Part 10

EXO In The House

Yeonwoo merenggangkan tubuhnya. “Uhm….”

Kedua matanya masih terasa berat untuk dibuka. Dia berguling kesana-kemari.

BUK

Tidak sengaja tangannya menonjok pipi Seyeon. “Eh? Ngg….”

Dia berguling berlawanan arah  melihat Luhan yang masih tertidur di bawah ranjangnya.

“Hayoloh..” bisik Seyeon tiba-tiba lalu mendorong Yeonwoo jatuh dari ranjangnya.

“HYAAA!!”

BRUK

DUK

Yeonwoo terjeduk kepala Luhan saat mendarat di lantai. “Uh..appo-ya…” gumam Yeonwoo sambil mengusap-usap kepalanya yang nyut-nyutan sedangkan Seyeon hanya menjulurkan lidahnya.

“KIM SEYEON JUGULLAE?!” seru Yeonwoo namun detik berikutnya ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya melihat Luhan sedikit berpindah posisi. ‘Untuk nggak kebangun..’

“Huaaa!! Ada harimau ngamuk!” seru Seyeon berlari keluar kamar menghindari amukan Yeonwoo. “Ya, Seyeon!!”

Buk!

“E..eh..” gumam Seyeon begitu ia menabrak seseorang.

“Eoh? Seyeon? Pagi-pagi udah kaya di kejar anjing aja” ujar Chanyeol menatap Seyeon heran. “Lebih tepatnya harimau” sahut Seyeon sebelum masuk ke kamar mandi.

“Harimau…?”

“Pagi, Yeonwoo-ya” sapa Lay pada Yeonwoo yang baru keluar kamar. “Pagi…” balas Yeonwoo pelan. “Kepalamu kenapa?” tanya Lay kemudian karena Yeonwoo masih mengusap kepalanya. “Ungh? Abis kejedot” jawab Yeonwoo asal.

“Kejedot cinta di pagi hari” celetuk Seyeon yang baru saja selesai mandi. Seyeon hanya terkikik menangkap ‘death glare’ dari Yeonwoo.

“Yeonwoo, lebih baik kau mandi. Udah jam setengah 7 lewat” pesan Kai tiba-tiba. “Oh, ne…”

“Ckck.. Sejak kapan namja mesum sepertimu jadi rajin ke sekolah, biasanya juga paling malas” ujar Seyeon mengangkat sebelah alisnya.

“Kata siapa-___-. Aku malas kena hukum guru matematika itu. Telat dikit aja, suruh bersihin toilet” dumel Kai sebagai jawaban.

“Eoh? Berarti Sehun oppa juga dong?” tanya Seyeon melirik ke arah Sehun. Sehun menggeleng dan tersenyum licik. “Nggak dong, aku kan punya jurus untuk merayu guru matematika itu” jawab Sehun dengan pedenya.

“Kyungsoo-ya, kau sudah bangun” ujar Baekhyun begitu melihat Kyungsoo keluar dari kamar. Mendengar nama Kyungsoo, pipi Seyeon memerah mengingat kejadia semalam. “A..aku berangkat duluan ya, baru inget hari ini piket pagi!” ujar Seyeon tiba-tiba menyambar ransel sekolahnya.

“Ada apa dengan anak itu?” tanya Xiumin heran.

 

“Kim Seyeon~!!!!”

Hup!

“Aw.. appo” ringis Seyeon begitu Minji merangkul lehernya. “Tumben dateng pagi. Yeonwoo onnie mana?” tanya Minji tidak memperdulikan ringisan Seyeon.

“Yeonwoo onnie? Mm…” Seyeon bergumam sejenak. “Dia bangun kesiangan, kalo aku nungguin dia nanti malah terlambat lagi” jawab Seyeon asal. Minji mengerutkan keningnya. “Oh, tumben…”

“Ya, Kim Seyeon…” panggil Minji. “Ne? Kena-Ehek! Kenapa aku di cekek?!” Seyeon memukul-mukul tangan Minji yang mencekiknya. “Soal kemarin di cafe… Kenapa kau pergi tanpa membayar makananmu, hah?” tanya Minji.

“Eh (˙▿˙?)… Itu..itu… Tagihnya ke Yeonwoo onnie saja ya”

Pletak!

“Appo, YA!”

“Kau yang mengutang kenapa malah Yeonwoo onnie sih-__-” gemas Minji. “Ck. Iyaiya, pasti nanti aku bayar” cibir Seyeon. “Anak baik” ujar Minji menepuk-nepuk kepala Seyeon. “Aish… Mwoya-_-”

 

“Oppadeul, aku mau ke mall nih, ada yang mau ikut?” tanya Yeonwoo sambil mengambil jaketnya.

“Aku! Aku!” sahut Xiumin antusias. “Haha, oppa pasti mau naik kuda-kudaan kan? Iyadeh kali ini aku janji bakal naik kuda-kudaan.” janji Yeonwoo. Xiumin cengengesan lalu melompat-lompat kecil.

“Eoh? Yeonwoo? Kau mau kemana?” tanya Luhan yang baru keluar dari kamar Chanyeol, Kyungsoo, Tao, dan Kris bareng Baekhyun. “Aku mau ke mall sebentar.” jawab Yeonwoo. “Aish, masa kau tega nggak ngajak-ngajak jalan ke mall?” celetuk Baekhyun. “Oppa mau ikut?” tanya Yeonwoo. “Tentu! Ya kan, hyung?” jawab Baekhyun sambil menyikut Luhan.

Luhan menggeleng. “Hari ini aku dirumah aja ya?” jawabnya.

“Ayo, Yeonwoo, kita pergi sekarang nanti keburu malam.” kata Baekhyun.

“Ne.”

“Oh chakkaman.” gumam Luhan lalu menarik tangan Yeonwoo dan mengecup pipinya, membuat yeoja itu memukul lengan Luhan.

“Ya….aish….” protes Xiumin dan Baekhyun.

Luhan menjulurkan lidahnya.

“Kami pergi dulu ya~”

“Titip oleh-oleh!”

 

“Wohoooo!”

Xiumin terlihat puas ketika dia akhirnya bisa naik kuda-kudaan. “Lihatlah, lihatlah, Xiumin hyung kelihatan bahagia banget seolah-olah tujuan dia ke bumi itu cuma buat naik kuda-kudaan.” kata Baekhyun membuat Yeonwoo terkekeh.

“Oppa…”

“Hm?”

“Kira-kira, HiddenStar itu kayak gimana ya? Aku penasaran…” gumam Yeonwoo. Baekhyun tersenyum simpul. “Udah, soal itu jangan dipikirin dulu. Mending kita have fun dulu selagi kami masih ada di sini.”

Yeonwoo mendongak. “Eh? Maksudmu?”

Baekhyun menggeleng cepat. “Maksudku selama kita masih ada di arena bermain ini.”

Yeonwoo menggigit bibir bawahnya. “Ne…”

“Yeonwoo-ya! Ayo ikutan!”

“Hahaha… ne, Xiumin oppa.” sahut Yeonwoo lalu menarik lengan Baekhyun. “Oppa, ayo ikut juga.”

“Ne.”

 

DING DONG

“Ne, chakkaman…” sahut Seyeon berlari kecil untuk membuka pintu. “Eoh? Hanseok gomo?”

“Seyeon-ah, Yeonwoo ada?” tanya Hanseok gomo.

“Yeonwoo onnie lagi pergi ke mall, barusan aja pergi. Wae?”

Hanseok gomo melihat kesepuluh namja yang sedang di ruang tamu itu. “Eoh? Mereka siapa?” tanya Hanseok gomo bingung. “Anu…emmh..mereka….teman-temanku dan Yeonwoo onnie. Mereka numpang nonton pertandingan bola disini.” jawab Seyeon berbohong. Hanseok gomo mengangguk. “Ini aku cuma mau ngasih kunci villa, Yeonwoo tadi katanya mau minjem villa yang di Danyang.”

Seyeon menerima kunci villa itu bimbang. ‘Onnie ngapain minjem villa? Mau ngajak mereka jalan-jalan lagi?’

“Sudah ya, aku pergi dulu, mau jemput Chaerin dulu.” kata Hanseok gomo. “Ah? Ne, gomawo, gomo.” kata Seyeon sambil membungkuk kecil.

“Kenapa, Seyeon?” tanya Kyungsoo.

“Igeo..” Seyeon menunjukan kunci villa. “Tadi gomo-ku mengantarkan ini. Yeonwoo onnie ada ngomong kita mau pergi ke villa?” tanya Seyeon sebagai jawaban.

“Villa itu apa?” tanya Tao tidak mengerti. Seyeon bergumam sejenak. “Tempat penginapan. Kayanya Yeonwoo onnie ngajak kita nginep di Danyang deh” ujar Seyeon di jawab anggukan kesepuluh namja itu.

“Ah? Yeonwoo mau ngajak kita jalan-jalan lagi?” celetuk Suho.

“Aku nggak tau. Tapi di villa enak loh, disana kita bisa ngelihat matahari dan bulan dengan jelas.” jelas Seyeon antusias.

PRANG

Tiba-tiba saja, Luhan menjatuhkan gelas dari tangannya. “Mwo?”

“EH?? KENAPA GELASNYA DIJATUHIN, OPPA? -____-.” protes Seyeon.

Luhan menggeleng pelan. “Aniyo, mianhae…” gumamnya sambil memunguti pecahan gelas itu.

“Aaah… Bosan, nggak ada kegiatan apa?” keluh Sehun merebahkan dirinya di lantai. Seyeon berpikir sejenak. “Ah, oppadeul, nonton PA aja yuk” ajak Seyeon

“PA? Apaan tuh?” tanya Kai. “Paranormal Activity. Film horror, mau nggak?” jawab Seyeon.

“Boleh, boleh” setuju Tao. “Tapi nggak seru kalo nggak ada snack.” gumam Seyeon pelan.

“Kyungsoo hyung! Kau saja yang beli” seru Sehun. “Nggak mau, nanti nyasar lagi” jawab Kyungsoo.

“Kami pulaaang~” seru Yeonwoo, Xiumin dan Baekhyun serempak. “Kami bawain pulang tteokbokki dan bubbletea loh!”

“EOH~ tteokbokki!” seru Suho

“WAAA BUBBLETEA!” sambung Sehun

Seyeon menyumbat kedua telinganya dengan jarinya. “Haduh, berisiknya -___-.”

Tidak seperti yang lainnya yang sibuk menyerbu tteokbokki dan bubbletea, Luhan malah menarik lengan Yeonwoo. “Yeonwoo-ya, kau minjem villa gomo-mu untuk apa?” tanyanya.

“Eoh? Kalian udah tau soal itu ya? Mianhae, aku nggak sempet berunding dulu sama kalian, tapi, kudengar dari Kris oppa, katanya untuk memanggil HiddenStar, kita harus ada di tempat yang dimana matahari dan bulan terlihat paling jelas dan ada di satu langit. Di Danyang terkenal tempat paling bagus untuk melihat pemandangan langit.” celoteh Yeonwoo panjang-lebar. “Waeyo?”

Luhan menggeleng. “Sudahlah, Yeonwoo-ya, ayo kita ikutan serbu tteokbokki. YA! SEHUN, JANGAN ABISIN JATAH BUBBLETEA-KU!”

 

Yeonwoo berguling-guling untuk mengganti posisi tidurnya.

“Eoh? Oppa? Belum tidur? Besok pagi kan kita udah berangkat ke villa.” kata Yeonwoo setelah melihat Luhan belum tidur, masih memainkan boneka keroppi Yeonwoo yang mereka curi(?) di Everland.

“Ani, geunyang…” gumam Luhan.

Yeonwoo bangkit duduk. “Oppa, waeyo?” tanya Yeonwoo sekali lagi.

Luhan menghela napas dalam, berhenti mencubiti pipi Keroppi dan hanya menatapnya dengan tatapan kosong. “Yeonwoo-ya, kau yakin mau membantu kami memanggil HiddenStar?”

Yeonwoo mengangguk antusias. “Geureomyo! Mana mungkin aku nggak ngebantu kalian? Kalo tujuan kalian itu cepat selesai, akan lebih baik, kan?”

“Walau…”

“Apa?”

Luhan tersenyum tipis, menggeleng, lalu ikutan duduk. “Aniyo..”

“Ish, oppa mah dari tadi begitu terus -__-.” Yeonwoo merebut boneka Keroppi-nya dari Luhan. “Oppa mau kemana?” sambung Yeonwoo saat Luhan bangkit berdiri dan berjalan keluar kamar. “Mau nonton Music Bank, duluan tidur aja.”

Yeonwoo menggembungkan kedua pipinya dan kembali berbaring.

Di luar, bukannya menonton Music Bank, dia malah berjalan ke balkon. Chen sudah tertidur pulas di sofa ruang tamu. Malam itu, bulan terlihat sangat jelas, memancarkan cahayanya yang lembut. Luhan lalu menatap bulan itu seakan-akan bulan itu adalah Yeonwoo. “Yeonwoo-ya, sebenarnya aku nggak siap…” gumamnya. Luhan menggeleng-geleng lalu menepuk-nepuk kedua pipinya. “Andwae..andwae..kau nggak boleh seperti ini, Luhan.”

Luhan memutuskan untuk berjalan kembali ke kamar, melihat Yeonwoo sudah tertidur sambil memeluk erat boneka Keroppi-nya. Luhan duduk di ranjangnya sambil menatap Keroppi itu.

“Keroppi-ya..aku nggak bisa selamanya ada bersama dengan Yeonwoo. Karena itu, bisakah aku meminta tolong padamu untuk menggantikanku menjaga Yeonwoo? Karena kau yang akan selalu di sisinya…” gumamnya.

“Oppa mau kemana?” tanya Yeonwoo tiba-tiba. “Eh? Kau belum tidur, Yeonwoo?” tanya Luhan terkaget. “Aku nggak bisa tidur..” jawab Yeonwoo. “Oppa emang mau kemana? Tadi aku mendengar-” “Aku nggak akan kemana-mana.” gumam Luhan memotong pembicaraan Yeonwoo. Yeonwoo menatap Luhan dengan tatapan aneh. “Oppa, berjanjilah kalo oppa nggak bakal meninggalkanku.”

Luhan tersenyum lalu mengangguk. “Ne, yasokhae..Udah, sana tidur, udah malem.” ujar Luhan menyelimuti Yeonwoo dan mengecup keningnya. Yeonwoo tersenyum sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya.

 

Paginya…

Gedebuk!

Bak! Buk!

“Namja mesum babo!!” ”Aw! Seyeon sakit!” Yeonwoo terbangun dari tidurnya mendengar kegaduhan yang terjadi di luar.

“Wah! Gawat udah jam 8.” paniknya dan langsung melompat dari kasurnya. “Sehun oppa, tolong bangunin Luhan oppa ya.” pinta Yeonwoo. Sehun membuka matanya dengan malas dan melirik Luhan. “Hyung, bangun…hyung.” ujar Sehun mengguncang tubuh Luhan. “Luhan hyung…” Sehun mendengus kesal karena Luhan tidak bergeming. Tahu-tahu Sehun mengeluarkan smirknya dan keluar kamar. Tak lama kemudian ia balik ke kamar dengan membawa dua panci dan…

PRENG! PRENG!

“Luhan hyung bangun!” teriak Sehun sambil mengadukan kedua panci tersebut membuat Luhan bangun dan menutupkan telinganya.

“Luhan hyu…AW!’ pekik Sehun begitu rambutnya dijambak oleh seseorang.

“APA YANG KAU LAKUKAN PADA PANCI RILAKKUMAKU?!!”

 

Di kereta…

“Oh? Oh? pemandangannya bergerak! Luhan hyung! Luhan hyung! Kau yang menggerakannya ya?” tanya Chanyeol heboh sementara Luhan hanya menggosok kedua matanya yang masih mengantuk.

“Chanyeol oppa norak deh.” celetuk Seyeon membuat Chanyeol menyengir. “Tapi emang benerkan pemandangannya…” “Duh, kalo pemadangannya gerak berarti gempa bumi ka…”

“Eoh? Berarti Kyungsoo dong yang menggerakkannya.” potong Chanyeol membuat Kyungsoo membulatkan matanya O__O. “Kenapa?”

“Terserah deh.” ujar Seyeon pasrah membuang mukanya menatap keluar jendela. (playing : 60 Seconds – Infinite) .”Oh..” Seyeon bergumam begitu Kyungsoo memasangkan handsfree ke telinga Seyeon dan satunya lagi di telinganya.

“Daripada bosen mending denger lagu.” ujar Kyungsoo sambil tersenyum. Seyeon ikut tersenyum dan kembali menikmati pemandangan di luar.

Pluk

Seyeon melirik ke arah Kyungsoo yang kini tengah tertidur di bahunya. “Dia malah tidur.” gumam Seyeon sambil memainkan rambut Kyungsoo. “Kyeopta..” gumam Seyeon lagi. Perlahan senyumnya merekah.

Yeonwoo yang dari tadi bercanda-canda dengan Kris yang duduk di sebelahnya menoleh ke belakang untuk melihat Luhan yang sedang tertidur. Senyuman tipis merekah di wajahnya. Yeonwoo memfoto Luhan dengan polaroidnya. “Ya, paparazzi ini, paparazzi -___-. ” protes Kris sementara Yeonwoo menjulurkan lidahnya. Lalu, dia melihat Kyungsoo yang sedang bersandar di bahu Seyeon.

JPRET

“Eoh?” gumam Seyeon yang menyadari cahaya ‘aneh’ itu lalu mencari-cari sumber cahaya itu, yang ternyata dari arah…polaroid Yeonwoo yang berhasil mengabadikan momen Seyeon-Kyungsoo itu.

“Ini balas dendamku, Kim Seyeon.” kata Yeonwoo sambil mengacungkan hasil foto polaroid itu tinggi-tinggi.

“YEONWOO ONNIE! BUANG FOTONYA!”

 

Sesampainya di Danyang…

“Hah? Kita jalan gitu?” pekik Seyeon tidak percaya. “Tapikan dari sini ke villa jauh..” sambung Seyeon melihat anggukan Yeonwoo.

“Kurcaci berisik, banyak protes.” celetuk Kai. “Awas ya, nanti protes kecapean.” ancam Seyeon berjalan mendahului yang lainnya. “Nggak akan!”

15 menit kemudian…

“Duh, Yeonwoo. Villa-nya jauh amat sih..” gerutu Kai nyaris berbisik. “Apa oppa? Nggak kedengeran.” bingung Yeonwoo. Kai melirik Seyeon yang berjalan jauh di depannya.

“Villa-nya masih jauh?” tanya Kai. “Oh, masih sih..” jawab Yeonwoo enteng.

“Haduuh…capek!” pekik Kai, detik berikutnya ia membuang muka melihat pandangan tajam dari Seyeon. “Tadi siapa ya, yang katanya nggak bakal protes?” desis Seyeon. “Suka-suka!” jawab Kai ketus. Seyeon mencibir sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

“Duh, udah ah..” ujar Kris tiba-tiba dan…WUSH!!

“Wah! Oppa!” pekik Yeonwoo begitu Kris terbang sementara orang-orang disekitarnya dengan tatapan (˙▿˙?)

“Itu apa? Burung ya?” tanya seorang kakek. “Ah, ya. Pelepasan burung.” ceplos Seyeon kemudian berlari cepat diikuti yang lainnya.

 

WUSH

“Ish!” gerutu Seyeon begitu ‘hitchike’ (yang biasa buat setopin mobil untuk menumpang) dikacangin lagi.

“Aah~ lama!” seru Xiumin mendorong tubuh Seyeon dan berjalan ke tengah jalan dan..melakukan gangnam style?!

“Hyung..kok malah gangnam style?” tanya Lay bingung.

WUSH! CKIIT! Tiba-tiba sebuah mobil hampir menabrak karena cengo melihat aksi Xiumin.

“Hyung! Aku ikutan!” seru Chanyeol bergabung dengan Xiumin melambaikan tangannya dengan hyper.

“Nggak kenal, nggak kenal..” ujar Kai tiba-tiba berjalan pergi disusul yang lain.

“Ya! Kalian mau kemana?!”

“Giliranku! Giliranku!” seru Baekhyun antusias lalu berlari ke tengah jalan dan merentangkan kedua tangannya lebar, berusaha menghalangi satu dari mobil-mobil yang sedang melaju kencang.

“OPPA!” seru Yeonwoo panik.

CKIIIT

Sebuah mobil berhenti persis di depan Baekhyun. Yeonwoo mengacak-acak rambutnya frustasi, belum pulih dari efek shock. “Nah, begini kek dari tadi, lebih ampuh.” Baekhyun menyengir.

“Ahjusshi~ boleh kami menumpang?” tanya Baekhyun dengan polosnya.

“Ck, hampir saja aku menabrakmu. Memang tujuan kalian kemana?” tanya ahjusshi itu.

“Ke…kompleks villa.” jawab Baekhyun.

“Oh, kebetulan tujuanku juga kesana, cepatlah naik, muat kok 13 orang di deck truk.” kata ahjusshi itu lalu tersenyum.

“YAY!” seru kesebelas namja itu lalu menghambur naik ke deck truk, diikuti oleh Seyeon dan Yeonwoo. “OH! Ya, ya, tunggu! Kita melupakan Kris oppa -__-.” kata Seyeon begitu mengingat Kris. “Ah, soal itu gampang, Tao kan punya ikatan batin sama Kris hyung, jadi soal itu mah gampang. Telepati gih.” kata Sehun disusul oleh tampang cengo Seyeon dan Yeonwoo.

“Oke-oke…” gumam Tao lalu meletakkan kedua jari telunjuknya di kepala ala telepati.

“Gimana? Gimana?” tanya Yeonwoo yang dengan polosnya mempercayai ‘telepati’ itu. “Uh..nggak dapet sinyal.” gumam Tao. Seyeon melihat ke handphone-nya, iseng melihat ke arah sinyal handphone-nya. Ajaib, di pojok kanan handphone-nya terdapat tulisan SOS berwarna merah, tanda nggak ada sinyal di daerah itu. “Kok beneran -____-.”

“Oh lihat! Itu Kris hyung kan?” tanya Chen sambil menunjuk ke atas langit. “Ah iya, Kris hyung!” seru Tao sambil melambai-lambaikan tangannya ke Kris.

“Telepatinya berhasil…”

BRUAK

Truk itu terasa berguncang ketika Kris mendarat di deck truk.

“WOAH! Barusan ada apa? Kalian baik-baik saja?” tanya ahjusshi kaget itu sambil menoleh ke belakang.

“Aniyo, gwenchanha…tadi burung (?) kami yang hilang baru kembali, mendadak jatuh.” ceplos Seyeon membuat Kris menyengir.

 

“Kamsahamnida ajhussi atas tumpangannya” Seyeon dan Yeonwoo membungkuk pada ajhussi yang memberi tumpangan tadi.

“Cheonma. Nikmati liburan kalian, ne?” ujar ajhussi itu sebelum pergi meninggalkan Yeonwoo dan Seyeon. “Phew… Sampai juga” gumam Seyeon.

“Udah yuk  masuk. Kita bagi-bagi kamar” ajak Yeonwoo mulai memasuki villa diikuti Seyeon dan kedua belas namja itu.

“Eh? Eoh? Onnie kamarnya cuman ada dua..” kata Seyeon setelah mengecek isi villa. “Eh, jinjja? Mana cukup” gumam Yeonwoo.

“Jadi gimana?”

“Berarti ada yang tidur di luar…” ujar Yeonwoo sambil berpikir.

“Aku nggak mau tidur di luar, dingin!” celetuk Chanyeol. “Aku juga nggak mau, Xiumin hyung aja yang tidur di luar” timpal Chen. “Ya! Jahat amat sih”

“Oppadeul tenang… Soal pembagian kamar kita pikirkan nanti saja” ujar Yeonwoo menenangkan.

“Kita semua tidur di luar aja” usul Seyeon tiba-tiba. “Kan jadinya adil. Pasti juga lebih seru’kan?” sambung Seyeon membuat Yeonwoo terdiam sejenak.

“Boleh aja sih… Tapi emang ada persediaan kasur?” setuju Yeonwoo kemudian bertanya. “Tadi aku cek kalo nggak salah ada 8 kasur kecil. Cukuplah… Nantikan ada yang tidur di sofa, bisa nyempil-nyempil juga” jawab Seyeon.  Yeonwoo mengangguk paham, “Oke deh, kalo gitu kita semua tidur di luar ya”

“Yeonwoo-ya, ini apa?” tanya Suho tiba-tiba sambil menunjuk sebuah kotak panjang berwarna hitam dekat TV. “Itu namanya alat karoke oppa. Nanti malam kita karokean yuk”

“Nggak ada itu? Apa namanya? Yang buat main game?” tanya Chanyeol. “Oh! Oh!” Seyeon memekik, melompat-lompat mengerti apa maksud Chanyeol. “Playstation ya? Aku bawa! Aku bawa!” sambungnya setelah mengaduk-aduk isi kopernya dan mengeluar PS3.

“Asik!” seru Chanyeol mengacungkan jempolnya pada Seyeon.

“Pantesan kamu bawa koper segala. -___-” ujar Yeonwoo sementara Seyeon hanya menyengir.

“Hahaha, gitu deh, abisnya takut nggak ada kerjaan.” jawab Seyeon asal.

Yeonwoo melirik Kris, Lay, Tao, Chen yang sedang berkumpul di depan TV sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang serius.

“Ada apa, oppadeul?” tanya Yeonwoo menyusul mereka.

“Nggak, kami lagi menyusun urutan berdiri nanti buat manggil HiddenStar.” jawab Kris. Yeonwoo mengangguk kecil lalu duduk di sebelah Kris. “Emang harus ada posisinya gitu?” tanya Yeonwoo. “Iya, gitu deh. Tapi sebelum itu, kita harus mecahin teka-tekinya dulu.” kali ini giliran Lay yang menjawab. “Aduh, ribet ya -__-.” Yeonwoo mendecak.

“Sebenarnya sih udah hampir selesai, tapi aku bingung posisimu dan Seyeon itu di mana.” gumam Kris.

“Matahari dan bulan ya….” gumam Yeonwoo sambil berusaha berpikir keras.

“Ada apaan nih?” Seyeon melompat kecil dan ikutan nimbrung di kerumunan itu. “Aniyo, ige..mau nyusun posisi buat nanti.” jawab Chen sambil menunjuk kertas yang dipenuhi coretan-coretan Kris. Seyeon membulatkan mulutnya.

Tidak lama, Suho dan yang lainnya juga ikutan nimbrung. “Oh, udah lagi disusun, hyung?” tanya Kai yang disusul anggukan Kris. “Aha! Menurutku posisiku dan Seyeon itu di sebelah Baekhyun oppa karena kita sama-sama cahaya, Seyeon ada di antara Baekhyun oppa dan Chanyeol oppa karena matahari itu identik dengan api, kan? Sedangkan aku ada di antara Baekhyun oppa dan Suho oppa karena bulan itu juga identik dengan air. Matjyeo?” jelas Yeonwoo sambil menunjuk-nujuk di kertas itu.

“Benar juga ya…” timpal Suho.

“Aish, Yeonwoo onnie -___-.” celetuk Seyeon. “Wae?” tanya Yeonwoo bingung. “Aniyo, gwenchanha. Cuma kaget aja onnie bisa berpikir sampai sejauh itu.”

“Itu tandanya Yeonwoo itu cerdas.” sambar Kai. “Namja mesum berisik -___-.”

“SUDAH, jangan berantem lagi.” lerai Tao.

“Terus, nanti kita panggilnya di halaman villa kan?” tanya Baekhyun.

“Iya, pas matahari sama bulan ada di satu langit. Ya mungkin sekitar jam setengah enam.”

“Eh, sekalian BBQ-an yuk?” ajak Seyeon.

“Wah, ide bagus!” seru keduabelas, oh bukan, kesebelas namja itu. Yeonwoo secara tidak sengaja melihat Luhan yang berjalan pergi meninggalkan kerumunan itu. “Oppa?” gumamnya pelan.

“Sebentar…biar aku yang beli bahan-bahannya ya.” gumam Yeonwoo lalu meninggalkan kerumunan itu untuk menyusul Luhan.

 

Luhan berjalan menuruni tanjakan di depan villa.

“Oppa! Luhan oppa!” panggil Yeonwoo berjalan cepat mendekati Luhan.

Luhan menoleh, tapi wajahnya terlihat tidak bersemangat. “Oppa waeyo? Kayaknya dari tadi nggak bersemangat.” tanya Yeonwoo. “Aniyo, cuma kecapean aja.” jawabnya lalu menyinggungkan senyuman kecil. “Kau mau kemana? Kok bawa-bawa tas gitu?” sambungnya.

“Oh, mau ke supermarket beli bahan buat BBQ nanti malem.” jawab Yeonwoo. “Sendirian? Aku temani ya?” tanya Luhan yang disusul anggukan Yeonwoo.

“Kkaja!” seru Luhan pelan lalu merangkul Yeonwoo sambil menyinggungkan senyuman.

 

“Y-Yeonwoo-ya…sebanyak.. ini?” Luhan terlihat kaget saat melihat ke dalam trolley belanjaan Yeonwoo.

“Ne~ kita kan ber-14, jadi harus sebanyak ini. Apalagi ada Xiumin oppa, Chanyeol oppa, sama Tao yang makannya banyak.” jawab Yeonwoo sambil memasukkan botol bumbu BBQ ke dalam trolley.

Luhan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena orang di sekeliling mereka terlihat cengo melihat trolley belanjaan Yeonwoo yang seperti sedang belanja untuk porsi 50 orang itu.

“Ng…kayaknya kurang ya daging-nya…” gumam Yeonwoo.

“Ini udah cukup, Yeonwoo. Aku rasa malah nggak akan habis kalo sebanyak ini. YA, YEONWOO! Hayaaah -___-” seru Luhan begitu melihat Yeonwoo berlari-lari kecil ke konter daging lagi.

 

“Aduh, beratnya -__-. Eh? ” gerutu Yeonwoo setelah berhenti berjalan, tapi terputus karena mendadak Luhan mengambil semua kantong belanjaan supermarketnya.

“Biar aku aja yang bawa.” kata Luhan lalu lanjut berjalan.

Yeonwoo menggembungkan pipinya, dia mulai lagi merasa kalo sejak kemarin Luhan jadi lebih sedikit pendiam. “Ne, gomawo oppa.” gumamnya pelan.

Yeonwoo melihat sekeliling lalu ke arah jam tangannya, jam 3, masih 2 setengah jam lagi buat memanggil HiddenStar.

“Oppa, duduk di sana yuk?”  ajak Yeonwoo sambil menunjuk sebuah batu besar di tepi kolam ikan. Yeonwoo lalu mengeluarkan iPodnya dan memasang handsfree ke kupingnya sebelum menyusul Luhan yang sudah berjalan duluan.

“Aduh, sakit. Keras banget.” ringis Luhan saat menghempaskan pantatnya ke batu itu.

Yeonwoo terkekeh. “Makanya hati-hati..”

Luhan lalu menarik sebelah handsfree Yeonwoo dan memakaikannya ke kupingnya. (playing : Knock Knock Knock – 4Men)

Smirk Luhan tersinggung di bibirnya begitu dia mengetahui arti lagu itu. Dia lalu menyandarkan kepalanya di bahu Yeonwoo, menggenggam tangan gadis itu erat dan memejamkan kedua matanya.

“Diam sebentar, Yeonwoo…sebentar saja…”

pyeongsaeng geudaeman saranghalgeyo

for my whole life, i will give my heart only to you

Yeonwoo tersenyum tipis. ‘Can i cherish this moment?’

 

 

“Yeonwoo, Luhan hyung, telat 1 menit(?)”

Luhan meletakkan kantong-kantong belanjaan itu di atas meja.

“Eoh? Emangnya udah mau siap-siap manggil HiddenStar?” tanya Yeonwoo.

“Iya, nih, Yeonwoo, ini kalung badgemu.” kata Baekhyun lalu memberikan kalung berbandul kotak seperti tulisan EXO berwarna hitam. “Eh? Aku juga punya badge ya?” tanya Yeonwoo sambil melihati kalung yang sekarang berada di tangannya itu.

“Onnie! Onnie! Lihat dong~”

Seyeon lalu menjejerkan kalung badgenya dan Yeonwoo.

0101010

“Eoh? Kayaknya aku tau nih arti badge-nya. Matahari kan di langit siang, jadinya warna badge Seyeon metal mengkilap, kalo milikku artinya langit malam..” gumam Yeonwoo.

“Bingo ^^.” sambar Suho.

Mereka semua lalu berjalan keluar ke halaman villa. Seyeon melihat ke langit, baru pertama kalinya dia melihat langit yang indah seperti ini. Warna merah karena sunset bercampur ungu karena langit malam yang mulai muncul. Keduabelas namja itu lalu berdiri melingkar, sesuai dengan urutan yang sudah disusun tadi siang. Tiba-tiba saja di depan masing-masing namja itu keluar cahaya yang membentuk badge mereka.

01010

“Woah! Keren..” gumam Seyeon.

Yeonwoo dan Seyeon berdiri di posisi mereka juga lalu memakai kalung badge mereka masing-masing.

“Hftt…” Yeonwoo menarik napas dalam untuk menghilangkan rasa gugupnya.

“Yeonwoo-ya, gwenchanha?” tanya Suho.

“Ne, oppa…” jawab Yeonwoo tersenyum.

Baekhyun mengulurkan tangannya pada Yeonwoo yang lalu disambutnya, begitu pula dengan Suho.

“Ish, untuk kali ini saja aku menggenggam tanganmu, Chanyeol oppa.”

“Aku tahu, kurcaci.”

“Hey, jangan ikut-ikutan manggil kurcaci kenapa? -___-.”

“Seyeon, Chanyeol hyung -____-.” lerai Sehun.

“Mian..mian..” sahut Chanyeol dan Seyeon berbarengan.

“Udah yuk, kita mulai.” ujar Kris buru-buru sebelum kekacauan terjadi lagi. “Pejamkan mata kalian, ulurkan kekuatan.” titah Kris lagi.

Yeonwoo melihat sekelilingnya yang sudah memejamkan mata lalu ikutan memejamkan matanya erat.

TRIING

Tiba-tiba muncul sebuah cahaya yang menyilaukan mata Yeonwoo dan Seyeon walau mata mereka terpejam. Seyeon buru-buru membuka kedua matanya lagi dan melihat cahaya itu ternyata muncul dari badge mereka dan menembus ke langit. Seyeon sedikit tercengang campur terkagum.

“Yeonwoo-ya…Seyeon-ah…”

Yeonwoo terkaget begitu mendengar sebuah suara yang sangat ia kenal mendadak muncul. Yeonwoo membuka kedua matanya lalu melihat ke arah Seyeon yang juga terlihat terkaget. “U-umma…?” gumam Seyeon. Yeonwoo lalu melihat ke arah langit, sebuah bintang tiba-tiba muncul dan bersinar terang tepat di atas mereka. Yeonwoo lalu tersenyum pada bintang itu. “Annyeong, umma, lama nggak bertemu..kami kangen.” gumamnya.

“Umma Yeonwoo dan Seyeon..” gumam Luhan.

“Itu…HiddenStar?” sambung Kyungsoo. “Jadi itu sebabnya kenapa Seyeon dan Yeonwoo adalah titisan matahari dan bulan. Karena umma mereka sendiri adalah HiddenStar.” Suho angkat bicara.

Cahaya dari bagde mereka semua mulai meredup meninggalkan langit kembali seperti semula, tepat saat matahari tenggelam. Air mata Seyeon mengalir dari matanya. Yeonwoo dengan cepat mendekati Seyeon dan memeluknya. “Umma…” gumam Seyeon. Yeonwoo sekali lagi melihat ke arah langit itu, ke arah HiddenStar yang mulai saat itu akan selalu berada di sana.

“Umma, aku harap kita bisa bertemu lagi.”

 

“Uh…bosen…” gumam Chanyeol seraya merentangkan kedua tangannya lebar-lebar dan meletakkan joypad PS3 di lantai.

“Eh? Kita karaokean aja yuk?” ajak Suho.

“Yuk! Eoh? Tapi emang hyung tau cara nyalainnya?” tanya Chanyeol.

“Ng…nggak…”

“Hehehe, cara nyalainnya itu begini loh..” kata Yeonwoo lalu mengajarkan Suho. “Pencet tombol yang ini.”

“Ini?” tanya Suho lalu memencet tombol power on.

“Oh? Lagu Open Arms? Aku tau nih lagunya.” celetuk Kyungsoo saat lagu di mesin karaoke itu terputar secara random. “Hyung, hyung…kita nyanyi lagi yuk kayak waktu di EXO Planet?” lanjutnya sambil memberikan sebuah mic ke Chen.

“Aku ikutan ya…” sambar Baekhyun lalu mengambil mic.

“Kurang satu lagi nih, Luhan hyung ikutan ya? Biar pas gitu kayak biasa.” kata Kyungsoo. Luhan mengangguk dan menerima mic dari Kyungsoo.

“Oh? Oppa? Kau memang bisa menyanyi?” tanya Yeonwoo sedangkan Luhan hanya tersenyum. “Lihat saja nanti, aku nggak tanggung jawab ya kalo kau jadi makin jatuh cinta padaku.”

“Ish, mwoya -___-.”

(playing : Open Arms – D.O, Luhan, Chen, Baekhyun [EXO])

Lying beside you, here in the dark
Feeling your heart beat with mine
Softly you whisper, you’re so sincere
How could our love be so blind

Pertama-tama, Kyungsoo yang terdengar. Seyeon yang duduk di sebelahnya langsung menunduk, tidak bisa mengadah karena menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah. Kyungsoo yang sempat melihat wajah Seyeon itu mencubit pipinya gemas dan mengacak-acak rambut Seyeon penuh sayang.

We sailed on together
We drifted apart
And here you are by my side

Luhan bangkit berdiri. Suara lembut dan mellow milik Luhan berhasil membuat jantung Yeonwoo terasa seperti berhenti berdetak. Apalagi tatapan mata Luhan terus terus tertuju padanya dengan penuh perasaan hangat. Kedua mata teduh kesukaan Yeonwoo.

So now I come to you, with open arms
Nothing to hide, believe what I say
So here I am with open arms
Hoping you’ll see what your love means to me
Open arms

Kini suara keempat namja itu terasa menyihir seisi ruang TV itu, begitu harmonis, seperti menciptakan perasaan hangat di hati masing-masing. Apalagi dominasi suara Chen yang terdengar powerful. ‘Malam ini aku harus bisa melepas Seyeon.’ batinnya.

Living without you, living alone
This empty house seems so cold
Wanting to hold you, wanting you near
How much I wanted you home

Iseng, Baekhyun menarik tangan Yeonwoo untuk mengajak yeoja itu berdansa tanpa memedulikan Luhan yang melihati mereka dengan tatapan (˙▿˙?) lalu menepuk tangan Baekhyun dan menarik Yeonwoo mendekat. Baekhyun mengeluarkan ‘smirk’ penuh kemenangan di sela-sela nyanyiannya.

But now that you’ve come back
Turned night into day
I need you to stay.

Luhan merangkul bahu Yeonwoo yang juga ikutan menggerak-gerakan mulutnya seperti ia sedang ikutan menyanyi. Seyeon sedikit menggerakan kepalanya mengikuti irama lagu, ia terdiam begitu merasakan Kyungsoo yang menggenggam tangannya erat. Seyeon sedikit terhenyak karena ini baru pertama kalinya Kyungsoo menggenggam tangannya seerat ini. Senyum di wajah Seyeon merekah dengan sendirinya lalu ia memejamkan kedua matanya, menikmati suara keempat namja itu.

So now I come to you, with open arms
Nothing to hide, believe what I say
So here I am with open arms
Hoping you’ll see what your love means to me
Open arms

Ctek!

“Hyaaa!” Yeonwoo memekik kaget begitu lampu villa yang tiba-tiba padam. Tangannya refleks memeluk lengan Luhan erat. “Yeonwoo-ya, gwenchanha?” tanya Luhan. Ia bisa merasakan Yeonwoo mengangguk.

“Merusak suasana nih” gerutu Baekhyun kesal.

“Gelap banget…” terdengar suara Seyeon.

“Udah, udah tenang… Nanti juga nyala lagi” ujar Lay menenangkan suasana. Seyeon menghela napas panjang dan merogoh ponselnya di kantong sweaternya.

“Akh! Lowbatt..” gerutunya pelan melihat ponselnya yang sudah hampir mati. Seyeon menggigit bibir bawahnya memikirkan sesuatu. Tahu-tahu ia tersenyum nakal mengambil sesuatu di tasnya.

“Nah… Setidaknya seperti ini lebih baik” gumam Chen setelah membuka gorden villa hingga menimbulkan sedikit cahaya. “Eh? Eoh, Seyeon?” Chen menoleh ke arah Seyeon yang menepuk pundaknya barusan. Seyeon tersenyum manis sebelum berdiri di sebelah Chen.

“Langitnya bagus ya…” gumam Seyeon pelan memandang langit yang mulai gelap. Chen bergumam sebagai jawaban. Ia melirik wajah Seyeon yang sedikit terkena cahaya dan membuatnya lebih manis dari biasanya. ‘Andwae..andwae…’ Chen menggelengkan kepalanya mengindahkan pikirannya yang tidak-tidak.

“Chen oppa” panggil Seyeon membuat Chen menoleh. “Ne, wae?”

“Sini deh sini” Seyeon menggerakan tangannya memanggil Chen untuk mendekat, Chen menurutinya. “Diem ya..” sambung Seyeon mendekatkan wajahnya ke Chen.

DEG

Chen bisa merasakan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak tidak karuan ketika jarak wajahnya dan wajah Seyeon tidak terlalu jauh. Bahkan Chen bisa mencium aroma bayi dari tubuh Seyeon. “Seyeon-ya, kenap…HUAAA!!” pekik Chen tiba-tiba ketika Seyeon mencolokkan chargeran ke hidungnya sementara Seyeon memperhatikan ponselnya yang ke-charge.

“WAHAHAHA! Chen oppa, liat! Liat!” seru Seyeon heboh menunjukan layar ponselnya ke Chen. “Onnie! Onnie! Yeonwoo onniee!!” panggil Seyeon membuat Yeonwoo datang disusul yang lainnya.

“Ada apa sih Seyeon? Heboh amat?” tanya Lay bingung.

“Chen oppa berguna! Chen oppa berguna!” teriak Seyeon sebagai jawaban. Yeonwoo menoleh ke arah Chen yang memasang tampang cengo dengan chargeran yang menempel di hidungnya.

“BUAHAHAHA!!” Kai dan Sehun yang melihatnya langsung tertawa terbahak.

“Seyeon-ya… Kau…” Yeonwoo menatap Seyeon tidak percaya namun pada akhirnya ia ikut tertawa. “Aigoo, aku tidak menyangka kau punya dongsaeng segila ini” ujar Kris yang juga tertawa.

“Aish… Jangan pada tertawa!”

 

“Bintang orion..Ah! Ada bintang kejora!” Seyeon terkikik senang sambil memandang bintang-bintang lewat balkon villa. Senyumnya merekah melihat ribuan bintang-bintang kecil yang bercahaya itu.

“Ckck… Hobimu itu mencari udara di malam hari ya?” Seyeon yang mengetahui suara itu tersenyum dan mengangguk. “Karena udara malam membuatku lebih tenang” sambungnya kemudian. Kyungsoo yang sudah berdiri di sebelah Seyeon tersenyum dan meletakkan tangannya di pagar pembatas.

“Oppa” panggil Seyeon. “Setelah memanggil hiddenstar, apa yang akan kalian lakukan?” tanya Seyeon tiba-tiba membuat Kyungsoo terdiam. “Ne?”

“Maksudku..eh?” Seyeon menggantungkan kalimatnya ketika Kyungsoo mengenakan jaket padanya. “Udara di sini lebih dingin daripada di Seoul. Kenapa kau hanya mengenakan sweater” kata Kyungsoo menepuk puncak kepala Seyeon. Seyeon mencibir pelan sebelum iseng mendorong Kyungsoo. “Ya, kau-___-”

“Hyaaa~! Oppa ampun!” pekik Seyeon begitu Kyungsoo mengelitiki tubuhnya. “Mainnya keroyok ish..” gerutu Seyeon setelah Kyungsoo berhenti mengeletikinya. Kyungsoo tertawa kecil mengacak-acak rambut Seyeon dan mengecup puncak kepalanya.

“Yippie! Lampunya nyala! AYO KITA BBQ-AN” terdengar teriakkan dari Sehun dari dalam villa. “Lampu nyala aja heboh amat” komentar Seyeon. Kyungsoo kembali tertawa kemudian merangkul Seyeon masuk ke dalam.

“Ayo, waktunya BBQ-an, anak kecil…” ujar Kyungsoo sambil memberikan ‘wink’ pada Seyeon.

“Aku bukan anak kecil lagi, tau” sahut Seyeon hendak berjalan meninggalkan Kyungsoo namun dengan segera Kyungsoo menarik tangan Seyeon dan..

Cup!

Seyeon membulatkan matanya begitu Kyungsoo mengecup bibirnya bersamaan dengan meluncurnya kembang api dari villa seberang. Seakan-akan kembang api itu menjadi saksi bisu di antara mereka.

“O…oppa..”

“Itu tanda kalo kau bukan anak kecil” ujar Kyungsoo asal. “Sudahlah, ayo masuk, aku nggak mau kehabisa jatah BBQ-ku” sambung Kyungsoo menarik lengan Seyeon masuk ke dalam villa. Seyeon yang masih kaget atas kejadian tadi memegang bibirnya perlahan. ‘First kiss-ku…’

 

BLAR

SRRR~

SSHHH

“Hmmm….baunya, hyung, baunya…”

Chanyeol ternyata udah stand-by di depan kompor BBQ.

“Ya, Chanyeol.. daging panggang.”

“Uh…oppa…-___-.” gumam Yeonwoo karena dihalangi Chanyeol dan Xiumin.

“Misi-misi~ HFFTT!” Seyeon menarik napas dalam karena kehabisan napas digencet Kris dan Chanyeol.

“Seyeon, Seyeon” panggil Lay membuat Seyeon menoleh. “Coba berdiri di antara Kris hyung sama Chanyeol deh” titah Lay. Seyeon mengerutkan keningnya sebelum akhirnya melakukan perintah Lay. “Begini?”

“Nah..diam bentar ya” ujar Lay meraih polaroid Yeonwoo dan…

JEPRET

“Pfft..” Lay menahan tawanya melihat hasil jepretan fotonya. “Mana coba liat”

“YA! JANGAN MENGHINAKU!”

“Smoked Bacon-nya udah matang nih!” seru Yeonwoo. “Apa? Baekhyun?” ulang Seyeon tidak jelas.

PLETAK!

“Sakit!” ringis Seyeon begitu Baekhyun menjitak kepalanya. “Awas ya kepalaku sampe gepeng gara-gara jitakan oppa” ringis Seyeon menatap Baekhyun sinis. “Nggak akan, Kim Seyeon” celetuk Baekhyun sambil tersenyum kesal.

“Oy, Bacon hyung minggir!”

Buk!

“YA!!” seru Baekhyun begitu Sehun mendorongnya dan langsung ikut stand-by di depan kompor. “Oppadeul… Kalian kaya vampir yang mau nyerbu aja” ujar Yeonwoo sambil terkekeh.

“Jagung bakarnya juga udah nih…” ujar Yeonwoo kemudian meletakkan jagung di piring.

“Asik, asik, mari kita…HUI-PANAS!” rintih Chanyeol sambil meniup-niup tangannya yang seperti melepuh. “Sukurin, rakus sih” celetuk Seyeon.

“Onnie, onnie… Nggak beli marshmellow ya?” tanya Seyeon tiba-tiba. “Eh? Sepertinya aku beli deh. Coba aja cari di plastik” jawab Yeonwoo. Seyeon mengangguk kemudian masuk ke dalam mencari plastik belanjaan tadi.

“Mana ya…” gumamnya sambil mengaduk-aduk plastik belanjaan. Detik berikutnya senyum merekah di wajahnya begitu menemukan apa yang di cari. “Minta onnie bakarin ah” ujarnya bangkit berdiri dan kembali berjalan keluar.

Duk!

“Duh” ringis Seyeon begitu ia menabrak punggung seseorang. “Jangan berdiri di depan pintu kenapa sih” ujarnya kemudian menyadari punggung Kai.

“Yang jalan nggak liat-liat siapa coba” sahut Kai. Seyeon hampir menendang kaki Kai begitu laki-laki itu menghampiri yang lainnya. Seyeon hanya mencibir melihatnya. “Sebenernya dia itu baik, cuman nyebelinnya selangit” gerutunya.

“MARI MAKAN!!!”

Keduabelas namja itu langsung menyerbu makanan yang sudah tersaji di meja. Sementara Yeonwoo dan Seyeon hanya cengo melihatnya.

“Ah! Jangan abiskan jatahku dan Yeonwoo onnie dong!” pekik Seyeon.

“Harusnya aku tadi beli lebih banyak…” gumam Yeonwoo menggelengkan kepalanya. “AH, Chanyeol oppa.. Udangku-__,-” rengek Seyeon begitu ia hendak mengambil udang bakar yang tinggal satu namun kalah cepat dengan Chanyeol.

“Siapa cepat dia dapat” sahut Chanyeol menjulurkan lidahnya. “Yeonwoo mau udang?” tawar Chanyeol.

“Euw…nggak. Aku nggak suka udang” tolak Yeonwoo sambil bergidik. “Ish, giliran Yeonwoo onnie aja di tawarin” Chanyeol hanya tertawa kecil menanggapi protes dari Seyeon.

“Aku masih lapaaar” seru Xiumin cemberut menatap piring-piring yang sudah ludes.

“Iya nih, Yeonwoo. Beli lagi dong” pinta Kris.

“Seenak oppa aja-__- aku sama Seyeon aja jatahnya dikit.” sahut Yeonwoo sedikit kesal karena kekurangan jatah(?)

“Ckck… Padahal tadi kita udah beli banyak” ujar Luhan di sahuti anggukan Yeonwoo. “Kapan-kapan lagi deh ya, kita BBQ-an” ujar Yeonwoo.

“Kapan? Itupun kalo kita masih….” Xiumin menggantungkan kalimatnya melihat ‘death glare’ dari Kris dan Luhan.

“Masih apa?”

“Masih ada di villa ini” jawab Xiumin asal membuat Yeonwoo terkekeh. “Itu mah gampang. Di apartemen juga bisakan di tamannya” sambungnya kemudian. Xiumin hanya menunjukkan cengirannya sementara Luhan menghela napas berat. “Aku masuk duluan ya” ujarnya meninggalkan Yeonwoo yang menatapnya heran.

 

“Ayo Chanyeol hyung! Kalahkan Suho hyung!!” seru Kyungsoo menyemangati Chanyeol yang sedang asik bermain playstation melawan Suho.

“Kick! Kick! YAA!! CHANYEOL HYUNG BABO IH!” kesal Kyungsoo memukul kepala Chanyeol dengan bantal sofa. “Aish ya! Sopan banget!” gertak Chanyeol melempar Kyungsoo dengan boneka rilakkuma milik Seyeon.

“HYAAA~!!!” Chanyeol spontan menutup kedua telinganya mendengar teriakkan super(?) dari Seyeon. “Dia yang lempar, dia yang lempar” ujar Suho menunjuk-nunjuk Chanyeol sambil menahan tawanya.

“Ish. Dasar tiang menyebalkan!” seru Seyeon memeluk boneka rilakkuma dan menendang kaki Chanyeol.

“Duh, Seyeon. Dulu umma-mu mengandungmu ngidam apa sih? Punya anak pemain sepak bola ya? Kayanya suka amat nendang” ujar Chanyeol meringis. “Ngidam rilakkuma kali” celetuk Seyeon duduk di sebelah Kyungsoo.

“Rilakkuma maniak” kata Lay sambil tertawa kecil. Seyeon ikut tertawa dan memukul-mukul gemas boneka rilakkuma yang berwarna cokelat. “Aku kasih nama kkamjong ah..” gumam Seyeon terdengar oleh Kyungsoo.

“Andwae! Nggak boleh” celetuk Kyungsoo membuat Seyeon mengerutkan keningnya. “Wae?”

“Kkam itu cokelat. Cokelat = Kai. Jong-nya itu di ambil dari nama Kai di bumikan? Jong-in” jelas Kyungsoo membuat Seyeon cengo. “Penjelasan macam apa itu”

“Jelek amat sih hyung, kkamjong. Siapa juga yang mau di samain sama boneka rilakkuma gendut itu” celetuk Kai sambil menunjuk boneka rilakkuma yang di pegang Seyeon.

“Sudah..sudah..HEY! KIM SEYEON KENAPA DI LEMPAR LAGI!”

“AA! KYUNGSOO! GARA-GARA KAU AKU KALAH LAGI KAN?!”

“YES! MALAM INI KAU HARUS TURUTI KEMAUANKU, CHANYEOL!”

“HYAA~! KALIAN BERISIK!”

 

“Eh, eh… Sebelum tidur kita main uno yuk” ajak Seyeon melihat semuanya sudah berkumpul. “Tapi aku ngantuk…” sahut Tao.

“Nanti juga ngantuknya ilang. Udah ayok” ujar Baekhyun menarik Tao menuju tengah-tengah. Seyeon bersenandung kecil sambil membagikan kartu uno secara adil.

“Yang kalah lompat kodok keliling ruangan 3 kali ya” ujarnya.

“Mwo?!” pekik yang lain kaget. “Kenapa? Kalo nggak ada hukuman mana seru”

“Tapikan… Ruang villa ini lumayan gede. Gempor kali lompat kodok 3 kali” kata Sehun sambil mengamati sekeliling villa yang terbilang cukup luas. “Hmm…” Seyeon berpikir sejenak. “Ya udah, kalo gitu satu kali aja”

“Nggak konsisten” celetuk Kai. Seyeon menoleh ke arah Kai dan tersenyum. “Untuk kau. 3 kali” ujarnya. “Ya,ya..apaan tuh-___-”

“Yeonwoo onnie, oppadeul. Ayo kita mulai” ujar Seyeon mengabaikan protes dari Kai. “Ck. Awas kau kurcaci”

 

“Aduh…udah, udah..kakiku pegel” ringis Sehun sambil duduk di lantai meluruskan kakinya yang pegal akibat melakukan lompat kodok sebanyak 3 kali.

“Salah sendiri kau kalah 3 putaran” ujar Luhan sambil tertawa kecil. Sehun mendengus sebelum duduk di sebelah Kai dan Chen yang sebelumnya juga kalah. “Kita impas kok” ujar Kai menepuk pundak Sehun membuat Sehun tertawa mengingat kenapa Kai tidak ingin ikut main lagi.

“Seyeon terlalu jago nih mainnya” celetuk Chen, mendengarnya Seyeon hanya menunjukan peace sign-nya.

“Eh? Eh? AAA!!” Tahu-tahu Yeonwoo mengacak rambutnya frustasi begitu semuanya memandang ke arahnya sambil tersenyum kemenangan. “Yeonwoo onnie, silahkan lompat kodoknya” ujar Seyeon sambil menyengir.

“Menyebalkan sekali sih” gerutu Yeonwoo sebelum ambil posisi dan mulai melompat.

“Ayo, keroppi, semangat!” seru Luhan memberi semangat. Yeonwoo hanya memasang wajah cemberut membuat Luhan gemas dan ingin mencubitnya.

 

“Waktunya ti…Duh!” Baekhyun meringis begitu Seyeon mendorong tubuhnya dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelah Chanyeol. “Aish, dasar kurcaci” decak Baekhyun. “Bacon, bacon, bacon” sahut Seyeon sambil menjulurkan lidahnya pada Baekhyun.

“Eh, eh…” gumam Seyeon begitu boneka rilakkuma yang di peluknya dari tadi di tarik seseorang. “Eih..Kyungsoo oppa” gumamnya melihat Kyungsoo yang sudah ambil posisi di sebelahnya. “Jaljayo..” sambungnya kemudian menepuk-nepuk puncak kepala Kyungsoo yang memejamkan matanya.

“Yeonwoo onnie di sini aja” ujar Seyeon sambil menepuk-nepuk kasur yang berada di belakang Seyeon. Yeonwoo mengangguk kecil sebagai jawaban. “Aku gosok gigi dulu” Seyeon mengacungkan jempolnya dan mulai menarik selimut dan bersiap untuk tidur.

 

Luhan membalikkan badannya berkali-kali.

Duk!

“Nghh” Sehun bergumam begitu Luhan tidak sengaja menonjok pipinya. Luhan meringis pelan sebelum bangkit dari posisinya dan hendak menuju kamar mandi.

“WAAH! Kuntil anak!” pekiknya begitu ia melihat sosok rambut panjang yang duduk di ayunan yang berada di halaman villa. “Eh, bukan deh itu Yeonwoo” gumamnya kemudian. Ia berdeham sebelum berjalan mendekati Yeonwoo.

“Waa~” pekik Yeonwoo kaget begitu Luhan tiba-tiba mendorong ayunannya dari belakang.

“Apa yang sedang kau lakukan disini?” tanya Luhan dengan suara lembutnya.

“Eh? Aniyo, oppa sendiri kenapa belum tidur?”

“Aku nggak bisa tidur.” jawab Luhan enteng. Yeonwoo menatap langit malam itu. “Oppa, kalian kan udah menemukan HiddenStar, apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?” tanya Yeonwoo. Luhan hanya tersenyum simpul.

“Yeonwoo-ya, gomawo udah membantu kami memanggil HiddenStar.” ujar Luhan seraya ikutan melihat ke langit. “Lebih tepatnya lagi, aku yang harus berterima kasih pada kalian, oppa. Terimakasih udah hadir dan mewarnai hidupku dan Seyeon. Kalian nggak tau seberapa berharganya kalian untukku.” celetuk Yeonwoo.

Luhan mengangguk dan mengecup ubun-ubun Yeonwoo. “Aku tau itu, Yeonwoo. Udah yuk masuk, udah malem. Besok pagi kita kan harus berangkat pulang ke Seoul.” kata Luhan lalu berjalan pergi untuk masuk ke villa.

Yeonwoo melompat kecil dari ayunannya dan meraih Luhan lalu memeluk namja itu dari belakang.

“Oppa, jangan pergi dari hidupku…eoh?”

Luhan terhenyak mendengar perkataan yang barusan keluar dari mulut Yeonwoo itu. Luhan perlahan memegang tangan Yeonwoo dan menggenggamnya erat. “Oppa?” panggil Yeonwoo. Luhan memutar tubuhnya menghadap Yeonwoo dan merengkuh wajah itu. “Iya aku janji” ujarnya sebelum mengecup bibir mungil Yeonwoo.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet