Polkadot

Polkadot

Oke. Kesabaran pun jelas berbatas. Dan untuk Kyuhyun, kesabarannya memiliki limit yang sangat sedikit. Dia capek terus-terusan seperti ini. Seharusnya Kencana bersikap lebih dewasa dengan tidak lari dari sebuah masalah. Bagaimana masalah itu bisa selesai jika tidak diselesaikan? Hidup itu bukan sekedar menjentikkan jari dan semuanya langsung selesai.

Kyuhyun berdiri di depan apartemen Kencana, apapun yang terjadi dia harus masuk ke dalam. Jika Kencana tidak ada, dia akan menunggu sampai Kencana datang. Toh, dia tahu apa password pintu yang sedang ditatapnya sekarang. Kecuali kalau Kencana ternyata menggantinya.

Kyuhyun tersenyum senang. Kencana seceroboh perkiraannya. Pintu itu terbuka dengan sangat mulus. Kyuhyun mulai mengitari apartemen Kencana tapi Si Pemilik tidak terlihat di sana. Kyuhyun mengamati dinding yang kini sudah bersih dari tempelan-tempelan gambar, termasuk sketsa yang dilihatnya beberapa minggu lalu.

Sebenarnya sangat tidak sopan masuk ke dalam apartemen seseorang tanpa persetujuan Si Pemilik sebelumnya. Tapi mau bagaimana lagi, dia tak punya pilihan lain. Lagipula dia kan tidak berniat untuk mengambil barang Kencana dan membawanya pergi. Kesalahannya hanyalah masuk ke dalam apartemen tanpa izin. Bukan sebuah kesalahan besar, dan bisa dimaafkan. :D

Entah berapa lama dia menunggu hingga Si Pemilik datang. Kyuhyun nyaris meledak karena kebosanan, menunggu memang selalu membosankan. Apalagi tak ada hal yang menyenangkan yang bisa dilakukan di dalam apartemen kecil itu. PSPnya kelupaan dibawa dan ponselnya sudah mati kehabisan baterai karena terus dipakai bermain game.

Kencana yang baru masuk langsung berhenti di tempat. Ini seperti sebuah kejutan yang tak terduga melihat Kyuhyun berada di dalam apartemennya, berbaring di sofa sambil membaca majalah fashion. “Kyuhyun-a, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Kencana heran, dia sudah lupa pada panggilan ‘Oppa’

Mendengar suara itu, Kyuhyun merubah posisinya menjadi duduk di sofa. “Oh, kau sudah datang. Sudah lama aku menunggumu!” kata Kyuhyun tanpa merasa bersalah sama sekali. Seolah dialah Si Pemilik apartemen sebenarnya dan Kencana adalah seorang tamu.

“Bagaimana kau bisa masuk?” tanya Kencana lagi.

 “Aku membuka pintumu. Kau sudah memberikan passwordnya bukan? Kau lupa?”

Kencana tak ingat sama sekali.

“Keluar!” teriak Kencana. “Kau sungguh tak sopan masuk ke dalam rumah orang lain tanpa minta persetujuan Si Pemilik.”

Kyuhyun berdiri dan mendekati Kencana. “Tidak! Kalau aku meminta izin padamu, kau pasti tak akan mengizinkan bukan? Kau malah akan bersembunyi. Lari dari kenyataan.”

Kencana tak berkata apa-apa. Dia terlalu sensitif untuk mendengar kalimat yang menjelaskan keadaannya saat ini. Kyuhyun benar, sangat benar. Selama ini dia hanya bersembunyi, lari dari kenyataan.

Seharusnya tempat persembunyian itu menjadi sebuah zona nyaman, bukan tempat yang jauh lebih menakutkan. Kyuhyun hanya menyinggungnya sedikit dan semuanya menjadi semakin jelas.

Air bening itu mulai menggenangi kelopak mata Kencana, Kyuhyun dengan jelas dapat melihatnya. Dia maju selangkah, lalu menarik Kencana dalam satu pelukan hangat.

“Jangan menangis.” ujarnya. “Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu menangis. Aku hanya khawatir padamu.”

***

“Aku tidak mengerti apa yang terjadi, aku baru saja keluar dari dorm kalian dan mereka langsung mengeroyokku. Mereka bilang aku tak boleh menemui satu diantara kalian, terutama Leeteuk. Mereka tidak ingin aku merayunya untuk menjadi ayah dari anakku. Mereka bilang Leeteuk terlalu berharga untuk dirayu olehku” cerita Kencana. Dia dan Kyuhyun sedang duduk di lantai menghadap ke jendela kaca yang menyajikan pemandangan kota Seoul.

“Anak?” tanya Kyuhyun heran.

Ne, anak. Mereka berpikir bahwa aku mempunyai seorang anak dan berusaha menggaet salah satu diantara kalian untuk menjadi ayahnya. Mungkin yang mereka maksud adalah Rara.”

“Lalu kenapa kau menghindari kami seperti ini?”

“Aku tak bisa menemui kalian. Aku tak ingin mati! Aku tak ingin mati konyol. Mereka akan membunuhku.”

Kyuhyun langsung menyentuh kedua bahu Kencana dan memutar tubuh gadis itu hingga menghadapnya. “Tak ada yang akan membunuhmu. Jangan selalu berkata begitu. Aku tidak suka!”

“Apa peduliku jika kau tidak suka? Buktinya mereka nyaris saja membuat nyawaku melayang. Apa kau bisa memberiku sebuah alasan mengapa mereka tidak akan membunuhku?”

“Mereka mencintai Super Junior.”

Kencana mendengus pelan. “Cinta? Kau bilang cinta? Apakah itu tanda sebuah cinta? Mengeroyok orang yang berada dalam jarak yang dekat dengan idolanya? Meneror orang yang pernah dilihatnya bersama idolanya? Menyumpahi orang yang membuatnya iri? Itu yang namanya cinta?”

“Setiap orang mendefenisikan arti cinta itu dengan caranya sendiri.”

Kencana mengedikkan bahu lalu kembali mengalihkan perhatian ke luar jendela. “Yeah, membuat orang yang kau cintai berada dalam kesulitan memanglah sebuah cara yang sangat tepat untuk membuktikan bahwa kau mencintainya.” Kencana berujar sinis. “Tepat sekali untuk membuatnya jatuh! Lalu kau akan berpura-pura mendukungnya agar segera bangkit. Bagus, cara yang sangat bagus dan.. Licik!”

“Nana!” Kyuhyun sudah tak tahan lagi mendengar racauan Kencana yang mulai di luar batas.

“Jangan memanggilku Nana!” Kencana berteriak tidak kalah keras.

“Baiklah. Lupakan itu. Aku ingin bertanya mengapa sketsa Teuki Hyung ada di sini dan itu dibuat bertahun-tahun yang lalu?”

Kencana mendengus lagi. “Kau pura-pura bodoh atau apa sih? Apa perlu aku jelaskan bahwa sebenarnya aku menyukai Leeteuk sejak dulu? Bukan, bukan sejak dulu. Tepatnya aku menyukai Leeteuk sebelum fans kalian yang gila itu akan membunuhku. Dan setiap aku mencoba untuk menyukainya lagi. Mereka menghadapkanku pada masalah yang sama. Mereka ingin membunuhku!”

Mwo?” Kyuhyun merasa tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Kencana menyukai Leeteuk sejak dulu? Sejak lima tahun yang lalu, bahkan sebelum dirinya bergabung dengan  Super Junior. “Kau sedang mencoba menyukainya lagi?” desis Kyuhyun

Kencana meninggalkan Kyuhyun menuju kamarnya, beberapa saat kemudian Kencana kembali dengan membawa sebuah kotak kayu kecil. Dia menyerahkan kotak kayu itu pada Kyuhyun. Isinya adalah beberapa lembar foto  Kencana dan Leeteuk dalam beberapa pose. Kencana masih tampak muda. Foto itu diambil lima tahun yang lalu, tanggal pembuatannya tidak berbeda jauh dari tanggal Kencana menyelesaikan sketsa-nya.

“Hanya karena foto, mereka pernah nyaris membunuhku.” Kyuhyun mengerti siapa ‘mereka’ yang Kencana maksud.

“Bagaimana bisa?”

“Semua karena Bibiku. Saat itu Bibi yang berusaha mengatur agar aku bisa bertemu dengan idolaku. Beberapa orang dalam yang dikenalnya lebih mempermudahku untuk bertemu dengannya. Aku hanya menceritakan pengalaman tak terlupakanku di blog pribadi milikku beserta beberapa foto. Besoknya mereka mendatangiku sepulang sekolah dan nyaris membunuhku. Jika kemarin itu menakutkan, yang dulu jauh lebih menakutkan. Mereka mematahkan tulang bahuku karena di foto itu Leeteuk merangkulku! Aku langsung dibawa pulang ke Indonesia oleh Ibuku. Bibi tak tahu apa-apa karena saat itu dia berada di luar negeri dan aku berniat menyimpan itu sendirian.” Kyuhyun menatap Kencana dengan prihatin.

Dia seolah menonton sebuah kilas balik, dia ingat bagaimana takutnya Kencana saat dulu mereka dikejar fans. Ternyata pucat pasi-nya Kencana bukan hanya karena mereka dikejar tapi juga karena ada hal lain yang ikut mengejar Kencana. Sebuah masa lalu yang berusaha dikuburnya dalam-dalam.

“Jangan menatapku seperti itu. Aku bercerita bukan karena ingin menarik simpatimu. Ini hanya keharusan bercerita seorang sahabat kepada sahabatnya.”

Kyuhyun tersenyum mendengar kata sahabat diucapkan oleh Kencana dan itu ditujukan padanya. Mulai sekarang dia akan membenahi hatinya. Seorang sahabat tidak kalah berarti dari seorang pacar.

“Teuki Hyung sangat khawatir padamu. Temui dia.”

“Aku tahu, tapi aku tidak bisa.”

“Bukankah kau menyukainya. Sejak dulu?”

Kencana menggeleng. “Tidak lagi. Aku tak ingin menyukainya lagi.” Setelah menyelesaikan kalimatnya, Kencana langsung memutar tubuhnya hingga dia duduk berhadapan dengan Kyuhyun, Kencana mencondongkan tubuhnya mendekat. “Kau pernah mengatakan kau menyukaiku bukan? Bagaimana kalau kita pacaran saja?” Kencana berkata—terlalu—bersemangat.

“Kau tidak takut dengan para fans?” pancing Kyuhyun.

“Aku tak peduli. Lagipula yang selalu menghantuiku adalah peristiwa lima tahun lalu. Saat itu kau belum bergabung dengan Super Junior. Kau belum terlibat di dalamnya.”

Kyuhyun menyunggingkan senyum kecil. “Aku memang menyukaimu. Dulu. Sekarang, tanyakan pada dirimu siapa yang sebenarnya kau inginkan. Jangan mematikan perasaanmu dengan paksa. Itu hanya akan menyakitimu sendiri, dan apakah kau tahu jika itu juga bisa menyakitiku?”

“Aku sudah bertanya pada diriku. Dan jawabannya adalah kau, Oppa.”

Sesungguhnya Kencana sendiri bingung dengan hatinya.

***

Leeteuk menatap Ghassany penuh harap, dia sudah memohon berkali-kali tapi tak pernah berhasil. Untuk sekedar bertemu Kencana saja rasanya sulit sekali padahal mereka berada di satu benua, satu negara, satu kota yang luasnya tak begitu seberapa. Tapi menemukan Kencana seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Kencana seolah punya banyak mata yang membantu menghindarinya.

“Kau tahu aku dan Kencana dulu cuma berpura-pura pacaran, kan? Siwon juga tahu hal itu. Tapi kalian juga terus berpura-pura bahwa kalian mempercayainya.” Ghassany tersentak mendengar penyataan itu. “Kau mau bertanya aku tahu dari mana kan? Aku mendengarmu membicarakan hal itu dengan Siwon. Aku ingin bertanya mengapa kau melakukan itu? Kau mau balas dendam padaku ya?”

Ghassany ingat saat dia memberitahukan Siwon mengenai kebenaran hubungan Kencana dan Leeteuk. Ghassany tak bisa menutupi rahasia itu dari Siwon lebih lama lagi, apalagi Siwon seperti berharap terlalu banyak dari hubungan pura-pura itu.

“Kau tidak mendengar semua pembicaraan kami? Sepertinya alasan itu kami utarakan saat itu.”

Ne, aku dengar. Kalian ingin menjodoh-jodohkanku dengan Kencana kan?”

Mian, Oppa.” Ghassany meminta maaf sambil menunduk dalam. Dia merasa sangat bersalah. Mungkin Leeteuk tidak menyukai hal itu.

“Kalau saat itu kalian berniat menjodohkanku dengan Kencana mengapa sekarang kalian tidak membiarkanku bertemu dengannya? Aku sudah memohon padamu berkali-kali.”

“Kencana memintaku begitu. Aku tak boleh melanggar janji. Maaf.”

“Kenapa dia tak ingin bertemu denganku. Rahasia apa yang disembunyikannya?”

“…”

“Aku menyukainya. Biarkan aku menemuinya sekali saja dan mengutarakan itu. Setelah itu, sudah. Jika dia tak mau menemuiku lagi aku akan menerimanya.”

Ghassany berpikir sesaat. Bukankah ini sebuah kesempatan besar?

“Datanglah ke Fashion Show-nya minggu depan.”

***

Kencana tampak cantik dalam balutan gaun bermotif polkadot putih-pink-kuning yang dikenakannya. Sejak tadi dia sibuk berlalu lalang mengurusi banyak hal, itu membuat kakinya agak sakit. Dia tidak terlalu biasa menggunakan stiletto terutama untuk dipakai mondar-mandir.

Ruangan tempat diadakannya fashion show sudah didekor minimalis, beberapa bunga segar memanjakan indra penciuman. Dosen pengujinya sudah duduk di posisi mereka di depan catwalk. Beberapa tamu undangan juga sudah memenuhi ruangan. Tamu itu kebanyakan adalah relasi Bibi Yura.

Jantung Kencana mengentak pelan. Ini adalah penentuan kelulusannya. Semoga semua kerja kerasnya tidak sia-sia. Dia menghela nafas pelan lalu memberikan intruksi agar modelnya bersiap untuk keluar.

            Dentingan piano mengalun pelan. Lampu menyorot penyanyi yang berdiri di bagian samping panggung. Hampir semua tamu terutama para gadis memekik pelan melihat Kyuhyun berdiri di sana dan memulai menyanyikan sebuah lagu.

            Sebuah kejutan yang menyenangkan mengingat ini adalah sebuah fashion show skala kecil tapi bintang tamu yang dihadirkan dari sebuah idol grup terkenal.

            Model pertama mulai melenggang di atas catwalk untuk memeragakan pakaian musim panas rancangan Kencana, permainan warna yang menyegarkan terlihat di sana. Disusul busana untuk musim gugur, musim dingin dan musim semi. Tidak lupa Kencana menampilkan desain kebaya dan batik. Dimanapun dia berada, mempromosikan Indonesia adalah sebuah keharusan untuknya.

            Di akhir fashion show muncul Kencana dengan mengenakan gaun pengantin berwarna biru muda dari bahan satin taffeta dengan aplikasi lace di sana-sini. Ghassany tampak anggun memesona dalam balutan gaun itu yang menampilkan detail model pada tempelan lace di dada dan lipatan keluar di rok bagian depan, tampak sangat serasi dengan rambutnya yang dikepang rumit. Ghassany melenggang di atas catwalk sambil menggandeng tangan Siwon yang mengenakan tuksedo dengan model lapel runcing dengan dua kancing. Ganteng. Seperti biasa.

            Mereka berdua tampak seperti sepasang calon pengantin betulan, bukan seorang model yang sedang memeragakan pakaian. Beberapa orang berdecak kagum. Diluar skenario, Kyuhyun langsung mengganti lagu yang dinyanyikannya menjadi lagu Marry You milik Super Junior.

            Ghassany hampir menyemburkan tawa di depan semua orang tapi dia tahu sampai mana batasannya. Jadi dia hanya tersenyum semakin lebar, dengan pipi yang semakin merona.

Semua model berkumpul di bagian depan catwalk, Kencana ikut bergabung untuk memberikan hormat, buket bunga yang dipegang Ghassany disodorkan padanya.

“Selamat!” bisik Ghassany. Kencana hanya mengangguk, suaranya tertelan oleh kebahagiaan yang terus membuncah, dia tak tahu harus berkata apa kecuali terima kasih yang tak berhingga.

Acara utama selesai. Acara dilanjutkan dengan istirahat. Kencana sudah menyediakan berbagai macam makanan untuk menyuguhi tamunya.

“Kalian tampak sangat serasi. Ini seperti bukan acara fashion show-ku tapi acara pernikahan kalian.” kata Kencana pada Siwon dan Ghassany.

“Apakah aku bisa mengganti pakaian sekarang?” bisik Ghassany risih. Bukan karena malu mengenakannya tapi karena merasa repot saja memakainya dalam waktu lama. Ghassany tergolong orang yang simpel, pakaian seperti itu terasa membatasi ruang geraknya.  

“Jangan, kau tampak cantik mengenakan itu, Onnie. Bukan begitu, Siwon Oppa?” Kencana melirik Siwon dengan senyum lucu, yang diminta persetujuan menggerakkan alisnya sebagai jawaban.

“Sayang sekali aku tak menyiapkan cincin. Biar kalian seperti pasangan pengantin betulan.” Kencana terkikik geli.

“Aku menyiapkannya!” Kencana menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang bersuara. Senyum Kencana langsung pudar melihat Leeteuk berdiri di hadapannya. Jantung Kencana mengentak tidak karuan. Kupu-kupu kecil di perutnya berlomba-lomba mengepakkan sayap, mendefinisikan kebahagiaan dengan cara lain.

Diam-diam Ghassany dan Siwon pergi menjauh meninggalkan mereka berdua. Begitu Kencana kembali menoleh kedua orang itu sudah tidak ada di tempatnya.

“Kita bisa bicara?” tanya Leeteuk lalu berjalan lebih dulu menuju balkon yang ada bagian samping gedung itu tanpa menunggu persetujuan. Kencana teringat perkataan Kyuhyun, bahwa lari bukanlah sebuah penyelesaian. Kencana mengambil langkah untuk mengikuti Leeteuk.

“Kyuhyun bercerita padaku mengapa kau tidak mau menemuiku.” Kencana tersentak mendengar kalimat pertama Leeteuk.

“Kyuhyun? Dia bercerita apa?” tanya Kencana. Kyuhyun pasti tidak menyisakan sedikit rahasia tentangnya sedikit pun. “Awas kau Kyuhyun. Aku tak akan memanggilmu Oppa lagi.” Kencana menggeram dalam hati.

“Semuanya, tentang peristiwa beberapa bulan lalu dan juga lima tahun lalu itu. Aku mungkin tidak tahu tentang itu semua, aku bahkan tidak bisa mengingat bahwa kita pernah bertemu lima tahun lalu, tapi aku minta maaf padamu, karenaku kau harus mengalami sebuah trauma berkepanjangan.”

“Kau bilang hidupmu penuh warna. Seperti motif polkadot warna-warni di atas kain putih. Dan kau tahu hidupku seperti apa? Seperti titik kecil terabaikan yang berharap bisa mewarnai hidupmu, tapi kau bahkan tak sadar bahwa aku ada.”

Leeteuk menghela nafas. “Aku tahu. Aku minta maaf. Memoriku terlalu terbatas untuk bisa mengingatnya. Itu masa lalu, aku ingin kita yang sekarang!”

“Apa yang kita harapkan sekarang? Tak ada apa-apa!”

“Aku selalu mengharapkanmu. Aku menyukaimu. Kau membuatku tersiksa dengan mengacuhkanku selama beberapa bulan terakhir.”

“Kau membuatku tersiksa selama lima tahun!” sergah Kencana.

Mian. Aku tak tahu mengapa kau begitu marah padaku dan tak ingin menemuiku. Aku harus memaksa Ghassany untuk mempertemukanku denganmu. Jangan marah padanya! Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku menyukaimu. Tolong, dengarkan baik-baik. Aku menyukaimu. Sungguh!” Leeteuk menghela nafas lagi. “Aku tak tahu bagaimana perasaanmu padaku. Jika kau meminta lagi agar aku tidak menemuimu aku akan menurutinya. Tapi jangan pernah lupakan bahwa aku pernah mengatakan padamu bahwa aku menyukaimu.” Kupu-kupu di perut Kencana bersorak kegirangan, mengepakkan sayap dengan lebih cepat.

“Kyuhyun menceritakan semuanya padamu, Oppa?” Leeteuk mengagguk. Kencana menyipitkan mata, Leeteuk yang lupa mengatakannya sekarang atau Kyuhyun yang memang tidak bercerita. Kencana sudah menceritakan semua alasan mengapa dia menjauhi Leeteuk pada Kyuhyun. Bukankah itu poin penting yang seharusnya Kyuhyun katakan jika ingin membocorkan rahasia Kencana pada Leeteuk?

Kencana sebal sekaligus bahagia. Kyuhyun ternyata orang yang bisa diandalkan.

“Jangan mematikan perasaanmu dengan paksa. Itu hanya akan menyakitimu!” Kyuhyun pernah berkata itu padanya. Kencana kembali menatap Leeteuk. Pertanyaan itu melintas dengan sendirinya, siapa yang disukainya? Apakah bisa terbaca dengan jelas bahwa bagaimanapun dia mencoba, dia tak pernah bisa melupakan bayang-bayang Leeteuk? Kyuhyun menolaknya karena Kyuhyun bisa membaca itu bukan?

Kyuhyun tahu siapa yang diinginkan olehnya. Kyuhyun membacanya dengan sangat baik.

Karena Kencana terdiam terlalu lama, Leeteuk sudah bersiap berbalik pergi. “Kyuhyun tidak mengatakan padamu bahwa aku menyukaimu? Aku bercerita padanya.”

Mwo?

“Aku juga menyukaimu. Mungkin sejak lima tahun yang lalu itu, tapi saat ini berbeda. Aku menyukaimu dengan cara yang berbeda. Pandangan yang berbeda. Kau membuatku jatuh padamu sekali lagi.”

Leeteuk tersenyum dan mendekat ke arah Kencana untuk memeluknya. “Gomawo.”

“Jadi, kita berpacaran?”

Leeteuk merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin. “Tidak jika kau mau langsung menikah denganku.”

Oppa..”

Kau tadi mencari cincin bukan?”

“Tapi bukan untukku, itu untuk Ghassany Onnie.”

“Siwon pasti akan memberikannya segera. Dia tidak akan marah jika kau mendahuluinya. Jadi kau mau menikah denganku kan?” Leeteuk menarik tangan kiri Kencana dan menyematkan cincin di jari manisnya.

“Aku belum berkata iya. Itu terlalu cepat untukku dan aku baru saja lulus.”

“Aku tidak berkata harus sekarang. Aku ingin kau menikah denganku. Kapanpun kau siap.” Kencana tersenyum mendengar kalimat itu, dia mengangguk pelan.

Terakhir, Leeteuk mendaratkan sebuah kecupan hangat di bibir Kencana.

***

Nuna, kau melihat Kencana?” tanya Kyuhyun pada Ghassany. Sedari tadi dia mencari-cari Kencana tapi dia tak tahu di mana orang itu berada. “Teuki Hyung mencarinya tadi.”

“Ah, mereka sepertinya sedang mengobrol sekarang.” Ghassany melirik jam. “Mereka pergi 45 menit yang lalu. Apa itu tidak terlalu lama?” lanjut Ghassany. Dia agak khwatir, bisa saja Kencana meninggalkan Leeteuk dan menangis di suatu tempat. Kencana kan sangat tidak ingin bertemu dengan Leeteuk. Jangan sampai bayangan hitam itu kembali muncul mengacaukan Kencana.

Kyuhyun memulai pencarian kembali. Menyusuri tiap sudut ruangan, mungkin saja Kencana sedang berbicara dengan salah seorang di antara puluhan orang yang ada di ruangan itu yang terbagi-bagi dalam berbagai kelompok. Kyuhyun menoleh ke kiri dan kanan, menjulurkan leher panjang-panjang, agar dia bisa melihat lebih jelas.

Seseorang menarik tangan Kyuhyun. “Oppa, mengobrollah dengan kami.” Gadis itu berkata setengah merajuk.

“Maaf aku sedang mencari seseorang sekarang.” kata Kyuhyun sambil melihat sekeliling.

“Sebentar saja, Oppa. Menyenangkan sekali bisa melihatmu berada di sini. Di mana kau mengenal Kencana, Oppa?” Kyuhyun sudah ingin pergi tapi gadis itu menahan tangannya dengan erat. Sekali sentak tangan gadis itu pasti bisa terlepas dari tangannya, tapi Kyuhyun tidak melakukan itu.

“Jirae!” Satu di antara gadis-gadis itu berkata dengan tegas. Yang sedari tadi lendotan pada Kyuhyun langsung melepas tangannya sambil cemberut.

Onnie...” ujarnya kecewa.

“Maaf, adikku membuatmu terganggu. Sepertinya anda benar-benar sibuk.” Kyuhyun memandangi gadis yang menyunggingkan senyum itu sekilas, senyum tulus yang bisa saja membuatmu jatuh.

“Terima kasih, dan maaf aku harus pergi.” kata Kyuhyun sebelum melanjutkan pencariannya.

Kyuhyun sudah mencari di dalam ruangan tapi Kencana tidak ada. Kini dia mencari di bagian lain. Kyuhyun berbelok ke kiri dan menemukan sebuah pintu yang menghubungkan ke balkon.  Kyuhyun mendorong pintu itu dengan segenap kekuatan yang dimilikinya hingga pintu menabrak dinding di belakangnya. Kyuhyun terkejut, melotot, menahan nafas dan langsung salah tingkah melihat Kencana dan Leeteuk ada di sana. Kedua orang itu menatap Kyuhyun dengan tidak kalah salah tingkah-nya.

“Ah, maaf. Silahkan dilanjut!” kata Kyuhyun lalu menarik pintu hingga tertutup kembali. Mata Kencana langsung melebar mendengar kalimat Kyuhyun yang terdengar sangat enteng.

Setelah menjauh, Kyuhyun baru tersadar apa yang dikatakannya tadi, ‘Silahkan lanjut’? Kalimat yang sangat bodoh! Dia tidak percaya bahwa baru saja dia mengatakan kalimat itu. Tapi senyum Kyuhyun perlahan mengembang.

“Aku tahu siapa yang kau inginkan, Kencana.”

***

Kyuhyun mendekati Kencana lalu menyikut lengannya, gadis itu menoleh. Mereka berdua sudah kembali berada di dalam ruangan. Leeteuk sedang mengambil minuman saat Kyuhyun mendekat.

“Siapa itu?” tanya Kyuhyun penasaran, dia menunjuk menggunakan dagu ke salah satu sudut dimana berkumpul beberapa orang gadis yang sedang bercanda. Kencana mengikuti arah pandangan Kyuhyun dan tersenyum kecil.

“Yang mana? Banyak orang di sana.”

“Itu.. Gadis yang seperti matahari.” Disekumpulan gadis yang sedang mereka perhatikan, hanya ada satu yang sedang menggunakan pakaian berwarna kuning, tampak sangat cerah di bawah sinar lampu.

“Yang menggunakan gaun kuning itu?” tanya Kencana dan Kyuhyun mengangguk. Senyum gadis itu membuat otak Kyuhyun terasa diracuni. Kencana melirik penuh arti lalu menggandeng tangan Kyuhyun. “Dia sepupu temanku. Mau aku kenalkan padanya?”

“Tidak! Aku bisa sendiri, aku tak butuh bantuanmu.” kata  Kyuhyun lalu melenggang pergi. Bukan menuju gadis itu tapi menuju panggung kecil yang ada di bagian depan.

Dia punya cara sendiri untuk menarik perhatian.

-The end-

Fiuhh selesai. terima kasih untuk yang selalu mengikuti cerita ini dari awal sampai akhir. Tanpa kalian tulisan ini tak pernah berarti apa-apa. gamsahamnida

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sachakarina
#1
Thank u udah suka ^.^<br />
<br />
Kyuhyun berikutnya, tungguin yah. <br />
<br />
Salam kenal juga, Nana ^^
annisa
#2
Hwaaaahh!!! Daebak!!!<br />
Pertama kalinya nih ngomment di web ini,,<br />
Keren banget ceritanya....<br />
Plus, aku berasa bener2 jadi pemeran utama nih. Abis, 'nana' itu nama panggilanku juga buat orang2 terdekatku. hehe... :)<br />
Mau baca ceritanya Kyuhyun dong... >.<<br />
<br />
Oh iya,, lupa...<br />
Salam kenal ya,,, ^.^<br />
sachakarina
#3
sabar ya, nanti ada kok. berikutnya cerita tentang Kyuhyun. soon... hihihi<br />
<br />
gomawoyo
fanfics_addict
#4
eonnie, mau sekuel dong >.<
sachakarina
#5
@Hyoorin @coasterdeera selanjutnya cerita tentang Kyuhyun. Tapi belum tahu kapan bisa diposting mungkin setelah KKNku selesai. Tungguin ya. Hihihi<br />
<br />
Terima kasih banyak udab mau baca :) *peluk*
coasterdeera
#6
Uwaaah udah abis. :( Akan ada sekuel lagi kah, eonnie? ^^
sachakarina
#7
@Hyorin: udah ada part terakhirnya tuh. Selamat membaca ya, semoga suka :)
coasterdeera
#8
Haha kalo panjang juga gakpapa kok, aku malah suka. :D Fighting!