Be With You
I am sorry but i love youPada chap ini author menceritakan hubungan Wooyoung dan Taecyeon. Awal mula hubungan mereka, masa pacaran, dan petunangan mereka sampai kecelakaan itu terjadi. Mungkin ini memerlukan beberapa chap. Author tidak bisa memastikannya. Jadi selamat membaca...
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wooyoung terlambat, benar-bentar terlambat. Wooyoung melihat jam tangan digitalnya, dan waktu sudah menunjukan lewat tengah malam. Pasti ayah dan ibunya khawatir. Sudah sepuluh menit yang lalu Wooyoung menelpon mereka agar jangan menunggunya dan segera tidur, tapi mereka pasti tidak bisa tidur dan tetap menunggunya. Suasana di sekitar halte tempat dia menunggu bus, sangat sepi, tak ada orang satu pun disana. Bus yang Wooyoung tunggu, tampaknya tidak ada lagi yang lewat, dan dia memutuskan naik taxi saja. Namun taxi yang lewat pun tak ada yang kosong. Di atas langit yang gelap, nampak kilat menyambar beberapa kali. Wooyoung berdoa semoga hujan tidak turun, sebelum dia pualng ke rumah. Dia tidak membawa payung dan jaket. Seorang pria berjalan sempoyongan ke halte tempat Wooyoung berdiri, dia pasti mabuk, pikir Wooyoung. "Hai babe, kau cute sekali, mau bermain denganku?" katanya dan mendekati Wooyoung. Wooyoung panik, mundur beberapa langkah, dia ingin berteriak, tapi pasti takkan ada yang mendengar dan menolongnya. Wooyoung berniat lari, tapi belum sempat kakinya melangkah, sebuah mobil berhenti di sampingnya dan pintu mobil itu terbuka. "Jang Wooyong, masuk ke mobil!" perintah orang yang ada di dalam mobil. Wooyoung terkejut dan menoleh, dilihatnya Ok Taecyeon, atasannya yang ada di dalam mobil., tanpa pikir panjang Wooyoung masuk dan langsung menutup pintu mobil itu dengan setengah membantingnya.
"Yach, kau ini bodoh sekali sih, tengah malam begini berdiri sendirian di halte, tidakkah terpikir olehmu untuk menelpon taxi dari kantor dan meminta di jemput dari sana?" teriaknya sambil membawa lari mobilnnya dengan sangat kencang. "Maaf Taecyeon sshi, aku lupa, aku kira masih ada bus, aku hanya ingin cepat-cepat pulang." kata Wooyoung, suaranya gemetar karena masih ketakutan. "Dimana rumahmu?" tanya Taecyeon. "Turunkan aku di stasiun subway depan sana saja Taecyeon sshi, aku akan naik kereta saja." "Kau ini, aku bertanya di mana rumahmu, aku akan mengantarmu pulang. Naik kereta malam-malam begini juga sama bahayanya." "Tidak, anda tidak usah mengantarku, rumahku dan rumah anda berlawanan arah, nanti anda kemalaman pulangnya." tolak Wooyoung halus. "Aish. Kau ini, kalau aku kemalaman juga dalam mobil ini, cepat katakan di mana rumahmu?" katanya kesal melihat kekeras kepalaan Wooyoung. Wooyoung menyebutkan nama daerah tempat dia tinggal, dengan enggan, dia tidak mau merepotkan Taecyeon, tapi dia memilih untuk mengalah dan membiarkan Taecyeon mengantarnya.
Dalam perjalanan, Wooyoung berpikir, mimpi apa dia semalam? Bisa bertemu dan diantar pulang oleh atasannya. Ok Taecyeon seorang pria yang sukses. Tamatan Sekolah Tinggi di Amerika, memuluskan karirnya di perusahaan. Dalam waktu singkat, dia bisa menjadi seorang Manager di perusahaan tempat Wooyoung bekerja. Wooyoung, sangat kagum dengan Taecyeon, karena biarpun Taecyeon seorang Manager, tapi dia tidak sombong. Sebenarnya Wooyoung diam-diam jatuh cinta pada atasannya itu, tapi perasaan itu di pendam olehnya. Wooyoung takut jika atasannya tahu, apalagi teman-teman kantornya, pasti dia akan di hina atau di kucilkan. "Taecyeon sshi, berhenti didepan sana." "Oh, itu rumahmu?" tanya Taecyeon. "Bukan, rumahku di belakang bangunan itu." jawab Wooyoung. Taecyeon menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Wooyoung membuka pintu dan keluar. "Taecyeon sshi, terima kasih anda sudah mengantarku dan menolongku tadi, kalau anda tidak muncul, aku tidak tahu apa yang akan terjadi." kata Wooyoung. "Selamat malam Taecyeon sshi." "Wooyoung tunggu!" Taecyeon menarik tangan Wooyoung hingga Wooyoung terduduk kembali. "Besok boleh aku menjemputmu?" tanya Taecyeon malu-malu. "Taecyeon sshi, tapi.... Baiklah, kau boleh menjemputku besok di sini jam tujuh pagi." kata Wooyoung, dia menyerah ketika di lihatnya Taecyeon menatapnya dengan memohon. Taecyeon tersenyum mendengar jawaban Wooyoung. "Terima kasih dan sampai jumpa besok." katanya.
"Aku pulang....!" kata Wooyoung pelan. Lampu ruang tamu masih menyala, ayah ibunya masih terjaga dan sedang menonton tv. "Wooyoung, akhirnya kau pulang. Naik apa tadi, apakah kau naik taxi?" tanya ibunya khawatir. "Aku diantar temanku ibu, dia juga lembur." jawab Wooyoung. "Mandilah dulu, ibu akan menghangatkan makanan untukmu," "Ibu, aku ingin minum susu saja, perutku sudah kenyang." "Baiklah ibu akan membuatkannya." "Terima kasih ibu, selamat malam ayah, ibu." Wooyoung berjalan melintasi ruang tamu dan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas. Setelah mandi dan meminum susunya, Wooyoung merebahkan tubuhnya di kasur, adiknya Junho sudah tidur sedari tadi. Wooyoung pun mencoba memejamkan mata, dia ingin segera tidur biar besok dia bangun dengan wajah yang segar.
Ketika Wooyoung tiba dipinggir jalan tempat Taecyeon mengantarnya semalam, Wooyoung melihat mobil Taecyeon sudah terparkir di sana. Wooyoung mendekatinya dan membuka pintu penumpang lalu duduk disamping Taecyeon. "Selamat pagi, tidur nyenyak semalam?" kata Taecyeon memulai percakapan mereka dan langsung menjalankan mobilnya. "Ehm.. sebenarnya aku tidak bisa tidur Taecyeon sshi." "Aku juga." potong Taecyeon cepat. Wooyoung menoleh dan menatap Taecyeon dengan penuh tanda tanya. "Aku terlalu menantikan hari ini, aku takut aku bangun kesiangan, tidak bisa menjemputmu dan kau akan pergi duluan." jawab Taecyeon malu-malu. Wooyoung tersenyum mendengar jawaban itu, pipinya memerah. "Woo, bolehkah aku bertanya?" kata Taecyeon memecah kebisuan mereka. "Ya Taecyeon sshi?" "Pertama tolong jangan panggil aku Taecyeon sshi di luar kantor, terlalu formal menurutku. Dan kedua adalah aku ingin menanyakan apakah kau sudah pacar?" tanyanya pelan. "Tidak, aku belum punya pacar hyung." "Oh, begitu." kata Taecyeon yang membuat Wooyoung penasaran. "Maukah kau jadi pacarku?" tanya Taecyeon lagi. Wooyoung terkejut dengan pertanyaan itu, dia tidak menyangka Taecyeon memintanya menjadi pacarnya. Dia mengira perasaan itu ada hanya dari pihaknya saja. "Kau tahu, sudah lama aku memperhatikanmu, aku sangat menyukaimu, tapi aku masih bertanya-tanya dalam hati, apakah kau sudah punya pacar atau belum. Semalam aku sengaja memintamu lembur, agar aku bisa berdua saja denganmu dikantor, tapi, ketika aku keluar dari kantorku kau sudah tidak ada di ruanganmu. Untunglah kau masih berdiri di halte itu, kalau tidak mungkin takkan ada lagi kesempatan bagiku." jelas Taecyeon panjang lebar. "Hyung, sebenarnya aku juga menyukaimu." kata Wooyoung malu-malu. "Berarti kau mau jadi pacarku
Comments