebohan. “Kok padam?”

Ting

Tidak lama kemudian, lampu di dalam lift itu kembali menyala berbarengan dengan sampainya lift di lantai dasar. Yeonwoo sengaja keluar duluan agar tidak ketinggalan Baekhyun. Satu per satu orang di dalam lift itu keluar, tapi sama sekali tidak muncul sosok Baekhyun. “Tidak mungkin, tadi aku di lift yang sama dengan Baekhyun oppa kok…”

Yeonwoo tetap berdiri di sana, menunggu Baekhyun, tapi nihil, lift itu sudah kosong. Yeonwoo membekap mulutnya tidak percaya. “Baekhyun oppa….mianhae”

 

“Baekhyun hyung sama Yeonwoo belum pul…”

Ceklek…

“Ah! Onnie pulang… Loh, onnie?” Seyeon menggantungkan kalimatnya begitu Yeonwoo menghambur ke pelukannya dan terisak. “Onnie, waeyo?”

“Baekhyun udah pergi ya?” tanya Chanyeol membuat Seyeon menoleh ke arahnya sejenak dan menepuk-nepuk punggung Yeonwoo. “Uljima, onnie..”

 

“Oy, Kyungsoo-ya. Seyeon tertidur di sofa. Bawa ke kamarnya deh” ujar Chanyeol menepuk pundak Kyungsoo yang baru selesai mencuci piring. “Ne..” sahut Kyungsoo berjalan keruang tengah dan menghampiri Seyeon yang tengah terlelap sambil memeluk boneka rilakkumanya.

“Aegi chorom” ujar Kyungsoo tersenyum kecil. Dengan perlahan ia mengangkat tubuh Seyeon menuju kamarnya yang asli. Sementara Kai sudah pindah ke kamar yang lainnya.

“Hup” gumam Kyungsoo merebahkan Seyeon di kasur kemudian menyelimutinya. Ia tersenyum menatap wajah Seyeon yang seperti anak kecil. Perlahan, senyum Kyungsoo memudar. “Seyeon-ah, apa kau sudah siap?”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet