That Day Is Holiday

I am sorry but i love you
Please Subscribe to read the full chapter

          Sinar Matahari pagi, masuk ke dalam kamar, menyebabkan suasana di dalam ruangan menjadi remang-remang. Sesosok tubuh terbaring di atas tempat tidur yang acak-acakan. Rambut hitamnya begitu kontras dengan  bantal dan sepray berwarna putih bersih. Sosok tubuh itu telanjang, memperlihatkan punggungnya yang putih mulus. Wooyoung mengerjapkan matanya ketika garis sinar itu jatuh tepat di matanya yang tertutup, diraba-raba tempat disebelahnya, kosong. Wooyoung mengangkat kepalanya dan menoleh kesamping. Nichkhun tidak ada di sampingnya. "Khunnie...!" Wooyoung memanggil Nichkhun, ketika dia mengira Nichkhun berada di kamar mandi. Tak di dengarnya jawaban dari dalam kamar mandi. Wooyoung bangun, lalu berjalan ke kamar mandi, dan membuka pintunya. Tak ada seorangpun di dalam. Wooyoung kembali, memakai kimono mandi berwarna putih yang tergeletak di kaki tempat tidur lalu keluar kamar. Wooyoung mendengar suara piano dari ruang musik, lalu berjalan ke ruangan itu. Wooyoung melihat, Nichkhun sedang  bermain piano, begitu asiknya, sampai sampai, dia tidak menyadari jika Wooyoung masuk dan duduk di sofa, memperhatikannya. Nichkhun hanya mengenakan boxer, tanpa baju, tubuhnya yang kekar sangat seksi. Wooyoung menikmati permainan piano Nichkhun yang baik, sebaik pianis terkenal. Kali ini Nichkhun memainkan lagu yang sedikit melow, tapi enak di dengar, bukan lagu sedih menyayat hati seperti waktu itu. Wooyoung tidak tahan terlalu lama di acuhkan, dia mendekati Nichkhun dari belakang dan memeluk lehernya. Nichkhun tersenyum, merasakan pelukan familiar dari Wooyoung, dan menghentikan gerakan jari-jarinya di atas tuts piano. Dan di raihnya kedua tangan Wooyoung yang berada di depan dadanya.

          "Lagu apa, yang kau mainkan? nadanya enak didengar." bisik Wooyoung di telinga Nichkhun. "Kau suka?" Nichkhun balik bertanya. Dia menarik tangan Wooyoung, agar Wooyoung berdiri di hadapannya, dan menatap Wooyoung dengan senyum bahagia. Wooyoung mengangguk dan mencium rambut Nichkhun. "Itu lagu kesukaan ibuku, dan itu adalah sebuah lagu cinta." Nichkhun menutup piano dan menarik ikatan tali kimono Wooyoung, memperlihatkan perutnya yang rata. "Mrs, Horvejkhul, kau sedang menggodaku?" Nichkhun berkata senang, ketika dilihatnya Wooyoung telanjang di balik kimono itu. Nichkhun, menciumi perut Wooyoung, tangannya meraba kedua pipi, pantatnya yang dingin. Wooyoung mendesiskan nafasnya ketika Nickhun menjilati juniornya. "Khunnie...!" bisiknya mesra, tangannya memegang kepala Nichkhun, dan menarik kearahnya. Nichkhun terus menjilati junior Wooyoung dengan perlahan, lalu mengulumnya, matanya menatap wajah Wooyoung yang ada di atasnya. Nichkhun sangat menyukai ekspresi Wooyoung sekarang, wajah bangun tidur yang lucu, mulut yang membisikkan namanya dengan mesra. Matanya terbuka dan menutup, sungguh sangat seksi, membuat Nichkhun begitu menginginkannya. Nichkhun berdiri, mengangkat tubuh Wooyoung, dan mendudukkannya di atas piano. "Ahhh...." Wooyoung menjerit, merasakan dinginnya tutup piano itu di pantatnya, karena kimono yang dia pakai sudah teranggkat samapi ke pinggang. Nichkhun membungkam mulut Wooyoung dengan ciuman yang mendominasi, lidah dengan lidah, hingga mereka bertukar air liur. Wooyung melingkarkan tangannya di leher Nichkhun agar Nichkhun memperdalam ciumannya. 

        Wooyoung tertawa ketika Nichkhun mendorong dadanya, punggungnya menyentuh permukaan yang rata itu dan terasa dingin. Sedangkan kedua kakinya, mengantung beberapa inchi dari lantai. Nichkhun menurunkan boxernya dan menarik tubuh Wooyoung sedikit kearahnya, dan mengangkat kaki Wooyoung ke dadanya, dan tanpa peringatan, di satukannya tubuh mereka. "Aaahhhh...." jeritan Wooyoung panjang, ketika Nichkhun memasukinya tanpa persiapan. Untunglah holenya masih sedikit longgar, karena sisa percintaan mereka tadi malam. "Uhh.. honey kau masih terasa longgar dan basah." kata Nichkhun  tersenyum senang, dia menggerakkan pinggulnya maju mundur ke dalam hole Wooyoung. "Kau memang seorang penggoda Mrs. Horvejkhul." kata Nichkhun lagi. "Hanya padamu Khunnie, hanya pada suamiku. Ahhhh...Khunnniee...." Wooyoung menjerit ketika Nichkhun menarik juniornya, hanya tinggal kepalanya yang di dalam, lalu mendorong dengan keras. Dan perbuatan itu Nichkhun lakukan berulang-ulang. Nichkhun menurunkan kaki Wooyoung dan menempatkan keduanya melingkar di pinggangnya, lalu di tariknya  tubuh Wooyoung dan kembali disatukannya bibir mereka. Wooyoung mendesah di antara ciuman mereka, tangannya melingkar di leher Nichkhun. Setelah bibir mereka terpisah, Wooyoung mengigit pundak Nichkhun untuk meredam suaranya. "Uhh, honey, kau menggigitku." kata Nichkhun merasakan sakitnya gigitan Wooyoung. "Lebih cepat...Khunnie, lebih cepat...." Wooyoung berkata di telinga Nichkhun. Klimaksnya sudah semakin dekat. Nichkhun mempercepat gerakannya sesuai dengan permintaan Wooyoung. Gerakannya semakin tidak terkendali, cepat, keras. dan semakin dalam. Wooyoung merasakan Nichkhun menyentuh titik nikmatnya, tubuhnya bergetar dan klimaksnya pun datang. "Aaaahhhh...." Wooyoung mendesah dan  menyemprotkan cairan kentalnya diantara dada mereka. Nichkhun semakin mempercepat gerakannya, diapun merasakan klimaks yang sebentar lagi datang. Dan ketika klimaksnya datang, Nichkhun menyemprotkan benihnya di dalam tubuh Wooyoung. "Ahhh, Youngie." tubuhnya bergetar, dan berkedut beberapa kali,  lalu mengosongkan cairan yang ada di juniornya.

         Nafas mereka tidak beraturan. Wooyoung melepaskan pelukannya, dan menatap Nichkhun. Mereka saling menatap. Nichkhun tersenyum dan mengecup bibir merah Wooyoung yang bengkak. "I love you." katanya di sela-sela kecupannya. Wooyoung menjawab dengan menganggukkan kepalanya, dan terkikik geli, ketika Nichkhun pindah menciumi lehernya. Nichkhun tahu, Wooyoung masih bingung dengan perasaannya, dan tidak bisa membalas cintanya. tapi bagi Nichkhun, semua itu sudah cukup. Dengan Wooyoung yang telah menyerahkan diri padanya, dan bersedia hidup menjadi istrinya,  sudah membuat Nichkhun bahagia. Mungkin suatu saat Wooyoung akan menyadari perasaan dan membalas cintanya. Dan suara desahan dan rintihan Wooyoung ketika mereka bercinta tadi sangat layak, karena perbuatan mereka itu terjadi diatas piano kesayangan ibunya. "Ayo, kita mandi!" kata Nichkhun sambil membawa tubuh Wooyoung dalam pelukannya, kedua kaki Wooyoung melingkar di pinggang Nichkhun, sedangkan tangannya melingkar di leher Nichkhun. Mereka berjalan ke kamar mandi yang ada di kamar mereka dengan posisi seperti itu, kadang-kadang mereka berciuman di tengah jalan dan tertawa-tawa menyadari kenakalan mereka. Mereka mandi di shower, karena Nichkhun mengatakan kalau dia lapar, jadi mereka mandi dengan cepat. Mereka menyabuni tubuh masing-masing, lalu mengeringkan tubuh masing-masing. Setelah berpakaian, mereka pergi ke dapur. 

          Nichkhun telah membawa para karyawan untuk kembali bekerja di rumah, untuk menemani Wooyoung, jika dia pergi kekantor. Nichkhun telah menjual apartementnya dan kembali tinggal di rumah itu bersanma Wooyoung. Mereka memutuskan untuk tinggal di rumah itu, walaupun rumah tersebut sangat besar. Wooyoung hanya ingin Nichkhun bisa mengenang ayah dan ibunya yang membangun rumah itu untuk keluarga mereka. Dan Yanin pun sekarang lebih sering datang dan menginap, jika dia libur atau tidak memiliki jadwal. Wooyoung sering mengajak Yanin untuk kembali tinggal di sana, tapi Yanin menolak karena takut akan menganggu Wooyoung dan Nichkhun. Dan jawaban Yanin itu membuat pipi Wooyoung bersemu merah. Mereka telah menjalani kehidupan yang mesra selama sebulan. Dan mereka menhabiskan waktu dengan bercinta yang begitu sering. Wooyoung tidak bisa menyalahkan Nichkhun, karena mungkin, Nichkhun telah menahan nafsunya selama hampir lebih dari dua tahun. Terkadang mereka menghabiskan malam dengan bercinta beberapa ronde yang membuat Wooyoung lelah keesokan harinya. Dan jika hari libur tiba, keti

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Amaliaambar
#1
Chapter 23: Aaaaaa happy ending, beneran deh ceritanya beneran ngena di hati aku sampe nangis bacanyaaa aahh daebaakk author-ssi:):)
Mrs_jang89yes #2
Chapter 22: author nim.. jinja Jjangida... :D
like all of your fanfict stories..
aririska #3
Chapter 23: daebak author-ssi .... aku sangat menyukai setiap karyamu ... Ceritanya sangat menarik .. cukup bwt ngobatin kangenku sma khunyoung moment ..^__^ .. aku baru menjadi readers dan akhirnya ketemu sma fic.nya author ... dan hari ini aku baca sampai 2 judul fic ...

kalo boleh bisakah author membuat cerita yang menampilkan karakter woo diluar yang biasa??
karakter woo biasa digambarkan dengan manja, cengeng dan rapuh ... aku pngen tahu gimana kalo karakter woo sdikit dirubah .. hehehe ^^

gomawo author-sii ... ditunggu fic yang menarik lagi selanjutnya #Hwaiting :D
bluetosca_girl #4
Chapter 23: Hallo authors-ssi aku seneng banget bisa nemu ini fanfic karyamu.. Percaya apa engga ini aku selesain bacanya dalam 1 hari wkwkwkwkkk... Bener-bener bagus aaaa suka banget pokoknya :)
hwootestjang #5
Chapter 23: Baca kali kedua kerna sequelnya...
indah bangat..
vickywahyu #6
Chapter 22: Yeayyy akhirnya mereka bahagia..
vickywahyu #7
Chapter 14: Ahh di chapter ini aku hampir nitikin air mata..ah woo kau jahat bgt...kasian khun :(
vickywahyu #8
Chapter 11: Si taec kayaknya sayang bgt ma si woo...dya sampek rela gitu mati buat si woo...tragiss tpi sweet...
kimminhara
#9
Chapter 23: this is awesome!! boleh buat sequel tak? XDXD
LenkaChakhi
#10
Suka bgt thor author emang hebt . Di tunggu spuelnya yah thor ;-) . Kiss from lenka :-*