Chapter 14

Don't Say Goodbye

 

 

 

Sesampainya di bandara, Minhyuk akan segera menuju ke tempat Soojung. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu. Sebelum musim pertandingan-pertandingan baru akan di mulai. Ia akan meyakinkan gadis itu. Soojung harus mendengar semuanya. Semua alasan mengapa Minhyuk meninggalkannya.

 

Tapi setibanya Minhyuk di bandara Incheon, ia melihat beberapa orang yang ia kenal. Ia mencoba melarikan diri tapi terlambat, mereka sudah melihatnya. Minhyuk mempelajari situasi. Tidak ada jalan yang bisa ia terobos kecuali lari dari sini. Dan detik itu juga ia berlari.

 

Orang-orang yang mengenalnya juga berlari mengejarnya. Minhyuk melihat ada celah dimana banyak orang yang berlalu lalang di sekitar elevator. Ia berbaur disana dan mencari jalan keluar dari bandara ini. Saat pintu keluar sudah di depan mata, ia berlari ke jalan dan melihat taxi berjalan menuju tempat ia berdiri. Saat hendak memanggil taxi itu, tiba-tiba ada bunyi keras dari belakangnya. Detik berikutnya, semua terasa gelap.

 

 

---- 0 ----

 

 

 

 

Soojung lebih senang bisa tinggal bersama Yonghwa oppa dan Seohyun eonni daripada di rumah kedua orangtuanya bersama grandpa dan grandma, terutama karena ada Mino si kecil yang menggemaskan. Soojung hampir menghabiskan waktunya untuk bermain dan mengasuh Mino sebelum ia bisa kembali beraktifitas.

 

“Eonni, kenapa Yong oppa lama sekali? Tidak biasanya ia pulang selarut ini.” Tanya Soojung sambil memberikan mobil mini pada Mino.

 

“Mungkin sebentar lagi, dia bilang ada rapat direksi. Tapi kenapa belum pulang juga ya?” Seohyun ikut khawatir. Ia memperhatikan jam dinding di ruang tengah.

 

Sebelum Soojung hendak menghubungi Yonghwa, ia mendengar ada yang memanggilnya dan jelas itu Yonghwa oppa.

 

“Juuuuung…..” Ia tersenyum dan segera berdiri menyambut Yonghwa.

 

Tapi senyumnya pudar saat ia dikejutkan oleh seseorang yang dipapah oleh Yonghwa. Laki-laki itu, terlihat pingsan. Kang Minhyuk..

 

“Ya ampuun!! Apa yang terjadi?” Seru Seohyun mendekat.

 

“Jangan hanya berdiri di situ! Bantu aku Jung!” Suara Yonghwa membangunkan Soojung dari keterkejutannya. Ia segera membantu Yonghwa memapah Minhyuk masuk ke kamar dan membaringkannya di tempat tidur.

 

“Aku menemukannya tergeletak di depan rumah. Apa yang kau lakukan padanya Jung sampai ia terlihat kacau seperti itu? Ugh.. Berapa botol soju yang dia habiskan?” Yonghwa mengatur nafasnya dan mengibaskan udara yang berbaur dengan bau alkohol.

 

“Aku tidak melakukan apa-apa padanya oppa.” Sahut Soojung pelan sambil memperhatikan wajah Minhyuk.

 

“Benarkah? Kurasa aku tidak yakin. Sekarang kau urus dia.” Yonghwa meninggalkan Soojung dikamar bersama Minhyuk yang masih belum sadarkan diri.

 

Ia duduk di pinggir tempat tidur menatap pria itu. Ada apa denganmu, oppa? Kenapa kau selalu bisa membuatku kembali melihatmu? Soojung menghembuskan nafas berat.

 

Ia hendak mengambil handuk dan air hangat untuk menyeka wajah Minhyuk, tapi Seohyun masuk membawakan apa yang hendak ia ambil ditambah dengan sup hangat dan teh panas.

 

“Gomawo eonni.” Soojung mengambil handuk dan mencelupkannya ke air hangat.

 

“Eoh, kalau ada apa-apa, panggil aku.” Seohyun menepuk lengan Soojung sekilas. Ia tahu apa yang terjadi antara Soojung dan Minhyuk. Soojung telah menceritakannya sejak kepulangannya dari Amerika. Seohyun tahu mereka masih saling mencintai, hanya saja terlalu banyak masalah yang harus mereka selesaikan, dan melihat apa yang terjadi pada Minhyuk sekarang membuat Seohyun semakin yakin, Minhyuk sangat mencintai Soojung.

 

Soojung menyeka wajah Minhyuk perlahan. Ia teringat pertama kali melihatnya, pria ini terlihat sangat tampan, dan sekarang pun masih seperti itu. Tapi perih di hatinya masih belum hilang. Ia ingin meninggalkannya, meninggalkan semua kenangan mereka dan bahkan ia berusaha menutup hatinya, tapi mengapa sulit untuk melakukannya. Pria ini masih selalu ada di benak Soojung dan selalu bisa menemukannya. Ya, ia tidak bisa mengelak lagi. Ia merindukan Kang Minhyuk.

 

“Oppa, jangan melakukannya lagi.” Soojung berbicara dengan lirih. “Jangan membuatku menyukaimu lagi.” Soojung menatapnya pedih.

 

...

 

...

 

...

 

“Soojung-ah…..” Pria itu tiba-tiba sadar.

 

Soojung terkesiap. Ia melihat Minhyuk yang masih memejamkan mata. Apa pria ini mengigau?

 

“Soojung-ah…” Minhyuk memanggil namanya lagi, suaranya terdengar lemah.

 

Soojung segera mengambil sup untuk menghilangkan pengaruh alkohol pada Minhyuk. Ia memapah kepala Minhyuk dan menyuapinya dengan sendok.

 

“Oppa, makanlah dulu. Untuk mengurangi rasa pusingmu.” Kata Soojung lembut.

 

“Soojung-ah..” Minhyuk masih menggumamkan nama Soojung. “Maafkan aku.”

 

Soojung masih terdiam.

 

“Soojung, maafkan aku….” Kali ini Minhyuk menatap Soojung sepenuhnya.

 

“Makanlah dulu.” Sahut Soojung yang masih menyuapinya sup.

 

“Jung Soojung…” Minhyuk menggenggam tangan Soojung yang memegang sendok. Ditaruhnya sendok itu dimangkuknya dan mencoba duduk dengan tegap.

 

“Soojung-ah, dengarkan aku. Aku tahu aku salah.” Minhyuk meraih tangan Soojung. “Apa kau tidak melihat disini aku pun terluka? Saat itu alasanku melepasmu, selain karena aku ingin melihat Kai bahagia, juga karena ingin melihatmu bahagia bersama seseorang yang selalu ada untukmu disana, dan seseorang itu bukan aku.” Soojung tidak bisa menerima itu. Ia masih sulit membedakan mana keharusan dan mana keinginan. Ia ingin berada di sisi pria yang ia cintai, tapi yang ia cintai justru menyuruhnya mencintai orang lain. Sudah cukup untuknya menahan dan mengobati luka itu sendirian.

 

“Kau pikir aku bisa dengan mudah menerima semua itu? Aku mencoba untuk menuruti permintaanmu, mencoba mencintainya dan menyiksa diriku sendiri. Itu tidak mudah oppa. Tidak semudah kau meninggalkanku. Dari situ aku mengetahui bahwa kau, tidak pernah mencintaiku sebesar aku mencintaimu.” Akhirnya Soojung bersuara, ia menarik nafasnya dalam.

 

“….. Dan selama ini, hanya mendengar namamu, dadaku terasa sesak. Jika kau benar-benar meninggalkanku, kumohon jangan pernah kembali. Akan terasa lebih sakit melihatmu seperti ini lagi, oppa.” Soojung menunduk, tidak berani menatap mata Minhyuk yang berkaca-kaca.

 

Mendengarnya membuat hati laki-laki itu seperti tertusuk ribuan pisau saat Soojung sendiri yang mengatakannya seperti ini. Apakah ini yang Soojung pikirkan selama ini? Ini memang salahnya. Ia yang meninggalkan Soojung, tapi tidakkah ia melihatnya juga terluka? Ia juga mencintainya, sangat!

 

Minhyuk menggelengkan kepalanya, membantah semua pemikiran Soojung tentangnya. “Kau salah, leaving you was the hardest thing I’ve done in half year.” Soojung menahan nafasnya. Tidak Minhyuk oppa, kumohon jangan katakan itu.

 

“…….. Aku masih mencintaimu Soojungie. Dan sulit untukku menghentikannya. Berapa botol tequila, berapa botol soju yang sudah kuhabiskan, berharap aku bisa melupakanmu? Tapi kenyatanya Itu semua tidak berpengaruh padaku, dear…. Maafkan aku.” Ia mengusap pipi Soojung dan merasakan air mata gadis itu jatuh di jarinya.

 

“Aku sudah memaafkanmu dari dulu oppa, tapi untuk kali ini kumohon. Jangan membuatku membuka hatiku lagi untukmu. Aku tidak ingin merasakan hal yang sama. Melupakanmu terlalu sulit buatku. Jadi kumohon, jangan pernah menyukaiku lagi. Sudah cukup…” Soojung menatap Minhyuk. Gadis itu gemetar saat mengatakannya. “Aku tidak ingin seperti gadis-gadismu yang lain. Kembalilah pada Jiwon. Kau meninggalkanku untuknya, dan jangan meninggalkannya untukku.” Soojung menghapus setetes air yang keluar dari matanya.

 

Minhyuk menarik nafas dalam.

 

“Jiwoon, adalah gadis yang aku kencani bukan karena aku mencintainya, Soojungie. Saat itu aku masih muda, masih belum memiliki skill yang bagus untuk bisa menjadi skuad tim nasional yang di idamkan semua pemuda saat itu. Kau tahu? Semua orang bersaing ketat didalamnya. Bahkan ada yang menyuap agar ia bisa menjadi anggota tim nasional Korea. Dan seseorang yang berkuasa dalam pemilihan pemain itu adalah manajer Kim. Sebenarnya aku bukanlah kandidat yang bagus untuk menjadi skuad timnas. Kuharap kau bisa menyimpulkan mengapa aku bisa mengencani Kim Jiwoon saat itu.”

 

Soojung menggelengkan kepalanya masih tidak bisa menerima itu. “Tapi 6 bulan yang lalu…”

 

“6 bulan yang lalu, aku memperalatnya dengan alasan yang sama. Saat itu namaku di pertaruhkan karena banyak dari mereka yang melakukan suap dan menggeser namaku. Aku tidak ingin melakukan hal yang sama seperti mereka. Aku hanya memanfaatkan fasilitas yang ada untuk bermain secara bersih. Ok, aku mengakui aku sangat licik. Tapi itu jalanku untuk bertahan, dan maaf, untuk meyakinkan dirimu agar melupakanku. Tapi aku sadar, Soojung, aku salah.” Minhyuk menggenggam tangan Soojung.

 

“Tapi dia mencintaimu…” Soojung masih tertegun.

 

“Tapi aku tidak mencintainya.” Minhyuk mulai frustasi. “Gadis yang kucintai ada disini, di hadapanku, kaulah alasanku kembali Soojung.” Ia menatap Soojung lekat.

 

“Lantas bagaimana dengan manajer Kim?” Soojung menantangnya.

 

“Aku rela untuk melepas title-ku sebagai squad timnas asal aku tidak kehilanganmu lagi.” Minhyuk menarik nafas sejenak sebelum melanjutkan.

 

“…. I swear, I’ll never fail you again. Im so sorry.. Bisakah kau memaafkanku, Soojungie?” Soojung melihat ketulusan disana. Bisakah ia menerimanya lagi? Ia membiarkan hatinya yang berkendak, tubuh mereka semakin mendekat. Dan ia merasakan kelembutan Minhyuk yang sudah lama ia lupakan. Ia merindukannya, sangat merindukannya. Merindukan sentuhannya, peluknya dan…. Sentuhan lembut di bibirnya. Seketika itu, air mata Soojung jatuh perlahan.

 

Minhyuk melepas ciumannya dan memandang Soojung lekat. Ia menghapus air mata itu dengan jarinya. “Kau masih mencintaiku?”

 

Soojung mengangguk, “ya, aku masih mencintaimu..” Satu kalimat itu cukup untuk mereka berdua mengembalikan segalanya. Cukup untuk menghilangkan rasa takut yang mereka rasakan. Cukup untuk memulai kebahagiaan yang lama mereka tinggalkan. Cukup untuk menghadapi masalah yang akan terjadi selanjutnya.

 

“Oppa…. Don’t you ever say goodbye anymore.” Soojung mendekatkan dirinya pada Minhyuk dan memejamkan mata di dada pria ini. Pria ini…. pria yang mengembalikan rasa nyaman yang tidak pernah lagi ia rasakan, pria yang beberapa menit lalu meyakinkannya bahwa pria itu mencintainya. Pria yang selama ini sulit ia lupakan.

 

“I promise.” Minhyuk mencium kepala Soojung. Ia berjanji pada gadis itu dan berjanji untuk dirinya sendiri. Kali ini, janjinya tidak akan ia ingkari apapun yang terjadi.

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

 

Flashback

 

 

Sesampainya Minhyuk dibandara Incheon. Ia dikejar beberapa orang yang sangat Minhyuk kenal. Dan ia berakhir di kantor milik manajer Kim.

 

“Kau sudah bangun nak?” Seseorang yang memiliki suara berat itu berdiri dihadapannya.

           

“…. Maaf, anak buahku suka berlaku kasar, tapi aku tidak menyuruhnya untuk memukulmu hingga pingsan.” Lanjutnya.

           

…. Kau tahu kenapa kau dibawa kesini kan? Aku sudah pernah mengatakannya padamu. Jangan pernah mempermainkan putriku. Aku bisa menggeser namamu dari starting line up menjadi bukan siapa-siapa.” Ancam manejer Kim.

           

….. Banyak yang ingin berada di posisimu nak, masih beruntung kau kupertahankan, karena yah..  Alasanmu dulu apa? Adikmu yang sekarat itu membutuhkan biaya banyak dan ia ingin melihatmu sukses kan? Sudah kubilang, sukses itu butuh modal. Dan apa modalmu? Mempermainkan uri Jiwoonie bukanlah ide yang bagus nak. Aku sudah muak melihatnya menangisimu yang sama sekali tidak tahu cara berterima kasih.” Manajer Kim menepuk pundaknya yang masih sakit akibat pukulan di bandara tadi.

           

“Keluarkan saja aku. Sudah tidak ada alasan lagi bagiku untuk bertahan. Dan aku tidak akan mengeluarkan uang sepeserpun untuk mempertahankan diriku sendiri menjadi skuad rekayasamu itu.” Minhyuk menatap manajer Kim tajam.

           

“Benarkah? Kau cukup berani Kang Minhyuk. Tapi kau tahu? Aku tidak pernah main-main pada apa yang kuucapkan. Sekalinya kau dipecat, tidak akan ada tempat lagi untukmu kembali.” Ujar manajer Kim sambil mengambil berkas yang ada di meja kerjanya.

           

“… Tandatangani ini dan ucapkan selamat tinggal pada Jersey kesayanganmu.” Lanjutnya.

           

Dengan mantap Minhyuk menandatangani surat pengunduran dirinya dan segera pergi dari situ. Setelah ini, ia tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di lapangan hijau stadion kebanggaannya. Baginya itu tidak jauh berharga dibandingkan seseorang yang akan ia temui.

           

Tapi perasaan itu menyiksanya, ia takut Soojung tidak bisa menerimanya. Perasaan itu membuatnya menghabiskan beberapa botol soju di kedai dekat kediaman keluarga Jung.

 

 

Flashback off

 

 

 

“Jadi kau tidak menjadi pemain bola lagi oppa?” Tanya Soojung saat mereka datang ke perjamuan Song Jongkook atas ulang tahun pernikahannya dengan sang istri tercinta.

 

Minhyuk telah menceritakan semua pada Soojung termasuk pemecatan Minhyuk yang menghebohkan dunia persepak bolaan di Korea. Alasan Minhyuk dipecat masih dipertanyakan media dan beberapa pengamat sepak bola. Tapi itu bukanlah masalah besar yang harus Minhyuk hadapi.

 

“Aku masih tetap menjadi pemain sayang, tapi hanya bermain untuk liga. Bukan menjadi anggota timnas lagi. Dan itu sudah cukup membuatku bahagia.” Minhyuk mencubit hidung Soojung.

 

“Apa bedanya? Liga dengan timnas?” Minhyuk tersenyum melihat cara bertanya Soojung seperti anak umur 5 tahun yang menanyakan 10+10.

 

“Timnas adalah tim sepak bola nasioal yang terdiri dari beberapa pemain professional dari klub-klub ternama untuk mewakili negaranya. Kalau Liga adalah kompetisi sepak bola klub-klub professional. Seperti di Negara kita namanya K-League, di Indonesia namanya ISL (Indonesia Super League), di Inggris namanya EPL (English Premier League), di Italy namanya Serie A Italy.” Minhyuk mengacak rambut Soojung yang memperhatikannya seperti seorang murid memperhatikan gurunya.

 

“Tapi oppa, aku tidak ingin menjadi penghalangmu untuk meraih cita-citamu.” Tatapan Soojung serius.

 

“Kau bukan penghalang cita-citaku Soojungie, manajemen yang buruk bukanlah keinginanku untuk menjadi bagiannya.” Minhyuk membelai pipi Soojung. Ia tidak peduli disana banyak wartawan atau beberapa pemain yang ia kenal. Saat ini yang ia inginkan adalah menikmati waktu mereka berdua kapanpun dan dimanapun.

 

Mendengarnya, Soojung tersenyum manis pada Minhyuk. Ia bahagia saat ini. Sangat bahagia. Ia benar-benar mencintai pria ini. Ia berharap selamanya momen ini akan berlanjut.

 

Tapi samar-samar, dari jauh ia melihat perempuan memicingkan mata padanya. Wanita itu… Kim Jiwoon.

 

tbc


Sorry kalo bosenin, banyak typo dan kurang sweet, saya gak bisa buat kisseu dengan baik dan benar :D

Sekali lagi thanks buat @dalamjwi07 karena udah di buatin poster :)

Makasih udah mau baca and komentar ^^

Selalu di tunggu komentar, saran dan kritiknya untuk perbaikan di chapter selanjutnya.

Hope you like it..

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dean_Pure
Maybe I'll make english version for my ff DON"T SAY GOODBYE in the near future. Just wait for it ^^

Comments

You must be logged in to comment
ayuayu #1
waaaaa daebakkk eonnie ><
gpp b.indo aja.. b.ing ngga enak :D
ak mw baca the next chap'a klo gt..
Flameraein
#2
Chapter 15: hey i'm a new reader, dan q suka krysmin couple, sayangnya q baru ketemu ff ni pas udah slese, jadi bru coment ga papa kan ya author nim?
ff ni mau part seneng ato sedih semuanya bikin gregetan. and for the last part seriously minhuk-ah kringetan begitu kamu ngelamar cewe?oh my god
vvytri #3
Chapter 16: waaaahhh daebakk !!!!! Aku sampe nangis baca ff ini. Yeah i mean, this is very cool
Hitomie #4
Chapter 15: only asking: is it perhaps possible to translate this FF in english and post this version here too?? that would be great :D since i saw some engl comments it really seems to be a great story :D hope it will be possible in the future :D
Citraysm #5
Chapter 16: Sumpah , this is the best minhyuk krystal fanfict I've read... Keep writing . Make another amazzing fanfict ne n,n
jungjojung
#6
coba ini dibuat pakai bhs inggris... pasti makin banyak readernya, akhirnya nemu ff krysmin yg berkualitas lagi :))
walau kecewa bgt sama minhyuk yg trus2an nyakitin soojung, banyak bgt bersakit2nya hahaha
piipii
#7
Chapter 14: ESL maybe its not english but england dear. Hhhe. Just correcting. :)
Ohh, akhrnya udah baikan. Ihh smoga itu manajer kim nyesel buat minhyuk kluar dari timnas... Updateee
bluesky1290
#8
Chapter 14: It would be great if it's in english... you'll definitely get lots of subscriber and comments.

I love your storyyyyyyy... just update soon, okay? sooooon!!!!!!
I love the way Minhyuk sacrificing his dream for a a girl he loves.
bluesky1290
#9
Chapter 13: Minhyuk got his lesson...
Ah thanks. he needed a hard slap too. kekekek.
I hope Yonghwa would punch him as well? Ouch mian~
*terbawa suasana*
And I love that picture...
Minhyuk is... ah, Mr. Perfect Jaw Line. XD
Update soon, okay?
piipii
#10
Mampus kan... Here! Comes trouble.... Ohhhh ohohoeooooo
Aduh jgn sampe pisah dong hyukstalnya... Update soon