In Your Arms (DongWoo)

Short Story BOYFRIEND

 

"Ayolah... Kau harus habiskan semuanya. Apa kau tidak kasihan padaku yg sudah memasak untukmu. Eumm?" Rengek seorang namja pada namja lain yang terlihat lebih muda darinya.

Tidak menyadari dengan perubahan ekspresi namja mungil yang masih memegang sumpit di pinggir mangkuknya.
Air mukanya terlihat tegang dan panik.
Penyebabnya?

Namja mungil itu sendiri juga bingung dengan ini. Tangannya terasa sangat sakit saat digerakkan, terlalu lemah bahkan untuk meraih sumpit yang sekarang terlepas dari tangannya.

"D-Donghyun hyung.. Tanganku, sakit." keluhnya takut.

"S-sakit?"
mata Donghyun melebar mendengar pernyataan kekasihnya yang sekarang menunduk dalam di sampingnya.

Donghyun meraih dagu namja bernama Minwoo yang berstatus sebagai kekasihnya perlahan.

Air mata mengalir dari mata hitam yang membasahi pipi chubby itu.

"Kau akan baik-baik saja, arra." katanya menenangkan.
Merengkuh tubuh Minwoo dalam dekapannya.

"Kajja, aku akan menyuapimu." Donghyun mulai mengambil mangkuk Minwoo dan menyuapinya hingga makanan di mangkuk itu tak tersisa sedikit pun. Tersenyum amat lembut walau sebenarnya ia juga menahan air mata yg sudah menggantung di pelupuk matanya.

Dirinya yg mengajarkan Minwoo untuk tegar bukan? Jadi tak sepatutnya Donghyun menangis dihadapannya.

-----------

"Minwoo-ya, bangunlah." Ucap Donghyun mencoba membangunkan Minwoo dengan mengacak rambutnya lembut. Satu bulan berlalu setelah kejadian tangan Minwoo melemah, seiring waktu tidak hanya tangan kanannya, tapi kakinya juga sulit untuk bergerak. Hanya tangan kirinya yang dapat bergerak, walaupun tidak seperti dulu, tapi itu masih sedikit berfungsi.

Minwoo hanya dapat berbaring di ranjang rumah sakit dengan tubuhnya yang semakin kurus dan wajah pucat.
Tapi Donghyun selalu tersenyum, mencoba memberi semangat yang bahkan dia sendiri tidak memilikinya.

"Eoh hyung." Minwoo membuka matanya perlahan merasakan sentuhan di kepalanya.

"Kita makan ne." Donghyun menyodorkan sesendok bubur ke mulut Minwoo yang segera menerima suapan itu.

"Gomawo hyung. Mianhe sudah merepotkanmu sekian lama."

"Ani, kau tidak merepotkan sama sekali." jawab Donghyun membelai pipi Minwoo yang memejamkan matanya.
Tangannya bergerak menggapai tangan Donghyun di pipinya.

"Saranghae hyung." gumamnya membuka mata untuk menatap sosok tampan di depannya.

"Nado, Jeongmal saranghae." ucap Donghyun mengecup kening Minwoo beberapa saat.

"Hyung, Aku ingin melihat bulan purnama. Bisakah kau membawaku keluar?" mohon Minwoo memasang senyumnya.

"Jika itu yang kau inginkan, aku akan bawakan kursi roda untukmu." kata Donghyun beranjak.

"No hyung. Aku ingin hyung menggendongku." pintanya yang membuat Donghyun tersenyum.

"Aigoo, manja sekali eoh?" candanya sebelum memposisikan tubuh Minwoo di punggungnya. Berjalan menuju taman belakang rumah sakit dengan lengan kiri Minwoo melingkari lehernya.

Donghyun meletakkan tubuh Minwoo di bangku putih yang ada di sana.
Duduk disampingnya sebelum mengangkat tubuh Minwoo ke pangkuannya. Membiarkan punggung namja mungil itu bersandar pada dadanya.

"Apa kau kedinginan?" tanya Donghyun memeluk Minwoo yang menatap ke arah langit.

"Tidak, lengan hyung yang memelukku sudah cukup membuat ku hangat. Gomawo, saranghae hyung." respon Minwoo mendongak menatap Donghyun.

Mereka tersenyum satu sama lain sebelum kembali menengadah melihat bulan bulat sempurna di atas langit hitam itu.
"Jika ada hal yg membahagiakan untukku, itu adalah berada dalam dekapan hyung hingga mataku menutup sempurna." kata Minwoo menyamankan posisinya di pelukan Hyunseong.

"Minwoo-ya, kau tidak percaya apa yang dokter katakan bukan? Kau akan bertahan lebih lama bukan? Maukah kau menikah denganku setelahnya?" Kata Donghyun mengecupi puncak kepala Minwoo yang menyandar di dadanya.

Tangannya masih mendekap erat tubuh itu. Menunggu jawaban dari namja bermarga No yang begitu di cintainya.

Tapi lama menunggu ia dapat merasakan lengan kiri mungil milik Minwoo mulai terlepas dari lengannya. Jatuh begitu saja ke samping tubuh lemah itu.

Donghyun tidak dapat lagi membendung air mata yang kini mengalir deras dari manik hitamnya.
Menyadari jika tidak akan pernah ada jawaban yang terlontar dari bibir plum yang kini mengatup dan mulai berubah warna.
Semakin di dekapnya erat tubuh itu dalam pelukannya.

"Jeongmal saranghae No Minwoo."

-------------

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
minwoonnie #1
Chapter 4: aaaaaaaaaaaaaaaaaaa gatau mau ngomong apa aaaaaaaaaaa ♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♥♥♥♥♥♥♥♥
buat dong thoorrrr XD
minwoonnie #2
Chapter 1: OMGG I LOVE THIS.
tp endingnya kok............/nangis kejer

looking forward to your next (DongWoo) fic heheheh<3