Chapter 13

Don't Say Goodbye

 

Minhyuk menghempaskan tubuhnya ke Sofa yang menghadap kamar milik Kai. Ia berharap keributan tadi tidak terdengar oleh Soojung dan membangunkannya. Ia sudah hampir bisa mengembalikan situasi, jika Soojung mendengarnya, ia tidak tahu bagaimana untuk menjelaskannya. Minhyuk menghembuskan nafas panjang, berharap hari ini akan berjalan sesuai rencana, tapi…. Soojung berdiri disana, membuka pintu kamar dan mematung di tempat, melihatnya dengan tatapan terluka. Dan harapan untuk mengembalikan keadaan seperti dulu, lenyap perlahan… Ya, Jung Soojung, mendengarnya…

“Soojung-ah…”

Minhyuk menghampiri Soojung, tapi gadis itu melewatinya dan berjalan menuju pintu keluar tanpa berkata apa-apa. Minhyuk mengahadangnya. Meraih lengan Soojung.

“Lepaskan aku…” Kata Soojung datar.

“Tidak…. Ada yang perlu kujelaskan padamu. Aku….”

“Aku sudah tahu semua dan aku sudah mendengarnya. Tidak perlu kau susah payah menjelaskannya lagi. Jangan halangi aku.” Soojung mencoba menerobos pertahanan Minhyuk, tapi pria itu bergeming.

“Aku tidak ada hubungan apa-apa lagi dengannya. Aku tidak tahu dia menyusulku ke sini. Dan 6 bulan lalu…”

“Aku sudah tahu, tidak usah kau perjelas lagi oppa!! Geumanhaera!!” Soojung tidak bisa menahan emosinya sekarang. Nafasnya memburu, ia terlalu marah untuk bisa berpikir.

“Tidak, kau belum tahu semuanya Soojung-ah.” Minhyuk menggelengkan kepala, ia mensejajarkan matanya dengan Soojung. “Berikan aku kesempatan untuk menjelaskannya padamu.” Minhyuk memohon.

Walaupun ia mencoba untuk menjelaskannya, Soojung tidak akan bisa berpikir jernih saat ini. Walaupun wanita itu mencoba merebut hati Kang Minhyuk kembali, Soojung tetap tidak peduli. Ia kecewa, sangat kecewa. Apakah semua wanita yang pernah bersamanya juga merasakan apa yang Soojung rasakan saat ini? Apakah perempuan yang bernama Kim Jiwon itu juga mengalami hal yang sama hingga rela menyusulnya ke US? Ia menggelengkan kepala, menolak fakta baru yang ia simpulkan sendiri. Tapi ia mempercayai hatinya. Hatinya terluka… Dan luka itu harus ia obati sendiri setelah pergi dari sini.

“Dan untuk apa? Untuk apa aku harus mendengarkanmu? Apakah aku harus mendengarkan penjelasan dan janjimu lagi? Kemudian satu bulan lagi kau meninggalkanku? Seperti itu?” Nice Shoot!

“…. Tidak untuk kali ini. Aku sudah tidak ingin berurusan lagi denganmu. Apa harus kuperjelas sekarang? Aku, bukan, siapa-siapa lagi bagimu, Kang Minhyuk.” Gadis itu menatapnya tajam. Soojung melepas cengkraman Minhyuk dan melangkah menuju pintu keluar.

Tapi laki-laki itu masih bisa meraihnya. Ditariknya tubuh Soojung ke dalam pelukannya. Ia tidak ingin kehilangan gadis ini lagi. Ia harus menahannya.

“Kumohon Soojung-ah, dengarkan aku. Secepatnya, aku akan menyelesaikan masalahku dengannya.”

Soojung terkejut dengan tindakan dan perkataan Minhyuk, ia tidak bisa berkutik. Butuh kekuatan terbesar untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia harus keluar dari sini. Ia meraih jari Minhyuk yang ada diperutnya, digenggamnya sejenak dan dengan perlahan ia melepasnya.

“Mianhae…. Oppa…” Dengan langkah yang mantap ia membuka pintu apartemen dan meninggalkan pria itu seorang diri.

Minhyuk terpaku, seperti inikah rasanya? Inikah yang dirasakan Soojung waktu itu? Seperti inikah rasanya dilepas oleh seseorang yang masih ingin kau pertahankan. Sesak… sakit… dan ya, ia pantas mendapatkannya.

 

---- 0 ----

 

           

“Kau yakin?” Luna meraih lengan Soojung sebelum gadis itu pergi.

“Aku yakin, thanks Luna for everything, you are the best friend I’ve ever had.” Soojung menitikkan air mata.

“…. Dan selama tiga hari ini, maaf telah merepotkanmu. Aku akan sering-sering menghubungimu. Jika kau kembali ke Korea, orang pertama yang harus kau temui adalah aku.” Soojung memberikan senyumnya memeluk Luna sekali lagi.

Soojung-ah… Sebenarnya, aku berharap yang terbaik untuk kalian berdua karena aku tidak ingin melihatmu seperti dulu lagi, tapi jika itu…” Luna hendak meminta Soojung untuk memikirkan kembali keputusannya, tiba-tiba Soojung memotongnya.

“Im fine Luna, setelah ini aku akan bertemu Yong oppa, dan segera meninggalkan semuanya yang ada disini.” Termasuk pria itu. “Dan… aku akan memulai hidup baru.” Soojung tersenyum untuk meyakinkan Luna agar tidak perlu mengkhawatirkannya.

“Baiklah, hati-hati dijalan, jaga selalu kesehatanmu. Kau gadis yang kuat Soojung-ah.” Luna menggenggam tangan Soojung.

“Gomawo… Annyeong…” Soojung melambaikan tangan dan berjalan meninggalkan rumah Luna.

Ia berjalan menuju rumah yang dulu ia tinggali bersama grandpa dan grandma, rumah sederhana yang menyenangkan. Rumah yang nyaman dan penuh kenangan. Hanya tinggal puing-puing hitam berserakan disana. Ia menyusuri halaman rumahnya yang penuh dengan tumpukan kayu hangus dan abu hitam yang menyelimuti tanah.

Seandainya dulu ia bisa lebih hati-hati, seandainya ia bisa mengembalikan waktu, banyak hal yang ingin ia perbaiki. Tapi… sekali lagi, penyesalan selalu datang belakangan dan sesuatu yang telah terjadi tidak mungkin bisa kembali seberat apapun kau menyesalinya.

“…… Ya, aku melihatnya disini. Sampai jumpa.”

Soojung mendengar ada yang berbicara di belakangnya. Ia membalikkan badan dan mendapati Sam berdiri disana mematikan ponselnya.

“Sam? Hey, apa yang kau lakukan disini?” Soojung menghampiri pria tua yang berdiri di pagar rumahnya.

“Aku ingin melihat kondisi rumah ini, dan sesuai bayanganku, sangat kacau.” Sam tertawa.

“Yeah, ini gara-gara aku lupa mematikan kompor. Hah.. aku tidak tahu bagaimana nasibku sesampainya di Korea.” Soojung menunduk dan memainkan krikil dengan kakinya.

“Kakekmu tidak akan memarahimu, justru ia sangat mengkhawatirkanmu. Aku sudah berbicara dengannya.” Sam menepuk pelan kepala Soojung. “Kapan kakakmu tiba di US? Dan kapan kau akan kembali ke Korea?”

“Hari ini, aku akan berangkat. Yong oppa akan segera menyusulku disini.” Soojung memberinya senyum.

“Kau baik-baik saja?” Sam menatap gadis itu tajam.

“Ya, aku baik-baik saja.” Soojung balas menatapnya.

“Kuharap kau bisa mengambil kesimpulan terbaikmu nak.”

“Maksudmu?” Alis mata Soojung saling bertaut.

“Apa yang kau lihat belum tentu benar. Jangan kau menilai seseorang hanya dari apa yang kau lihat. Dia pria yang akan memperjuangkan sesuatu bila sesuatu itu adalah hal yang terbaik baginya. Aku mengenalnya dengan baik. Aku tahu siapa dia dan bagaimana latar belakangnya.”

Soojung menarik nafas panjang.

“Sejak aku mengenalnya, ia memiliki bakat yang hebat. Tapi banyak faktor yang membuatnya gagal masuk dalam tim nasional Korea. Dan salah satu faktornya adalah putri dari manajer Kim. Kuharap kau bisa mengambil keputusan terbaikmu. Disini aku tidak mempengaruhimu. Tapi aku memberikan penilaianku terhadap apa yang kuketahui. Semua terserah padamu, tapi Soojung, jangan pernah sakiti dirimu sendiri bila keputusan yang kau ambil sangat menyiksamu.”

Soojung masih terdiam.

“Maaf aku terlihat seperti mencampuri urusan kalian. Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja. Hati-hatilah di perjalanan. Sampaikan salamku pada kakekmu.” Sam menepuk Soojung sekali lagi. Ia melihat Sam masuk mobil dan meninggalkannya yang masih berdiri disana.

Ini sudah keputusan terbaik, benar kan? Ia sendiri ragu. Masih ada rasa ingin untuk berada disini. Tapi fakta itu terlalu menyakitkan jika tidak segera ia lupakan. Ia tidak ingin terpuruk lagi. Apakah yang ia dengar memang benar adanya? Atau apa yang dikatakan Sam itu benar?

 

---- 0 ----

 

 

“Bagaimana dengan buktinya?” Tanya Minhyuk masih menggunakan earphone sambil menyetir mobilnya.

“Kurasa sudah hilang. Sudah 4 tahun yang lalu nak.. Mereka tidak bodoh, jelas berkas-berkasnya itu di musnahkan begitu saja.”

“Aiiiishh… Thanks Sam.”

“Kau masih mencari gadis itu?” Tanya Sam seolah bisa membaca pikirannya.

“Ya, aku tidak tahu harus mencarinya kemana lagi. Kenapa kau tiba-tiba menanyakannya? Apa kau melihatnya?” Terdengar nada putus asa disana.

“Ya, aku melihatnya disini, sampai jumpa.”

Kalimat itu membuat semangatnya naik. Ia menginjak gas semakin dalam. Ia harus bertemu gadis itu. Ia harus menjelaskan padanya apa yang terjadi. Kumohon kali ini Soojung-ah, dengarkan aku..

 

---- 0 ----

 

 

“Juuuuung….” Seseorang membuyarkan lamunannya. Soojung tahu pasti siapa yang memanggilnya seperti itu, saat ia kecil Yong oppa selalu memanggilnya seperti itu bila ia sulit di nasehati. Seketika ia memalingkan badan dan tersenyum lebar.

“Oppaaaa….” Soojung berlari dan memeluk kakaknya erat.

“Kau baik-baik saja?” Yonghwa balas memeluk adiknya.

“…”

“Yah... Jung Soojung..” Soojung masih memeluk Yonghwa.

“Sudah… tidak apa-apa… oppa tidak marah padamu. Kami semua tidak akan marah padamu. Semua itu musibah Soojung, tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Sesampainya dirumah, tidak ada yang akan memarahimu. Sudah… jangan menangis.” Yonghwa menatap adiknya dan menghapus air matanya.

“…. Lihatlah wajahmu yang jelek itu, aiiiissh… Sudah kubilang dari dulu, jangan menangis kalau tidak ingin terlihat jelek.” Lanjut yonghwa. Soojung memukul dada kakaknya yang menertawainya.

“Siap untuk pulang?” Yonghwa tersenyum pada adiknya.

“Gaja..” Soojung menggandeng lengan Yonghwa.

“Eeiittss… tunggu…” Yonghwa melihat rumah kakek mereka yang habis terbakar dan hanya puing-puing kayu hitam berdiri disana.

“Yaaaah… Bagaimana kau melakukannya Jung? Sepertinya kau akan mendapat masalah jika grandpa yang datang sendiri melihat rumahnya. Ckckck…” Yonghwa menggelengkan kepala.

“Aiiiissh… oppa!! Jangan menakutiku seperti itu! Gaja..!” Yonghwa tertawa melihat adiknya ketakutan. Mereka menuju ke ujung jalan dimana taxi yang tadi di tumpangi Yonghwa masih menunggu.

Sesampainya di lokasi, Minhyuk mencari gadis itu. Tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu ada disana. Dicarinya ke semua penjuru tapi tetap tidak ada. Apakah ia terlambat? Minhyuk mematung di depan bangkai rumah yang terlihat hangus. Dia pergi.. Gadis itu sudah pergi..

Saat berada di dalam taxi. Soojung melihat ke rumah grandpa sekali lagi, untuk yang terakhir kali. Tapi ia melihat sosok pria berdiri disana mematung memunggunginya. Terlihat mencari seseorang. Taxi mulai berjalan, semakin jauh.. semakin jauh.. Dan akhirnya tidak terlihat..

“Goodbye….” Kata Soojung memantapkan hati.

 

 

Tbc


Makasih buat yang udah memberikan feedback ^^

Maaf jika membosankan dan masih menemui banyak typo.

Happy reading..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dean_Pure
Maybe I'll make english version for my ff DON"T SAY GOODBYE in the near future. Just wait for it ^^

Comments

You must be logged in to comment
ayuayu #1
waaaaa daebakkk eonnie ><
gpp b.indo aja.. b.ing ngga enak :D
ak mw baca the next chap'a klo gt..
Flameraein
#2
Chapter 15: hey i'm a new reader, dan q suka krysmin couple, sayangnya q baru ketemu ff ni pas udah slese, jadi bru coment ga papa kan ya author nim?
ff ni mau part seneng ato sedih semuanya bikin gregetan. and for the last part seriously minhuk-ah kringetan begitu kamu ngelamar cewe?oh my god
vvytri #3
Chapter 16: waaaahhh daebakk !!!!! Aku sampe nangis baca ff ini. Yeah i mean, this is very cool
Hitomie #4
Chapter 15: only asking: is it perhaps possible to translate this FF in english and post this version here too?? that would be great :D since i saw some engl comments it really seems to be a great story :D hope it will be possible in the future :D
Citraysm #5
Chapter 16: Sumpah , this is the best minhyuk krystal fanfict I've read... Keep writing . Make another amazzing fanfict ne n,n
jungjojung
#6
coba ini dibuat pakai bhs inggris... pasti makin banyak readernya, akhirnya nemu ff krysmin yg berkualitas lagi :))
walau kecewa bgt sama minhyuk yg trus2an nyakitin soojung, banyak bgt bersakit2nya hahaha
piipii
#7
Chapter 14: ESL maybe its not english but england dear. Hhhe. Just correcting. :)
Ohh, akhrnya udah baikan. Ihh smoga itu manajer kim nyesel buat minhyuk kluar dari timnas... Updateee
bluesky1290
#8
Chapter 14: It would be great if it's in english... you'll definitely get lots of subscriber and comments.

I love your storyyyyyyy... just update soon, okay? sooooon!!!!!!
I love the way Minhyuk sacrificing his dream for a a girl he loves.
bluesky1290
#9
Chapter 13: Minhyuk got his lesson...
Ah thanks. he needed a hard slap too. kekekek.
I hope Yonghwa would punch him as well? Ouch mian~
*terbawa suasana*
And I love that picture...
Minhyuk is... ah, Mr. Perfect Jaw Line. XD
Update soon, okay?
piipii
#10
Mampus kan... Here! Comes trouble.... Ohhhh ohohoeooooo
Aduh jgn sampe pisah dong hyukstalnya... Update soon