♡ Part 5 ♡
A Toy Love Storythis is chap 5 for you:)
Happy reading^^ sorry for typo error :/
Mata wooyoung terus terdireksi kearah nichkhun, melihat nichkhun yang uring-uringan seperti ini berhasil membuat pikiran wooyoung memproduksi banyak sekali pertanyaan, sejak kembali dari rapat tadi mood nichkhun berubah 180 derajat, dia hanya diam dan memejamkan mata seperti orang yang sedang berpikir keras. Wooyoung mulai menimbang-nibang haruskah ia bertanya tentang masalah yang menyebabkan nichkhun menjadi resah seperti ini. Tapi ia takut jika bertanya, nichkhun malah akan marah dan mengaggapnya sebagai orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tapi jika tidak, wooyoung akan terus mati penasaran seperti ini. ‘eothokae!’ jerit wooyoung dalam hati. Tapi setelah beberapa lama berdebat dengan pikirannya sendiri, namja chubby itu memutuskan untuk bertanya saja, bukan hanya karena ia ingin mengakhiri rasa penasarannya tapi karena ia juga ingin membuat hati nichkhun menjadi ringan karena nichkhun mau membagi masalahnya dengan wooyoung.
Wooyoung menarik napas dalam-dalam dan mulai mengayunkan kakinya kemeja nichkhun, setelah sampai disana wooyoung menarik kursi didepan nichkhun dengan perlahan lalu duduk disana.
“khun? Apa ada masalah?” tanya wooyoung selembut mungkin seakan dengan begitu nichkhun bisa merasa nyaman dan tidak terintimidasi, nichkhun yang mendengar suara mellow didepannya langsung menatap wooyoung dengan senyuman kecil.
“apa begitu terlihat?”tanya nichkhun balik masih dengan senyum kecil dibibirnya, ia merasa bersalah karena telah membuat namja cute itu menjadi khawatir.
“hmmm..dari tadi dahi mu terus mengerut dan kau selalu memijat pelipis mu, apa ada masalah?” tanya wooyoung lagi penuh perhatian, nichkhun menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia memang lagi menghadapi masalah.
“hanya masalah kecil”
“maukah kau membaginya? Mungkin aku tidak bisa membantu tapi aku harap dengan membaginya dengan ku, hatimu bisa lebih ringan khun” balas wooyoung penuh harap.
Untuk sesaat nichkhun hanya memandang mata wooyoung, dalam mata itu ia menemukan banyak sekali kenyamanan, mata itu membuat nichkhun tenggelam dalam perasaan yang asing namun menenangkan, ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, bahkan dengan tunangannya sekalipun, ia tidak pernah merasa sedamai ini ketika menatap mata seseorang.
“para pemegang saham memarahiku habis-habisan, mereka bilang aku memplagiat design gambar dari perusahaan saingan kita, perusahaan tersebut me-release mainan terbaru mereka pagi tadi dan ternyata bentuk dari mainan tersebut sama dengan design mainan yang aku buat untuk perusahaan kita, aku harus membuat design baru padahal mainan itu harus diproduksi dua hari lagi, kalau aku gagal membuat design itu maka perusahaan akan rugi besar dan pasti mereka akan menutut ku” nichkhun kembali memijat pelipisnya, ia benar-benar pusing dengan masalah yang sedang menimpanya saat ini.
“kenapa design mainan itu bisa sama persis khun? Aneh sekali jika benar-benar sama” wooyoung ikut mengerutkan dahi.
“entahlah, tapi sungguh aku sama sekali tidak memplagiat design siapapun”. Ucap nichkhun, ia tidak mau wooyoung berpikir aneh tentang dirinya.
“aku percaya padamu khun!, kau tidak mungkin melakukan hal serendah itu” ucap wooyoung ‘karena aku selalu melihat mu bekerja dengan sangat keras ketika aku menjadi boneka’ tambahnya dalam hati.
Nichkhun tersenyum mendengar ucapan wooyoung itu, ia tidak tahu mengapa ia bisa merasa selega ini hanya karena mendengar wooyoung yang mempercayainya, selama ini ia tidak pernah perduli dengan pendapat orang lain mengenai dirinya, tapi jika dengan wooyoung entah kenapa ia ingin menjadi orang baik, sebut saja gila karena ia bisa merasa hal seperti ini pada orang yang bahkan belum lama ia kenal.
“sekarang bukan saatnya memusingkan hal itu, kau harus membuat design yang seribu kali lebih bagus dari perusahaan saingan kita, aku percaya khun mempunyai kemampuan satu juta lebih hebat dari mereka, kau pasti bisa, hwaiting khun!!” wooyoung mengangkat tangannya keatas dengan bersemangat, baru kali ini nichkhun melihat sisi wooyoung yang bersemangat, biasanya wooyoung selalu malu, bahkan untuk menatap matanya saja ia tidak berani, seperti s
Comments