Chapter 1

Don't Say Goodbye

 

Lousiana, USA

         Hujan yang mengguyur deras semalaman membuatnya senang. Selain karena ia sangat menyukai hujan, ia juga bisa menolak ajakan Luna untuk hang out bersama menikmati malam minggu di kota besar Lousiana yang penuh kemerlapan. Tidak ada yang spesial bagi Soojung, hari jumat sampai minggu bukanlah hari yang ia tunggu-tunggu layaknya para pemuda pemudi diluar sana karena baginya semua hari adalah sama. Ia heran mengapa banyak orang bersemangat menantikan hari jumat, sabtu dan minggu.

        Mungkin salah satu alasan terbesarnya karena dia tidak memiliki pacar. Bukan tidak, hanya belum. Ia tidak pernah sekalipun merasakan rasa saling mencintai. Sekalinya ia menyukai seseorang, yang ia rasakan justru bertepuk sebelah tangan.

         “tok..tok..” suara pintu kamar belum mampu membangunkannya.

       “Soojungaaa, ini sudah jam delapan, kau tidak sarapan? Bisa-bisa maghmu kumat lagi. Wake up dear!” suara itu terdegar sagat tegas.

     Karena tidak ada jawaban, volume suara itu semakin jelas dan semakin dekat.

       “Yaa, apa kau mau masuk rumah sakit lagi? Wake up dear, Ayo bangun!” Soojung menutupi telinganya dengan bantal setelah grandma berhasil merebut selimut yang melilit seluruh tubuh Soojung. Selambu kamar yang menutupi jendelanya yang lebar disibakkan sehingga ruangan menjadi terang benderang. Saat ini yang sangat ia sesalkan adalah tidak pernah mengunci pintu kamarnya sehingga Grandma bisa masuk dengan mudah.

      Seandainya saja ia bukan orang yang penakut, ia berharap bisa bertahan dalam ruangan yang tertutup tanpa celah sekalipun. Hanya saja, ia tipe orang yang memiliki fantasi luar biasa, sehingga jika ada suatu hal yang terjadi dikamarnya, ia bisa lari tanpa harus susah payah membuka kunci terlebih dahulu. Mungkin karena parno oleh beberapa film horor yang ia tonton.

       “Oh.. Grandma, sekarang hari sabtu, boleh kah aku tidur lebih lama lagi? Tidak ada kuliah di hari sabtu Grandma. Please..” Soojung merajuk dengan mata masih terpejam dan menarik  selimutnya lagi untuk kembali tidur.

      “Tidak ada yang namanya terlambat sarapan mulai sekarang Jung Soojung. Kalau saja kau tidak punya penyakit magh yang membuatmu harus opname selama dua minggu, mungkin grandma akan membiarkanmu menikmati sleeping beauty-mu. Bangun sayang. come on.” grandma menarik lengan Soojung agar terduduk untuk menghilangkan rasa kantuknya.

       “Grandpa sudah menunggu di meja makan, kalau sampai kau tidak segera turun, maka Grandma tidak segan-segan menelpon appa-mu di Korea!” Ancam grandma yang membuat Soojung harus hengkang dari tempat tidur yang sangat ia cintai.

       Baginya kekasih adalah orang yang bisa membuatnya nyaman, ia pun berpikir bahwa tempat tidurnya adalah tempat yang bisa membuatnya nyaman karena itulah ia sangat mencintai tempat tidurnya. Tapi ia berjanji dalam hati akan tidur siang dengan puas sebagai gantinya bangun terlalu pagi sekarang. Terlalu pagi?

       Soojung adalah gadis mandiri dan periang, anak terakhir dari dua bersaudara. Kakaknya laki-laki, jadi tak heran jika terkadang ia bersikap kelaki-lakian karena dari kecil ia sering ikut bermain bersama kakak laki-laki beserta teman-teman oppa-nya apabila bermain di rumah. Jung Soojung memilki paras cantik asia sama seperti kakaknya yang sekarang manjadi manajer di perusahaan manufaktur di Korea, Jung Yonghwa. Tampan, tinggi, berkepribadian tegas dan sopan, juga seorang yang sangat menyayangi adik perempuan satu-satunya. Saat ini sang kakak sudah menikah sehingga jarang sekali berkumpul lagi dengannya bila libur telah tiba. Mungkin karena telah memiliki anak yang baru berumur 3 tahun membuatnya sibuk pada keluarga yang berdomisili di Korea.

    Grandpa sudah resmi menjadi warga negara Amerika Serikat bertahun-tahun yang lalu. Soojung tinggal bersama grandpa dan grandma di Amerika karena 3 tahun lalu Soojung mendapat beasiswa kuliah di University of Lousiana yang berdekatan dengan rumah kakek dan neneknya itu. Bukan hal yang sulit untuk bisa kuliah di luar negeri, selain otaknya yang cerdas, ia juga bisa dikatakan anak dari keluarga kaya raya. Tapi Soojung tidak suka kenyataan itu, ia baru bangga apabila ia menjadi anak kaya bukan anak orang kaya yang biasanya menyombongkan harta kedua orang tuanya. Baginya anak seperti itu sama sekali tidak gentle.

     “Setelah ini grandpa mau ke rumah sakit?” tanya Soojung saat menikmati roti panggang dengan telur goreng buatan Grandma. Grandpa mengangguk kepada cucu kesayangannya dengan bergurau “Kenapa? Kau rindu rumah sakit? Mau tinggal disana lagi?”

      “Tidak..tidak.. Terima kasih tawarannya grandpa..!” jawab Soojung kali ini dengan penggunaan bahasa Korea yang fasih, tak heran bahasa Koreanya sangat kental karena sejak kecil hingga SMA ia tinggal di Seoul bersama orang tuanya. Tapi harus diakui bahwa bahasa inggrisnya tidak kalah dengan warga Amerika asli. “Aku kehilangan gelang yang diberikan Luna waktu menjengukku di rumah sakit kemarin. Aku yakin tertinggal di kamar itu. Aku mau ikut Grandpa ke rumah sakit. Aku merasa bersalah karena telah menghilangkanya. Aku janji bisa pulang sendiri tanpa merepotan grandpa. Ya?” Soojung mengedip-ngedipkan mata kepada Grandpa yang berkutat dengan roti dihadapannya.

     “Ok, nanti biar kusuruh Alex untuk mengantarmu pulang.” Alex adalah assisten Grandpa yang setia dan sudah akrab dengan keluarga.

     “Tidak..tidak aku bisa sendiri Grandpa, lagi pula aku bukan anak kecil lagi. Oh come on.” Soojung menolak. Ia tidak suka diperlakukan seperti anak kecil yang suka dimanja. Memang terkadang ia kekanakan tapi bukan berarti ia tipikal anak manja.

 

----- 0 -----

 

      Setelah ia menemukan apa yang ia cari, ia memakainya untuk membuktikan bahwa ia adalah sahabat yang baik hingga demi apapun ia mau mencari barang yang hilang yaitu gelang pemberian sahabatnya, Luna, saat ia masih dirawat dirumah sakit ini.

    “Sudah menemukannya?” suara grandpa mengagetkannya saat sedang mamandangi gelang cantik perak di pergelangan tangannya.

       “Ah..grandpa, mengagetkan saja! Setelah ini aku pulang sendiri ya? Aku berani. Oya..lagi pula aku mau menjenguk Kai dulu. Boleh kan grandpa? Oh?” bahasa yang digunakan Soojung campur-campur dari bahasa Korea, Inggris, Korea lagi, tak lupa dengan aegyo yang selalu mampu meluluhkan hati sang kakek.

        “Oh, terserah kau saja. Bawa saja mobil grandpa daripada naik taxi. Nanti grandpa akan diantar Alex. Grandpa ke ruangan dulu. Tapi kau harus berhati-hati, arasseo!” jawab Grandpa menyenangkan cucunya.

    “Aaassshaaa,...thank you grandpa!” sambil menggandeng lengan grandpa. Kemudian ia lari ke kamar dimana Kai dirawat.

      Belum sampai ia dikamar Kai, ia melihatnya di taman dekat kolam yang menghadap ke kamar dimana Kai dirawat. Soojung berlari untuk segera menyapanya. Seketika wajah Kai berubah dari murung menjadi ceria. Kai adalah kenalan Soojung waktu ia masih dirawat di rumah sakit ini. Pertama kali mereka bertemu saat Soojung pergi jalan-jalan karena merasa jenuh berada di kamar inap, tanpa disadari mereka duduk di bangku yang sama dalam tempo yang bersamaan juga. Disitulah awal perkenalan mereka.

     Ternyata Kai tipe orang yang menyenangkan, pengertian dan baik hati. Awalnya Soojung tidak percaya bahwa ia bisa menemui banyak orang Korea di Lousiana selain Luna tentunya. Kai menceritakan masa kecilnya yang juga ia habiskan di Korea bersama hyung-nya, kedua orang tuanya bekerja di Lousiana sebagai arsitek dan perancang busana Korea terbesar di US.

       Dan yang mengagetkan Soojung adalah ketika Kai mengaku kuliah di universitas yang sama dengan Soojung. Hanya fakultasnya yang berbeda. Kai di fakultas hukum, Soojung di fakultas administrasi bisnis yang jelas ia minati karena ia merasa memiliki jiwa dagang. Sejak kecil ia suka membeli barang seperti aksesoris atau pakaian untuk dijual kepada teman-temannya, baginya dagang adalah seni. Seni menarik orang untuk membeli dan seni untuk memanage keuangan.

     Hingga sisa perawatan Soojung di rumah sakit sering ia habiskan untuk mengobrol dengan Kai mengenai apapun. Sampai akhirnya ia sembuh dan pulang. Soojung sendiri tidak sadar sudah bercerita banyak kepada Kai, orang yang baru ia kenal di rumah sakit tapi itu justru membuatnya semakin dekat dengan Kai.

     Kai memiliki penyakit yang lebih parah dari Soojung waktu itu. Ia terkena leukimia stadium tiga. Penyakit yang selalu membuat para penderitanya putus asa dan selalu pasrah dengan apa yang mereka terima. Tapi sejak adanya Soojung si gadis ceria yang selalu memberikan semangat, sejak itu Kai percaya adanya harapan untuk hidup dengan bahagia.

    Entah jurus apa yang di gunakan Soojung hingga membuat Kai berubah total, yang awalnya tidak ingin melanjutkan hidup karena tidak ingin melihat orang-orang yang ia cintai sedih akan kondisinya, sekarang ia malah ingin segera melanjutkan kuliah dan mengejar apa yang ia inginkan seperti kakak dan kedua orangtuanya yang termasuk dalam kategori orang sukses. Itu semua membuat Kai sadar bahwa tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan yang berat seperti yang ia rasakan saat ini.

       “Hey, bagaimana kabarmu? Aku dengar kau mau keluar ya? Wuah.. Selamat.. Kau tau? Aku selalu berdoa untuk orang-orang yang sakit semoga segera diberi kesembuhan. Karena aku tau sakit itu menyiksa. Kapan-kapan jika kau sudah masuk kuliah lagi, kau harus menemuiku. Kita akan sering ngobrol di kampus. Oke?” Soojung nyerocos untuk memberinya semangat.

     “Hey, kau ini kerasukan setan mana? Mentang-mentang sudah sembuh bicaramu bisa banyak begitu. Tenang saja, besok aku sudah pulang. Kau lihat? Aku sudah sembuh!” Kai meyakinkan Soojung. Ia tidak mau terlihat lemah di depan gadis itu. Faktanya, memang Kai bisa pulang walaupun masih harus rawat jalan.

  “Benarkah? Besok? Waw.. Kau harus merayakannya dengan mentraktirku makan!hehe..” Soojung bergurau.

       Ia tau bagaimana menempatkan posisi dalam berbagai keadaan. Ia tau bagaimana penderitaan Kai dengan penyakit seperti itu. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah ingin membuat Kai tersenyum bahagia agar bisa menikmati indahnya dunia.

      Dan Kai, ia tersenyum melihat cara Soojung menyadarkannya tentang harapan, harapan indah yang berada tepat di hadapannya.

 

tbc

 


 

Ehmm, agak bingung ya? Di sini main castnya memang belum aku munculkan semua, karena aku masih butuh kritik dan saran kalian terlebih dahulu, semoga kalian enjoy dengan ceritanya. Maaf kalo banyak typo dan bahasa yang kurang jelas silahkan dikomentari and I'll do the best in next chapter. ^^

Hope you like it :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dean_Pure
Maybe I'll make english version for my ff DON"T SAY GOODBYE in the near future. Just wait for it ^^

Comments

You must be logged in to comment
ayuayu #1
waaaaa daebakkk eonnie ><
gpp b.indo aja.. b.ing ngga enak :D
ak mw baca the next chap'a klo gt..
Flameraein
#2
Chapter 15: hey i'm a new reader, dan q suka krysmin couple, sayangnya q baru ketemu ff ni pas udah slese, jadi bru coment ga papa kan ya author nim?
ff ni mau part seneng ato sedih semuanya bikin gregetan. and for the last part seriously minhuk-ah kringetan begitu kamu ngelamar cewe?oh my god
vvytri #3
Chapter 16: waaaahhh daebakk !!!!! Aku sampe nangis baca ff ini. Yeah i mean, this is very cool
Hitomie #4
Chapter 15: only asking: is it perhaps possible to translate this FF in english and post this version here too?? that would be great :D since i saw some engl comments it really seems to be a great story :D hope it will be possible in the future :D
Citraysm #5
Chapter 16: Sumpah , this is the best minhyuk krystal fanfict I've read... Keep writing . Make another amazzing fanfict ne n,n
jungjojung
#6
coba ini dibuat pakai bhs inggris... pasti makin banyak readernya, akhirnya nemu ff krysmin yg berkualitas lagi :))
walau kecewa bgt sama minhyuk yg trus2an nyakitin soojung, banyak bgt bersakit2nya hahaha
piipii
#7
Chapter 14: ESL maybe its not english but england dear. Hhhe. Just correcting. :)
Ohh, akhrnya udah baikan. Ihh smoga itu manajer kim nyesel buat minhyuk kluar dari timnas... Updateee
bluesky1290
#8
Chapter 14: It would be great if it's in english... you'll definitely get lots of subscriber and comments.

I love your storyyyyyyy... just update soon, okay? sooooon!!!!!!
I love the way Minhyuk sacrificing his dream for a a girl he loves.
bluesky1290
#9
Chapter 13: Minhyuk got his lesson...
Ah thanks. he needed a hard slap too. kekekek.
I hope Yonghwa would punch him as well? Ouch mian~
*terbawa suasana*
And I love that picture...
Minhyuk is... ah, Mr. Perfect Jaw Line. XD
Update soon, okay?
piipii
#10
Mampus kan... Here! Comes trouble.... Ohhhh ohohoeooooo
Aduh jgn sampe pisah dong hyukstalnya... Update soon