Long Distance

I am sorry but i love you
Please Subscribe to read the full chapter

          Nichkhun bergegas membawa Wooyoung masuk kerumah dan membaringkannya di kamar, dan tanpa mengucapkan satu kata pun, Nichkhun kemudian berlari ke atas untuk membereskan barang-barangnya, untuk dia bawa, lalu kembali lagi ke bawah. Nichkhun mencari Mrs. Jang di dapur untuk berpamitan. "Bibi, maaf aku akan kembali ke Seoul sekarang. Ayahku masuk rumah sakit." kata Nichkhun ketika dilihatnya Mrs. Jang sedang menyiapkan makan malam. "Oh, baiklah. Tapi hati-hatilah di jalan, jangan ngebut." Nichkhun mengangguk, dan kembali kekamar Wooyoung. Di lihatnya Wooyoung sedang menonton tv. Dan ternyata berita sakitnya Mr, Horvejkhul, sudah masuk dalam acara berita sore itu. "Woo, aku pergi dulu." kata Nichkhun pada Wooyoung yang masih asik menonton tv. Wooyoung hanya menganggukan kepalanya sedikit,  lalu menatap Nichkhun. Dilihatnya wajah Nichkhun masih pucat. "Mungkin aku akan kembali minggu depan." kata Nichkhun lagi. "Jangan memaksakan diri, jika ayahmu belum sembuh, kau tidak bisa kesini bukan? Kesehatan ayahmu lebih penting, karena jutaan orang, bergantung hidup padanya." kata Wooyoung sedikit sinis. "Aku akan mengusahakannya, agar bisa datang ke sini. Sampai jumpa!" Nichkhun mendekati Wooyoung, dan dengan canggung, di ciumnya kening Wooyoung. Wooyoung membelalakkan matanya atas perbuatan Nichkhun yang spontan itu, lalu dilihatnya Nichkhun pergi, meninggalkannya.

          Wooyoung merasakan ada perasaan aneh dalam hatinya, seolah-olah dia ditinggalkan oleh seorang suami yang akan bertugas ke luar kota dalam waktu yang lama. Sebenarnya Wooyoung ingin mengucapkan pada Nichkhun untuk berhati-hati di jalan, tapi suaranya tidak bisa keluar. Malah perkataannya yang sinis, dan mengejek ayah mertuanya itu yang keluar dari mulutnya. Wooyoung memejamkan matanya, dalam hati dia memohon maaf dan mendoakan Nichkhun selamat sampai tujuan, dan  dia juga mendoakan kesembuhan Mr. Horvejkhul.

          Hampir dua minggu Nichkhun pergi, Wooyoung kembali beraktivitas di luar kamar. Televisi yang ada dalam kamarpun  dipindahkan lagi keruang tamu oleh ayahnya atas permintaannya. Wooyoung pun kembali bermain bersama adik-adiknya, hampir setiap sore, Wooyoung meminta Junho untuk membawanya ke taman bersama si kembar. Dan kadang-kadang Wooyoung hanya melihat mereka bermain di halaman rumah mereka. Wooyoung merasakan betapa adik-adiknya kehilangan sosok Nichkhun, mereka sering bertanya padanya kapan Khun hyung akan datang, tapi selalu dia jawab tidak tahu. Nichkhun berjanji padanya untuk kembali ke Busan minggu lalu, tapi sampai saat ini dia belum muncul. Karena Nichkhun tidak ada, Wooyoung tidak bisa pergi kerumah sakit, ayahnya tidak bisa mengantar, karena sibuk bekerja, sedangkan Junho, sibuk dengan kuliahnya. Tapi, biarpun Wooyoung tidak pergi ke rumah sakit untuk therapi, Wooyoung kadang-kadang berlatih sendiri di rumah. Dia meminta ayahnya untuk membeli tongkat agar dia bisa belajar menggunakan kakinya, dan belajar untuk berjalan sedikit demi sedikit. Tapi, ketika ibunya melihat Wooyoung belajar berjalan dengan tongkat itu dan sering terjatuh, ibunya melarang Wooyoung mengunakan tongkat itu lagi. Ibunya takut jika dia terlalu sering jatuh, sakitnya akan bertambah parah. Wooyoung hanya bisa diam, ketika ibunya memarahinya, Wooyoungpun merasakan kesakitan yang luar biasa pada punggungnya, jika dia terjatuh. Tapi dia diam saja dan tidak berani memberitahukan kepada orang tuanya. 

          Mereka baru saja pulang dari taman sore itu, ketika mereka lihat mobil Nichkhun terparkir di halaman rumah mereka. Jb dan Jr, berlari gembira sambil memanggil-manggil nama Nichkhun, dan langsung memasuki rumah mereka, sedang Junho mempercepat dorongannya pada kursi roda Wooyoung. Tapi betapa kecewanya mereka ketika ibunya melarang mereka untuk berteriak di karenakan Nichkhun sedang tertidur di sofa di ruang tamu. Ibunya menyuruh mereka untuk mandi, karena sebentar lagi waktu makan malam. Sedangkan Wooyoung ditinggalkan  begitu saja di ruang tamu bersama Nichkhun yang tertidur di sofa itu. Wooyoung mengambil remote tv, dan menyalakannya. Tapi suaranya dia kecilkan takut membangunkan Nichkhun. Tapi matanya tidak tertuju ke layar tv, sesekali dia melirik orang yang tertidur nyenyak tersebut. Wooyoung menyadari, jika Nichkhun sedikit lebih kurus, dan pipinya pun lebih tirus. Rambut Nichkhun juga sudah agak panjang. Wooyoung membayangkan betapa sibuknya Nichkhun mengurus ayahnya dan perusahaan mereka sekaligus.

          Nichkhun terbangun ketika dirasakannya ada sepasang mata yang menatapnya dengan lekat. Matanya bertatapan dengan mata Wooyoung yang sedang menatapnya. Tatapan mata mereka terkunci, sedikit lebih lama. Wooyoung melihat ada seberkas kerinduan pada bola mata Nichkhun yang sedang menatapnya. "Khun hyung kau sudah bangun?" suara Junho memecahkan kesunyian di antara mereka. Junho berlari ke arah Nichkhun dan langsung memeluknya erat. Nichkhun terkekeh melihat tingkah laku Junho itu. Jb dan Jr yang mendengar suara Nichkhun, juga berlari dan menabrak tubuh Junho dan Nichkhun yang sedang berpelukan itu. Mereka berempat lalu saling berpelukan  sambil melompat-lompat dan berteriak. Si kembar berkata betapa mereka merindukan Nichkhun, karena tidak ada yang menemani mereka bermain basket dan membantu mereka membuat pr. Tanpa sadar Wooyoung tersenyum melihat tingkah mereka yang seperti tidak bertemu berbulan-bulan lamanya. Wooyooung meninggalkan mereka yang masih asik berpelukan, masuk kekamarnya, dan dia tidak keluar-keluar kamar, sampai Junho datang untuk membantunya ke kamar mandi untuk mandi.

         Malam itu adik-adiknya makan dengan sangat gembira. Mereka bercerita pada Nichkhun apa yang mereka lakukan tanpa kehadiran Nichkhun. "Khun hyung, kau akan tinggal disini lagi bukan? Kau tidak akan kembali lagi ke Seoul?" tanya Jb penasaran. "Khun hyung, kau tidak boleh pulang ke Seoul lagi, tidak ada yang menemani kami, jika kau pulang kesana." Jr pun ikut merengek. "Jb, Jr kalian tidak boleh meminta Khun hyung untuk tinggal di sini lagi, di sangat sibuk di Seoul, kasihan kan kalau dia bolak-balik ke Busan hanya untuk menemani kalian bermain basket." kata ibunya menasehati mereka. "Tapi bu, tidak seru jika kami bermain hanya bertiga saja, Nuneo hyung tidak begitu mahir bermain basket." kata Jb lagi sambil mengerucutkan bibirnya. "Yach! Kalian ini, sudah bagus aku menemani kalian bermain, malah mengejek permainanku." teriak kesal Junho mendengar perkataan Jb itu. Nichkhun hanya tertawa mendengar pertengkaran mereka, Nichkhun pun merindukan mereka banyak, karena keramaian mereka seperti ini. "Jb, aku tidak bisa sering-sering ke sini, benar kata ibu kalian, aku sangat sibuk mengurus ayahku dan perusahaan keluarga kami. Jadi maaf, aku tidak bisa menemani kalian bermain basket lagi." kata Nichkhun lembut. "Jb, Jr, hyung sudah bilangkan, kalian tidak boleh merepotkan orang lain." Wooyoung pun ikut menasehati sikembar, ketika dilihatnya mata Jr sudah berkaca-kaca menahan tangis. "Bagaimana kalau aku, ke Busan satu minggu sekali saja, kalian juga harus sekolah bukan, tidak mungkin kita bermain setiap hari." kata Nichkhun.  "Tapi Khun kau kan harus mengurus ayahmu. Kalau bukan kau siapa yang akan mengurusnya di rumah sakit." kata Mr. Jang. "Tidak apa paman, ayahku sudah siuman kemarin dan ada adik-adikku yang mengurusnya, aku sekarang hanya sibuk mengurus perusahaan saja." jawab Nichkhun. "Dan lagi aku juga harus mengantar Wooyoung ke rumah sakit, hal ini sudah aku bicarakan ke ayahku, dan dialah yang menyuruhku kembaili kemari hari ini."  "Baiklah,  tapi jangan terlalu paksakan dirimu Khun. Jika kau sibuk, kau jangan pergi kemari." kata Mr. Jang lagi. Nichkhun menganggukan kepalanya, dan si kembar pun tersenyum mendengar keputusan Nichkhun itu. 

      Setelah mereka makan, Nichkhun dan Mr. Jang mengobrol di ruang tamu sambil menonton tv. Junho dan sikembar pergi ke atas, ke kamar mereka masing-masing, dan Wooyoung, kembali mengurung dirinya di kamar. Tapi karena sudah tidak ada lgi tv di kamarnya, dia hanya tiduran saja. Tidak berapa lama kemudian Mrs. Jang menyusul ke ruang tamu untuk berbicara dengan Nichkhun. "Khun, benarkah ayahmu sudah tidak apa-apa?" tanya Mrs. Jang. "Ya bi, dia sudah agak baikan, beberapa hari yang lalu dia sadar dari serangan jantungnya. Dan dokter juga mengatakan beberapa hari lagi dia bisa pulang. Tapi dokter melarang dia untuk bekerja lagi, sebelum dia benar-benar pulih." Nickhun menjawab dengan pajang lebar. "Khun, jika kau pulang, dan bertemu ayahmu, tolong sampaikan padanya jika kami berterima-kasih atas pertolongannya pada kami." kata Mr. Jang pada Nichkhun. "Baiklah paman, akan saya sampaikan padanya." kata Nichkhun sambil tersenyum pada kedua mertuanya tersebut. "Paman, bibi saya ingin menanyakan keadaan Wooyoung, bagaimana perkembangan therapinya, apakah ada kemajuan?" tanya Nichkhun. "Sebenarnya Khun, itulah yang akan bibi bicarakan padamu, maaf jika bibi sedikit curhat." jawab Mrs. Jang lembut. "Kami tidak bisa membawanya kerumah sakit, karena ayahnya sibuk bekerja. Dia meminta kami untuk membelikannya tongkat agar dia bisa berlatih di rumah. Tapi karena dia sering jatuh, bibi melarangnya mengunakan tongkat itu. Setiap kali dia terjatuh, dia selalu meringis kesakitan. Bibi khawatir tulangnya kembali patah." kata Mrs. Jang sambil meneteskan air matanya. "Dan dia tidak pernah mengadu kepada kami, mungkin karena takut di marahi, dia diam saja." lanjut Mrs. Jang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Amaliaambar
#1
Chapter 23: Aaaaaa happy ending, beneran deh ceritanya beneran ngena di hati aku sampe nangis bacanyaaa aahh daebaakk author-ssi:):)
Mrs_jang89yes #2
Chapter 22: author nim.. jinja Jjangida... :D
like all of your fanfict stories..
aririska #3
Chapter 23: daebak author-ssi .... aku sangat menyukai setiap karyamu ... Ceritanya sangat menarik .. cukup bwt ngobatin kangenku sma khunyoung moment ..^__^ .. aku baru menjadi readers dan akhirnya ketemu sma fic.nya author ... dan hari ini aku baca sampai 2 judul fic ...

kalo boleh bisakah author membuat cerita yang menampilkan karakter woo diluar yang biasa??
karakter woo biasa digambarkan dengan manja, cengeng dan rapuh ... aku pngen tahu gimana kalo karakter woo sdikit dirubah .. hehehe ^^

gomawo author-sii ... ditunggu fic yang menarik lagi selanjutnya #Hwaiting :D
bluetosca_girl #4
Chapter 23: Hallo authors-ssi aku seneng banget bisa nemu ini fanfic karyamu.. Percaya apa engga ini aku selesain bacanya dalam 1 hari wkwkwkwkkk... Bener-bener bagus aaaa suka banget pokoknya :)
hwootestjang #5
Chapter 23: Baca kali kedua kerna sequelnya...
indah bangat..
vickywahyu #6
Chapter 22: Yeayyy akhirnya mereka bahagia..
vickywahyu #7
Chapter 14: Ahh di chapter ini aku hampir nitikin air mata..ah woo kau jahat bgt...kasian khun :(
vickywahyu #8
Chapter 11: Si taec kayaknya sayang bgt ma si woo...dya sampek rela gitu mati buat si woo...tragiss tpi sweet...
kimminhara
#9
Chapter 23: this is awesome!! boleh buat sequel tak? XDXD
LenkaChakhi
#10
Suka bgt thor author emang hebt . Di tunggu spuelnya yah thor ;-) . Kiss from lenka :-*