Epilog

I am sorry but i love you
Please Subscribe to read the full chapter

Hi guys! Sebuah epilog epic untuk para subscribers loyal, yang telah berlangganan cerita ini. Berharap kalian menyukainya.

Maaf jika banyak salah-salah ketik. Enjoy and happy reading.

 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

         

            Wooyoung tidak bisa tidur.

           Huffthh...Bagaimana dia bisa tidur jika malam ini, ada dua orang anak yang sedang bermain dan bergerak lincah di dalam perutnya. Dan itu sudah jam 01.30. Mereka tidak mungkin lapar, karena dia tadi menghabiskan dua porsi omelet buatan suaminya sewaktu makan malam. Ataukah mereka kapanasan didalam sana? tanya Wooyoung dalam hati. Dia hanya mengelus perutnya lembut dan mendesis pelan, takut membangunkan suaminya yang tidur dengan nyenyak di sampingnya. Jika dia tahu anaknya sedang membuat ulah, dia pasti akan terbangun dan mengkhawatirkan keadaannya, dan menemaninya terjaga, kemudian ikut menenangkan anaknya. Wooyoung bangkit perlahan, melintasi kamarnya dan keluar. Dia ingin menenangkan anaknya di kamar bayi saja. Mungkin jika mereka mendengarkan musik klasik dan di buai di kursi goyang, mereka akan menjadi tenang dan tertidur. 

          Wooyoung memasuki kamar bayi bercat biru muda dan menyalakan lampu kamar yang redup. Dia duduk di kursi goyang, dan meraih heatset dan mp3 yang ada di atas meja di sebelahnya. Wooyoung lalu mencari lagu yang sangat di sukai anak-anaknya tersebut, yaitu instrument piano klasik yang lembut. Wooyoung tak habis pikir, bagaimana mereka sangat menyukai suara piano, padahal mereka masih berada di dalam perut. Nichkhun sering bercanda dan berharap salah satu dari mereka akan menjadi seorang maestro. Wooyoung menempelkan heatset itu ke perutnya, lalu menggoyangkan kursi dengan pelan. "Nah, sekarang kalian harus tenang, ok! Biar eomma bisa tidur." bisik Wooyoung tersenyum kecil, sambil mengusap perutnya dengan lembut. Wooyoung yang sangat mengantuk langsung terlena  dengan goyangan kursi, dan juga merasakan kedua anaknya yang sedikit lebih tenang, Wooyoungpun akhirnya tertidur.

          Nichkhun bergerak dalam tidurnya dan meraih tubuh di sebelahnya ketika dia merasakan udara menjadi dingin. Tapi tangannya hanya meraih udara kosong. Dia membuka matanya dan melihat kesebelahnya, Wooyoung tidak tidur di sampingnya. Nichkhun terduduk, dan sedikit panik, ditajamkan pendengarannya jika ada suara di kamar mandi, berarti Wooyoung ada di sana dan dia tida perlu khawatir. Karena hampir satu jam sekali Wooyoung akan ke kamar mandi akibat kondisinya yang hamil besar. Tapi semuanya sunyi senyap. Nichkhun yang hanya memakai celana dalam, bangkit dan memakai jubah kamarnya tanpa mengikat talinya. Dia berjalan keluar kamar, untuk mencari Wooyoung. Pertama dia pergi ke dapur, karena Nichkhun beberapa kali kehilangan Wooyoung pada malam-malam tertentu, dan menemukannya sedang berada di dapur untuk membuat susu atau camilan, karena dia masih kelaparan walaupun sudah makan malam. Anak-anaknya benar-benar menguras sari makanan yang di makan eommanya, karena Wooyoung sering kali merasa lapar. Dan yang anehnya lagi, walaupun Wooyoung makan dengan porsi jumbo atau dalam jumlah yang banyak, badannya tetap saja kurus. Hanya perutnya saja yang mengelembung seperti balon karena usia kehamilannya sudah menginjak 8 bulan lebih. Tapi Nichkhun berpikir betapa istrinya itu sangat seksi dan sering membuatnya . Hanya melihatnya berjalan atau duduk di sofa, Nichkhun menjadi keras. Memang Dokter kandungan Wooyoung tidak melarang mereka untuk bercinta, akan tetapi Nichkhun tidak tega melakukannya. Jika harus melakukannya, itu karena kehendak Wooyoung dan mereka melakukannya dengan sangat hati-hati. Bukan hanya takut bisa melukai bayi mereka, tetapi juga Nichkhun khawatir dengan kondisi Wooyoung.

          Nichkhun membuka pintu dapur, dan melihat dapur itu gelap, menandakan Wooyoung tidak ada disana. Nichkhun bergegas menutup pintu itu dan kembali menaiki tangga, untuk mencarinya di kamar bayi mereka. Di bukanya pintu kamar itu dan masuk secara perlahan, dan dia melihat istrinya tertidur di kursi goyang. Nichkhun mendekati istrinya, dan mendesah, mungkin si kembar bergerak-gerak di dalam perutnya, dan istrinya itu ingin menenangkannya di kursi goyang. Nichkhun kasihan melihat istrinya yang tertidur dengan tidak nyaman di kursi goyang tersebut. Kepalanya yang jatuh ke pundak kirinya, pasti akan menimbulkan rasa sakit pada lehernya. Nichkhun membelai pipi istrinya yang mulus dengan lembut untuk membangunkannya. "Honey bangunlah, jangan tidur di sini." bisik Nichkhun di telinga Wooyoung. Tapi Wooyoung tidak bergeming. Nichkhun melepaskan heatset yang menempel di perut istrinya, dan membelai perut istrinya dengan kasih sayang. Nchkhun merasakan gerakan dari dalam, rupanya anaknya merasakan belaian tangannya, dan gerakan dalam perutnya itu membuat Wooyoung terbangun. Wooyoung membuka matanya dan langsung melihat wajah suaminya yang tersenyum padanya. Nichkhun yang sedang menunduk didepannya dengan jubah tidur yang terbuka, mempertontonkan otot perutnya yang sempurna. "Uhh, Khunnie, kau sudah bangun?" tanya Wooyoung dengan pipi merah jambu karena tampilan di depannya begitu panas. 

           "Honey, mengapa kau tidak memberitahuku jika si kembar membuatmu tidak tidur?" tanya Nichkhun. "Aku hanya tidak ingin membangunkanmu. Kau terlihat lelah dan tertidur nyenyak." jawab Wooyoung tersenyum kecil. Nichkhun mendesah dan menarik tangan istrinya untuk bangkit dari kursi goyang, dan setelah istrinya bangkit dari kursi, Nichkhun lalu mengendongnya dengan gaya pengantin, membawanya kembali kekamar mereka. "Aku berat tidak?" tanya Wooyoung cutely. "Hmm, sedikit." jawab Nichkhun sambil mengecup bibirnya lembut. Wooyoung tersenyum mendengar jawaban suaminya, dia membalas dengan mengecup bibir suminya dan mengetatkan pelukannya. "Khunnie, aku lapar." Tangan Nichkhun yang ingin membuka pintu kamar mereka, tidak jadi dan langsung membawa Wooyoung menuruni tangga menuju dapur. Nichkhun mendudukkan Wooyoung di kursi, mengikat tali jubahnya, dan dia langsung membuka pintu lemari es untuk mencari bahan makanan. "Kau ingin makan apa? Kita hanya punya telur dan beberapa roti." kata Nichkhun dari balik pintu lemari es. "Aku ingin pizza." jawab Wooyoung."Tapi Woo, pizza tidak baik bagi bayi dan kesehatanmu,  apalag jika dimakan pada jam ini." "Tapi Khunnie, mereka yang ingin makan pizza, mungkin jika mereka mendapatkannya, mereka akan menjadi tenang." Wooyoung terenyum kecil sambil membelai perutnya, dan mencoba merayu suamimya. "Jika kau ingin pizza, akan memakan waktu lama. Apa kau bisa menunggu? Aku akan memanggil koki dulu." "Tidak, aku tidak ingin merepotkan koki malam-malam begini. Aku ingin kita membelinya di luar saja, delivery pizza." "Baiklah aku akan menelpon restauran pizza yang buka 24 jam." jawab Nichkhun, lalu dia menghubungi restoran pizza dan memesan sesuai keinginan Wooyoung.

          "Setengah jam lagi pizzanya datang. Kau ingin menunggu di mana?" tanya Nichkhun dan berjalan mendekati istrinya. "Di ruang duduk saja." jawab Wooyoung. Dia berdiri dari kursi dan berjalan ke ruang duduk. Nichkhun memapah Wooyoung yang berjalan lambat, dan didudukkannya di sofa lalu duduk di sebelahnya. Wooyoung meraih remote tv dan menyalakannya, mencari acara secara acak dengan menekan tombol bergantian. Setelah dia mendapatkan acara yang menarik, dia menaruh remote di atas meja. Wooyoung menoleh karena terdengar suara dengkuran lembut dari suaminya. Wooyoung membaringkan tubuh suaminya yang bersandar di sofa, lalu di panggilnya pelayan untuk untuk mengambilkan selimut di kamar mereka. Di pandanginya wajah suaminya dengan penuh cinta, yang tertidur karena kelelahan. Wooyoung merasa kasihan dengan suaminya, pekerjaannya yang menumpuk, tidak menguranginya untuk selalu dan selalu memberinya perhatian dan kasih sayang yang besar padanya. Wooyoung hanya bisa bersyukur, mempunyai seorang suami yang sangat tampan, kaya, dan begitu mencintainya. Wooyoung juga bersyukur ketika mengetahui dia hamil, dan bisa memberikan keturunan bagi suaminya. Dan keberuntungan itu tidak berhenti sampai di situ, dia dan suaminya sangat bahagia ketika mereka mengetahui anak yang di kandungnya merupakan anak kembar! Sebuah anugerah yang tidak pernah dia bayangkan. Wooyoung menerima selimut dan di berikan oleh pelayan sambil mengucapkan terimah kasih, lalu diselimuti tubuh suaminya yang sudah tertidur nyenyak, kemudian dia melanjutkan menonton tv. Tidak lama berselang pesanan pizza datang, Wooyoung memakan pizza tersebut tanpa membangunkan suaminya. Setelah menghabiskan setengah dari pizza tersebut, Wooyoung mencuci tangannya lalu berbaring di sebelah suaminya, lalu dia pun tertidur.

         

 

          Nichkhun gelisah. Dia duduk, mengacak-ngacak rambutnya, berdiri, berjalan mondar-mandir. Lalu kembali duduk. Dan itu di lakukannya berulang-ulang hampir dua jam. "Khun tenanglah, kau hanya membuat ibu pusing." "Bagaimana aku bisa tenang ibu, Wooyoung sedang bertaruh nyawa didalam ruangan itu." Nichkhun berkata pada ibu mertuanya. "Dia hanya melahirkan kau tidak perlu sekhawatir itu. Dan dia di tangani oleh Dokter terbaik di Korea." Nichkhun tersenyum mendengar perkataan itu, dia memang sangat mengkhawatirkan Wooyoung, dan dia mencari Dokter kandungan terbaik untuk menangani Wooyoung melahirkan melalui operasi caesar. Nichkhun akhirnya duduk tapi tetap tidak bisa tenang. Ayah mertuanya yang duduk di sebelahnya hanya bisa tersenyum dan mengelus pundaknya dengan lembut. "Ketika ibumu melahirkan aku juga sepanik dirimu, tapi benar kata ibumu, kau tak perlu sekhawatir itu, Wooyoung akan baik-baik saja." Nichkhun mengangguk mendengar perkataan ayah mertuanya, perkataan yang membuatnya tenang.

         Pintu kamar operasi terbuka dan keluarlah seorang Dokter, lalu menghampiri Nichkhun. "Mr. Nichkhun, apakah kau ingin mengendong anakmu untuk pertama kalinya?" tanya Dokter tersebut. Nichkhun mengangguk dan tersenyum, lalu ikut masuk ke dalam ruangan operasi. Nichkhun melihat Wooyoung berbaring lemah di atas meja operasi, mukanya sangat pucat, dan dia tertidur karena obat bius. "Selamat Mr. Nichkhun, anak-anakmu lahir dengan selamat dan sempurna. Salah seorang Dokter mengeluarkan sorang bayi dari perut Wooyoung yang meronta-ronta dan mengeluarkan tangisan melengking, tubuhnya masih merah, dan berlendir. Tapi Nichkhun menerima dengan senang hati ketika dokter tersebut menyerahkan bayi tersebut padanya. Di gendongnya bayi tersebut dan di peluknya dengan lembut untuk menenangkan tangisan anaknya. Dipandangi anaknya tersebut. "Mason, selamat datang anakku." Nichkhun berkata sambil menitikkan air mata. Lalu dia menerima bayi yang kedua, dia sedikit kerepotan, tapi tetap di terimanya anaknya yang satu lagi setelah memindahkan Mason ke tangan kirinya. "Jason, selamat datang." Nichkhun memandangi anaknya bergantian. Mason berambut coklat dan memiliki mata seperti matanya, sedangkan Jason berambut hitam, matanya hitam seperti Wooyoung, dengan pipi yang chubby. Nichkhun mendekati Wooyoung, dan mencium pipinya dengan lembut. "Terima kasih, honey." Seorang perawat datang menghapirinya dan mengambil bayi-bayinya untuk di mandikan. Setelah menyerahkan mereka pada perawat Nichkhun keluar dari kamar operasi, dan disambut oleh kedua mertuanya. "Bagaimana keadaan mereka?" tanya ibu mertuanya. "Mereka bertiga baik, dan si kembar sempurna." jawab Nichkhun sambil menitikkan air mata. "Syukurlah..syukurlah." gumam ibu mertuanya berulang-ulang. Mereka bertiga akhirnya berpelukan dan menangis bahagia bersama.

          Wooyoung terbangun dari tidurnya, dan melihat suaminya tertidur. Kepalanya berada di atas tempat tidur, disebelah kirinya. Wooyoung mengusap rambutnya dengan lembut. Nichkhun merasakan usapan di kepalanya lalu terbangun. "Hei." sapa Wooyoung dengan suara lemah. "Hei. Bagaimana keadaanmu?" tanya Nichkhun lembut. "Kosong, sedih, dan sangat bahagia." Wooyoung tersenyum dan mengelus perutnya. "Maksudmu?" "Aku merasa kosong karena mereka tidak ada di dalam lagi dan aku sedih karenanya. Tapi aku juga bahagia karena kita bisa melihat mereka. Bagaimana mereka?" tanya Wooyung pada suaminya. "Mereka sempurna. Mason mirip denganku dan Jason mirip denganmu." jawab Nichkhun tersenyum bahagia lalu di ciumnya kening istrinya dengan penuh cinta. "Terima kasih Woo, kau telah memberikanku anak-anak yang lucu. Aku mencintaimu." Nichkhun berkata dan tanpa sadar air matanya jatuh dan mengalir ke pipinya. "Aku juga mencintaimu Khunnie." Wooyoung menghapus air mata di pipi suaminya dengan ibu jarinya, lalu dipeluknya tubuh suaminya dengan erat. 

          "Maaf, kami menganggu kalian, tapi dua anak ini sepertinya ingin bergabung dengan kedua orang tua mereka!" seru Mrs. Jang yang datang bersama seorang perawat. Di tangan mereka masing-masing membawa bayi yang terbungkus selimut lembut. Wooyoung melepaskan pelukannya dan berpaling ke pintu. Di terimanya dengan bahagia bungkusan bayi itu dari tangan ibunya, disingkapnya selimut yang menutupi tubuh kecil itu, lalu Wooyoung mencium pipi anaknya dengan hati-hati. "Ini, Mason?" Wooyoung melihat mata suaminya dengan tatapan bertanya. "Ya, dan ini Jason." jawab Nichkhun sambil menerima bayi yang satu lagi dari tangan perawat. Nichkhun duduk di tempat tidur dan memperlihatka Jason pada Wooyoung. "Mereka sangat mirip dengan kalian berdua, mereka sangat lucu dan menggemaskan. Kata ibunya dengan bangga. Mason menggeliat dalam pelukan Wooyoung, langsung menangis kencang dan menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakinya. "Dia lapar." kata ibunya dan menyerahkan botol susu pada Wooyoung.  Wooyoung langsung memberikan susu itu pada mulut mungil anaknya, Mason langsung menghisapnya dengan rakus dan tangisannya pun berhenti. Wooyoung tersenyum kecil melihat anaknya, Dan Jason yang ada dalam pelukan Nichkhun pun juga menangis. Nichkhun menerima botol susu dari ibunya dan memberikannya pada Jason, tapi Jason menolak botol susu itu dan meronta-ronta, Nichkhun bingung dan menyerahkan Jason pada ibu mertuanya. Mrs. Jang memberikan botol susu pada Jason, tapi Jason masih menolaknya dan menangis dengan suara kencang. Mrs. Jang menggoyangkan tubuh Jason pelan untuk mendiamkannya, tapi Jason tetap tak berhenti menangis.

         "Sini berikan dia padaku." kata Wooyoung lagu menyerahkan Mason pada Nichkhun. Ibunya menyerahkan Jason pada Wooyoung. Ajaib! Begitu dia berada dalam pelukan Wooyoung, Jason berhenti menangis, dia hanya menyisakan air mata yang mengalir di pipinya yang montok. Wooyoung lalu memberikan Jason susu dan langsung menghisapnya dengan lembut. "Dia hanya ingin berada dalam pelukan eommanya." kata Mrs. Jang sambil tersenyum. "Ibu mana ayah?" tanya Wooyoung. "Dia sudah kembali ke Busan, setelah melihat Mason dan Jason di ruang bayi tadi. Dia dapat panggilan dari kantornya, jadi dia buru-buru pulang, dia menyesal tidak bisa berpamitan padamu, karena kau belum bangun tadi." jawab ibunya panjang. "Maaf, Mr.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Amaliaambar
#1
Chapter 23: Aaaaaa happy ending, beneran deh ceritanya beneran ngena di hati aku sampe nangis bacanyaaa aahh daebaakk author-ssi:):)
Mrs_jang89yes #2
Chapter 22: author nim.. jinja Jjangida... :D
like all of your fanfict stories..
aririska #3
Chapter 23: daebak author-ssi .... aku sangat menyukai setiap karyamu ... Ceritanya sangat menarik .. cukup bwt ngobatin kangenku sma khunyoung moment ..^__^ .. aku baru menjadi readers dan akhirnya ketemu sma fic.nya author ... dan hari ini aku baca sampai 2 judul fic ...

kalo boleh bisakah author membuat cerita yang menampilkan karakter woo diluar yang biasa??
karakter woo biasa digambarkan dengan manja, cengeng dan rapuh ... aku pngen tahu gimana kalo karakter woo sdikit dirubah .. hehehe ^^

gomawo author-sii ... ditunggu fic yang menarik lagi selanjutnya #Hwaiting :D
bluetosca_girl #4
Chapter 23: Hallo authors-ssi aku seneng banget bisa nemu ini fanfic karyamu.. Percaya apa engga ini aku selesain bacanya dalam 1 hari wkwkwkwkkk... Bener-bener bagus aaaa suka banget pokoknya :)
hwootestjang #5
Chapter 23: Baca kali kedua kerna sequelnya...
indah bangat..
vickywahyu #6
Chapter 22: Yeayyy akhirnya mereka bahagia..
vickywahyu #7
Chapter 14: Ahh di chapter ini aku hampir nitikin air mata..ah woo kau jahat bgt...kasian khun :(
vickywahyu #8
Chapter 11: Si taec kayaknya sayang bgt ma si woo...dya sampek rela gitu mati buat si woo...tragiss tpi sweet...
kimminhara
#9
Chapter 23: this is awesome!! boleh buat sequel tak? XDXD
LenkaChakhi
#10
Suka bgt thor author emang hebt . Di tunggu spuelnya yah thor ;-) . Kiss from lenka :-*