Chapter 15 Final

Don't Say Goodbye

 

 

 

 

Hampir setiap malam Soojung selalu menyiapkan makan malam untuk Kang Minhyuk di kediaman pria itu. Baginya, bisa menyiapkan makan malam saat Minhyuk masih berada di tempat latihan adalah hal yang menyenangkan. Karena ketika pria yang sangat ia cintai itu pulang, dan melihat Soojung ada disana untuk menyiapkan makan malam untuknya, wajah lelah Minhyuk langsung lenyap begitu saja.

 

Saat irisan telur di letakkan di atas meja makan, ia mendengar berita mengenai dunia olah raga di televisi. Ia menaikkan volume suara agar bisa mendengar berita itu sambil menata meja makan. Soojung selalu mengantisipasi berita terbaru mengenai kekasihnya. Entah itu berita buruk atau berita baik. Setidaknya ia tidak akan ketinggalan berita. Dan itulah yang membuatnya mengerti tentang dunia olah raga akhir-akhir ini. Tapi kali ini yang ia dengar mengejutkannya hingga sumpit yang ia pegang terlepas dan jatuh berdentingan di lantai.

 

Soojung menghentikan aktifitasnya, menaikkan volume suara lebih keras lagi, kemudian fokus pada berita yang lihat.

 

 

Transfer pemain depan Korea dari klub Seoul FC bulan Januari lalu telah menyebabkan pihak berwenang nasional untuk menuntut klub tersebut dengan tuduhan penggelapan pajak karena nilai kontrak telah menggelembung dari $ 74 juta menjadi $ 138 juta. Hakim memerintahkan otoritas pajak untuk mengembalikan penarikan pajak klub itu dari tahun 2011 sampai 2013 dan memeriksa sejumlah staf dan mananjer asal klub tersebut yang tak lain adalah manajer Kim Jong Un selaku pelatih sekaligus pengasuh klub Seoul FC. Tak hanya itu, manajer Kim juga mendapati tuduhan penyuapan dalam penyeleksian timnas mulai dari tahun 2011 sebagai akibat dari pemecatan beberapa pemain dan staf karyawan secara sepihak yang menuai kecurigaan dari pihak AFC.

 

 

Belum selesai Soojung menyimak berita, ia mendengar bel rumah berbunyi. Harusnya Minhyuk tidak perlu menekan bell untuk bisa masuk rumah, pria itu tidak mungkin lupa dengan password pintu rumahnya sendiri kan? Dengan enggan ia membuka pintu. Soojung hendak menumpahkan kekesalan pada Minhyuk tapi kekesalan itu digantikan rasa terkejut saat melihat sosok wanita cantik dihadapannya memakai dress biru sedang memicingkan matanya pada Soojung.

 

“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Kim Jiwon.

 

“Mwo? Seharusnya aku yang bertanya, mau apa kau datang kemari? Ini rumah kekasihku, dan aku berhak berada disini.” Soojung tersenyum sarkastis menandakan ia siap untuk berperang.

 

“Oh, jadi kau yang mengganti password pintu rumah ini? Hah, ternyata Minhyuk oppa tidak berubah.” Pernyataan Jiwoon membuat Soojung naik darah.

 

“Apa maksudmu?” Soojung menyatukan kedua alisnya.

 

“Ya, seperti itulah cara Minhyuk oppa memperlakukan pacar-pacarnya. Seolah kami memiliki hak penuh atas dirinya. Tapi kau lihat? Perlakuannya padaku tidak jauh beda dengan perlakuannya padamu. Kupikir kau hanya cinta sesaat saja sama seperti yang lainnya.” Jiwoon menerobos masuk dan berdiri menghadap Soojung yang masih berada di pintu.

 

“Apa yang kau inginkan? Segera selesaikan dan pergi dari sini.” Soojung tidak tahan menghadapi wanita ini. Sebelum amarahnya meningkat, sebaiknya ia mengusir wanita ini secepatnya.

 

“Aku mencari Kang Minhyuk tentu saja. Dimana dia?” Jiwoon mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.

 

“Kenapa kau mencarinya?” Soojung semakin panas. Ia siap mengeluarkan magma yang ada di dalam hatinya.

 

“Itu urusanku, bukan urusanmu, urusanku dengan Minhyuk oppa.” Jiwoon duduk manis dengan melipat tangannya.

 

“Kau masih bisa bersikap seperti itu padahal ayahmu sekarang harus diperiksa polisi?” Soojung tersenyum mengejek. Jiwoon bangkit dari duduknya dan menghampiri Soojung.

 

“Mwo? Apa yang membuatmu berani berkata seperti itu? Kau tidak tahu apa-apa! Hah! Aku tidak percaya Kang Minhyuk bisa memilih wanita sepertimu. Asal kau tahu. Aku lebih memilikinya daripada kau!” Jiwoon menatapnya tajam.

 

“Memilikinya? Oh my God,  aku benar-benar tidak percaya pada wanita ini.” Soojung bermaksud meremehkannya.

 

“Kau pasti akan terkejut mendengarnya.” Jiwoon tersenyum sarkartis.

 

“Apa yang kau inginkan Kim Jiwoon?” Soojung tidak sabar kali ini.

 

“Kami sudah pernah tidur bersama!” Jiwoon menekankan setiap kata yang ia ucapkan.

 

Soojung merasa seperti diserang penyakit jantung untuk pertama kalinya. Ia tidak menyangka Jiwoon bisa mengatakannya. Tiba-tiba dadanya terasa sesak. Apa ia harus mempercayainya? Tapi mengingat Jiwoon juga pernah tinggal dirumah ini, hafal password rumah dan reputasi Kang Minhyuk sebagai playboy membuat Soojung ingin angkat kaki dari sana. Ia sulit berpikir dengan jernih saat ini. Amarah yang ia tahan sudah siap untuk di luapkan.

 

“…. We? Kau terkejut? Siapa yang tidak mengenal Kang Minhyuk sebagai seorang playboy? Kau tidak mengetahuinya? Aku turut prihatin.” Kim Jiwoon merasa menang sekarang.

 

“…. Kenapa kau melihatku seperti itu? Si jalang yang tidak tahu malu merebut kekasihku dan dia bersikap seolah-olah Kang Minhyuk adalah miliknya sungguh membuatku kesal.” Lanjutnya.

 

 

Plaak….!

 

Satu tamparan keras yang diberikan Soojung pada Jiwoon membuat wanita itu murka.

 

“Apa yang kau lakukan? Beraninya kau?” Jiwon hendak membalas tamparannya tapi Soojung berhasil menangkap tangan Jiwoon. Mata Soojung seperti ditusuk ribuan jarum karena rasa marah yang ia tahan, ia ingin menangis saat ini, tapi ia tidak akan mengeluarkannya dihadapan wanita ini. “Jangan pernah muncul dihadapanku! Pergilah dari kehidupan Minhyuk oppa secepatnya! Kau tidak sadar apa yang sudah kuucapkan tadi?” Jiwoon mengancamnya sambil meronta karena tangannya masih berada dalam genggaman Soojung. Kamudian dengan kasar Soojung melepasnya.

 

“Siapa yang harus pergi dari hadapanku?” Mereka mendengar suara Minhyuk yang sudah berdiri di belakang Soojung.

 

Jiwoon melihatnya dan segera memeluk Minhyuk sambil menangis di dada pria itu. “Oppaaa….”

 

Soojung tidak tahan dengan apa yang terjadi. Ia mengambil tas tangannya yang tergeletak di meja makan dan segera keluar dari rumah ini. Tapi niatan itu ditahan oleh Minhyuk yang mencengkram pergelangan tangannya. Ia berusaha melepasnya tapi tenaga Minhyuk terlalu kuat hingga membuat tangannya sakit.

 

Jiwoon melihatnya, ia melepas pelukannya. “Apa yang kau lakukan oppa? Aku juga terluka!”

 

“Tutup mulutmu. Aku berusaha bersikap baik padamu sebagai rasa terimakasih dan rasa bersalahku karena memanfaatkanmu agar aku bisa mencapai keinginanku. Tapi aku tidak bisa bersikap baik lagi kali ini saat aku melihatnya terluka. Aku tidak bisa memukul perempuan tapi… aku sudah memukulmu secara batin.” Minhyuk menjauh dari Jiwoon dan menarik Soojung mendekat padanya.

 

“Mwo?” Jiwoon memandang Minhyuk dengan mata yang mulai berair.

 

“Aku mencintainya, sangat mencintainya, dan akan terus mencintainya. Maaf karena sedikitpun aku tidak pernah mencintamu Jiwoonie, sudah berapa kali aku bilang padamu. Sebaiknya kau pergi dari kehidupanku mulai sekarang. Aku tidak akan pernah kembali padamu lagi.” Minhyuk mengatakannya dengan mantap membuat Jiwoon tersentak.

 

“Mworago? Kau melepau begitu saja? Setelah apa yang appa lakukan padamu? Kau tahu, aku membutuhkanmu, karena appa sekarang.. appa.. appa..” Jiwoon tidak bisa menahan tangisnya kali ini. Ia terisak.

 

“Aku tahu Jiwoon-ah. Maafkan aku, aku bukan orang yang tepat untuk berada di sampingmu saat kau memiliki masalah seperti ini. Maafkan aku atas semua perlakuanku padamu. Dan maafkan aku karena tidak pernah bisa mencintaimu.” Minhyuk menepuk pundak Jiwoon sekilas. “Pergilah, ayahmu lebih membutuhkanmu sekarang.”

 

Jiwoon menghapus air matanya, terdiam beberapa saat, memandang Minhyuk dengan tatapan terluka, lalu menatap Soojung, ia mencoba mengatur nafasnya.

 

“Arraseo, apa yang appa bilang tentangmu benar. Kau tidak layak untukku karena kau, sudah bukan siapa-siapa lagi.” Kemudian ia pergi meninggalkan keheningan disana.

 

Soojung yang dari tadi hanya diam melihat kepergiannya, menjadi iba pada wanita itu. Ia sadar pada apa yang Minhyuk lakukan semata ingin menunjukkan padanya siapa yang sebenarnya ia cintai. Tapi Soojung masih mencoba untuk meronta dan melepaskan cengkraman erat Minhyuk.

 

“Lepaskan aku!” Soojung mendorong Minhyuk sekuat tenaga.

 

“Soojung-ah, kuharap kau tidak mempercayai perkataannya sedikitpun.” Minhyuk melepas cengkramannya di pergelangan tangan Soojung dan menatapnya dengan mata memohon.

 

“Awalnya aku percaya padamu oppa, tapi beberapa fakta yang meyakinkanku bahwa perkataannya memang benar, kau…. “ Soojung menarik nafas dalam karena entah kenapa dadanya tiba-tiba terasa sakit saat hendak mengatakannya. “Kau… pernah tidur dengannya.” Soojung memejamkan mata ketika kalimat itu terucap.

 

Air mata itu bergulir lagi dan sekali lagi harus disaksikan oleh Minhyuk sebagai akibat dari kesalahannya. Kesalahannya dimasa lalu yang membuat gadis itu terluka. Sekarang, bagaimana ia bisa menebus dosa dimasa lalu? Bagaimana ia bisa mengembalikan waktu untuk memperbaiki kesalahannya? Impossible.. Semua sudah terjadi dan ia harus menerimanya. Apakah ini yang dinamakan karma? Saat ia benar-benar memperjuangkan seseorang, tapi masa lalunya selalu menjadi penghalang.

 

“Oh, shiiit…” Minhyuk meninju tembok yang berada di belakangnya membuat gadis itu terkejut.

 

“… Soojung-ah.” Minhyuk mengatur nafasnya dan mencoba mencari penjelasan yang tepat. “Itu dulu… Ok, dengar, dulu aku buruk, aku sudah pernah mengatakannya padamu. Tapi setelah aku menemukanmu, aku tidak pernah sekalipun melakukan… Soojung, kumohon percaya padaku.. Aiiish..bagaimana aku bisa menebus kesalahanku di masa lalu?” Minhyuk mengguncang tubuh Soojung, ia terlihat frustasi pada apa yang ingin ia jelaskan.

 

Tapi hal itu cukup membuat Soojung mengetahui semuanya, kapan saat Minhyuk berbohong dan kapan saat ia sulit menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Ia mengerti, ia tahu, Minhyuk memang orang yang buruk. Tapi itu sebelum ia mengenalnya. Ia tidak bisa melihat pria ini tertekan.

 

Soojung menarik tangan Minhyuk yang di tinjukan ke tembok. Terlihat goresan luka berderet di buku jarinya. Soojung membawanya duduk di ruang makan dan mengambil plester dari laci dapur. Ia mengobatinya dalam diam. Perlahan agar rasa perihnya tidak terasa. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.

 

“Kau memaafkanku Soojungie? Kau percaya padaku?” Minhyuk bertanya pada Soojung yang terlihat sendu.

Soojung hanya mengangguk tanpa ekspresi.

 

“Benarkah? Kau percaya padaku? Katakan sesuatu Soojung, jangan diam saja!” Minhyuk menggenggam tangan Soojung saat luka di tangannya selesai di balut.

 

“Aku percaya kau tidak akan melakukan kesalahan yang sama, oppa.” Jawab Soojung masih enggan. Sekali lagi, otak dan hatinya tidak bisa sejalan. Disaat otaknya ingin pergi dari pria ini, hatinya ingin menetap.

 

“Gomawo, Soojung-ah..” Senyum Minhyuk mengembang, ia menarik gadis itu dalam pelukannya, sontak gadis itu mengelak dan menjauhkan diri darinya. Hal ini membuat Minhyuk membeku dan bertanya-tanya  apakah Soojung benar-benar memaafkannya?

 

“Aku tidak sudi di peluk seseorang yang telah dipeluk wanita lain. Mandi dulu sana! Hilangkan semua bekas pelukan itu dan segera kesini. Makanannya sudah hampir dingin!” Kang Minyhuk melihat gadis itu cemberut yang baginya sangat menggemaskan. Cemberut, cute dan cantik, hanya gadis ini yang bisa mengekspresikannya dalam waktu yang bersamaan. Minhyuk tersenyum lebar dan mengacak rambut Soojung gemas.

 

“Tunggu aku.” Kata Minhyuk berlalu sambil mencuri cium di pipi Soojung.

 

“Aaaaissh… ppalli!!” Soojung mengusap pipinya sebal yang sebenarnya justru membuatnya terkejut dengan sengatan listrik yang tiba-tiba.

 

Dan Minhyuk, hanya tertawa mendengarnya.

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

“Jadi, karena itu kah Sam di pecat dari klub?” Lagi-lagi Soojung menahan roll egg yang hendak ia makan karena sibuk bertanya pada Minhyuk.

 

“Yeah, padahal dia saksi kunci tentang kasus penggelapan pajak dan penyuapan yang sering manajer Kim lakukan saat itu. Ia mencoba mencari berkas-berkasnya, ternyata sudah di musnahkan oleh manajer Kim beserta stafnya. Untuk mencari aman, mereka memecat Sam dan beberapa pemain yang mengetahui hal tersebut.”

 

“Saat itu oppa mengetahuinya?” Soojung menanyakannya setelah berhasil memakan beberapa roll egg agar tidak tertahan lagi di sumpitnya karena deretan pertanyaan yang ingin ia ungkapkan.

 

“Aku tahu, tapi pura-pura tidak tahu adalah langkah yang tepat saat itu. Tapi aku menyesalinya sekarang.” Minhyuk menatap nasi yang ada di hadapannya.

 

“Sudahlah oppa, sekarang kau tidak berurusan dengannya lagi kan? Itu cukup membuatku senang.” Soojung menepuk tangan Minhyuk sekilas.

 

“Gomawo, Soojung-ah..” Baginya, gadis ini selalu menjadi penyejuk saat musim panas tiba.

 

Suara bell rumah kembali menginterupsi mereka. Soojung membuka pintu dan mendapati beberapa orang berseragam kepolisian berdiri disana.

 

“Kami dari kepolisian, mencari tuan Kang. Bisa kami menemuinya?” Seseorang memakai jaket hitam menunjukkan identitas kepolisiannya dan memberikan surat penangkapan.

 

“Mwo? Atas dasar apa kalian menangkap Minhyuk oppa?” Soojung tidak mengerti apa yang terjadi disini. Polisi ini pasti salah tangkap.

 

“Siapa?” Minhyuk menyusul Soojung.

 

“Kami dari kepolisian meminta anda segera ikut dengan kami untuk pemeriksaan yang berkaitan dengan kasus penggelapan pajak oleh Manajer Kim.Jong Un.” Beberapa orang berseragam polisi membawa Kang Minhyuk pergi.

 

Minhyuk terlihat pasrah. Ia menatap Soojung agar mempercayainya. Tapi hal itu membuat Soojung semakin panik. Tidak mungkin Minhyuk ditangkap. Ia tidak melakukan kesalahan apapun.

 

“Oppa, apa maksud mereka, oppa, kau tidak melakukan kesalahan apapun kan?” Soojung mengikuti mereka dari belakang.

 

“Gwenchana Soojung-ah, ini hanya pemeriksaan. Kau pulanglah. Aku tidak akan ditahan. Tunggu sampai aku menghubungimu. Percayalah padaku.”

 

“Mwo? Andwae…! Oppa!” Soojung tidak bisa mengikutinya karena Minhyuk sudah dibawa ke dalam mobil polisi.

 

Minhyuk hanya memandangnya nanar dari dalam mobil. Soojung memukul kaca jendela.

 

“Oppa!! Oppaaa…! Andwae… Kalau kau tidak bersalah, kenapa mereka menangkapmu? Oppa!” Mobil itu meninggalkan Soojung yang masih bingung dengan apa yang terjadi. Hari ini perubahan suasana di hati Soojung sangat cepat, membuat gadis itu kelelahan. Sangat lelah hingga kakinya tidak sanggup menopang tubuhnya, ia terduduk di gerbang rumah Minhyuk dan menangisi apa yang terjadi padanya. Kang Minhyuk tidak akan ditahan, ia masih percaya pada satu hal, Kang Minhyuk tidak bersalah.

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

 

Seminggu sudah Kang Minhyuk tidak menghubunginya. Dan seminggu itu pula ia lebih memilih berdiam diri di kamar, hal ini membuat Yonghwa kewalahan membujuk adiknya untuk keluar dari tempat persembunyiannya agar bisa menghabiskan waktu di luar bersamanya dan Seohyun.

 

“Juuuung… kali ini tidak ada toleransi. Hentikan aksi berdiam dirimu itu dan bersiap-siaplah.” Yonghwa berkacak pinggang melihat adiknya yang menutup kepalanya dengan bantal.

 

“Juuuung….” Yonghwa kehilangan kesabaran. Ia mengambil seluruh bantal milik Soojung beserta bonekanya yang bisa digunakan adiknya sebagai penutup telinga.

 

“Aiiishh… oppa!! Jangan ganggu aku! Kkojjo!!” Soojung cemberut merampas bantal di pelukan Yonghwa.

 

“Tidak, dengar! Oppa tidak akan membiarkan acara berdiam dirimu ini menjadi kebiasaan. Jangan hanya karena kau kehilangan seseorang, lantas kau harus mengurung diri di kamar seperti ini. Itu tidak sehat Jung Soojung! Aku membiarkanmu beberapa hari karena aku memahami perasaanmu, tapi ini sudah tidak bisa di tolerir lagi. Cepat bangun dan pakai pakaian yang nyaman.” Nada Yonghwa terdengar tegas.

 

“Apa maksudmu oppa? Kita mau kemana?” Soojung masih cemberut melihat Yonghwa yang selalu bisa mengendalikannya.

 

“Jangan banyak tanya, dalam sepuluh menit, kau harus siap. Kami menunggumu di depan.” Yonghwa keluar dan menutup pintu kamar.

 

Soojung semakin kesal, ia menata kembali bantal-bantal yang berserakan di lantai. Dan memposisikan dirinya kembali ke posisi yang nyaman sebelum Yonghwa meneriakinya lagi.

 

Baru saja pemikiran itu muncul, Yonghwa kembali membuka pintu kamar Soojung dan membuatnya terkejut.

 

“Yaaaah…!! Ndo jjiinjja!!” Yonghwa hendak masuk lagi.

 

“Aaaaaargghh… arraseo oppa arraseo!!” Soojung melemparkan bantal kearah pintu.

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

“Kenapa kita harus kesini, oppa?” Soojung semakin cemberut melihat Yonghwa merangkul pundaknya memaksa duduk di tribun paling bawah dekat jalur pemain memasuki lapangan. Sebenarnya ia tidak tahu bila Yonghwa membawanya ke Hanguk Stadium. Tahu akan seperti ini, harusnya ia ikut menemani Mino saja di rumah orang tuanya.

 

“Ini putaran final, dan aku tidak akan melewatkan negaraku bertanding dengan negara Malaysia. Kau tahu? Timnas kita sekarang terlihat jauh lebih berkembang setelah manajer Kim di pecat secara tidak hormat. Oppa jamin, kau tidak akan menyesal melihatnya.” Soojung memutar bola matanya, ia masih tetap tidak tertarik.

 

Ia sangat kesal, berada disini membuatnya harus mengingat Kang Minhyuk lagi. Ia tidak tahu dimana kebeadaannya. Setelah menghilang selama seminggu, tanpa kabar, tanpa menghubunginya. Ia tahu Minhyuk tidak bersalah, seharusnya ia sudah bebas dari pemeriksaan itu.

 

Pertandingan dimulai, para pemain memasuki lapangan. Kedua tim menggunakan seragam yang berbeda. Terlihat kontras, dimana timnas Malaysia menggunakan jersey warna biru, sedangkan timnas Korea menggunakan jersey warna hijau. Para pemain berjejer dan memberi hormat satu sama lain, saling menyanyikan lagu kebangsaan masing-masing dan berdiri di posisi masing-masing.

 

Soojung baru menyadari ada sosok pria yang tidak asing baginya. Pria itu berada di tengah lapangan dan mulai berlari menggiring bola. Soojung memicingkan mata untuk melihatnya lebih jelas. Benar! Itu Kang Minhyuk. Perasaan lega, kesal dan senang berbaur menjadi satu. Ia melihat Yonghwa yang tersenyum padanya.

 

“Kau tidak ingin menjelaskan sesuatu?” Soojung berteriak pada Yonghwa karena suara riuh supporter yang sangat berisik.

 

“Aku sudah bilang padamu, jangan mendekam di dalam kamar, sesekali lihatlah berita, terutama berita olah raga. Yah, lihat! Betapa lincahnya dia! Daaaeehaminggukk….!!!” Soojung menutup telinganya mendengar Yonghwa berteriak seperti itu.

 

“Aiiiissh…!”

 

Seohyun melihatnya dan memberikan senyum penuh arti. Senyum itu menandakan bahwa semua berjalan dengan baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Soojung membalas senyum itu dan akhirnya ikut berteriak memberikan dukungan pada timnas negaranya.

 

“Yaaaah…. Kang Minhyuk!! Awas kau tidak memberikan satu gol saja untukku!! Kang Minhyuuuuuk….!!!” Kini giliran Yonghwa menutup telinganya, disusul tawa dari Seohyun.

 

Minhyuk terlihat pandai membaca situasi. Ia berlari kesana kemari mencari wilayah kosong untuk menerima umpan bola dari rekannya. Ia melihat ada celah dan mencoba untuk tidak terperangkap dalam jebakan offside. Setelah mengecoh lawannya, ia mendapat operan yang bagus dan mengocek bola menuju kotak pinalti, ia dihadang oleh beberapa pemain lawan, Minhyuk mencoba melewatinya tapi tulang keringnya tertahan oleh kaki lawan sehingga membuatnya tersungkur. Tedengar bunyi peluit wasit yang menandakan adanya pelanggaran. Seketika Soojung berdiri. Yonghwa melihat raut khawatir diwajah Soojung.

 

Minyuk terlihat kesakitan memeluk kakinya sendiri. Para medis datang membawa tandu. Tapi cukup dengan spray pelemas otot ia bisa bangkit lagi walaupun berjalan dengan sedikit pincang. Soojung marah-marah dibuatnya. Sampai terjadi apa-apa dengan Minhyuk ia tidak akan pernah datang dan melihat pertandingan lagi. Bukankah di jegal di tulang kering seperti itu sakitnya luar biasa? Yonghwa hanya menggelengkan kepala memperhatikan kelakuan adiknya.

 

88 menit berselang kedudukan masih imbang, jika pertandingan selesai dengan kedudukan imbang, kemungkinan akan adanya babak tambahan atau bahkan adu pinalty. Soojung masih dalam posisi yang sama yaitu memegang bendera Korea dan berteriak sekencang-kencangnya. Dan tanpa di duga-duga, seluruh penghuni stadion berteriak goooooll secara bersama-sama termasuk Soojung. Ia melompat-lompat dan memeluk Yonghwa juga Seohyun yang berdiri disampingnya.

 

“OPPPAAA….! OENNIII….! Aaaaarggh… Kau tahu itu tadi cantik sekali, YAAAAAHH… DAAAEEBAAAK!! Kaaang Minhyuuuuk…!!!” Yonghwa dan Seohyun hanya saling pandang dan tertawa melihat kehebohan Soojung.

 

“Yeah, kurasa dia memang cocok jadi adik iparku. Bagaimana hyun? Apa kau siap menerima adik baru yang menjadi penentu kemenangan Korea Selatan?” Yonghwa memeluk pundak Seohyun.

 

“Sangat siap, tapi tergantung gadis kecil ini.” Seohyun mengelus kepala Soojung yang masih memasang senyum lebar.

 

 

 

---- 0 ----

 

 

 

Pertandingan berakhir dengan skor 1-0 yang membuat Korea Selatan unggul atas Malaysia. Kang Minhyuk, sebagai penentu kemenangan mendapat pelukan hangat dari rekan-rekan setimnya. Beberapa orang berbaur untuk saling memeluk satu sama lain. Disana, di seberang lapangan berdiri seorang gadis yang cemberut padanya. Tapi ekspresi itu justru membuatnya bahagia. Minhyuk mengambil sesuatu dari bench tempat rekan-rekannya berkumpul kemudian berlari ke tempat Soojung berdiri.

 

Soojung melihat Minhyuk berlari ke arahnya, ia pun berjalan mendatanginya di tengah lapangan yang masih ramai pasca berakhirnya pertandingan.

 

“Aku merindukanmu.” Minhyuk memberikan senyum cerianya.

 

“Kojitmal!” Soojung masih cemberut.

 

“Maaf, setelah pemeriksaan itu, aku mendapat tawaran dari manajer baru untuk kembali memperkuat skuad timnas. Aku mengejar ketertinggalanku sehingga tidak sempat menghubungimu. Beruntung aku bertemu Yong hyung, dan memintanya membawamu kemari. Maafkan aku membuatmu sedih.” Minyuk mensejajarkan pandangannya pada Soojung.

 

“Aku tidak akan memaafkanmu jika Korea Selatan tidak menang hari ini.” Soojung masih pasang ekspresi datar.

 

“Dan kau harus bangga memiliki kekasih yang menyelamatkan Korea Selatan dari kekalahan.” Minhyuk membanggakan diri.

 

“Yah, Syndrome Kang Minyhuk ternyata masih belum hilang.” Gadis itu memutar bola matanya. Minhyuk tertawa melihatnya. Tanpa ragu, ia memeluk Soojung yang sama sekali tidak menolak. Ia sangat bahagia hari ini, selain ia bisa memenangkan pertandingan, ia juga memiliki gadis cantik dan unik yang sangat ia cintai ini.

 

“Soojung-ah, terima kasih karena telah menjadi penyemangatku hari ini. Dan kuminta jangan pernah mengurung diri di dalam kamar lagi.” Minhyuk melepas pelukannya dan menatap Soojung lekat. “Karena aku tidak ingin dalam satu hari saja tidak melihatmu mulai sekarang.”

 

Mendengarnya membuat Soojung tersenyum. “Itu semua karena kau oppa! Kupikir aku tidak akan pernah bertemu lagi denganmu.”

 

“Tidak mungkin, karena setelah ini…” Ia mengeluarkan mini box warna putih kemudian membukanya. Soojung melihat sebuah cincin sederhana tapi terlihat elagan menancap di mini box itu. “Maukah kau menjadi istriku yang selalu ada di dekatku selamanya?”

 

Soojung menatapnya. Dilihatnya mata Minhyuk yang terlihat bersungguh-sungguh. Tatapan itu, membuat hatinya bergetar. Membuatnya membeku. Membuat bekas luka yang pria ini pernah berikan hilang begitu saja. Dan yang paling terasa, membuat jantungnya berdetak begitu cepat.

 

“Aku ingin, kau menjadi seseorang yang selalu menjadikanku manusia yang lebih baik, menjadi ibu dari anak-anakku, dan menjadi istri yang sangat kucintai. Will you marry me, Soojungie…”

 

“Kenapa kau diam saja Soojung-ah? Kau tidak lihat aku sedang melamarmu?” Minhyuk tampak kesal, membuatnya terlihat seperti anak kecil.

 

“Oppa, kenapa kau melamarku di tengah lapangan bola seperti ini?” Soojung juga terlihat kesal.

 

“Karena aku mencintaimu, we?” Jawaban macam apa itu?

 

“Seumur hidupku, aku tidak pernah membayangkan menerima lamaran di tengah lapangan sepak bola dengan pria yang sangat berkeringat seperti ini.” Soojung tersenyum padanya.

 

“Jadi? Kau menerimaku?” Minhyuk tampak excited.

 

Soojung hanya menganggukkan kepala dan langsung disambut pelukan erat dari kang Minhyuk. Tanpa disadari, ternyata semua pemain, staff dan penonton masih disana memperhatikan mereka dan ikut bersorak layaknya memenangkan sebuah pertandingan. Yonghwa dan Seohyun juga berdiri disana memberikan senyum pada mereka berdua. Hal ini membuat wajah Soojung semakin merah seperti tomat. Membuat Minhyuk tertawa melihatnya.

 

Semua pengorbanan mereka terbayar sudah. Hari ini, kebahagiaan yang mereka rasakan bertambah. Kebahagiaan yang akan selalu mereka rasakan. Kebahagiaan yang tidak akan pernah bisa digambarkan oleh siapapun. Kebahagiaan itu, akan mereka pertahankan selamanya.

 

Di dalam hati, mereka berjanji, kata 'selamat tinggal' tidak akan pernah terucap kembali...

 

 

 

~ End ~


Sorry postnya lama, saya abis sakit >.<

Thanks buat yang selama ini udah meninggalkan feedback..

Selalu jadi readers yang baik ya..

Kalau kalian banyak yang meninggalkan komentar, author janji bakal bikin spesial chapter (kalau banyak yg komen loh ini).

 

Dan maaf kalau selama penulisan masih ditemui banyak typo, atau menyinggung, atau tidak sesuai harapan, atau bosenin.hehe..

 

Love you guys, *big hug*

 

dean_pure

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Dean_Pure
Maybe I'll make english version for my ff DON"T SAY GOODBYE in the near future. Just wait for it ^^

Comments

You must be logged in to comment
ayuayu #1
waaaaa daebakkk eonnie ><
gpp b.indo aja.. b.ing ngga enak :D
ak mw baca the next chap'a klo gt..
Flameraein
#2
Chapter 15: hey i'm a new reader, dan q suka krysmin couple, sayangnya q baru ketemu ff ni pas udah slese, jadi bru coment ga papa kan ya author nim?
ff ni mau part seneng ato sedih semuanya bikin gregetan. and for the last part seriously minhuk-ah kringetan begitu kamu ngelamar cewe?oh my god
vvytri #3
Chapter 16: waaaahhh daebakk !!!!! Aku sampe nangis baca ff ini. Yeah i mean, this is very cool
Hitomie #4
Chapter 15: only asking: is it perhaps possible to translate this FF in english and post this version here too?? that would be great :D since i saw some engl comments it really seems to be a great story :D hope it will be possible in the future :D
Citraysm #5
Chapter 16: Sumpah , this is the best minhyuk krystal fanfict I've read... Keep writing . Make another amazzing fanfict ne n,n
jungjojung
#6
coba ini dibuat pakai bhs inggris... pasti makin banyak readernya, akhirnya nemu ff krysmin yg berkualitas lagi :))
walau kecewa bgt sama minhyuk yg trus2an nyakitin soojung, banyak bgt bersakit2nya hahaha
piipii
#7
Chapter 14: ESL maybe its not english but england dear. Hhhe. Just correcting. :)
Ohh, akhrnya udah baikan. Ihh smoga itu manajer kim nyesel buat minhyuk kluar dari timnas... Updateee
bluesky1290
#8
Chapter 14: It would be great if it's in english... you'll definitely get lots of subscriber and comments.

I love your storyyyyyyy... just update soon, okay? sooooon!!!!!!
I love the way Minhyuk sacrificing his dream for a a girl he loves.
bluesky1290
#9
Chapter 13: Minhyuk got his lesson...
Ah thanks. he needed a hard slap too. kekekek.
I hope Yonghwa would punch him as well? Ouch mian~
*terbawa suasana*
And I love that picture...
Minhyuk is... ah, Mr. Perfect Jaw Line. XD
Update soon, okay?
piipii
#10
Mampus kan... Here! Comes trouble.... Ohhhh ohohoeooooo
Aduh jgn sampe pisah dong hyukstalnya... Update soon