Chapter 2

Don't Say Goodbye

 

        “Kau harus mentlaktirku makan!”

     “Well, aku akan menunggumu dikampus nanti. Mmmm… kau tau pohon cemara yang berada di pinggir lapangan bola?” Tanya Kai.

       “Ada apa dengan pohon cemara?” Soojung mengedipkan matanya, apakah Kai mencoba mengalihkan pembicaraan saat ini? Lantas apa hubungannya kampus dengan pohon cemara? Mungkin ini sudah saatnya Kai untuk istirahat lagi. Pikir Soojung.

      “Kau ini bodoh ya? Tidak usah melongo seperti itu. Maksudku kita akan bertemu disana.” Mulut Soojung yang awalnya melongo menjadi bulat membentuk huruf O sambil mengangguk. Dan pemandangan itu membuat Kai tertawa terbahak-bahak, menikmati wajah polos dan lucu khas Jung Soojung sangat menyenangkan. Walaupun Soojung benar-benar tidak tau apa yang Kai tertawakan tapi ia pun ikut tertawa juga.

      Soojung senang melihat Kai bisa melepas tawa dengannya seperti ini. Wajah pucatnya tampak lebih segar sekarang. Matanya yang coklat kini terlihat lebih jernih. Dan ketika pertama kali ia mengenal Kai, ia mengira bahwa Kai adalah orang yang pendiam. Namun seiring kebersamaan mereka, Soojung semakin yakin bahwa Kai adalah orang yang sangat kesepian. Ia harus berjuang melawan penyakit yang baru diketahui orang tuanya beberapa hari yang lalu. Sehingga, mendengar kabar tersebut, kedua orang tuanya segera terbang ke US.

       Dalam keheningan, tiba-tiba ia mengatakan sesuatu yang membuat Soojung terkejut. “Aku sempat berpikir sebentar lagi aku tak bisa melihat dunia ini lagi. Entah kapan. Semua orang berlagak seolah aku akan sembuh. Tapi aku tau, penyakit ini tak bisa disembuhkan. Akan terus menggerogotiku, semakin parah dan semakin parah.” Ia tersenyum melihat langit yang seolah membatasi impiannya.

       “Walaupun waktuku tinggal sebentar, setidaknya kali ini aku menemukan alasan untuk hidup. Aku ingin melengkapi kebahagiaanku. Terutama pada hatiku.” Kai menarik nafas panjang kemudian menghembuskannya seolah ia mampu menghembuskan rasa sakit yang dideritanya dan membuangnya jauh-jauh.

       Soojung tercengang dengan apa yang ia dengar. Ia tidak yakin apa yang Kai katakan, tapi ia tak ingin melihat wajah Kai tampak terluka seperti itu. “Kalau kau sembuh, bolehkah aku meminta sesuatu?” Tanya Soojung dengan mata berbinar-binar.

         “Apa?” Tanya Kai penasaran.

       “Aku ingin melihatmu bermain bola. Kau kan pernah bilang padaku kalau kau masuk tim sepak bola di kampus. Aku ingin melihat pertandinganmu.” Kai tau maksud dari permintaan gadis ini kemudian tersenyum.

       “Bukankah kau tidak suka melihat pertandingan sepak bola? Kau sendiri yang bilang kalau kau ingin membelikan bola kepada setiap pemain karena mereka rela menghabiskan energi hanya untuk memperebutkan satu bola.” senyum Kai sarkastik.

      “Aku tidak ingin melihat pertandingannya! Aku hanya ingin melihat aksi temanku bermain dilapangan. Itu saja!” Soojung cemberut.

         “Haha.. Baiklah.” Jawab Kai tersenyum.

 

------ 0 ------

 

       Para tamu disambut oleh beberapa pelayan berseragam resmi ala karyawan hotel. Berbagai macam rangkaian bunga dan ucapan selamat ulang tahun berjejer di pintu masuk. Semua orang memakai toksedo, jas dan gaun-gaun indah membalut tubuh para wanita yang tampak mewah dan glamor. Ruangan mewah bertabur bunga mawar, tulip dan beraneka bunga lainnya juga menghiasi setiap sudut ruangan sehingga tampak anggun.

    Hanya mereka dari kelas menengah keataslah yang hampir memenuhi ruangan ini. Mereka para pemilik saham, investor, aktor dan aktris, saling bersulang, tertawa terbahak-bahak bersama para wanita cantik. Entah itu para kolega, istri atau mungkin simpanan mereka. Yang sangat ia ketahui bahwa pesta adalah tempat sempurna untuk mencari koneksi dalam bisnis. Lamunannya buyar setelah mendengar namanya dipanggil oleh seseorang.

     “Hey, lihat siapa yang datang di pestaku ini. Bagaimana kabarmu Kang Minhyuk?” Minhyuk tersenyum sambil memeluk pria tua yang sedang berulang tahun yang ke 42 ini.

       “Happy birhday Sam. Semoga kau selalu diberi kesuksesan dalam kariermu. See? Im fine, thanks.”  Sam adalah dokter psikoterapi yang dulu pernah mengobati cideranya selama 3 bulan dan cidera itulah yang membuatnya selalu menjadi pemain cadangan kala itu. Walaupun sekarang Sam sudah tidak bekerja di club sepak bola yang ia naungi, tapi mereka masih berhubungan baik.

       “Oh, thank you very much, bagaimana perjalananmu dari Korea? Aku tau kau belum ada pertandingan, jadi aku sangat mengharapkanmu dan semua mantan asuhan clubku datang ke kediamanku di Los Angeles. Apakah kau kesini juga untuk menemui adikmu?” Tanya Sam antusias.

      “Kau tenang saja. Semua pasti datang, sebenarnya aku sudah di Amerika sejak dua hari yang lalu untuk...ya, menjenguk adikku tentu saja.” Ia tersenyum, senyum yang hanya menjadi syarat etika menghadiri pesta.

 

----- 0 -----

 

       “Kau pikir aku tidak bingung dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba Grandpa mengajakku pergi. Sudah ya Luna. Sampai jumpa besok dikampus.”

         Tuut..tuut.. Tiba-tiba telpon ia matikan begitu saja karena sudah dituntun Grandpa untuk segera masuk ke gedung pesta yang letaknya di Hotel bintang lima. Sebenarnya ia sudah memiliki janji dengan Luna untuk berbelanja malam ini, tapi rencananya batal karena ia harus menghadiri pesta ulang tahun sahabat Grandpa yang merupakan seorang dokter psikoterapis salah satu club sepak bola entah club mana yang dinaungi juga ia tidak peduli. Ia terpaksa ikut karena Grandpa tidak punya seseorang untuk diajak, Grandma tidak akan pernah mau pergi ke pesta seperti ini.

        “Oh hay Sam, happy birthday, semoga kau selalu sehat dan sukses dalam kariermu.” Grandpa memeluk laki-laki yang tidak dikenal Soojung. Soojung hanya diam melihat sekitarnya membiarkan Grandpa dan Sam berbincang-bincang. Ia tidak segan-segan menampakkan wajah bad mood sekaligus tidak tertarik dengan apa yang ia lakukan saat ini. Seolah di kepala Soojung tertulis dengan jelas ‘SANGAT MEMBOSANKAN’.

         Setelah asyik bertukar sapa, Sam melanjutkan, “Oh, perkenalkan ini Kang Minhyuk anak asuhanku dulu di Korea.” Dengan senang hati mengenalkan orang yang dari tadi berdiri disampingnya.

      “Oh, hay aku Jung Do Jin. Apa kau orang Korea?” Tanya grandpa saat memperkenalkan diri dengan sopan pada Minhyuk. Tak diragukan lagi, mata sipit yang terlihat sejelas itu telah menjawab semuanya. Oh tidak, mata sipit yang… kharismatik?

       “Nice to meet you, yeah Im Korean, Mr Jung.” Minhyuk tersenyum sambil menjabat tangan grandpa dan menjabat tangan Soojung yang berdiri disebelah grandpa. Ia keget saat Minhyuk menjabat tangannya. Dengan gugup ia menjabat tangan Minhyuk juga. Sam melihat Soojung sambil mengangkat alisnya pertanda bertanya pada Grandpa.

        “Aku datang bersama cucu kesayanganku yang cantik ini. Lihat betapa dia mirip denganku. Ya kan?” Grandpa membanggakan diri lagi. Soojung hanya tersenyum, kalau boleh jujur, sebenarnya ia agak malu.

       “Oh..ini cucumu?” Tanya Sam menjabat tangan Soojung. “Kau sangat cantik nak. Andai saja aku punya anak laki-laki.” Kata Sam sambil tertawa. “Atau kau mau kujodohkan dengan Minhyuk? Ia atlit sepak bola di Korea dan baru berumur 24 tahun. Kau pasti sering melihatnya di televisi karena dia adalah pemain terbaik.” Kata Sam sambil merangkul pundak Minhyuk.

      Bisa dipastikan wajah Soojung memerah, bagaimana bisa lelaki tua ini menjodohkan orang seenaknya. Lagi pula, ia sangat tidak tertarik dengan dunia sepak bola dan melihatnya di televisi? Heol, yang benar saja! Soojung menatap Minhyuk yang hanya tersenyum dan ya Tuhan, eye smile nya, ehmm.. Ok Soojung rileks.

        “Bagaimana bisa kau selalu menjodohkanku seperti ini, Sam? Kali ini gadis mana lagi yang ingin kau kenalkan padaku. Nona ini terlalu cantik untukku, bukan begitu Mr.Jung?”

      Senyum Minhyuk semakin lebar melihat pipi gadis dihadapannya berubah semakin merah. Cute adalah satu kata yang muncul di otak Minhyuk. Playboy, adalah satu kata yang muncul di otak Soojung.

 

Tbc


 

 
   

 

 

Ini dia, Kang Minhyuk yang kalian nanti ^^

Menurut kalian membosankan gak sih? Maaf kalo jawabannya 'iya'..

Next Chapter, adegan Minhyuk-Krystal akan lebih di tonjolkan, jadi tetep setia sama FF ini ya (^.~)v

Jangan lupa tinggalkan saran, kritik dan komentar untuk perbaikan di chapter berikutnya.

Maaf kalo kalian nemuin banyak typo :( *salimin satu satu*
 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dean_Pure
Maybe I'll make english version for my ff DON"T SAY GOODBYE in the near future. Just wait for it ^^

Comments

You must be logged in to comment
ayuayu #1
waaaaa daebakkk eonnie ><
gpp b.indo aja.. b.ing ngga enak :D
ak mw baca the next chap'a klo gt..
Flameraein
#2
Chapter 15: hey i'm a new reader, dan q suka krysmin couple, sayangnya q baru ketemu ff ni pas udah slese, jadi bru coment ga papa kan ya author nim?
ff ni mau part seneng ato sedih semuanya bikin gregetan. and for the last part seriously minhuk-ah kringetan begitu kamu ngelamar cewe?oh my god
vvytri #3
Chapter 16: waaaahhh daebakk !!!!! Aku sampe nangis baca ff ini. Yeah i mean, this is very cool
Hitomie #4
Chapter 15: only asking: is it perhaps possible to translate this FF in english and post this version here too?? that would be great :D since i saw some engl comments it really seems to be a great story :D hope it will be possible in the future :D
Citraysm #5
Chapter 16: Sumpah , this is the best minhyuk krystal fanfict I've read... Keep writing . Make another amazzing fanfict ne n,n
jungjojung
#6
coba ini dibuat pakai bhs inggris... pasti makin banyak readernya, akhirnya nemu ff krysmin yg berkualitas lagi :))
walau kecewa bgt sama minhyuk yg trus2an nyakitin soojung, banyak bgt bersakit2nya hahaha
piipii
#7
Chapter 14: ESL maybe its not english but england dear. Hhhe. Just correcting. :)
Ohh, akhrnya udah baikan. Ihh smoga itu manajer kim nyesel buat minhyuk kluar dari timnas... Updateee
bluesky1290
#8
Chapter 14: It would be great if it's in english... you'll definitely get lots of subscriber and comments.

I love your storyyyyyyy... just update soon, okay? sooooon!!!!!!
I love the way Minhyuk sacrificing his dream for a a girl he loves.
bluesky1290
#9
Chapter 13: Minhyuk got his lesson...
Ah thanks. he needed a hard slap too. kekekek.
I hope Yonghwa would punch him as well? Ouch mian~
*terbawa suasana*
And I love that picture...
Minhyuk is... ah, Mr. Perfect Jaw Line. XD
Update soon, okay?
piipii
#10
Mampus kan... Here! Comes trouble.... Ohhhh ohohoeooooo
Aduh jgn sampe pisah dong hyukstalnya... Update soon