Chapter 8

Our Eternal Love

Before :

Pagi nan sejuk. Luhan sedang mengelilingi rumah sakit dengan kursi roda dan Sehun yang mendorongnya. Luhan beruntung bahwa Sehun masih diperbolehkan untuk bertemu dengannya. Ia tak tau jikalau Sehun tidak menemuinya lagi. Mungkin ia tak akan bisa melawan rasa sakitnya sampai saat ini.

 

Namun tiba-tiba senyum Luhan menghilang dan digantikan kening yang berkerut. Ia memegang dadanya yang terasa sesak.

 

“Lu! Kau kenapa? Dokter!!!” Sehun berteriak panik. Sementara Luhan tak bisa mencerna kejadian disekitarnya.

Pikirannya terfokus pada rasa sakit yang ia rasakan. Beginilah keadaannya saat rasa sakit itu menyerang.

Rasa sakit itu memuncak saat Luhan memuntahkan Darah yang sangat pekat dan pandangannya pun menghitam.

 

Eternal Love

.

Cast : Just HunHan Focus! And maybe the other Cameo and Couple

Genre : Romance. Angst. Hurt. Drama.

Rated : Teen, Safe(?), Pg 15

Lenght : Chaptered

.

.

Warning : Shounen ai, BL, , OOC, Gaje, Kependekan, and Typo(s).

Disclaimer : Cerita ini 100% hasil pemikiran saya. Saya Cuma pinjem nama doang sama sooman.

.

.

WARNING!!! HERE!!

.

.

.

.

.

.

Kris sampai diruangan Luhan dengan wajah panik dan keringat mengucur dari pelipisnya. Ia datang beserta Tao yang menyusul beberapa menit dibelakangnya.

 

“Bagaimana dengan Luhan dok?” Kris bertanya dengan nada tak sabaran dan masih berunsur kelelahan akibat lari singkat yang ia lakukan.

 

Dokter yang awalnya memeriksa Luhan membalik badannya menghadap kearah Kris dan Tao berada. sedangkan Sehun berada di sebelah ranjang dimana Luhan terbaring setelah pingsan tadi.

 

Wajah dokter tersebut berubah menjadi sedikit suram dan ia menghembuskan sebuah helaan nafas berat.

 

“Tak akan lama lagi.” Sang dokter menghela nafas berat setelahnya.

 

“Apanya yang tidak lama lagi dok?” Kris pun bertanya.

 

“Jumlah sel darah putih pada tubuhnya meningkat dengan sangat pesat saat ini” Dokter berkata seraya memandangi tubuh Luhan yang terbaring di ranjang.

 

“Bukankah dokter mengatakan bahwa Luhan hyung mengalami kemajuan?” Tao menghela.

 

“Jujur saja keadaannya kemarin benar-benar dalam keadaan baik. Namun saya sudah pernah mengatakan bahwa Jumlah sel darah putihnya bisa saja meningkat dengan sangat mendadak seperti saat ini”

 

“Terapi apa yang harus Luhan lakukan dok? Dan Obat apa yang harus ia minum agar semua itu tak terjadi?” Kris bertanya seperti orang gila. Wajahnya pucat panik.

 

Dokter hanya menghela nafas berat untuk kesekian kalinya. Ia tak menjawab karena memang tak ada jawabannya. Ia hendak meninggalkan ruangan tersebut namun perkataan Sehun menghentikan langkahnya.

 

“Berapa lama?”

 

Dokter membalikkan tubuhnya menghadap kearah Sehun yang sedang menggenggam tangan Luhan dan pandangannya tertuju pada wajah Luhan.

 

“Jika ia bisa bertahan. 2 bulan akan menjadi waktu yang berharga untuknya” Dokter berkata dan segera meninggalkan ruangan tersebut.

 

Kris sudah tak bersuara. Tubuhnya jatuh terduduk mendengar perkataan dokter. Tao segera menghampiri Kris.

Sehun masih memandangi seluk wajah Luhan dengan teliti. Tangannya menggenggam erat jemari-jemari Luhan.

 

“Lu.. Aku yakin kita tidak akan terpisah.” Sehun meneteskan air matanya, dan tangannya menggenggam tangan kurun Luhan dengan sangat erat.

 

“Tuhan pasti menyiapkan rencana indah untuk kita Lu~” Sehun mulai terisak dan ia menenggelamkan wajahnya di tangan Luhan yang ia genggam erat.

.

.

.

.

.

.

Sehun terduduk di kursi tunggu luar ruangan. ia membiarkan Kris dan Tao berada didalam menemani Luhan. Sedangkan ia hanya menyibukkan dirinya dengan sejumlah pikiran yang mengganggunya. Namun sebuah suara berhasil membuat Sehun mencaci maki dalam sekejap. Dalam keadaan saat ini, Orang itu tidak harus mengacaukannya.

 

“Oppa!!!” Juniel menghambur kearah Sehun dan memeluknya sesuka hati.

 

Sehun menjauhkan tubuh Juniel dengan sedikit kasar. Baru saja ia ingin menyumpahi Juniel. Hatinya sudah kembali menyumpah dengan kata yang lebih kasar saat melihat Eommanya berjalan mendekati mereka.

Sial. Juniel pergi kerumah sakit dengan ibunya. Tentu Sehun tak bisa melakukan sesuatu selain menuruti apapun yang akan ia perintahkan pada Sehun saat ini.

 

“Eomma!!! Sehun jahat nih! Seharusnya kan hari ini kita pergi untuk mengurusi tentang dekorasi kartu undangan kita!” Juniel merajuk manja pada Eomma Sehun. Sedangkan Sehun hanya memalingkan wajahnya kearah yang berlawanan. Sungguh ia lebih memilih Luhan untuk menjadi istrinya dari pada Juniel. Seungguh sial hidupnya.

 

“Kenapa kau berada disini saat ini? Bukankah kau ada janji dengan Juniel? Apa kau tidak tau Juniel sudah menunggumu dari tadi dirumah?? Apa kau ti—“ ucapan Eomma Sehun terpotong oleh suara yang diakibatkan oleh dentuman keras yang dilakukan Sehun. Ia menghantam kursi dengan tangannya cukup keras dan bangkit dari duduknya.

 

“Hanya menunggu saja sudah seperti ini??????” Sehun berkata pelan dan menaikkan sebelah alisnya.

 

“APA EOMMA TIDAK MENGERTI EOH???? LUHAN SAAT INI SEDANG SAKIT!! JADI JANGAN BERMAIN-MAIN DENGANKU! AKU SUDAH PERNAH MENGATAKAN BAHWA AKU HANYA MENERIMA PERNIKAHAN INI.. TIDAK LEBIH!! DAN AKU TIDAK PERNAH MAU UNTUK MELAKUKAN HAL BODOH DENGAN JUNIEL ATAUPUN EOMMA!!!” dada Sehun naik turun karena emosi yang ia luapkan.

 

Sehun juga sedikit ngos-ngosan setelah berkata dengan nada tinggi dan penuh emosi terhadap ibunya. Juniel agak takut dan ia menarik dirinya kebelakang ibunya Sehun.

 

Eomma Sehun sudah marah akibat perkataan Sehun barusan.

 

“Kau kurang ajar Sehun—“ Eomma Sehun hendak menampar Sehun damun sebuah tangan menahan pergerakan tangannya.

 

Kris.

 

Kris lah yang menahan pergerakan tangan tersebut. Setelah itu ia melepas tangannya dan menundukkan kepalanya sopan pada nyonya Oh.

 

“Sebagai kalangan orang terpandang. Tak pantas jika anda melakukannya disini. Terlebih lagi kau melakukannya didepan ruangan Luhan” Kris berkata dengan nada sopan kepada Ibu Sehun.

 

Ibu Sehun hanya memalingkan wajahnya karena ia tak bisa mengelak dari perkataan Kris. Perkataan Kris 100% benar. Sebagai orang terpandang seharusnya ia bisa mengkontrol emosinya di tempat umum seperti saat ini.

 

“Siapa kau??” Eomma Sehun bertanya dengan wajah angkuh.

 

“Aku Saudara Luhan.” Kris menjawab singkat.

 

“Jadi kau saudara namja itu???” Eomma Sehun meremehkan.

 

“Dia bernama Luhan. Jangan sebut dia seperti itu” Kris menjawab dengan nada yang sangat menukik.

 

“Entah siapa namanya!! Dia selalu merebut Sehun dariku!” Juniel nyolot.

 

“Kau yang menyita waktuku dengan LUHAN!!” Sehun sedikit meninggikan nada bicaranya.

 

“Aku ingin saudaramu menjauhi anakku mulai sekarang! Sehun akan menikah! Ia harus menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan pernikahannya! Bukan membuang waktu di rumah sakit seperti saat ini!!” Eomma Sehun komat kamit menghadap kearah Krris.

 

“Apa Sehun harus melakukan itu??” Sebuah suara parau dari ambang pintu.

 

Sehun dan Kris segera memalingkan tubuh mereka untuk memastikan apakah benar Luhan yang keluar dari kamarnya.

 

Benar. Luhan tergopoh dan berdiri dengan memegang pintu yang berada didekatnya. Dengan sigap Sehun menghampirinya dan menopang tubuhnya.

 

“YA!! Sehun memang harus melakukan itu.! Bukan menghabiskan waktunya yang berharga disini!” Eomma Sehun menunjuk-nunjuk kearah Luhan.

 

Sehun benar-benar marah. Ia mengepalkan kedua tangannya yang ia gunakan untuk menopang tubuh Luhan. Luhan merasakan hal tersebut dan menggenggam tangan Sehun dan bergeleng. Seolah meredakan emosi Sehun.

 

Kris menarik nafas dalam dan memejamkan matanya kasar. Detik berikutnya Kris menjatuhkan dirinya dihadapan Eomma Sehun. atau lebih tepatnya, Kris berlutut dihadapan Eomma Sehun.

 

“Bisakah kau membiarkan Sehun disini??? Bisakah??? Setelah ia menikah. Kau boleh melarangnya untuk datang kesini” Kris masih menundukkan wajahnya namun suaranya bergetar menahan tangis.

 

“Bisakah Sehun memberikan kenangan indah untuk Luhan??? Bisakah kau untuk tidak melarangnya?” Kris mengangkat wajahnya. Dan setetes air mata mengalir manis dari pelupuk matanya.

 

Luhan menangis. Ia menangis mendengar perkataan Kris. Menangis akibat perlakuan Kris hanya untuknya. Menangis karena masih ada yang peduli dengannya.

 

“Eomma...” Sehun bergumam.

 

Eomma Sehun berubah menjadi gugup. Ia merasa kasihan dengan Luhan. Dari perkataan Kris barusan. Dapat disimpulkan bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Ia bahkan menggigit bibir bawahnya. Ia bingung.

 

“Baiklah! Jika Sehun sudah menikah. Aku sendiri yang akan melarangnya!” Juniel cemberut seketika mendengar ucapan Eomma Sehun.

 

Kris bangkit dari posisinya. “Terima Kasih banyak.” Kris menundukkan tubuhnya 90 derajat untuk waktu yang cukup lama.

.

.

.

.

.

.

-skipday-

 

Sudah sebulan setelah kejadian itu. Kejadian dimana eomma Sehun datang kerumah sakit. Keadaan Luhan semakin memburuk saja. Diagnosa tentang umurnya yang mencapai 4 bulan saja akan susah untuk ia gapai. Terlebih lagi. Sehun akan menikah 2 minggu lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

 

Lebih tepatnya sekitar 3 Hari lagi.

 

Sehun tak bisa melakukan apa-apa. Ia sempat memberontak terhadap keputusan orang tuanya yang secara sepihak memutuskannya. Namun apa daya. Sehun tak didengar.

.

 .

.

.

.

.

“Hanya 3 hari ini kau boleh kerumah sakit Oh Sehun!!” Eomma Sehun berkata saat Sehun hendak meninggalkan rumah.

 

Sehun menghentikan langkahnya. Dan berbalik menghadap kedua orang tuanya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

 

“AKU BERSUMPAH! KALIAN AKAN MENDAPAT BALASANNYA!” Sehun berbicara penuh emosi.

 

“Bicara apa kau ini?” Ayah Sehun memandang Sehun remeh.

 

“Tuhan akan membalas kalian. Kalian terlalu kejam! Kalian selalu saja bertindak seenaknya! Tuhan juga bisa melakukan hal yang tidak kalian kira!” Sehun berkata lirih dan ia beranjak meninggalkan rumah.

 

“Memangnya Tuhan bisa menyembuhkan pacarmu itu?? HAHAHA jangan mengada-ngada Oh Sehun!!” Sehun menggenggam tangannya geram. Ia benar-benar membenci Ayahnya. Ditambah lagi dengan perkataan ayahnya barusan.

.

.

.

.

.

.

Sesampainya dirumah sakit. Ternyata Luhan belum bangun dari tidurnya. Sehun duduk di sisi samping ranjang. Ia memandangi wajah Luhan yang sedang beristirahat. Polos. Wajahnya polos. Sehun mengulurkan tangannya untuk mengusap wajah Luhan yang sudah berubah menjadi tirus.

 

Kening.

 

Pelipis.

 

Pipi.

 

Mata.

 

Hidung.

 

Dan Sehun berhenti di bibir Luhan.

 

Setetes air mata mengalir dari pelupuk mata Sehun. ia menarik tangannya dan beralih menggenggam tangan Luhan erat. Ia menenggelamkan tangannya disana. Sehun menangis disana. Karena Sehun menangis cukup keras. Luhan pun terbangun dari tidurnya.

 

Wajah Luhan tak lagi cerah. Wajah pucat telah menggantikan wajah cerahnya. Rambut yang rontok dalam jumlah yang banyak sudah menjadi suatu hal yang biasa. Dan tubuh Luhan yang semakin menciut.

 

“Sehun-ah. Kau kenapa?” Luhan bertanya serak.

 

Sehun mengangkat wajahnya. Ia semakin menangis saat melihat Luhan yang tengah tersenyum padanya.

Sehun benci dirinya. Dimana ialah yang seharusnya menguatkan Luhan. Namun ialah yang menangis saat ini.

Tapi emosi tidak bisa dikontrol bukan? Sehun menangis sesuai dengan keadaan hatinya.

 

Melihat Sehun yang tidak berhenti menangis dan tidak menjawab pertanyaan yang ia ajukan. Luhan pun hanya mengusap punggung Sehun. sementara Sehun terus menangis disana.

 

“Keluarkan saja semuanya” Luhan berkata lirih. Sedangkan Sehun menangis semakin kencang.

..

.

.

.

-To Be Continued-

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mahava #1
Chapter 9: omg aku nangis T.T terharu bgt waktu bagiannya kris yg sampeberlutut di hadapan mamanya sehun, yaampun T.T
hunhan jjang :")
ReLif_53 #2
Chapter 5: Huueee.. Luhann., malang sekali nasibmu nakk..
Sehuunn.. Pleasee, jangan tinggalkan lulu.. :( aaarrrrgghh... pengen q cekek tu si yeoja genit sama ibunya sehunn.. ;>
ReLif_53 #3
Chapter 4: Luhan udah tau ya soal oemmanya sehun yg gak setuju sama hub mereka.. Waktu sehun ngomong sama baek itu loh..
Dan kyanya luhan berencana utuk ngelepas sehun kya di prolog.. #sotoy
ReLif_53 #4
Chapter 3: Tuuu.. Kaann luhannya sakitt..
Terus emaknya sehun kagak setuju..
ReLif_53 #5
Chapter 2: Bener2 tragis kisah hidupnya lulu.. Untung sehun datang dan mencairkan kutub es yg ada didiri luhan.. Penasaran apa jangan2 ntar oemmanya sehun itu oemmanya luhan? Atau mungkin ntar lu2nya sakit..
ReLif_53 #6
Chapter 1: Kerreenn.. Luhannya dingin bangeett.. Terus kenapa dia gak mau bersosialisasi..