Chapter 7

Our Eternal Love

Before :

Luhan tak sanggup menahan emosinya. Semua bebannya telah terkuras oleh pandangan Sehun. Air mata tak bisa ia bendung lagi. Pertahanannya sudah runtuh.

 

Sehun pun memeluk Luhan yang sedang menangis sejadi-jadinya. Malam itu pun menjadi malam yang panjang untuk Sehun maupun Luhan. Setelah mengeluarkan semua yang ada dihati mereka. Akhirnya mereka pun pulang.

 

Sehun mengantarkan Luhan untuk pulang. Dan ia pun pulang kerumahnya.

Setibanya disana. Ia langsung dicegat oleh ibunya karena baru pulang selarut ini.

 

“Dari mana kau?” Eomma Sehun menyeruput secangkir teh mungkin.

 

“Bertemu dengan Luhan.” Sehun menjawab singkat dan meninggalkan Eommanya yang sedang menahan amarahnya.

 

“Luhan ya? Seberapa hebat dia?” Eomma Sehun bergumam sembari meletakkan cangkirnya.

 

Eternal Love

.

Cast : Just HunHan Focus! And maybe the other Cameo and Couple

Genre : Romance. Angst. Hurt. Drama.

Rated : Teen, Safe(?), Pg 15

Lenght : Chaptered

.

.

Warning : Shounen ai, BL, , OOC, Gaje, Kependekan, and Typo(s).

Disclaimer : Cerita ini 100% hasil pemikiran saya. Saya Cuma pinjem nama doang sama sooman.

.

.

WARNING!!! HERE!!

.

.

.

Luhan sedang duduk santai dikamarnya. Hari ini ia memutuskan untuk tidak membuka tokonya. Ia baru saja selesai mandi. Rambutnya masih basah. Dan masih ia keringkan dengan handuk yang berada ditangannya. Kris sudah pergi barusan. Ia pergi agak pagi karena ada rapat.

 

Luhan meraih sisir yang berada di meja kakas di sebelah ranjangnya. Ia menyisir rambutnya yang masih sedikit basah. Rontok. Rontok parah. Luhan hanya menghela nafas berat.

Gejala dari penyakit mengerikan ini sudah bermunculan, batin Luhan.

 

Baru saja ia ingin membaringkan tubuhnya diranjang saat bel rumahnya berbunyi. Ia pun bangkit dan pergi keluar kamar.

 

Ting Tong. Ting Tong.

 

Setelah membuka pintu tersebut, Luhan menemukan wanita paruh baya disana. Dengan pakaian yang cukup elegan.

 

“Maaf. Anda cari siapa?” Luhan bertanya dengan nada yang dicoba untuk terlihat halus.

 

“Aku mencari Luhan” Ahjumma tersebut menyahut.

 

“Saya sendiri.” Luhan mengerjapkan matanya bingung. Ia tak pernah merasa pernah bertemu dengan ahjumma ini.

 

“Boleh saya masuk?” Ahjumma tadi masuk seenaknya dan melihat seisi apartemen Luhan dan Kris.

 

“Boleh juga.” Ahjumma tadi duduk dan melepas syal miliknya dengan tidak sopannya.

 

“Jadi. Ada apa anda mencari saya?” Luhan mencoba bertanya.

 

“Langsung ke inti permassalahannya saja. Saya adalah Eommanya Sehun. Dan ini ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu.  Kau mengerti maksudku kan?” Eomma Sehun menyerahkan sebuah amplop yang cukup tebal.

 

Luhan yang bingung hanya meraih amplop tersebut dan membukanya. Betapa terkejutnya saat melihat isi amplop itu adalah sejumlah uang yang sangat banyak.

 

Luhan bangkit dan menghempaskan amplop tersebut.

 

“Apa maksud anda? Kau kira perbuatanmu saat ini apa???” Luhan mulai emosi.

 

“Apakah itu belum cukup?” Eomma Sehun bangkit dan merogoh tasnya.

 

Luhan mencegat tangan tersebut. “Lebih baik anda pulang saja. Tidak ada gunanya anda disini. Dan satu hal lagi....” Luhan melepas tangannya.

 

“Bukankah anda adalah kalangan atas? Bagaimana bisa anda melakukan hal seperti ini? Apa anda tidak malu?” Luhan menatap lekat wajah Eomma Sehun yang memerah karena marah.

 

“Lihat saja!! Aku tidak akan membiarkan anakku berada disekitarmu!!” Eomma Sehun meraih amplop tadi dengan kasar dan beranjak keluar dari apartemen tersebut. Luhan memalingkan wajahnya. Ia menyembunyikan tangisannya.

 

Ia menangis karena ia tak sanggup menahan kesedihannya. Sungguh saat ini Sehunlah nyawanya. Bagaimana

bisa Eommanya melakukan hal yang seperti tadi? Apakah ia serendah itu?? Luhan meringkuk di lantai dan menangis sejadi-jadinya.

.

.

.

.

.

“LU!!”

 

Sebuah pekikan dengan suara yang sangat Luhan kenal. Dan sebuah tubuh hangat merangkul tubuhnya. Luhan menangis semakin keras akibat kedatangan Sehun. Ia memeluk tubuh Sehun dan menangis disna.

 

“Kau kenapa Lu???” Sehun bertanya sembari memeluk Luhan.

 

Setelah Luhan menyelesaikan tangisannya dan ia sudah sedikit tenang akibat teh yang Sehun buat beberapa waktu lalu.

 

“Mau bercerita padaku??” Sehun memiringkan kepalanya untuk menatap wajah Luhan yang sedikit menunduk.

 

“Aku tidap apa-apa.” Luhan mencoba tersenyum.

 

Sehun menghela nafas berat. Ia tau Luhan berbohong. Mana mungkin tidak terjadi apa apa? Sehun menemukan Luhan sedang meringkuk dilantai sembari menangis. Pasti terjadi sesuatu pikir Sehun.

 

Sehun pun beralih untuk menyandarkan tubuhnya ke sofa. Namun ia mendapatkan sebuah syal hitam dengan corak putih tepaat disampingnya. Ia meraih syal tersebut. Detik kemudian ia menggenggam syal itu dengan kuat dan berdiri.

 

“Aku pulang dulu!” Sehun dengan tergesa-gesa pergi dan tidak menghiraukan Luhan yang terlihat bingung. Sehun mengendarai mobilnya dengan penuh emosi. Setelah ia sampai dirumahnya ia keluar dan membanting pintu mobil dengan sangat keras.

 

Ia pergi menuju kekamar ibunya. Dan benar saja ibunya berada disana.

 

“Ada apa?” Eommanya terkejut saat Sehun membuka pintu kamarnya dengan sedikit kasar.

 

Sehun mengangkat syal yang ia genggam ditangan kirinya. Dan hal itu membuat Eomma Sehun membelalakkan matanya dengan sangat sempurna. Ia mengingat syal tersebut. Syal yang ia gunakan saat pergi mengunjungi Luhan.

 

“APA YANG TELAH EOMMA LAKUKAN PADA LUHAN!!!” Sehun memekik.

 

Eomma Sehun semakin shock melihat putranya berteriak untuk pertama kalinya.

 

“APA APAAN KAU INI?? KENAPA KAU BERTERIAK PADA IBUMU EOH??” Eomma Sehun juga berteriak tak terima.

 

Sehun menyeringai. “Apa perlu aku jelaskan eomma?”  Sehun menaikkan nada bicaranya yang sempat turun.

 

“Aku hanya memberikan tawaran padanya!” Eomma Sehun memalingkan wajahnya.

 

“Aku benci padamu!” Sehun berkata pelan.

 

“Kau berubah semenjak mengenal anak itu Sehun!!! Eomma tidak akan membiarkan kalian!” Eomma Sehun melipat kedua tangannya di dada.

 

“apa Eomma tidak sadar??” Sehun berkata lirih.

 

“AKU SELALU MENURUTIMU!!! UNTUK SEKALI SAJA AKU INGIN KAU TIDAK MENGATURKU!!!!” Sehun meninggalkan kamar tersebut dengan kasar. Membuat Eommanya hanya berdecih meremehkan.

 

Sehun masuk kekamarnya dan langsung meraih sebuah koper besar di atas lemari. Ia memasukkan baju dengan kasar kesana. Ia pun menyeret koper tersebut dengan kasar. Ia berniat untuk kabur dari rumah. Sesampainya di ruang tamu ia berhenti oleh sebuah suara.

 

“Kau mau kemana?” Suara berat dari seorang pria yang berdiri di ambang pintu dan juga koper-koper disekitarnya.

 

Sehun membelalakkan matanya saat ia melihat Ayahnya. Sehun menunduk.

 

“Aku ingin pergi.” Sehun berkata lirih. Dan bisa ia dengar bahwa Ayahnya mendekatinya. Dan pekikan Eommanya yang baru saja keluar. Namun Eommanya segera berhenti saat melihat hawa menyeramkan dari keadaan ini.

 

“Kenapa?” Ayah Sehun berkata singkat namun menyeramkan.

 

Hening sejenak namun Sehun segera memantapkan dirinya untuk menjawab.

 

“AKU TIDAK INGIN SEPERTI INI TERUS! AKU TIDAK INGIN MENIKAH DENGAN JUNIEL! AKU MENCINTAI LUHAN! JADI JANGAN PAKS—“ pekikan Sehun terhenti oleh sebuah tamparan keras yang mendarat di pipinya. Sehun memegang pipinya dan melihat kearah Ayahnya yang telah menampar wajahnya barusan dengan tatapan nanar.

 

“Jangan macam-macam kau! Sebaikknya kau kembali kekamarmu. Dan pernikahanmu akan tetap berlangsung!” Ayahnya berkata dengan nada berat dan datar.

Sehun sudah hampir menangis mendengar perkataan ayahnya. Mati matian Sehun menahan emosinya saat ini. Ia merasa bahwa mereka bukanlah orang tuanya.

 

“Dan kau bebas untuk bertemu dengan orang yang kau sukai sebelum kau menikah” Ayahnya melanjutkan perkataanya.

 

“Tapi Pa!” Eomma Sehun menyahut. Dan dibalas dengan sebuah gelengan dari Ayah Sehun.

 

“Baik! Aku akan mengikuti perkataan kalian!! Tapi aku yakin!! Kalian pasti akan mendapat balasannya nanti!... Aku benci kalian berdua!” Sehun melangkah meninggalkan kedua orang tuanya.

 

“ANAK ITUU!!!!” Omma Sehun hendak berteriak namun dicegah oleh Suaminya.

 

“Biarkan saja dia”

.

.

.

.

.

.

.

.

Sudah sekitar 2 bulan lebih setelah kejadian itu. Keputusan akhir adalah Sehun tetap menikah dengan Juniel. Namun Sehun tetap menemani Luhan menjalani perawatan. Sekitar  sebulan lalu Luhan mulai dirawat intensif dirumah sakit dan menjalani serangkaian terapi.

 

Luhan benar-benar melawan penyakitnya sampai saat ini. Ia melawan dengan kekuatannya dan kekuatan Sehun yang selalu berada disisinya. Mengenai masalah Sehun yang tetap akan menikah. Luhan telah mengetahuinya sekitar 3 bulan lalu. Awalnya ia tak bisa menerimanya. Namun ia menguatkan dirinya untuk menerima keadaan tersebut.

 

Toh waktunya tidak akan lama lagi bukan? Untuk saat ini Sehun yang selalu berada disampingnya saja sudah menjadi hal yang sangat membahagiakan baginya.

 

Selain Sehun yang selalu berada dirumah sakit. Kris dan tao juga selalu menemaninya. Bahkan teman-teman Sehun sesekali membawakan buah atau rangkaian bunga kesana. Luhan benar-benar senang dengan perlakuan mereka.

 

Pagi nan sejuk. Luhan sedang mengelilingi rumah sakit dengan kursi roda dan Sehun yang mendorongnya. Luhan beruntung bahwa Sehun masih diperbolehkan untuk bertemu dengannya. Ia tak tau jikalau Sehun tidak menemuinya lagi. Mungkin ia tak akan bisa melawan rasa sakitnya sampai saat ini.

 

Namun tiba-tiba senyum Luhan menghilang dan digantikan kening yang berkerut. Ia memegang dadanya yang terasa sesak.

 

“Lu! Kau kenapa? Dokter!!!” Sehun berteriak panik. Sementara Luhan tak bisa mencerna kejadian disekitarnya.

Pikirannya terfokus pada rasa sakit yang ia rasakan. Beginilah keadaannya saat rasa sakit itu menyerang.

Rasa sakit itu memuncak saat Luhan memuntahkan Darah yang sangat pekat dan pandangannya pun menghitam.

.

.

-To Be Continued-

maybe next chapter is ending!

your comment please?

:)

big thanks for subcribe and comment!! 

<3

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mahava #1
Chapter 9: omg aku nangis T.T terharu bgt waktu bagiannya kris yg sampeberlutut di hadapan mamanya sehun, yaampun T.T
hunhan jjang :")
ReLif_53 #2
Chapter 5: Huueee.. Luhann., malang sekali nasibmu nakk..
Sehuunn.. Pleasee, jangan tinggalkan lulu.. :( aaarrrrgghh... pengen q cekek tu si yeoja genit sama ibunya sehunn.. ;>
ReLif_53 #3
Chapter 4: Luhan udah tau ya soal oemmanya sehun yg gak setuju sama hub mereka.. Waktu sehun ngomong sama baek itu loh..
Dan kyanya luhan berencana utuk ngelepas sehun kya di prolog.. #sotoy
ReLif_53 #4
Chapter 3: Tuuu.. Kaann luhannya sakitt..
Terus emaknya sehun kagak setuju..
ReLif_53 #5
Chapter 2: Bener2 tragis kisah hidupnya lulu.. Untung sehun datang dan mencairkan kutub es yg ada didiri luhan.. Penasaran apa jangan2 ntar oemmanya sehun itu oemmanya luhan? Atau mungkin ntar lu2nya sakit..
ReLif_53 #6
Chapter 1: Kerreenn.. Luhannya dingin bangeett.. Terus kenapa dia gak mau bersosialisasi..