♡ Part 11 ♡
A Toy Love StoryChap 10 ready~~~
Enjoy, dont forget to leave some feedback :) karena itu vitamin ku!!
notes : maaf untuk typossss :')
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Wooyoung-ah” suara nichkhun terdengar bersamaan dengan terbukanya pintu ruangan kerja tempat dimana dirinya dan wooyoung berada.
“oh..khun” wooyoung lantas menaruh berkas ditangannya ke meja kerja. “kau sudah selesai makan siang?” ucapnya lagi, kali ini ia terlihat sedang sibuk membereskan alat tulis yang berserakan diatas meja.
“hmm sudah” sudut bibir nichkhun melengkung membentuk senyum lebar, bukan hanya karena ia yang lagi-lagi dapat melihat makhluk indah dihadapannya, tetapi juga karena keresahan hati mengenai perasaannya sudah terjawab.
“wooyoung-ah, apa setelah pulang kantor nanti kau ada acara?”
“kalau tidak ada, mau mampir ke apartment ku?”
Wooyoung tidak bisa menjawab, ia tidak mungkin mengiyakan ajakan nichkhun, ia akan berubah menjadi boneka lagi saat jam pulang kantor tiba, tapi sungguh ia ingin menyanggupi tawaran dari orang yang telah merebut hatinya itu, ia ingin menghabiskan waktu dengan nichkhun tanpa mengkawathirkan jam yang terus berjalan, bolehkan ia berharap seperti itu?
‘tidak!! kau tidak boleh egois wooyoung-ah, kau tidak boleh menginginkan hal seperti itu, bisa seperti ini saja harusnya kau bersyukur’ perang wooyoung dengan dirinya yang tiba-tiba menjadi serakah.
“aku.. aku tidak bisa khun, maafkan aku” balas namja manis itu, entah kenapa rasa kecewa yang wooyoung rasakan lebih besar dari yang nichkhun rasakan, padahal dalam situasi ini wooyoung lah yang menjadi pihak penolak.
“ahh, tidak apa-apa wooyoung-ah. Lain kali juga tidak papa, tidak perlu merasa bersalah seperti itu” nichkhun yang dapat membaca perubahan sikap wooyoung mencoba untuk memperbaiki suasana yang berubah diantara mereka.
Tapi sepertinya ucapan nichkhun itu tetap tidak merubah suasana hati namja manis dihadapannya.
‘seandanya saat itu bisa terjadi khun’ batin wooyoung sedih.
*~*~*
“wooyoung-ah, kenapa dengan wajah mu? Kenapa murung begitu?” tanya prajurit timah pada wooyoung yang saat ini sudah kembali ke wujud semula.
Ini pasti karena tawaran nickhun itu, ia ingin sekali memenuhi permintaan nichkhun tapi kondisinya tidak memungkinkan untuk diiyakan. Jika matahari terbenam ia akan berubah ke wujud aslinya, terkadang ia ingin egois dan meminta peri narsha untuk membantunya menjadi manusia dalam jangka waktu yang lebih lama, tapi mengingat pasukan peri yang mulai mencurigai peri narsha karna memakai mantra yang seharusnya tidak boleh digunakan, membuat wooyoung mengurungkan niat itu. Cukup ia membuat peri baik hati itu berkorban seperti ini, jangan sampai peri narsha tertangkap dan dihukum. Memikirikan itu saja membuat wooyoung merinding.
“tidak ada apa-apa kok, mungkin hanya perasaan mu saja prajurit timah” balas wooyoung dengan senyum, tapi kesedihan itu tentu masih tercermin di raut wajahnya.
“benarkah?” tanya prajurit timah lagi, kali ini wooyoung hanya mengangguk.
“baiklah kalau begitu, tapi jika ada masalah langsung ceritakan ne? kau punya kami disini” ucap prajurit timah lalu meninggalkan wooyoung merenung sendiri dibawah pohon natal mini dipinggir etalase.
*~*~*
Wooyoung menerima gaji pertamanya, ia gembira sekali. Tidak terasa ia sudah menjalani kehid
Comments