"Huuft..." Jeongmin menghembuskan nafas dan memanyunkan bibirnya. Merasa bosan dengan ocehan leader hyungnya yang sudah dimulai 13 menit yg lalu.

"Ini sudah jam 10:18 am. Kenapa dia belum datang?!" Donghyun kembali mengoceh sambil melihat jam tangan hitamnya.

"Jeongminnie, kemana Hyunseong? Bukankah seharusnya dia sudah datang 18 menit yang lalu." tanyanya pada Jeongmin yg hanya mengedikkan bahu sebagai jawaban.

"Kita mulai saja tanpa Hyunseong hyung." usul sang magnae berdiri disamping Donghyun.

"Tapi-" ucapan Jeongmin terpotong oleh Donghyun yg tiba-tiba seperti mendapat ide bagus.

"Ah, begini saja. Kau cari Hyunseong, dan kami akan mulai latihan dulu. Otthae?" Donghyun tersenyum menatap Jeongmin.

"Ne, gurae. Selamat bersenang-senang." Jeongmin mengerti kenapa dia yg disuruh, karena dia adalah orang yg paling dekat dengan Hyunseong. 
Yah, dekat. Bahkan sangat dekat, dan terlalu dekat. Kedekatan yang mungkin tidak pernah orang lain bayangkan sebelumnya.
Karena mereka dekat bukan hanya sebagai sahabat, tapi juga kekasih.
Yah, itulah mereka. They're in relationship.

Tapi tentu saja mereka tidak menguarkan status mereka. Kalian pasti tau alasannya. Karena mereka sama. Both of them are guy.

Tapi apa peduli orang, yang terpenting mereka saling mencintai, memiliki dan... SETIA
Jeongmin berjalan di koridor gedung Starship dengan sedikit tersenyum mengingat kata-kata Hyunseong yang selalu didengarnya.

"Together, Love and the last... Honest-"

"H-Hyung..?"

Jeongmin menatap tak percaya pada orang di sudut itu.

Baru saja dia memikirkan kata-kata yang di ucapkan namja tinggi itu, tapi kenapa?
Kenapa semuanya hanya seperti omong kosong saat ini.

"H-hyung, Bora noona? a-apa yang kalian lakukan disini?" Jeongmin bertanya pada dua orang di sana dengan suara bergetar. Dadanya terasa begitu sesak sekarang. Seperti ada ribuan ubur-ubur yang menyengat tepat di ulu hatinya. Sakit. Mengejutkan.
Dan tentu menyakitkan. Bagaimana tidak, dia melihat namja nya bersama yeoja dan mereka berciuman. Di koridor pula. Tak adakah tempat lain?

"J-Jeong.." Hyunseong mengusap bibirnya dan menatap Jeongmin dengan pandangan horror. Bersiap menerima pukulan atau amukan dari namja di depannya. Tapi yang terjadi di sana -tidak ada-.
Jeongmin hanya menunduk dengan jemari bertautan dan pandangan ke arah lantai.

"M-mian, tapi. Latihan. Donghyun hyung. Aku- mian." Jeongmin bahkan tidak bisa menyusun kata-kata dengan baik saat ini.

Ia berbalik dan seperti pengecut ia hanya bisa berlari dan menghindar.

"Jeongmin..!" Hyunseong memanggil namja mungil yg masih berlari kali ini menuju dorm mereka.
"Kenapa dengan Jeongmin?" Bora bertanya tak mengerti.

"Mingkin dia melupakan sesuatu. Mianhe, Aku ada latihan noona." Hyunseong mengecup kening yeoja itu sebelum berlari menyusul Jeongmin.*Sumfeh, Rhie nggak rela!!! T.T*

-------

"Jeong?" Hyunseong mengedarkan pandangannya di ruang tengah dorm mereka.
Ia memasuki kamar Jeongmin dengan perasaan takut dan bersalah.

Ia dapat mendengar suara tangis bercampur air mengalir dari dalam kamar mandi.

"Jeongminnie?" Hyunseong memasuki kamar mandi dan menemukan Jeongmin duduk memeluk lutut di bawah guyuran air.

"Wae hyung? Sejak kapan?" Jeongmin berkata sembari menatap Hyunseong dengan mata merah dan wajah pucatnya.

"M-mian-"

"Aku tanya sejak kapan!" teriak Jeongmin berdiri dihadapan namja nya.

Bukan menjawab Hyunseong malah menarik tubuh basah Jeongmin dalam dekapannya.

"Mian-"

"Wae hyung?" Jeongmin hanya bisa bergumam, merasa semua tenaga bahkan tulangnya sudah menghilang.

"A-aku harus bertanggung jawab. Bora noona hamil dan aku akan menikahinya bulan depan." Hyunseong bergumam, makin mengeratkan pelukannya pada namja mungil itu.

"Haha... Lucu sekali hyung. Dan aku seperti orang BODOH yg percaya kata-kata mu begitu saja." respon Jeongmin melepaskan diri dari Hyunseong. Mengusap air matanya.

"We better break up right?" ucap Jeongmin menyunggingkan senyum paksa di bibirnya.

A/n : Sooo... Weird... Comment di persilakan...

Au Revoir(^.^)/
pPyong~

JeongRhie~