♡ Part 10 ♡
A Toy Love StoryChap 10 ready~~~
Enjoy, dont forget to leave some feedback :) karena itu vitamin ku!!
notes : maaf untuk typossss :')
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nichkhun merebahkan diri di sofa empuk miliknya, bibirnya melengkungkan senyum menawan yang pasti akan membuat yeoja berteriak histeris karena kadar ketampanannya meningkat 100%, acara makannya dengan wooyoung yang menyenangkanlah yang membuat senyum itu terus menempel dibibirnya.
Membicarakan hal simple dengan wooyoung saja bisa terasa begitu spesial untuknya, waktu terasa berlalu dengan cepat, penat dan keresahan nichkhun beberapa minggu belakangan ini akibat project yang dikerjakaannya seakan luruh bersama dengan senyum yang ia bagi dengan wooyoung. Setiap ucapan yang dikeluarkan wooyoung mampu menarik seluruh perhatian nichkhun untuk mendengarkan setiap kata yang diucapkan namja imut itu.
Walau tadi satu pertanyaan wooyoung sempat membuat nichkhun merasa aneh tapi itu tidak mengurangi kegembiraan yang nichkhun rasakan.
“apa kau percaya dengan cerita cinta antara manusia dengan makhluk yang bukan manusia, seperti cerita burung bangau dan yosaku, apa kau percaya cerita cinta semacam itu?” “hmm pasti, cinta sejati pasti akan menemukan jalannya khun” Pertanyaan ini yang tadi dikeluarkan wooyoung dan mau tidak mau terus berputar di kepala nichkhun, kenapa wooyoung bisa bertanya pertanyaan ini? Kenapa suara wooyoung terdengar khawatir ditelinga nichkhun saat ia menanyakan hal tersebut, namja imut itu secara tidak langsung mampu membuat dunia nichkhun yang kaku menjadi naik turun, perasaan yang dirasakan nichkhun terhadap wooyoung tidak mampu nichkhun definisikan, untuk pertama kalinya ia memperdulikan keadaan orang lain selain keluarganya, nichkhun orang yang kaku, tapi jika itu berhubungan dengan wooyoung entah mengapa sikap pedulinya lebih mendominasi dan ini membuat nichkhun benar-benar gila. ‘You are dead khun’ batin nickhun ~*~*~*~ Kondisi kantor berantakan,nichkhun melihat wooyoung menangis ketakutan, melihat air mata yang mengalir dipipi chubby wooyoung membuat tangan nichkhun terkepal, ia siap membunuh siapa saja yang menyebabkan air mata itu jatuh. Sungguh melihat bahu wooyoung yang gemetar membuat hati nichkhun khwatir bukan main. “wooyoungie? Ada apa ini? Kenapa menangis?” nichkhun berlari mendekati meja kerja wooyoung, wooyoung tersentak saat mendengar suara nichkhun. “khun-ah” isak wooyoung, nichkhun menunduk untuk menyamai posisinya dengan wooyoung, merengkuh tubuh wooyoung yang gemetar dan membelai surai lembut wooyoung, tentu ini memberi wooyoung sensasi yang menenangkan. “ada apa wooyoung-ah? Kenapa bisa begini?” nichkhun kembali mengajukan pertanyaan yang sama. “ta-tadi tiffany kesini, sepertinya ia tahu kemarin kita jalan bersama, ia sangat marah khun, ma-maafkan aku” isak wooyoung masih dalam dekapan nichkhun, ia merasa bersalah karena menyebabkan tunangan nichkhun itu marah padanya, saking marahnya tiffany sampai memporak porandakan meja kerja wooyoung, ia melemparkan seluruh berkas-berkas yang ada disana dan mengancam wooyoung untuk menjauhi nickhun, semua orang pasti heran dengan kelakuan tiffany yang beringas, untuk yeoja cantik sepertinya tindakan ini tentu tidak mencerminkan kecantikannya, ia seharusnya bersifat anggun bukan bertindak seperti preman. Rasa hormat nichkhun pada tiffany semakin berkuruang karena sifatnya itu, ia marah karena mambuat wooyoung menangis, jika wanita itu ingin marah seharusnya ia marah dengan nichkhun, karena nichkhun yang mengajak wooyoung. Ia harus membuat perhitungan dengan yeoja itu nanti. “shhh, jangan menangis, ini bukan salah mu” ucap nichkhun, masih mencoba menghentikan air mata wooyoung. “hiks..maafkan aku” tidak henti-hentinya namja imut itu mengucapkan kata maaf, tangisnya pun tidak kunjung berhenti, wajahnya yang putih mulus itu memerah akibat tangisnya. “ini bukan salah mu wooyoungie, aku yang salah” wooyoung menggeleng kepalanya, ia bersikeras bahwa ini kesalahannya, membuat nichkhun meregangkan pelukannya dan memegang kedua bahu wooyoung, mata mereka saling bertatapan. “wooyoung-ah aku yang mengajakmu, ini bukan salah mu, jadi berhentilah menangis eoh, kau membuatku tidak tenang, air mata itu tidak membuatku tenang, berhenti menangis eoh?” bujuk nichkhun lagi dan lagi, ia tidak tahu bagaimana harus membuat namja yang akhir-akhir ini selalu mengisi pikirannya itu untuk berhenti menangis. Setelah beberapa saat wooyoung sudah tampak tenang, ia masih berada dalam dekapan nichkhun, ia tahu seharusnya ia tidak boleh seperti ini, seharusnya ia menjauh d
Comments