The Wedding Day
I am sorry but i love youNichkhun mendengar keramaian di luar kamarnya, tepatnya di kolam renang. Dia bangkit lalu berjalan ke balkon, dan melihat Junho dan si kembar asyik bermain di kolam renang. Dia tersenyum, betapa dia sangat merindukan mereka. Besok adalah hari pernikahannya, dan mereka sudah datang dari Busan. Mungkin mereka sampai tadi pagi-pagi sekali, dan Nichkhun mungkin masih tertidur. "Khun hyung..!" Teriak Junior dari bawah sambil melambaikan tangannya. Nichkhun tersenyum dan membalas lambaian tangan Junior. Nichkhun mendengar pintu kamarnya di buka, dan menoleh, dilihatnya Wooyoung masuk. "Khunnie, kau sudah bangun? Pasti karena mereka telalu berisik." katanya sambil berjalan ke arah lemari pakaian mereka. Nichkhun menghampiri Wooyoung dan memeluknya dari belakang dan mengelus perut Wooyoung lembut. "Mengapa kau tidak membangunkan aku, jika mereka sudah datang?" katanya sambil mencium leher putih beraroma vanili. Wooyoung terkikik geli, lalu membalikkan tubuhnya yang masih dalam pelukan Nichkhun. "Kau tadi masih tidur nyanyak, jadi aku tidak membangunkanmu." Nichkhun mencium bibir Wooyoung menuntut sarapannya. "Kau sedang mencari apa?" tanya Nichkhun setelah bibir mereka berpisah. "Junho lupa membawa celana renangnya, jadi aku akan meminjamkan celana renang milikmu, aku ingat ada satu yang agak kecil dan itu mungkin bisa dia pakai." Wooyoung mengaduk-aduk isi laci yang berisikan boxer dan celana mereka. Dia tersenyum mendapatkan apa yang dia cari dan berbalik. "Ayo kau harus turun, Ayah dan Ibu juga sudah ada di dapur, mereka sedang memasak sarapan untuk kita." katanya sambil menarik tangan Nichkhun.
Nichkhun dan Wooyoung masuk ke dapur dan melihat suami istri tersebut sedang sibuk bersama memasak sarapan. "Anneyeong, paman dan bibi." Nichkhun memberi salam pada mertuanya sambil membungkukkan badannya. Suami istri tersebut sedikit terkejut dan menoleh. "Oh, kau sudah bangun Khun." kata ayah mertuannya. Sedangkan Mrs. Jang menghampiri Nichkhun dan memeluknya erat. "Apa kabar menantuku?" tanyanya lembut. "Aku baik-baik saja bi." Nichkhun balas memeluk ibu mertuanya. "Khunnie kau harus memanggil mereka ayah dan ibu juga, seperti aku memanggil ayah pada ayahmu." kata Wooyoung cemberut. "Seharusnya bigitu." Mrs. Jang memberi dukungan pada anaknya. "Baiklah, ayah ibu, selamat datang." Nichkhun tersenyum. "Kalau begitu aku akan memanggil anak-anak untuk sarapan." kata Wooyoung dan berlalu keluar dari dapur. "Ayo, duduklah, kau pasti sudah lapar." kata ibu mertuanya. Nichkhun lalu duduk di kursi makan, dan melihat mertuanya menyiapkan sarapan di piring. "Ada yang bisa saya bantu ibu?" tanya Nichkhun. "Kau duduk saja, biarkan kami yang bekerja." jawab ibu mertuanya cepat. Tiba-tiba pintu dapur terbuka, lalu si kembar menyerbu masuk. "Khun hyung...!! Aku merindukanmu." teriak Junior sambil berlari dan menerjang Nichkhun dengan pelukan di susul Jb dan Junho. "Anak-anak, sopan sedikit, ini bukan di rumah kita." Mrs. Jang memperingatkan anak-anaknya. Sedangkan Nichkhun hanya tertawa dan membalas pelukan mereka.
"Dia memang terlalu memanjakan mereka, makanya si kembar jadi anak yang manja." kata Wooyoung lalu duduk di samping Nichkhun. "Bisa di bayangkan jika dia punya anak nanti." kata Junho sambil tersenyum. "Tidak apakan, mereka juga adik-adikku." ujar Nichkhun sambil menepuk pundak Wooyoung sayang. "Baiklah, sekarang ayo duduk Jb, Junior, mari kita mulai sarapan." Mrs. Jang berkata setelah dia menyiapkan sarapan mereka di atas meja. Mereka akhirnya makan dengan gembira. Apalagi Wooyoung yang sudah lama berpisah dengan keluarganya. Dia tertawa gembira mendengar celotehan si kembar yang bercerita tentang pengalaman mereka di sekolah. Dan menggoda Junho yang telah berkenalan dengan Chansung ketika mereka sedang fitting baju di toko. Nichkhunpun sangat senang melihat Wooyoung bahagia, selama ini dia hanya sendirian berada di rumah ketika dia pergi ke kantor. "Ayah ibu bisakah kalian tinggal di sini? Wooyoung sangat kesepian disini, jadi lebih baik jika kalian pindah kesini dan menemaninya." pinta Nichkhun pada mertuanya. Si kembar langsung berteriak dan menyetujui usul Nichkhun tersebut. "Ayah, boleh ya kita tinggal disini. Rumah Khun hyung kan besar ayah, jadi kita bisa tinggal di sini semua." Junior meminta ijin pada ayahnya dengan wajah polosnya. "Junho juga sudah selesai kuliah, dia bisa bekerja di kantorku." kata Nichkhun lagi.
"Khun ayah hargai ajakanmu, tapi kami tidak bisa tinggal di sini, kami tidak ingin merepotkanmu lagi, cukup Wooyoung saja yang telah merepotkanmu. Dan jangan khawatir tentang Wooyoung yang kesepian, bukankah kalian sebentar lagi mempunyai anak? Wooyoung pasti tidak akan kesepian lagi ketika dia melahirkan nanti." kata ayah mertuanya dan tersenyum membayangkan cucunya pasti sangat lucu, seperti Wooyoung. Dan Junior hanya cemberut mendengar penolakan ayahnya tersebut. Wooyoung terkekeh melihat wajah Junior yang lucu. Tapi dia membenarkan perkataan ayahnya. Dia senang jika keluarganya tinggal bersamanya, akan tetapi dia tidak ingin merepotkan Nichkhun lebih. Nichkhun hanya diam saja, mendengar penolakan ayahnya. "Mungkin, jika Wooyoung melahirkan ibu akan datang dan tinggal di sini sementara untuk membantu Wooyoung." kata Mr. Jang mengobati kekecewaan Nichkhun. Nichkhun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Khun hyung, ayo kita berenang lagi, tadi kami belum puas bermain." ajak Jb menghentikan percakapan mereka di meja makan. "Junho, ini celana renangmu." kata Wooyoung menyerahkan celana renang tersebut. Junho mengambilnya, lalu menyusul si kembar dan Nichkhun ke kolam renang. "Terima kasih hyung." teriaknya. Wooyoung lalu membantu ibunya membereskan bekas sarapan mereka. Tapi dia merasakan perutnya sedikit mual, lalu pergi ke wastafel dan memuntahkan sarapannya tadi. Ibunya mendekatinya lalu mengelus punggungnya dengan lembut. Setelah Wooyoung mengangkat tubuhnya dari wastafel, ibunya mengelap mulutnya dengan sayang. "Tidak apa, semakin kau merasakan morning sickness, semakin kuat bayi yang kau kandung." kata ibunya tersenyum sayang lalu menyodorkan sebungkus biskuit gandum khusus untuk Wooyoung agar perutnya tidak kosong. "Apakah kau mau ibu membuatkanmu segelas susu?" tanya ibunya lagi. Wooyoung mengangguk dan kembali duduk di kursi makan dan memakan biskuit yang di berikan oleh ibunya tadi. Setelah dia meminum susu yang telah di buatkan oleh ibunya, Wooyoung berpamitan pada orang tuanya untuk mandi.
Mereka menghabiskan hari itu, bersama dan mengadakan pesta barbeque di luar pada malam hari. Chansung datang setelah pulang dari kantor, karena di undang oleh Nichkhun. Dan dia mendekati dan membantu Junho yang sedang memanggang daging dan makanan lainnya. Mereka langsung akrab dan asyik mengobrol berdua. Wooyoung cemberut, dan ingin menganggu mereka, akan tetapi tangannya di tarik Nichkhun dan menjauhi pasangan baru tersebut. "Khunnie, biarkan aku memisahkan mereka." kata Wooyoung sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Nichkhun. "Kau tidak boleh egois honey, ijinkan mereka berteman, oke?" kata Nichkhun dan memeluk istrinya dengan sayang. "Tidak, aku tidak akan mengijinkannya, kau sendiri tahukan jika C
Comments