Chapter 8

Don't Say Goodbye

 

“Berjanjilah untuk tetap selalu bahagia walau aku tidak berada di dekatmu.” Soojung tidak berani menatapnya. Mengapa seolah-olah kalimat itu memiliki makna yang sangat dalam? Ia tidak bisa menjanjikannya. Ia tidak akan pernah bisa bahagia tanpa Kang Minhyuk. Baginya Minhyuk adalah seseorang yang sudah berakar dan menancap kuat dihatinya sehingga sulit untuk dilepas. Hanya dengan membayangkan ia tidak bersama pria itu lagi sudah cukup membuat hatinya terasa begitu perih. Tidak, ini bukanlah kata-kata perpisahan. Walaupun sebentar lagi ia akan di tinggal oleh Minhyuk kembali ke Korea, itu hanya untuk sementara, 6 bulan bukanlah waktu yang lama jika mereka bisa saling mengunjungi satu sama lain. Ya, ia akan melakukannya.

“Aku akan selalu bahagia jika kau tidak lupa menghubungiku setiap malam selama kita jauh, berjanjilah!” Soojung mengacungkan jari kelingkingnya kepada Minhyuk, pria itu mengaitkannya dan tersenyum gemas, tanpa sadar ia mengacak rambut Soojung jadi berantakan membuat Soojung cemberut menatapnya. Kali ini ia tidak akan membuat gadis ini marah atau cemberut lagi, ia akan membuat gadis ini bahagia bersamanya disini.

Minhyuk menarik tangan Soojung dan melingkarkannya di pinggang Minhyuk. Ia menangkup lembut wajah lonjong Soojung seolah ia adalah benda pecah belah yang sangat rapuh. Soojung tersenyum manis, ia mengabadikan setiap detil momen yang ada saat ini. Wajah cantik ini, ia akan sangat merindukannya.

“Selama aku di Korea, jangan pernah membiarkan pria lain mendekatimu. Arraseo?” Nada mengancamnya justru membuat Soojung senang.

Soojung pura-pura berpikir, kemudian menjawab, “akan kucoba.” Soojung membuat alis mata Minhyuk berkerut, mengetahuinya, ia lari menjauh dari Kang Minhyuk.

“Yah, jawaban macam apa itu? Kau harus berjanji!! Yah, Jung Soojung!!” Minhyuk mengejar gadis itu, tidak membutuhkan waktu lama ia bisa menangkap Soojung dan menggendongnya dengan mudah, membuat gadis itu menjerit.

“Jika kau tidak berjanji padaku, aku akan melemparkanmu ke air.” Minhyuk mengarahkan Soojung ke ombak yang menepi di pantai itu. Kaki Minhyuk sudah basah oleh deburan ombak yang menerjangnya.

“Aaarghh.. oppa!! Tidak, tidak akan!! Oppa…!!! Turunkan aku!! Nanti basah…!! Kang Minhyuuuk…!! Minhyuk menikmati ekspresi Soojung yang takut jika air itu akan membasahi seluruh tubuhnya.

“Aku tidak mendengar kata ‘janji’ disana?” Minhyuk semakin membawa Soojung semakin mendekati air. Kakinya yang meronta-ronta sama sekali tidak mempengaruhi Minhyuk untuk menurunkannya.

“Baiklah, aku berjanji, aku berjanji oppa, lepaskan aku!!” Cengkraman Soojung semakin kuat di leher Minhyuk. Tapi pada akhirnya ia membawa Soojung ke dalam rumah tanpa menurunkannya.

 

---- 0 ----

 

 

Soojung kini mengerti alasan mengapa pancaran kesedihan Minhyuk terlihat begitu jelas. Minhyuk telah menceritakan apa yang ia alami, dengan kondisi adiknya yang harus selalu di kontrol ke rumah sakit. Ia harus bekerja keras untuk membiayai sang adik, walaupun kedua orang tuanya termasuk kategori orang yang berada, tapi untuk mencari pengobatan terbaik tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Bukan hanya itu, sang adik memiliki cita-cita yang sama seperti dirinya, ia ingin menjadi pemain bola professional, namun keadaannya sangat tidak memungkinkan. Sebenarnya Minhyuk sudah jenuh dengan semua ini, tapi sang adik selalu menginginkan kakaknya untuk melakukan yang terbaik karena sang adik sendiri tidak memiliki kesempatan untuk menjadi seperti kakaknya.

Minhyuk tidak ingin mengecewakan adiknya, apapun akan ia lakukan, karena ia takut tidak akan pernah bisa membahagiakannya lagi, satu-satunya adik yang ia sayangi.

“Oppa, kenalkan aku pada adikmu nanti ya?” Soojung berbicara dalam kondisi setengah mengantuk dalam pelukan Minhyuk.

“Baiklah, sekarang tidurlah.” Minhyuk menyelimuti Soojung dan mencium keningnya. “Have a nice dream, my princess.” Kemudian pelukan itu semakin erat. Minhyuk kini bersyukur dengan adanya ranjang berukuran queen ini, dulu ia sempat protes untuk menggantinya dengan ranjang ukuran kecil agar kamarnya terlihat besar. Tapi sekarang, ranjang ini sangat berguna ketika Soojung ada disampingnya.

Soojung tersenyum mendengar apa yang Minhyuk katakan. Ia bahagia bisa menikmati aroma tubuh Minhyuk yang akan selalu diingatnya dengan baik. Suatu saat, ia akan merindukan aroma ini. Ia tidak akan melupakan momen-momen terindahnya bersama Minhyuk yang terjadi beberapa hari terakhir di pantai ini. Dan saat ini, ia hanya ingin menikmatinya.

 

Kicauan burung dan angin sepoi-sepoi membuat pagi ini terasa begitu damai. Mereka menyusuri pantai dengan jari yang saling terkait. Soojung bahagia, sangat bahagia. Dipandangnya wajah tampan Kang Minhyuk.

“We?” Tanya Minhyuk saat ia melihat gadis itu memandangnya sambil tersenyum.

“Ani.” Soojung menunduk, ia malu kepergok mengamati wajah tampan Kang Minhyuk dan membuat pipi itu merona.

“Yah, apa yang kau pikirkan? Mengapa wajahmu tiba-tiba merona?” Minhyuk dengan polosnya mempertanyakan hal yang sudah jelas-jelas ia ketahui.

“Ani.” Lagi-lagi Soojung mengelak.

“Soojung, apa yang kau pikirkan sekarang?” Minhyuk menghentikan langkahnya dan menarik Soojung untuk menghadapnya.

“Sudah kubilang tidak ada oppa.” Soojung tidak berani menatapnya. Entah mengapa pagi ini Minhyuk terlihat begitu tampan. “Aku hanya bahagia.”

“Benarkah? Kau bahagia karena semalaman kau bisa tidur di pelukanku?” Minhyuk menggodanya membuat wajah itu semakin merah.

“Yah.. Kang Minhyuk!!” Soojung memukul lengan pria ini. Sebenarnya Minhyuk benar, ia bahagia bisa menghabiskan hari-harinya bersama pria yang sangat ia cintai. Terutama semalam, rasa nyaman berada di pelukan itu akan selalu ia kenang. Mengingatnya saja sudah membuat kupu-kupu dalam perut Soojung betebaran.

“Benarkah hanya aku yang mendapatkan ciuman pertamamu?” Tiba-tiba Minhyuk mempertanyakan hal di luar dugaan Soojung. Eeyy, kang Minhyuk, apa perlu ia menjawabnya? Dasar playboy! Soojung memukul lengan itu lagi membuat Minhyuk tertawa melihat Soojung yang salah tingkah.

Lagi-lagi lagu Crooked milik G-Dragon menginterupsi mereka. Soojung melihat layar yang tertera di layar. Kai. Ia langsung menjawabnya.

“Eoh, hai, maaf poselku baru kuaktifkan hari ini, we?”

“……..”

“Besok? Arasseo, kau tenang saja, aku pasti akan melihatmu.” Minhyuk mengerutkan dahi mendengarnya.

“………”

“Kkeure, sampai jumpa besok di kampus.” Soojung mematikan ponselnya.

“Siapa itu?” Kerutan alis Minhyuk bertambah dalam. “Namja?”

“Eoh, teman kuliahku, we? Kau cemburu?” Soojung senang bisa menggoda pria ini.

“Yah siapa dia? Kau berani selingkuh di belakangku?” Minhyuk menggelitik Soojung sebagai hukuman karena telah membuatnya cemburu. “Yah Jung Soojung! Katakan padaku siapa dia.”

Soojung tertawa, mencoba melarikan diri dari jari-jari Minhyuk yang menggelitiknya. “Aaaargh, oppa hentikan! Kang Minhyuk!”

 

---- 0 ----

 

 

 

Soojung duduk bersila di pinggir lapangan bersama Luna, mereka sudah berniat menghabiskan seluruh energinya untuk berteriak memberi semangat kepada para pemain, terutama pada Kai.

“Apakah Kai memakai kupluk hitam itu? Yaaah, mengapa aku tidak mengenalinya.” Luna menunjuk lelaki yang berlari-lari sedang menggiring bola.

“Kenapa? Karena sekarang dia terlihat mempesona dimatamu? Sehingga dia terlihat berbeda?” Goda Soojung.

“Eeeyy, apa maksudmu? Kau sendiri sekarang menjadi penyuka bola. Apa memiliki pacar seorang pemain bola bisa mempengaruhimu sedrastis itu?” Luna balik menggoda Soojung. Memang benar apa yang dikatakan Luna, dulu ia sama sekali tidak suka permainan ini, tapi kini ia menyukainya. Apakah cinta bisa mengubah jalan pikiran seseorang? Hobby seseorang? Atau bahkan kebencian seseorang? Dalam hal ini, ia menyadari adanya garis tipis antara cinta dan benci, sehingga dengan kasat mata, kau akan sulit membedakannya.

“Terkadang aku masih tidak mengerti ketika Minhyuk oppa berbicara tentang pertandingan, teknik atau apalah. Tapi setelah dilihat-lihat, asyik juga. Ayoooo…. Teruuuus…. Kaaaaiiii….” Luna menutup telinganya akibat teriakan Soojung yang sangat mengganggu.

Kai terlihat pandai mengocek bola, digiringnya hingga bola itu mendekati gawang lawan, dilewatinya satu persatu musuh yang menghadang. Oleh Kai di oper ke teman seperjuangannya. Langsung di shoot begitu saja dan…

“Goooooooollll…..” Luna dan Soojung melompat gembira.

“Kau lihat? Itu tadi cantik sekali!” Soojung bertepuk tangan.

“Eoh, tapi kau bilang dia punya penyakit parah, kenapa ia bisa bermain sebagus itu?” Tanya Luna heran.

“Entahlah, kuharap dia benar-benar akan sembuh.” Soojung terdiam.

“Hey, kau sudah memiliki pacar seorang pemain bola, jangan mencoba untuk flirting lagi Jung Soojung!” Luna memperingatkan.

“Mwo? Aniya!! Aku hanya simpati, itu saja. Dia memiliki semangat yang perlu di tiru.”

“Benarkah?” Luna melirik Soojung, Soojung hanya terdiam menatap Kai tajam.

Mendadak pertandingan berhenti, dilihatnya beberapa pemain mengerumuni seseorang yang tergeletak di tengah lapangan bola. Apakah ada pelanggaran? Seseorang itu di gotong ke pinggir lapangan dekat Soojung dan Luna berada. Seseorang itu, Kai!

“Kai? Dia kenapa?” Soojung dan Luna beranjak mendekati kerumunan orang yang menggotongnya.

“Dia tiba-tiba pingsan, padahal aku sudah menyuruhnya beristirahat, kurasa dia kecapekan.” Jawab pemuda berambut pirang sambil menyerahkan tas milik Kai ke tangan Soojung.

“Cepat bawa dia ke rumah sakit!” Seseorang lain berteriak.

 

---- 0 ----

 

 

“Tidak apa-apa, kau pulanglah Luna, aku di sini menunggu keluarganya datang dulu.”

“Kau sudah menghubungi orang tuanya? Bagaimana denganmu?” Tanya Luna khawatir.

“Sudah, orang tuanya dalam perjalanan kemari, kau pulang saja, ini sudah malam. Aku bisa pulang sendiri, rumahku kan tidak jauh dari sini.” Soojung meyakinkan Luna.

“Baiklah, aku pulang dulu. Sesampainya di rumah jangan lupa kabari aku, arraseo?”

“Eoh..”

Luna menutup pintu kamar ruang VIP. Tak lama kemudian, Soojung mendengar pintu itu terbuka lagi. “Apa ada yang tertinggal Lu–“ Soojung terkejut melihat seseorang yang baru saja masuk.

“Oppa?!”

“Soojungaa….” Kang Minhyuk menatapnya heran, kemudian melihat adiknya belum sadarkan diri dengan infus yang menancap di pergelangan tangan Kai. Mereka saling menatap, mencoba menemukan jawaban atas kebingungan ini.

 

Detik pertama…..

 

Detik kedua…..

 

Detik ketiga….

 

“Kenapa kau ada di sini? Kau mengenal adikku?” Lanjutnya memecah keheningan.

Soojung tidak tahu apa yang ingin ia katakan, otaknya masih dipenuhi keterkejutan dengan berbagai pertanyaan yang sulit ia ucapkan, tiba-tiba pintu terbuka lagi.

“Soojungssi? Terima kasih kau sudah membawa Jongin ke rumah sakit. Apa dia baik-baik saja?” Ibu Kai duduk di kursi seberang Soojung dengan wajah khawatir.

“Ne, dia sudah membaik nyonya Kang, kurasa dia butuh istirahat.” Jawab Soojung.

“Eomma kenal dengan Soojungie?” Tanya Minhyuk yang masih memasang wajah kebingungan.

“Dia teman adikmu, dia sering kesini saat Jongin masih dalam perawatan. Mereka saling mengenal saat mereka sama-sama dirawat di rumah sakit ini.” Jelas Tuan Kang yang berdiri disamping istrinya.

“Kalau begitu, saya pamit dulu, ini sudah malam.” Soojung membungkukkan badan. “Aku pergi Minhyuk oppa.” Minhyuk hanya memandang kepergian Soojung tanpa berkata apa-apa.

“Dia anak yang baik, pantas saja adikmu selalu menceritakan tentang Soojung. Dia cantik bukan?” Pernyataan ibunya membuat Minhyuk merasa seperti ada benang merah membentang di kepalanya.

 

Flashback

“Hyung tidak tau betapa cantiknya dia, kau akan sulit menemukan wanita seperti ini di US. Dia orang Korea asli dan dia yang membuatku ingin sembuh. Tapi kau tau hyung, aku tidak akan bisa mengejarnya dengan penyakit seperti ini?” Tatapan Kai sendu.

“Yah, jadi dia alasanmu bertahan hidup sekarang? Baguslah, mulai sekarang aku tidak akan mendengarmu ingin mati lagi. Jangan pernah berkata seperti itu lagi, arraseo?” Minhyuk memeluk pundak adiknya sejenak lalu bergegas memakai tuksedo. “Kau tenang saja, kalau kau bisa mengambil hatinya, dia pasti akan selalu ada untukmu. Sekarang kau istirahatlah.”

“Hyung, kau mau kemana berpakaian rapi seperti itu?” Tanya Kai penasaran.

“Ke pesta ulang tahun mantan dokter psikoterapiku.”

 

Flashback off

 

Minhyuk menghirup nafas panjang sebelum menyimpulkan sesuatu. Jung Soojung, gadis yang selama ini membuatnya menemukan kebahagiaan baru dalam hidupnya yang menjenuhkan ini adalah gadis yang juga dicintai oleh adik kesayangannya. Ia menutup matanya dan menghembuskan nafas berat. Mencoba menghalau semua fakta yang ada dan berharap ini hanya mimpi buruk. Tapi tidak, ini bukan mimpi, Jongin, mencintai Jung Soojung. Hembusan nafasnya semakin berat.

 

tbc


Oke, bagi kalian yang ingin segera membaca chapter berikutnya harap memberikan komentar, kritik serta sarannya, karena sebenarnya chapter berikutnya tinggal posting, tapi nunggu banyak yang komentar dulu.hiihihi...
Maaf kalo banyak typo.

Hope you like it ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dean_Pure
Maybe I'll make english version for my ff DON"T SAY GOODBYE in the near future. Just wait for it ^^

Comments

You must be logged in to comment
ayuayu #1
waaaaa daebakkk eonnie ><
gpp b.indo aja.. b.ing ngga enak :D
ak mw baca the next chap'a klo gt..
Flameraein
#2
Chapter 15: hey i'm a new reader, dan q suka krysmin couple, sayangnya q baru ketemu ff ni pas udah slese, jadi bru coment ga papa kan ya author nim?
ff ni mau part seneng ato sedih semuanya bikin gregetan. and for the last part seriously minhuk-ah kringetan begitu kamu ngelamar cewe?oh my god
vvytri #3
Chapter 16: waaaahhh daebakk !!!!! Aku sampe nangis baca ff ini. Yeah i mean, this is very cool
Hitomie #4
Chapter 15: only asking: is it perhaps possible to translate this FF in english and post this version here too?? that would be great :D since i saw some engl comments it really seems to be a great story :D hope it will be possible in the future :D
Citraysm #5
Chapter 16: Sumpah , this is the best minhyuk krystal fanfict I've read... Keep writing . Make another amazzing fanfict ne n,n
jungjojung
#6
coba ini dibuat pakai bhs inggris... pasti makin banyak readernya, akhirnya nemu ff krysmin yg berkualitas lagi :))
walau kecewa bgt sama minhyuk yg trus2an nyakitin soojung, banyak bgt bersakit2nya hahaha
piipii
#7
Chapter 14: ESL maybe its not english but england dear. Hhhe. Just correcting. :)
Ohh, akhrnya udah baikan. Ihh smoga itu manajer kim nyesel buat minhyuk kluar dari timnas... Updateee
bluesky1290
#8
Chapter 14: It would be great if it's in english... you'll definitely get lots of subscriber and comments.

I love your storyyyyyyy... just update soon, okay? sooooon!!!!!!
I love the way Minhyuk sacrificing his dream for a a girl he loves.
bluesky1290
#9
Chapter 13: Minhyuk got his lesson...
Ah thanks. he needed a hard slap too. kekekek.
I hope Yonghwa would punch him as well? Ouch mian~
*terbawa suasana*
And I love that picture...
Minhyuk is... ah, Mr. Perfect Jaw Line. XD
Update soon, okay?
piipii
#10
Mampus kan... Here! Comes trouble.... Ohhhh ohohoeooooo
Aduh jgn sampe pisah dong hyukstalnya... Update soon