"Jeongminnie, neo gwenchana?" tanya Hyunseong saat mereka sedang break shooting untuk acara Hello baby. Ia sedang berada di toilet tempat sauna sekarang. Menghampiri Jeongmin yg terlihat berkumur dan membasuh wajahnya dengan air, sebelum mengeringkannya dengan handuk dan kembali menatap cermin.

"Heum.. Gwenchana hyung, memang apa yang terjadi?" tanya Jeongmin innocent. Masih menata rambutnya didepan cermin toilet tanpa menoleh pada Hyunseong di belakangnya.

"Gomawo.."

"Eh? Untuk apa hyung?" Jeongmin mengernyit tak mengerti.
Hyunseong tersenyum dan mengacak rambut Jeongmin lembut.

"Kau rela minum sebanyak itu demi aku tadi. Seharusnya aku yang melakukannya untukmu." ungkap Hyunseong memeluk Jeongmin dari belakang, masih merasa lemas akibat tubuhnya yang kurang sehat.
Jeongmin melihat wajah Hyunseong dari refleksi cermin di depannya.
Tersenyum saat ia mengingat bagaimana dengan gilanya dia hampir menghabiskan minuman yg rasanya terlalu aneh itu sebagai hukuman bagi tim mereka.
Ia tidak ingin Hyunseong yg sudah pusing menjadi tambah pusing dan mual karena meminum minuman aneh itu.

"Rasanya tidak terlalu buruk kok hyung.. Hehe" ucapnya berbohong, padahal tadi dia hampir saja muntah setelah meminum itu.

"Jinjja? Menurutku itu sangat buruk." kata Hyunseong menanggapi.

"Tapi kupikir Hyung harus membayarnya nanti." kata Jeongmin dengan nada bercanda. Memutar kepalanya kesamping untuk menatap Hyunseong yang kembali tersenyum.
Jeongmin merasakan kini hanya tangan kiri Hyunseong yang ada di perutnya, masih memeluknya cukup erat.
Tangan kanannya. Tangan kanannya terangkat untuk menyentuh pipinya.

Chu~ 

Hyunseong menempelkan bibir mereka, sedikit memberi lumatan pada bibir plum namjacingunya itu.

"Otthae? Apa itu cukup untuk membayarnya?" goda Hyunseong yg langsung mendapat pukulan dilengannya.

"Hyung ert." dumal Jeongmin menyembunyikan wajahnya di leher Hyunseong.