Part 4

EXO In The House

Malamnya, setelah Seyeon merapikan kamar mandi akibat ulah ‘alien-alien’ itu. Di ruang tengah sudah di penuhi canda-tawa dari ‘alien-alien’ di tambah Yeonwoo dan Seyeon.

 

“Siapa selanjutnya nih?” tanya Kai.

“Kau babo! Dasar namja mesum!” jawab Seyeon sewot.

“Hei! Sudah kubilang aku nggak mesum.” sahut Kai sambil mengeluarkan kartu UNOnya. “Chen hyung, giliranmu.” kata Sehun menyenggol lengan Chen.

“Eh? Apa yang harus aku lakukan?” tanya Chen bingung. “Aigoo, sini oppa aku ajarkan.” ujar Seyeon menghampiri Chen dan melihat kartu UNO milik Chen.

“Hmm…” Seyeon berpikir sambil melihati kartu-kartu Chen. “Nah, keluarkan yang ini dan yang ini.” titah Seyeon sambil menunjuk kartu berwarna hijau dan merah. Entah kenapa Chen merasa gugup karena jarak mukanya dan Seyeon terlalu dekat.

“Oppa?” Panggil Seyeon membuyarkan lamunan Chen. “Kok diem? Kartunya keluarin.” sambung Seyeon.

“Oh, ne…ne” sahut Chen gugup dan mengeluarkan kartu yang di pilih oleh Seyeon tadi. Sementara itu, Yeonwoo menatap Chen dan Seyeon bergantian dengan tatapan risih.

“Yeonwoo-ya, giliranmu..” ujar Baekhyun membuyarkan lamunan Yeonwoo.

“Ah, iya…” Yeonwoo mengeluarkan kartunya namun matanya masih menatap Seyeon dan juga Chen. “Aku udahan ya, udah capek.” kata Yeonwoo meletakkan kartunya dan meninggalkan keramaian itu.

“Onnie mau kemana?” tanya Seyeon. Yeonwoo hanya tersenyum tipis dan berjalan menuju balkon menghirup udara segar.

 

“Baboya… Kenapa aku merasa kesal melihat Seyeon dan Chen sedekat tadi? Padahal Seyeon hanya membantu Chen.” gumam Yeonwoo meletakkan tangannya di dada.

“Sedang apa kau disini?” Yeonwoo menoleh dan melihat Chen yang baru mendekat ke arahnya. Yeonwoo sedikit tersentak. “Oppa… Sejak kapan oppa di sini?” tanya Yeonwoo.

“Baru saja kok.” jawab Chen kemudian berdiri di sebelah Yeonwoo. “Yeonwoo…” panggil Chen di sahuti gumaman dari Yeonwoo.

“Seyeon itu… Lucu ya.”

Mendengarnya, Yeonwoo hanya bisa tertawa kecil dan membuang muka. “Rasanya nyaman berada di dekatnya.” sambung Chen.

“Oppa, aku mau jalan-jalan dulu ya.” ujar Yeonwoo tiba-tiba.

“Eh? Malam-malam begini?” tanya Chen. “Aku temani ya?”

“Tidak usah oppa.” jawab Yeonwoo meraih jaketnya dan keluar dari apartemen. Yeonwoo berjalan, memasang headset dari iPod-nya dan menyebrang jalan.

Seyeon itu…lucu ya. Aku nyaman berada di dekatnya.

Yeonwoo tanpa sadar memelankan langkahnya.

neol mollae johahaessdeon na
Hogsina deulkilkkabwa maeum jolimyeo
Maleul halkka malkka honja gomineul hae

Me, liking you and you never know
I worry that I might get caught
Keep thinking if I should say or not

Lagu yang terputar dari iPod Yeonwoo menemani perasaan kacaunya malam itu. Tapi dari ujung sana, ada motor melaju kencang di dekatnya dan bodohnya dia tidak menyadari itu karena kedua matanya terus tertuju pada iPod-nya.

“AWAS!!” teriak seorang namja.

Namja itu lalu menyadari, kalo Yeonwoo tidak akan mendengarnya.

TIIN TIIIN

Suara klakson motor yang sangat keras menyadarkan Yeonwoo, dia menoleh dan…

Dia melihat motor itu sudah ada di dekatnya. Kakinya terasa kaku digerakkan. Yeonwoo pasrah dan hanya memejamkan kedua matanya. Tiba-tiba saja, ada seseorang yang menariknya, memeluknya, melindunginya. Yeonwoo dengan perlahan membuka kedua matanya. (playing : Don’t Go – EXO M)

Seorang namja ternyata menyelamatkannya barusan. Pantas saja dia tidak tertabrak ataupun apalah itu. Yeonwoo melihat ke arah motor yang ternyata………….sudah nyangkut di atas pohon.

“LOOOOOOOOHHHH???!!!”

“Eh? Eh? Wae?”

“Itu motornya kenapa bisa ada di atas sana?!”

“A..aku tadi yang melemparnya. Untuk menyelamatkanmu.” jawab namja itu dengan polosnya.

“Huh? Kau…superman?” tanya Yeonwoo karena pikirannya mendadak ‘blank’

“Bukaaaan -____-”

“Lalu? Lalu……..”

“Aku dari….planet luar. EXO Planet.”

“EXO Pla…..oooh! EXO Planet!”

Namja itu mengangguk. “Jadi, jangan panggil aku superman ya.”

Yeonwoo melihat pergelangan tangan namja yang melingkar di pinggangnya itu.

myphoto(12)

“Telekinetics? Pantas saja..” gumam Yeonwoo. Untung saja otaknya sudah kembali normal.

“Yup, yup….namaku Luhan.” gumamnya dengan suara dan senyum yang lembut.

“WAAAAAHHH!!! TOLONG AKUUUU~”

Yeonwoo dan Luhan berbarengan mengadah, melihati nasib motor dan pengemudinya yang tersangkut di atas pohon.

“CEPAT TURUNKAN MOTORNYAAAAAA”

 

“Aku pulang…” ujar Yeonwoo begitu masuk ke dalam apartemen diikuti oleh Luhan.

“Oh, onnie kau abis darimana?” tanya Seyeon.

“Aku abis dari….” Yeonwoo menghentikan ucapannya begitu melihat Chen yang duduk di samping Seyeon. Mereka sudah terlihat sangat akrab.

“Loh? Luhan hyung?” celetuk Chen tiba-tiba melihat Luhan yang muncul dari belakang.

“Eoh, Chen-ya, annyeong.” sapa Luhan.

“Hah… Onnie, kau temukan alien apalagi?” tanya Seyeon seraya berjalan menuju dapur.

“Eh? LUHAN HYUNG!!” Tiba-tiba Sehun berlari keluar kamar dan menghampiri Luhan tanpa melihat Seyeon sehingga….

 

BUK!GEDEBUK!

 

“Aw!!”

“Hueee onniee!!” ringis Seyeon begitu nyungsep karena tertabrak tubuh Sehun, sementara Sehun mengelus pantatnya yang terasa ngilu.

“Ada ap… HAHAHAHA!!!” tawa Kai menggelegar begitu melihat apa yang terjadi di depannya.

“Apa yang lucu dasar namja mesum!” kesal Kai seraya melemparnya dengan sendal rumah berbentuk rilakkumanya.

“Aduh! Sakit…” ringis Kai memegang kepalanya yang terkena kepala rilakkuma.

“Hyung…~” panggil Sehun manja yang ternyata masih belum bangun. “Bantu aku berdiri.” mintanya dengan manja.Luhan terkekeh kecil menghampiri Sehun dan membantunya berdiri.

“Ternyata kalian udah nyampe duluan ya..” gumam Luhan seraya menepuk kepala Sehun. Saat sedang asik berbincang-bincang, Luhan melihat ke arah balkon dan melihat Yeonwoo yang sedang berdiri di sana. Luhan memutuskan meninggalkan kerumunan itu dan menghampiri Yeonwoo.

 

“Hei?”

Yeonwoo menoleh. “Eoh? Oppa…”

Luhan berdiri di samping Yeonwoo. “Kau kenapa? Kayaknya dari tadi terlihat nggak begitu semangat.” tanya Luhan. Yeonwoo menggeleng kecil. “Ahnieyo oppa, nan gwenchanha…” gumam Yeonwoo.

“Karena Chen dan dongsaengmu itu?” tanyanya. “Eoh?”

“Aku lihat sih tadi pas kau melihat mereka akrab begitu, wajahmu langsung berubah risih.”

Yeonwoo tersenyum simpul. “Hah, eotteohkke, oppa? Sebenarnya…aku menyukai Chen oppa. Tapi, Chen oppa sepertinya menyukai Seyeon.” jawab Yeonwoo, menceritakan semuanya pada Luhan. “Nggak tau kenapa, rasanya aku risih aja melihat mereka terlihat akrab seperti itu.”

Luhan memperhatikan wajah Yeonwoo yang terlihat memedihkan. Luhan tersenyum tipis, “Swahhh~” gumamnya, menggerakkan tangannya di depan wajah Yeonwoo, seperti menarik sesuatu dari seluruh wajah Yeonwoo.

“Aku sudah mengambil dan menghilangkan semua kenangan burukmu. Karena itu, mulai sekarang, ayo buat kenangan manis sebanyak-banyaknya.” kata Luhan tulus.

Yeonwoo menatap kedua mata Luhan yang menatapnya dengan tatapan damai dan hangat. Dengan sendirinya, senyumnya merekah.

 

1 minggu kemudian…

From : Yeonwoo onnie

Seyeonnie.. Kau ke toko buku ya? Beli buku-buku pelajaran untuk member EXO. Nanti aku ganti duitmu. Ne? Gomawo saengi :*

 

“Mwoya….” gumam Seyeon mengerucutkan bibirnya. “Yang benar aja… Sebenernya tujuan mereka ke bumi ngapain sih?” gerutu Seyeon memasukan barang-barangnya ke dalam tas secara asal.

“Seyeon, wae?” tanya Seulmi yang heran melihat tingkah Seyeon yang mendadak aneh.

“Ahni, gwenchanha.” jawab Seyeon. “Aku pulang duluan ya, annyeong.” pamit Seyeon menyampirkan tasnya dan meninggalkan kelas.

“Mmm… Buku pelajaran kelas berapa yang harus kubeli?” gumam Seyeon. “Kelas 12… 11…ahni, tidak mungkin. Mereka lebih tua dari Yeonwoo onnie. Aish… Merepotkan saja!” gerutu Seyeon mengambil buku pelajaran secara asal dan segera membayarnya.

 

“Kau sudah beli buku-buku pelajarannya?” tanya Yeonwoo pada Seyeon yang sedang asik berbaring di kasur. Seyeon hanya mengangguk sebagai jawaban. “Ada di ruang tengah kok.”ujar Seyeon kemudian. Yeonwoo mengangguk kemudian keluar kamar dan menuju ruang tengah melihat buku pelajaran yang di beli Seyeon, dan…..

“KIM SEYEON!!! IGE MWOYAA?!!” teriak Yeonwoo membuat Seyeon terjatuh dari kasurnya karena kaget mendengar suara nyaring Yeonwoo.

“Aish… Tidak usah pake teriak onnie!” sahut Seyeon dan berjalan keluar kamar.

“Kau…. Masa iya kau belikan mereka buku pelajaran anak TK?!” tanya Yeonwoo menunjukan buku yang di beli Seyeon. Seyeon melihati buku itu, detik berikutnya Seyeon hanya cengengesan.

“Abisnya aku bingung ingin membelikan mereka buku kelas berapa. Aku ambil saja deh. Tapi lumayankan, siapa tau mereka belum tau dasar-dasar pelajarannya.” Elak Seyeon membela diri.

“Tapikan besok Kai dan Sehun akan mulai sekolah di sekolah kita.” ujar Yeonwoo. Seyeon ber’oh’ria sambil mengangguk.

“Chakkaman… Siapa?” tanya Seyeon ulang karena merasa ada yang janggal.

“Besok. Kai dan Sehun mulai sekolah.” ulang Yeonwoo.

“Kai dan Sehun….? MWOYA?!! Sejak kapan?!” pekik Seyeon kaget.

“Sejak negara api menyerang.” jawab Yeonwoo.

“Onnieee!!! Seriuslah, jangan bercanda! Mana mungkin mereka sekolah di sekolah kita. Yang ada sekolah kita di acak-acak sama mereka!” protes Seyeon. “Mereka di masukan di kelas berapa?” tanya Seyeon.

“Oh.. 12.” jawab Yeonwoo enteng.

“Bukannya harus ada lewat tes?” tanya Seyeon.

“Anhi. Aku bilang kalo mereka penerima beasiswa.” jawab Yeonwoo. Seyeon membulatkan matanya. “Onniee!! Yang benar aja!”

 

Esok paginya….

“Onnie…onnie… ireona, sudah jam 6.” ujar Seyeon mengguncangkan tubuh Yeonwoo yang masih terlelap. “Ne….” racau Yeonwoo menarik selimutnya.

“Onnie…” panggil Seyeon sekali lagi, namun Yeonwoo hanya bergumam. Seyeon menghembuskan napas kemudian beralih ke Sehun yang masih terlelap. “Oppa ireona, waktunya sekolah.” kata Seyeon sambil menendang pantat Sehun.

“Ya, ppali!” kesal Seyeon menginjak pantat Sehun lebih kencang.

“Aw! YA! Bocah ini mah namanya pelecehan!” pekik Sehun yang akhirnya terbangun.

“Biarin aja. Mehrong :p” sahut Seyeon. Tahu-tahu, Seyeon mencium bau angus dari arah luar.

“Aah! Nasi omletku!” pekik Seyeon hendak berlari keluar namun kakinya tersandung oleh kaki Sehun…

 

BUK!

 

“Arghh!! Babo! Babo!” umpat Seyeon memukul-mukul kaki Sehun dengan brutal.

“Ya! Ya! Itu kau sendiri yang jalan tidak lihat-lihat! Aw! YAA!!”

“Seyeon-ah! Masakannya gosong!!” teriak Kyungsoo dari luar.

“Ahh!! Omletku!” pekik Seyeon dan berlari keluar kamar. “Sehun oppa! Bangunkan Yeonwoo onnie!” teriak Seyeon dari luar. Sehun menggosok kedua matanya kemudian menepuk-nepuk tangan Yeonwoo.

“Yeonwoo, ireona sebelum kurcaci itu tambah berisik.” ujar Sehun kemudian berjalan keluar kamar.

Yeonwoo menggeliat malas dan menyibakkan selimutnya dan berjalan menuju lemarinya dengan langkah yang sempoyongan, membuka lemarinya untuk mengambil seragamnya..tapi….

CING

Seorang namja di dalam lemarinya, mengacungkan tangannya, membentuk peace sign ditambah nyengiran kuda. “Oh..ya…ya…” gumamnya lalu kembali menutup lemarinya.

Oh..tunggu..tunggu..

Yeonwoo membuka kembali lemarinya. “WOAAAAAAA!!!!”

Namja itu, tetap saja dengan peace sign dan nyengiran kudanya. “Ishh…kkamjakkiya. Kau..keluarlah dari sana.” kata Yeonwoo. Namja itu turun. “Selamat tinggal lemari waktuku tersayang. Muahhh…” ujar namja itu melakukan flyingkiss ke lemari itu. Yeonwoo yang melihatnya hanya terdiam dan memasang tampang (˙▿˙?)

“Apa yang kau lakukan pada lemariku…?” tanya Yeonwoo.

“Pernah baca komik doraemon?” tanya namja itu balik. “Lemari waktu.” sambung namja itu.

“Oh…Kau pasti pemilik badge Time control.” tebak Yeonwoo.

“Yep. Tao imnida” Namja itu mengangguk ala rocker

myphoto(2)

“Aaah…” gumam Yeonwoo jadi ikut-ikutan mengangguk ala rocker.

“Onnie! Kau masih belum…. oh…. Alien baru lagi.” gumam Seyeon seraya menunjuk ke arah Tao.

“Seperti yang kau lihat” jawab Yeonwoo. Seyeon menggelengkan kepalanya. “Terserah deh. Onnie cepet mandi, udah jam setengah 7 kurang.” ujar Seyeon kembali berjalan menuju meja makan.

 

PRANG!

 

“HUANG ZI TAO!” seru Baekhyun melihat Tao yang muncul dari balik pintu.

“AAAA!!!! Kenapa piringnya di banting!!” pekik Seyeon melihat serpihan piring yang berceceran di lantai.

“Aduh -__- bisa nggak sih sehari nggak teriak?” protes Kai menggaruk-garuk telinganya yang terasa pening.

“Salah siapa?!” sahut Seyeon kesal.

“Wah… Baekhyun hyung! Annyeong.” sapa Tao.

“Astaga…” gumam Lay yang keluar dari kamar. “Naga.” sambung Suho. Yeonwoo hanya bisa mengurut kepalanya dengan kekacauan di pagi hari itu.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet