Chapter 3

Our Eternal Love

Before :

 

 

“Apa kabar” Seorang namja menyapa Luhan sopan.

 

 

“Kris? Bagaimana bisa kau mendapatkan namja semanis ini?” Luhan bertanya pada Kris. Sedangkan yang ditanya maalah senyum-senyum malu. Sama dengan halnya Tao. Namja yang menyapanya tadi.

 

Tiba-tiba pintu toko terbuka dan mengalihkan pandangan ke-3 namja di dalamnya.

 

 

“Sehun-ah?” Luhan tersenyum. Begitu pula Kris yang melihat hyungnya. Dia sangat senang melihat hyungnya yang mulai bisa untuk bersosialisasi..

 

 

“Aku membawa teman-temanku Lu~”

.

.

 

.

Eternal Love

.

Cast : Just HunHan Focus! And maybe the other Cameo and Couple

Genre : Romance. Angst. Hurt. Drama.

Rated : Teen, Safe(?), Pg 15

Lenght : Chaptered

.

.

Warning : Shounen ai, BL, , OOC, Gaje, Kependekan, and Typo(s).

Disclaimer : Cerita ini 100% hasil pemikiran saya. Saya Cuma pinjem nama doang sama sooman.

.

.

WARNING!!! HERE!!

.

 

"Sehun-ah?" Luhan tersenyum. Begitu pula Kris yang melihat hyungnya. Dia sangat senang melihat hyungnya yang mulai bisa untuk bersosialisasi..

 

"Aku membawa teman-temanku Lu~" Sehun masuk dan diikuti 4 orang yang tidak Luhan kenali.

 

“WAH! Kau Sehun yang kemarin kan? Apa mereka teman-temanmu? Apa kalian akan bermain disini? Kalian baik sekaliii” Kris yang entah kerasukan setan apa mengoceh sendiri.

 

Ya. Tidak heran Kris seperti itu. Ia sangat senang dengan keadaan saudaranya yang membaik secara drastis.

 

“Apa dia yang bernama Sehun? Kok gak cantik. Malah serem!” Kai bertanya dengan begonya pake suara kayak toak yang sudah pasti didengar oleh orang yang ia pandangi.

 

Kris yang merasa dihina(?) menghampiri Kai. “Kalau aku seram kamu apaan coba? Lagi pula yang namanya Luhan memang bukan aku! Dasar pabo!” Kris menatap Kai.

 

“MWO?? Pabo??? Eh??? Bukan Luhan? Jadi, yang namanya Luhan yang mana?”Sumpah. saat ini Sehun menahan agar tidak memakan Kai hidup-hidup.

 

“Apa kabar. Saya yang bernama Luhan.” Luhan menunduk kecil sambil terkekeh yang melihat ekspresi cengo ke-4 teman Sehun yang edannya kelewat edan.

 

Setelah selesai dengan acara bengongnya. Mereka pun memperkenalkan diri satu-satu. Setelah itu mereka memujuk Luhan untuk mengajak mereka semua berkeliling.

 

Begitu juga dengan Tao yang ingin ikut. Tao bahkan akrab dengan cepat.

Kris dan Sehun?? Mereka sedang berada diluar toko. Tepatnya duduk sambil meneguk soda yang dibelikan Kris barusan.

 

“Kau hebat Sehun-ah” Kris tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya terhadap jalan raya didepannya.

 

“Kau harus membuat Luhan melupakan masa lalunya. Kumohon.” Kris menatap  Sehun dalam.

 

“Aku juga berusaha melakukan itu Kris. Aku tau dia sangat menderita karena masa lalunya. Aku tidak suka

melihat orang yang aku sayang menderita seperti itu.” Sehun meneguk sodanya kembali.

 

“Baguslah. Sungguh aku benar-benar merelakannya padamu. Kau orang pertama yang dapat membuatnya terbuka seperti itu. Kau benar-benar malaikat yang dititipan Tuhan padanya.” Kris membuang Kaleng minumannya yang sudah habis.

 

“Aku rasa itu terlalu berlebihan.” Sehun mengusap tengkuknya.

 

“haha benarkah? Bagaimana kalau kita kedalam saja? Sepertinya mereka sudah selesai berkeliling. Toko ini kan tidak besar.” Kris berdiri dari duduknya. Dan diikuti oleh Sehun dibelakangnya.

 

“Luhanie~ besok aku kesini lagi yaaa. Aku bisa kok temenin kamu jaga toko! Aku tertarik dengan bunga-bunga yang kau jelaskan tadi~ aku ingin mencoba merawat mereka~” Baekhyun merengek didepan Luhan.

 

“MWO??? Sayang~ kalau kau menjaga toko ini bersama Luhan. Kapan kita akan berduaan???” Chanyeol shock mendengar keinginan Baekhyun.

 

“YA!! Kau ikut saja kesini pabo! Lagipula aku bosan kalau tiap pulang dari kampus hanya berdiam diri dengan kau saja Chanyeol-ah.” Baekhyun menggerutu.

 

“Tapi toko ini tidak terlalu ramai Baekhyun-ah.” Luhan menyahut.

 

“Lagipula Sehun juga bisa membantu Luhan kan? Jadi kau tidak perlu melakukannya Baekkie~!!” Chanyeol makin shock.

 

“Tidak! Aku akan tetap kesini lagi! Week” Baekhyun menjulurkan lidahnya pada chanyeol.

 

“Aku juga ingin menemani Luhan. Aku tidak ada kerjaan selain berdiam diri dirumah. Lagi pula semakin ramai akan semakin asyik kan?” Tao ikut-ikutan.

 

“Hueeee. Aku juga mau ikuut. Tapi aku sudah pasti tidak bisa~ aku harus menemani ibuku menjaga butik miliknya” D.O kesal.

 

“baiklah. Kalau kalian mau berkunjung kemari, silahkan saja” Luhan menyahut dengan senyuman. Sungguh membuat Sehun yang baru memasuki toko terhipnotis oleh senyuman itu. Indah. Sungguh indah.

.

.

.

.

Sekarang mereka telah menutup toko bunga tersebut. D.O pulang dengan mobil BMW milik Kai. Baekhyun pulang dengan mobil sport putih milik Chanyeol. Dan Kris pergi mengantar Tao dengan mobil sport merah miliknya. Dan Kris menitipkan Luhan pada Sehun. Akhirnya Sehun mengantar Luhan dengan mobil miliknya.

Saat diperjalanan sempat terjadi keheningan. Namun Sehun memulai obroln tak lama kemudian.

 

“Lu.. kenapa toko bunga milikmu memiliki nama seperti itu?” Sehun bertanya tanpa mengalihkan pandangannya terhadap jala raya di depan.

 

“Fate. Fate berarti takdir. Aku memberi nama seperti itu karena aku terlalu membenci apa yang namanya takdir. Aku berharap takdir yang aku miliki sama indahnya dengan bunga-bunga yang berada disana.” Luhan menjelaskan.

 

“Oh, arraseo.”

.

.

.

.

Hening melanda hingga mobil sport hitam Sehun berhenti tepat di halaman sebuah rumah sederhana. Dan Sehun pun turun dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Luhan.

 

“Ini rumahmu dan Kris?” Sehun bertanya.

 

“Eum. Kau mau masuk?” Luhan bertanya.

 

“Tidak kurasa.” Sehun menjawab.

 

“Baiklah. Aku masuk dulu.” Luhan hendak beranjak meninggalkan Sehun.

 

Namun,..

.

.

Grep.

 

Sehun memeluk Luhan dari belakang. Hangat. Masih sama hangatnya dengan pelukan pertama yang Sehun berikan padanya beberapa waktu lalu.

 

“K-kau k-kenapa Sehun-ah?” Luhan gugup.

 

Sehun tak menjawab. Ia malah mempererat pelukannya.

 

“Apa kau sakit?” Luhan bertanya untuk kedua kalinya.

 

“Lu.. Aku ingin penderitaanmu mengalir padaku dengan pelukan ini. Agar kau tidak menderita lagi.” Sehun bergumam tepat dibelakang tengkuk Luhan.

 

Luhan terdiam. Ia dapat merasakan hembusan nafas milik Sehun. Hangat.

 

“Lu.” Sehun bergumam.

 

"Eum"

 

“Saranghae” Sehun berbisik.

.

.

Deg

 

Jantung Luhan serasa terhenti mendengar perkataan itu. Apa seperti ini rasanya Cinta? Seindah ini kah?

 

Sehangat ini kah?

.

.

Tes.

 

 Air mata Luhan menetes. Ia sedikit terisak. Luhan tak berhenti berkutat dengan pikirannya. tubuhnya langsung menghangat saat Sehun mengatakan hal itu. Bahagia. Ia bahagia saat ini.

 

Sehun mendengar isakan Luhan. “Kau tidak apa-apa Luhan~? Sehun melepaskan dekapannya. Dan membalikkan tubuh Luhan. Luhan menangis.

 

“Kau kenapa Lu?” Sehun panik.

 

“Apa kau sedih? Kau tidak menyukaiku? Tidak apa-apa lu.” Sehun melanjutkan.

 

Luhan semakin terisak dan ia memeluk tubuh Sehun erat. Ia meluapkan semuanya disana. Lega. Hangat. Dan tenang. Itu yang Luhan rasakan.

 

“Lu. Jangan membuatku panik” Sehun mengelus pungung Luhan.

 

“hiks. Bukan begitu hiks.. bukannya hiks.. hiks.. aku tidak menyukaimu. Hiks” Luhan masih terisak.

 

“Sudahlah lu. Tenangkan dirimu dulu oke?” Sehun mendekap Luhan lebih erat.

 

Setelah Luhan sudah tenang. Ia mengangkat wajahnya untuk menatap Sehun.

 

“Maafkan aku.” Luhan menunduk.

 

“Seharusnya aku tidak menangis seperti itu dihadapanmu.” Luhan melanjutkan.

 

“Sudahlah. Tidak papa. Maaf aku membuatmu shock dengan pernyataanku tadi” Sehun mengelus surai milik Luhan.

 

“Apa kau bersungguh-sungguh tentang hal itu Sehun-ah?” Luhan bertanya.

 

“eum. Aku bersungguh-sungguh Luhanie~” Sehun menganggukkan kepalanya.

 

Luhan kembali memeluk Sehun. Membuat Sehun membelalakkan matanya.

 

“Nado. Nado saranghae Sehun-ah” Luhan berkata pelan dibalik pelukannya. Namun masih terdengar jelas ditelinga Sehun.

 

“MWO???” Sehun sedikit memekik dan menarik Luhan dari pelukannya.

 

Luhan hanya menggangguk malu.

 

“Berarti. Sekarang kita sepasang kekasih Lu~” Sehun menatap manik mata Luhan.

 

Namun semua kesenangan itu hilang seketika saat Sehun melihat darah segar mengalir keluar dari hidung Luhan.

 

“L-luhanie~ apa kau sakit sayang? Kau berdarah. Hidungmu berdarah.” Sehun mendekat dan mengeluatkan sapu tangan miliknya. Dan mengelap darah tersebut.

 

“Mungkin aku hanya kelelahan Sehunie~” Luhan meraih sapu tangan Sehun. Dan membersihkan hidungnya lagi.

 

“Kau harus beristirahat. Aku tidak akan tenang jika terjadi sesuatu denganmu” Sehun menatap Luhan.

 

Ternyata Kris sudah pulang mobilnya baru saja memasuki halaman rumah tersebut. Tak lama kemudian Kris keluar dari dalam mobilnya.

 

“Sehun! Kau belum pulang?” Kris bertanya pada Sehun.

 

“Aku harus menunggu sampai saudara kekasihku pulang. Baru aku bisa meninggalkan kekasihku disini. Tidak mungkin aku meninggalkannya sendirian kan?” Sehun berbicara sambil mengeluarkan smirknya.

 

“MWO??? Kekasih??? Aigooo.. perkembangan kalian terlalu cepat!” Kris memekik. Sedangkan Luhan sudah tertunduk malu.

 

“hehe, yasudah aku pulang dulu ya. Selamat malam Kris. Dan kau...” Sehun beralih pada Luhan.

.

.

Cup~

 

Sehun mencium kening Luhan.

 

“—selamat malam sayang~” Sehun beranjak menuju mobil miliknya. Meninggalkan Luhan yang kini telh memiliki semburat merah di pipinya.

.

.

.

.

Sekarang Sehun sudah selesai mandi. Ia sudah berada di atas ranjang king size miliknya. Ia masih menerawang kejadian barusan. Yang terjadi antara ia dan Eommanya.

.

.

-Flashback on-

 

 

“Eomma! Aku sudah punya pacar!” Sehun memeluk ibunya.

 

 

“jinjja??? Seperti apa dia? Apa dia bersekolah denganmu?” Eommanya antusias.

 

 

“Ia lebih tua dariku”

 

 

“Apa dia cantik????” Eommanya semakin antusias.

 

 

“Sangaaaat cantik!”

 

 

“UAAA akhirnya anak eomma menemukan yeoja yang tepat!” Eommanya memekik.

 

 

“Yeoja? Aku tidak pernah bilang ia yeoja eomma”

 

 

“Maksudmu?”

 

 

“ia namja. Seorang namja”

 

 

“MWO??? Apa-apaan kau Sehun! Kau mau menjelekkan nama keluarga ini eoh? Apa kau sudah tidak waras?”

 

 

“tapi ku sangat mencintainya eomma” Sehun memelas.

 

 

“TIDAK! Sampai kapanpun! Eomma tidak akan menyetujuinya. Dan eomma akan mencarikan yeoja yang tepat untukmu! Bukan seorang NAMJA!!” Eommanya meninggal kan Sehun sendiri di sana.

 

Remuk. Hati sehun benar-benar remuk. Ia tak tau harus bagaimana.

 

 

-Flashback of-

.

.

.

.

Sehun tersadar. Seakan teringat sesuatu. Ia meraih handpone miliknya. Dan mengirim sebuah massage.

 

To : Luhanie~

 

Sayang. Apa kau sudah tidur?

 

Sehun tersenyum saat mendapatkan balasan dari Luhan.

 

From : Luhanie~

 

Sehun? Darimana kau mendapatkan nomorku?

 

Aku belum tidur. Aku hanya berbaring di ranjang.

 

Sehun langsung membalas massage tersebut dengan cepat kilat.

 

To : Luhanie~

 

Dari Kris. Kenapa belum tidur? Masih memikirkanku? Sebaiknya kau beristirahat sayang~. Jalja. Kau harus tidur sekarang juga.

 

Sehun tersenyum dan ia merubah posisinya dan menarik selimutnya. Ia berharap setelah ia tidur. Ia akan tau apa yang harus ia lakukan.

.

.

.

.

Luhan tersenyum saat melihat massage yang baru saja masuk.

 

From : Sehun

Dari Kris. Kenapa belum tidur? Masih memikirkanku? Sebaiknya kau beristirahat sayang~. Jalja. Kau harus tidur sekarang juga.

 

Luhan meletakkan handponenya di meja kakas dekat ranjang miliknya. Dan baru saja ia menarik selimut putih miliknya namun.

.

.

Tes

 

Darah segar kembali keluar dari hidungnya. Tepat terjatuh di selimut putih miliknya.

 

“Sial!” Luhan mengumpat pelan. Lalu ia beranjak ke kamar mandi.

 

“Aku rasa aku benar-benar butuh istirahat.” Gumamnya pelan.

.

.

.

.

Baekhyun dan Tao sedang berada di toko Luhan. Membantu Luhan mulai dari menyirami bunga, mamindahkan pot-pot. Belajar merangkai bunga. Dan lain-lainnya.

 

“Lu..” tiba-tiba Sehun datang dan memeluk Luhan.

 

“eo?” Luhan membalikkan tubuhnya. Saat didaptai bahwa orang tersebut adalah Sehun. Ia langsung tersenyum.

 

“kau Sakit Lu? Wajahmu pucat sekali” Sehun sedikit memekik sembari menangkup wajah Luhan.

 

Mendengar hal tersebut, Baekhyun dan Tao menghampiri Sehun dan Luhan.

 

“Yaampun Lu~ sebaiknya kau pergi kerumah sakit sekarang. Aku akan menelpon Kris.” Tao bergegas mengeluarkan Handpone milikna,

 

“Tidak usah T—“ Luhan pingsan.

 

Sehun yang panik langsung menggendong Luhan ala bridal style. Dan membawanya kerumah sakit dengan mobil miliknya bersama Baekhyun.

 

“Aku menutup toko dulu. Sebentar lagi kris akan datang menjemputku” Tao menjelaskan pada Sehun. Dan Sehun langsung membawa Luhan pergi ke rumah sakit.

 

Sesampainya di rumah sakit. Luhan langsung dibawa ke ruang UGD. Sesaat kemudian Kris datang bersama Tao.

 

“Dimana Luhan?” Kris bertanya dengan tergesa-gesa.

 

“Ia di ruang UGD” Sehun menjawab.

 

Akhirnya mereka menunggu. Menunggu informasi yang akan diberikan pada mereka nantinya. Setelah menunggu sekitar 15 menit. Seorang dokter keluar dari ruang UGD tempat dimana Luhan berada.

 

“Siapa keluarganya?”

 

“saya dok”

 

“ikut dengan saya sebentar”

 

Kris pun mengangguk dan membuntuti dokter tersebut ke ruangannya.

 

Sementara Sehun sekarang sedang memandangi Luhan yang sedang terbarin di ruang UGD melalui kaca pada pintu masuk ruang UGD.

 

“Lu. Cepatlah pulih. Jangan membuatku khawatir seperti ini sayang” Sehun berkata lirih. Baekhyun yang melihatnya hanya menenangkan temannya terebut.

.

.

.

.

 “Kita harus mengadakan beberapa tes terhadap pasien bernama Luhan.”

 

“memangnya apa yang terjadi dengan saudara saya dok?”

 

“Saya curiga bahwa ia mengidap kanker darah akut” Dokter menatap manik mata Kris dalam.

 

“Semua gejala sudah saya temukan padanya. Dan untuk lebih memastikannya. Kita harus melakukan tes lanjutan.”

 

Wajah Kris memucat saat keluar dari ruangan dokter. Ia tak tau harus melakukan apa. Kris bersandar pada dinding rumah sakit dan terus merosot hingga posisinya saat ini terduduk di lantai.

.

.

Tes

 

Air mata Kris sudah menetes.

 

“Lu~ kenapa kau selalu menderita. Kau bahkan baru menemui titik terang dalam hidupmu” Kris bergumam pelan dalam tangisannya.

 

-To Be Continued-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mahava #1
Chapter 9: omg aku nangis T.T terharu bgt waktu bagiannya kris yg sampeberlutut di hadapan mamanya sehun, yaampun T.T
hunhan jjang :")
ReLif_53 #2
Chapter 5: Huueee.. Luhann., malang sekali nasibmu nakk..
Sehuunn.. Pleasee, jangan tinggalkan lulu.. :( aaarrrrgghh... pengen q cekek tu si yeoja genit sama ibunya sehunn.. ;>
ReLif_53 #3
Chapter 4: Luhan udah tau ya soal oemmanya sehun yg gak setuju sama hub mereka.. Waktu sehun ngomong sama baek itu loh..
Dan kyanya luhan berencana utuk ngelepas sehun kya di prolog.. #sotoy
ReLif_53 #4
Chapter 3: Tuuu.. Kaann luhannya sakitt..
Terus emaknya sehun kagak setuju..
ReLif_53 #5
Chapter 2: Bener2 tragis kisah hidupnya lulu.. Untung sehun datang dan mencairkan kutub es yg ada didiri luhan.. Penasaran apa jangan2 ntar oemmanya sehun itu oemmanya luhan? Atau mungkin ntar lu2nya sakit..
ReLif_53 #6
Chapter 1: Kerreenn.. Luhannya dingin bangeett.. Terus kenapa dia gak mau bersosialisasi..