Chapter 5

Our Eternal Love

Before :

“Sudah kubilang jauhi namja itu!!” Eomma Sehun sedikit memekik pada anaknya yangt baru menaiki tangga.

 

“Tidak akan Eomma!!” Sehun berbalik.

 

Eomma sudah menjodohkanmu dengan teman Eomma! Dan besok kau harus menemuinya. Eomma tidak mau tau!” Eomma Sehun berkata seraya meninggalkan anaknya.

 

“MWO??? Menjodohkan??? Eomma!!!!!” Sehun berteriak pada eommanya yang telah meninggalkannya.

 

Sehun pun menaiki tangga dengan menghentakkan kakinya kuat-kuat. Kesal!! Ia benar-benar kesal!!! Bagaimana mungkin eommanya melakukan sesuatu bahkan tanpa persetujuannya??

Sehun menghempaskan tubuhnya di ranjang king size miliknya.

 

“Lu~ Sekarang kita harus bagaimana??”

 

 

 

Eternal Love

.

Cast : Just HunHan Focus! And maybe the other Cameo and Couple

Genre : Romance. Angst. Hurt. Drama.

Rated : Teen, Safe(?), Pg 15

Lenght : Chaptered

.

.

Warning : Shounen ai, BL, , OOC, Gaje, Kependekan, and Typo(s).

Disclaimer : Cerita ini 100% hasil pemikiran saya. Saya Cuma pinjem nama doang sama sooman.

.

.

WARNING!!! HERE!!

.

.

Pagi. Ya, sekarang sudah pagi. Sehun sudah rapi dengan pakaiannya. Ia pun turun untuk mengikuti acara rutin. Yaitu sarapan bersama keluarga.

 

Sesampainya diruang makan dengan meja yang panjang. Hanya ada Eommanya dan beberapa maid disana. Sarapan keluarga? Damn it! Ini hanya makan berdua. Dan jaral mereka dari ujung meja ke ujung meja yang lain. Seakan-akan hanya makan sarapan seorang diri.

Sehun mulai menatap sarapan super mewah. Dan baru saja ia memilih makanan yang kan ia makan. Eommanya sudah membuka percakapan menyedihkan.

 

“pukul  3 sore di Rose kafe. Eomma akan menunggumu disana. Jika kau tak datang. Kau akan dapat akibatnya. Kau mengerti???”

 

Sehun mendengus kesal. Ia membanting sendok dan sumpit yang berada di keduat tangannya.

 

“Aku pergi dulu!” Sehun berlalu begitu saja. Selera makannya seperti disedot oleh kalimat tadi.

Sehun segera melaju dengan mobil hitam miliknya menuju rumah sakit. Rumah sakit?? Ya. Sekarang masih terlalu pagi intuk pergi ke kampus. Sehun memutuskan untuk melihat keadaan Luhan terlebih dahulu.

.

.

.

.

 “Lu~~” Sehun memeluk Luhan yang tengah menatap keluar jendela.

 

“Pagi sekali kau kemari.” Luhan mengelus wajah Sehun yang berada di bahunya.

 

“Aku merindukanmu~~” Luhan terkekeh.

 

“Baru kemarin kita bertemu Sehun-ah”

 

“Aku tidak bohong kok!”

 

“OO yaa??” Luhan membalikkan tubuhnya.

 

Sehun memeluk Luhan. Luhan sedikit terkejut. Namun sedetik kemudian ia mengelus puggung bidang milik Sehun.

 

“Lu~~”

 

“Eumm”

 

“Ada sesuatu yang menggangguku.”

 

“Apa itu?” Luhan masih mengelus punggung Sehun.

 

“Ibuku” Sehun berkata lirih.

 

Luhan  berhentti mengelus punggung Sehun. Luhan terdiam.

.

.

.

.

Merasa tak didengar. Sehun pun melepas pelukannya dan menatap Luhan yang membeku.

 

“Lu~”

 

“Aku tau Sehun-ah” Luhan menatap Sehun sendu.

 

“Kau tau?”

 

“Eumm. Ibumu melarang hubungan kita? Sebenarnya ini menggangguku juga. Namun, setelah kupikir. Lebih baik kita jalani saja. Bagaimana?”

 

“Lu~~ Saranghae” Sehun memeluk Luhan.

 

Nado~”

 

Pintu yang awalnya terbuka. Kini tertutup perlahan. Kris menutup pintu tersebut.

 

“Tuhan. Apakah kau harus menyiksanya lagi? Setelah ia mendapatkan hidupnya?” Kris bergumam hingga meneteskan air matanya. Ia tak sanggup.

.

.

.

.

 “Jika kau tidak datang. Aku akan pergi menemui namja itu dan mengatakan padanya untuk menjauhimu!”

 

“Sial!!!” Sehun mengumpat. Seandainya Eommanya tidak mengancamnya seperti itu. Maka sekarang ia tak harus pergi ke tempat dimana eommanya akan memperkenalkannya pada orang yang dijodohkan dengannya.

 

“Dijodohkan??? Menjijikkan!” Sehun masih mengumpat saat keluar dari mobilnya.

 

Rose Kafe. Tempat pilihan ibunya. Sehun melangkahkan kakinya. Berat. Sungguh ia merasa kakinya jauh lebih berat dari biasanya.

 

“Ahh itu dia! Sehun-ah kemari!” Sehun dapat melihat eommanya melambai dengan senyuman mengerikan.

 

Sehun pun pergi kearah diamana Eommanya duduk dengan dua yeoja yang membelakanginya.

Setelah sampai di meja tersebut. Ia menundukkan tubuhnya sedikit. Lalu melihat kearah dua yeoja itu. Sehun sukses membelalakkan matanya.

 

“Kau???”

 

Annyeong Oppa!! Sudah lama tidak bertemu. Aku senang orang yang dijodohkan denganku adalah kau oppa!

 

Jujur saja. Aku masih sangat menyukaimu oppa!” seorang yeoja berhambur kearah Sehun dan memeluknya.

 

MWO???” Sehun berteriak sembari melepas pelukan paksa dari yeoja itu.

.

.

.

.

 

“Sehun-ah. Kau harus lebih sopan dong! Dia kan calon istrimu sayang” Eomma Sehun cengir.

 

“Ne Oppa!! Dulu kan kau lembut sekali padaku Oppa!” Yeoja itu masih bergelayut di lengan Sehun.

 

“Juniel-ah. Itu dulu.” Sehun berkata lembut sembari dengan perlahan melepas rangkulan Juniel di lengannya.

 

“Sama saja kan?” Juniel menatap Sehun kesal.

 

“Sudahlah. Kalian bisa bernostalgia lain kali. Sekarang kita duduk dulu.” Eomma Juniel ambil suara.

 

Setelah Sehun dengan terpaksa ikut duduk. Mereka pun memulai perbincangan konyol yang sempat membuat Sehun mual seketika. Bagaimana mungkin Eommanya menjodohkannya dengan mantan kekasihnya? Juniel memang pernah menjadi kekasihnya. Itupun hanya Sehun tak tega menolak Juniel. Ia sudah menganggap Juniel seperti adik kandungnya.

 

Untuk kasus sebelumnya dimana ia harus menerima Juniel sebagai kekasihnya tak sebanding dengan keadaan sekarang. Sekarang ia harus menganggap Juniel sebagai Istrinya??? Oh tuhan!! Sungguh Sehun lebih suka dikatakan Gay bersama Luhan daripada ia masih normal dengan Juniel.

 

“Kau setuju kan Sehun???” Eomma Juniel menatap Sehun. Sedangkan Sehun  masih berkutat dengan pikirannya yang sedang demo akibat perjodohan konyol ini.

 

Oppa!” Juniel memekik sedikit. Namun Sehun masih tak bergeming.

 

Akhirnya Eomma Sehun yang berada tepat disebelahnya mengambil tindakan berupa menyenggol tubuh Sehun.

Sehun pun mendelik terkejut akibat senggolan Eommanya itu.

 

Wae??” Sehun bertanya dengan polosnya.

 

“Kau setuju dengan semua ini kan??” Eomma Juniel kembali bicara.

 

“Setuju? Apanya?” Sehun menaikkan sebelah alisnya.

 

“Setuju dengan pernikahan kita oppa!” Juniel senyam senyum gak jelas.

 

MWO???” Sehun memekik.

.

.

.

.

.

Luhan sekarang sedang terbaring di ranjang rumah sakit yang sangat keras dan tak nyaman. Menunggu kedatangan Sehun sebelum ia keluar dari rumah sakit ini. Kris sedang mengurus kepulangannya sore ini. Jadi ia sedang sendiri.

 

“Luhan-ssi. Kami akan mengambil sample darahmu sekarang.” Tiba-tiba salah satu dari dua orang perawat yang memasuki ruangannya berbicara.

 

“Sample?” Luhan memicingkan alisnya.

 

“Eum.. sebelum anda pulang. Kami harus melakukan penelitian pada sample darah anda untuk mengetahui beberapa kepastian tentang kondisi anda saat ini. ” Suster lainnya menyahut lembut.

 

Luhan tak menyahut lagi. Setelah sample darahnya diambil, kedua suster itu pun meninggalkan Luhan.

 

“Keadaanku? Apa yang Kris sembunyikan dariku?” Luhan yang sedang duduk di atas ranjang pun menatap kearah jendela.

 

“Apakah Tuhan akan memberikanku takdir yang kejam?? Sebenci itukah Kau??” Luhan bergumam dalam pandangan kosongnya kearah luar jendela.

.

.

.

.

.

Akhirnya Sehun lepas dari perbincangan gila itu. Namun lebih gilanya adalaaah Eommanya telah menetapkan pernikahannya dan Juniel yang akan diselenggarakan 4 bulan lagi. Oh Tuhan. Sehun sangat ingin menentangnya. Namun Eommanya telah membawa namaAppanya yang berada diluar negeri saat ini. Jika appa ikut campur. Masalah akan lebih berat.

 

Lagipula Sehun masih memikirkan keadaan Eommanya yang memiliki penyakit jantung. Jika ia melakukan sesuatu yang gila. Mungkin saja Eommanya akan langsung dimakamkan.

 

Setelah Sehun mengantarkan Eommanya pulang. Ia langsung membanting stir mobilnya kearah rumah sakit tempat Luhan dirawat.

 

Setelah sampai di rumah sakit tersebut. Sehun langsung menuju kekamar Luhan. Namun yang ia dapati adalah kamar yang rapi tanpa berpenghuni. Dengan panik Sehun langsung bertanya pada bidang informasi pasien. Setelah ia mengetahui bahwa Luhan baru saja diperbolehkan pulang sore tadi.

Dengan tergesa-gesa Sehun kembali membanting stir mobilnya kearah rumah Luhan.

.

.

.

.

.

Setelah Kris membereskan barang barang milik Luhan. Ia mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah dimana Luhan sedang duduk disana.

 

“Kris-ah” Luhan memulai percakapan.

 

“Eum.. Wae Lu~?” Kris menegakkan tubuhnya.

 

“Apa ada yang kau sembunyikan dariku?” Luhan berbicara tanpa menatap Kris

 

“Eoh??? Apa maksudmu Lu??? Tentu saja tidak ada! Ahaha” Kris tertawa garing sembari mengelus tengkuknya asal.

 

“Kau tak bis berbohong padaku WU YI FAN!!!” Luhan berteriak namun terhisak setelahnya.

Tubuhnya terduduk dilantai. Ia menangis disana.

 

“Apa benar aku terkena penyakit kanker Kris??? Apa itu benar??? Itu tidak benar kan???? Dokter hanya bercanda kan Kris??? Itu hanya prediksi semata kan??? KATAKAN PADAKU KRIS!!” Luhan mengguncang tubuh Kris dengan air mata masih mengalir dengan derasnya.

 

Kris hanya terdiam membeku disana. Ia hanya terduduk diam dihadapan Luhan. Ia tak tau harus menjawab apa. Ia tak tau harus melakukan apa. Ia sungguh tak sanggup melihat Luhan yang seperti ini.

 

Disisi lain.

.

.

.

Tes.

 

Tetesan air mata mengalir dalam diam. Mengalir dari manik mata milik seseorang namja di ambang pintu.

 

“Lu~”

.

.

.

.

.

 

Setelah Luhan menangis sejadi-jadinya dan Kris yang masih tertegun ditempatnya. Akhirnya Kris membuka percakapan diantara mereka.

 

“Darimana kau tau Lu???”

 

Luhan menceritakan apa yang ia dengar tadi siang di rumah sakit dengan isakan.

 

-Flashback on –

 

Setelah sample darah Luhan diambil. Bekas tusukan jarum yang tertinggal di pembuluh Luhan sedikit membengkak. Luhan pun pergi keluar untuk mencari Dokter, perawat ataupun Kris.

 

Setelah berjalan di lorong-lorong rumah sakit. Ia menemukan ruangan dokter Kim Kibum. Ia ingat bahwa dokter irulah yang bertanggung jawab tentang keadaanya. Baru saja Luhan akan mengetuk pintu tersebut, namun teralihkan dengan sesuatu yang ia dengar.

 

“Kris-ssi. Hasil testnya mungkin akan keluar 2 atau 3 hari dari sekarang.”

 

“Saya mengerti dok. Nanti biar saya yang mengambil hasil test tersebut. Aku tidak ingin jika benar Luhan mengidap kanker dan dia harus membaca hasil test tersebut nantinya.”

 

“Saya mengerti”

 

“Baiklah terima kasih banyak. Aku berharap besar dengan test tersebut.”

 

“Saya mengerti kondisi anda”

 

Karena mendengar derap kaki Kris yang akan keluar dari ruangan tersebut. Luhan segera melarikan diri menuju toilet yang tak jauh dari sana.

 

“K-Kanker?? Test?? Apa-apan itu??”

 

-Flashback of-

 

Setelah Luhan menceritakannya pada Kris. Kris hanya menghembuskan nafas berat. Ia tak pernah menyangka bahwa hal yang seperti ini akan terjadi.

 

“Itu semua tidak benar kan Kris??” cicit Luhan serak.

 

Kris memajukan tubuhnya dan memeluk Luhan. “Tenanglah Lu~~ aku yakin Semua akan baik-baik saja” Kris mengelus punggung Luhan.

 

“Aku tidak mau ..hiks. meninggalkan.. hiks. .Sehun saat ini.. aku.. aku...—“ Luhan mulai terisak.

 

“Iya aku tau Lu. Aku tau” Kris terus menenangkan Luhan.

.

.

.

.

.

Tetesan air mata mengalir dalam diam. Mengalir dari manik mata milik seseorang di ambang pintu.

 

“Lu~”  Sehun bergumam lirih di ambang pintu setelah mendengar itu semua. Ia benar-benar terguncang sekarang. Jika pintu rumah Luhan tidak terbuka seperti tadi. Ia tak akan pernah bisa mengetahui hal tadi.

 

Sehun sekarang berada didalam mobilnya. Masih dipekarangan Luhan. Iam masih terdiam disana. Ia tak bisa mendeskripsikan perasaannya. Ia benar-benar hancur.

 

Setetes air mata pun menuruni pipi Sehun untuk kesekian kalinya. Dan terus disusul oleh tetesan yang lain. Namun sedetik kemudian. Sehun mengelap kasar pipinya.

 

“Ini belum tentu benar!!! Aku yakin itu tidak benar.. tidak akan!” Sehun bergumam sendiri.

 

Setelah ia merasa cukup tenang, ia langsung pulang. Ia tak jadi menjenguk

Luhan. Ia merasa lebih baik bertemu dengan Luhan besok. Setelah keadaan Luhan dan dirinya membaik.

.

-To Be Continued-

 

 

A/N : maaaf banget baru bisa apdet.. soalnya baru selesai ujian. hehe mind leave a comment?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mahava #1
Chapter 9: omg aku nangis T.T terharu bgt waktu bagiannya kris yg sampeberlutut di hadapan mamanya sehun, yaampun T.T
hunhan jjang :")
ReLif_53 #2
Chapter 5: Huueee.. Luhann., malang sekali nasibmu nakk..
Sehuunn.. Pleasee, jangan tinggalkan lulu.. :( aaarrrrgghh... pengen q cekek tu si yeoja genit sama ibunya sehunn.. ;>
ReLif_53 #3
Chapter 4: Luhan udah tau ya soal oemmanya sehun yg gak setuju sama hub mereka.. Waktu sehun ngomong sama baek itu loh..
Dan kyanya luhan berencana utuk ngelepas sehun kya di prolog.. #sotoy
ReLif_53 #4
Chapter 3: Tuuu.. Kaann luhannya sakitt..
Terus emaknya sehun kagak setuju..
ReLif_53 #5
Chapter 2: Bener2 tragis kisah hidupnya lulu.. Untung sehun datang dan mencairkan kutub es yg ada didiri luhan.. Penasaran apa jangan2 ntar oemmanya sehun itu oemmanya luhan? Atau mungkin ntar lu2nya sakit..
ReLif_53 #6
Chapter 1: Kerreenn.. Luhannya dingin bangeett.. Terus kenapa dia gak mau bersosialisasi..