"You're the only one who i want to be here~" [SeongJeong]

Short Story BOYFRIEND
"SAENGIL CHUKKAHAMNIDA..!!!"

Jeongmin berteriak membangunkan Hyunseong yang masih bertutupkan selimut di kasurnya.
Terkikik geli saat Hyunseong dengan lemah berbalik dan tersenyum melihatnya.

"Jeongmin, kau.." Hyunseong tidak dapat berkata-kata lagi. Merasa terharu karena Jeongmin, namjacingu nya datang ke kamarnya dan membawa kue dengan lilin angka 20 di tangannya.
Member lain juga mengikutinya di belakang Jeongmin, meniup terompet dan berkata "Saengil chukkahamnida" yang membuat senyum Hyunseong makin melebar.
Namja bermarga shim itu terlihat memejamkan matanya sambil tersenyum sebelum meniup lilin si atas kue yang Jeongmin bawa.

Tes

Tes

Tes

Jeongmin menengadah ke langit melihat titik-titik air yang turun dari langit.
Menjulurkan tangannya agar terkena sentuhan lembut namun dingin dari hujan di balkon rumahnya di Suwon.
Yah, Suwon. Tempat kelahirannya, tempat dimana orang tuanya tinggal. Dan tempat dimana ia berada sekarang.

Seperti hujan, perlahan air juga turun dari matanya.

Malam ini, tepat nanti jam 12 malam, Hyunseong akan genap berusia 21 tahun.
Mengingat bagaimana ia merayakannya bersama Hyunseong dan member lainnya tahun lalu membuatnya menangis.
Apakah semuanya akan berbeda?

Tahun lalu dialah orang pertama yang membangunkan Hyunseong dan mengucapkan Saengilchukkahamnida padanya.
Bisakah ia berharap jika dirinya tetap menjadi orang pertama itu?
Setelah ia mengatakan kalau mereka tidak berarti bagi satu sama lain, bukankah itu keinginan bodoh. Itu tidak mungkin.

------

Hyunseong masih menutup matanya di atas ranjang yg sendirian di tempatinya.
Sebenarnya dia belum tidur sampai saat ini. Tapi ia tetap berusaha memejamkan matanya.
Berharap untuk tidur dan bermimpi kah?
Entah...

Melihat bagaimana tadi pagi Jeongmin berpamitan dan meninggalkan dorm mereka sungguh membuat hatinya berdenyut nyeri.
Tidakkah ia ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan kata 'selamat ulang tahun padanya' seperti tahun-tahun lalu?

Hyunseong hanya menatap kecewa pada Jeongmin yang menggendong tas ranselnya.

"Annyeong~"

Hanya kata itu yang terakhir Hyunseong dengar dari bibir yang tersenyum tipis di depan pintu.

Tes

Hyunseong membiarkan satu tetes air matanya mengalir melalui sudut mata sipitnya.
Langit hitam yang mulai menurunkan air seperti matanya membuatnya bangkit dan berdiri di balkon dormnya.

Menengadahkan tangan dan memejamkan matanya.
Bagaimana bisa ia mengatakan kalau Jeongmin tak berarti lagi baginya?
Kalau satu detik pun itu, ia selalu mengingat namja itu di pikirannya.
Egois sekali memang, menginginkan Jeongmin tetap berada di sisinya tapi memilih orang lain untuk berada disampingnya. Menyembunyikan Jeongmin sebagai cinta murni nya dan mengumumkan bahwa ia sedang menjalin cinta dengan orang lain.

"Jeongminnie.."
Ia kembali membisikkan nama itu sebelum menarik kembali tangannya dan meninggalkan langit hitam menuju tempat tidurnya.
Menunggu kejutan apalagi yg dipersiapkan oleh teman-temannya, tanpa Jeongmin.

"SAENGIL CHUKKAHAMNIDA..!!"

Seperti mengalami 'deja vu' Hyunseong membuka matanya perlahan dan menolah lemah.
Tapi seseorang dengan kue di sampingnya bukan lah orang yang sama yang membawanya satu tahun lalu.

Namja mungil yang dulu membawanya berganti menjadi yeoja cantik yang tersenyum ke arahnya.

"Gomawo semuanya." Hyunseong tersenyum.
Senyum pedih hingga tanpa sadar air mata kini menuruni pipinya yang kini terlihat makin tirus.

Menutup matanya dan berdoa sebelum meniup lilin dengan angka 21 itu.

Walau semuanya berbeda, bahkan seseorang yg ada di depannya juga bukan lah orang yg sama.
Ia tetap mempunyai keinginan dan harapan yang sama.

'Jeongminnie, you're the only one who i want to be here~'

Fiu~

Padam. Lilin itu sudah padam sekarang, dan apakah keiginannya akan terkabul?
Ia tidak berharap banyak untuk itu.

'Saengil chukkahamnida, hyung'
Mata Hyunseong membulat saat tiba-tiba telinganya seperti mendengar suara orang yang dirindukan tadi.
Tapi setelah matanya menyisir seisi ruangan, ia tak dapat menemukan sosok itu.
Ia hanya mendengar suaranya, dan itu membuatnya bisa sedikit tersenyum kali ini.

"

"Saengil chukkahamnida, hyung" Jeongmin hanya berbisik kecil kepada aliran hujan yang membasahi tangan kanannya yang tidak beranjak menadah air hujan walau kulit jemarinya sudah terlihat mengkerut.

End
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
minwoonnie #1
Chapter 4: aaaaaaaaaaaaaaaaaaa gatau mau ngomong apa aaaaaaaaaaa ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♥♥♥♥♥♥♥♥
buat dong thoorrrr XD
minwoonnie #2
Chapter 1: OMGG I LOVE THIS.
tp endingnya kok............/nangis kejer

looking forward to your next (DongWoo) fic heheheh<3