Hari Yang Menyenangkan

Polkadot

Kencana kembali bergulat dengan persiapan fashion shownya, membereskan gambar-gambar dan membuat pola, dia juga sudah memulai tahap produksi. Saat sedang pusing-pusingnya, Bibi Yura datang untuk menitipkan Rara karena dia akan ke luar kota dan tak mungkin mengikutsertakan Rara.

"Onnie, aku mau nonton film." pinta Rara setelah bosan bermain sendirian. Kencana menghela nafas panjang lalu bangkit menyalakan TV dan memutarkan DVD film anak untuk sepupunya. Dia lalu kembali memfokuskan diri pada pekerjaan yang tak kunjung selesai. Tidak berselang lama Rara kembali muncul.

"Onnie, aku mau susu." Kencana merutuk kesal karena merasa terganggu namun akhirnya dia tetap bangkit menuju dapur untuk menyiapkan permintaan Rara. Mungkin Rara merasa kesepian dan terabaikan, Kencana sejak tadi hanya menatapi gambar dan mengeluh sekali-kali tanpa memperhatikan Rara. Makanya anak itu mencari perhatian.

"Ini susu buat Rara, minumnya sambil nonton aja, jangan ganggu Onnie dulu yah!" Rara mengangguk lalu melangkah pergi.

Kencana menyambung dua kertas koran untuk digambari pola pakaian, dia memindahkan kertas itu ke lantai karena mejanya tidak muat. Kencana mulai memainkan mistar siku, mistar lengkung, rader dan sebagainya.

Rara datang lagi sambil membawa gelas susunya untuk meminta diputarkan film lain karena film yang ditontonnya tadi sudah selesai, tiba-tiba Rara tersandung tumpukan koran bekas yang tercecer di lantai, Rara tidak jatuh, tapi susu cokelat yang ada di dalam gelas sukses pindah ke gambar pola yang sedang berusaha diselesaikan Kencana.

"Arghhhh." Kencana hanya bisa berteriak melihat cairan cokelat itu menggenang di atas pola setengah jadinya, kertas koran yang tipis tak mampu menahan sehingga cokelat ikut merembes ke lantai.

Rara hanya bisa menatap takut. Tangisnya mulai pecah begitu Kencana mulai berteriak lagi, "Rara, aku udah bilangin jangan ganggu aku dulu, nonton DVD aja. Kalau udah kayak gini gimana?" Rara menangis semakin keras. Sebelumnyan, Kencana tak pernah memarahinya. Kencana menghela nafas berat lalu mengambil kain pel dan mulai membersihkan lantai kotor. Polanya dia angin-anginkan dia atas sandaran kursi.

Bel pintu berbunyi lagi, Kencana meninggalkan Rara yang juga tak henti menangis menuju pintu.

"Oppa," desisnya tak percaya melihat Leeteuk berdiri di hadapannya saat ini. Angin apa yang membawa Leeteuk datang ke apartemennya siang ini padahal mereka tak pernah ada janji. Bahkan Kencana mengira Leeteuk masih berada di Singapura saat ini.

"Siapa yang menangis itu? Rara?" tanya Leeteuk langsung, tangis ketakutan itu terlalu menarik perhatian Leeteuk. Tanpa permisi Leeteuk langsung masuk ke dalam.

Dia menemukan Rara menangis sesegukan, Leeteuk langsung memeluk dan menenangkan. Membujuk agar tangisannya berhenti.

"Kenapa sayang?" Rara tidak menjawab pertanyaan itu.

"Dia menumpahkan susunya ke pola pakaianku." Kencana-lah yang menjawab. Leeteuk beralih mengamati pola basah milik Kencana yang tersampir di sandaran kursi. Leeteuk punya ide menarik.

"Ayo kita menghabiskan hari ini dengan bersenang-senang," usul Leeteuk. Kencana menatapnya dengan tatapan bertanya. Leeteuk membersihkan muka Rara yang belepotan air mata sebelum melanjutkan, "Kita akan ke Lotte World hari ini."

"Mwo? Tidak.. Tidak! Aku tidak mau ikut, aku ingin menyelesaikan pekerjaanku. Kalian berdua saja yang pergi!" tolak Kencana tegas. Dia tidak bisa membuang-buang waktunya begitu saja.

"Malah kau yang seharusnya pergi. Kau sebenarnya stress dengan tekanan deadline itu sehingga melimpahkan semuanya pada Rara. Kaja!" Leeteuk langsung menarik tangan Kencana, Rara berada di gendongannya.

"Oppa! Tidak. Aku tidak mau!" teriak Kencana dan Leeteuk tetap menariknya keluar meninggalkan apartemennya. "Oppa, tunggu! Aku lupa ponselku." Leeteuk tak memberikan reaksi, malah semakin bagus jika Kencana tidak membawa ponsel, tak akan ada yang mengganggu mereka. "Oppa, ponselku!" Kencana diseret masuk ke dalam mobil. "Oppaaa.." mobil Leeteuk melaju membelah keramaian kota Seoul.

***

Lotte Worldtampak ramai, tapi Leeteuk sudah menyamar menggunakan topi dan kacamata. Mereka bisa bersenang-senang tanpa gangguan. Mereka mencoba semua permainan (yang tidak begitu mengerikan) dan mainan favorit mereka adalah bianglala.

Setelah lelah berkeliling mereka beristirahat sambil menikmati es krim.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Leeteuk pada Kencana. Kencana langsung tersenyum.

"Sepertinya lebih baik. Gomawo Oppa."

"Ne, Kencana-ya." panggilan itu lagi, yang membuat kupu-kupu di perut Kencana tak mau berhenti berontak. Kencana tergiur melihat toping blueberry di atas es milik Rara, dia langsung mencicipinya. Kencana menyimpulkan bahwa cokelat jauh lebih enak.

"Kau tidak mau mencicipi punyaku?" Leeteuk menyodorkan  es krim strawberry-nya ke arah Kencana yang langsung menggeleng. Apa-apaan sih Leeteuk ini, membuatnya menjadi salah tingkah saja.

"Ayo, kau harus mencoba ini juga. Jangan cuma cokelat saja."

"Tidak usah, Oppa!" tolak Kencana pelan.

"Ini enak kok, rasanya tidak kalah dengan cokelat." Ini bukanlah masalah rasa, tapi masalah malu, masalah hati. Dengan pipi yang nyaris sewarna dengan es krim yang ada di hadapannya, Kencana mencicipi makanan dingin itu dengan ragu-ragu.

Rasa es krimnya? Kencana tidak bisa mendefenisikannya, karena ada rasa lain yang lebih mendominasi. Dia sudah benar-benar ‘jatuh’ sekarang.

Dia menyukai Leader Super Junior ini.

“Kau tidak risih menjadi artis, Oppa? Jika penggemarmu selalu mengikutimu ke mana pun kau pergi.” Kencana bertanya, selama ini dia penasaran apakah menjadi artis itu tidak membuat risih atau jengkel.

“Tidak,” jawab Leeteuk. “Aku malah bersyukur memilih pekerjaan ini, karenanya hidupku terasa lebih berwarna. Seperti motif polkadot berwarna-warni di atas kain putih. Semua itu, pekerjaanku, grup-ku, keluargaku, sahabatku dan ELF seperti kumpulan titik-titik dengan berbagai macam warna yang menghiasi hidupku.”

Kencana sangat suka motif polkadot itu, dia suka melihat motifnya yang berwarna-warni. Tapi dia tidak menyangka, Leeteuk malah menganalogikan hidupnya seperti motif itu. Masuk akal juga.

“Ayo, kita pulang. Rara sudah tertidur.” Leeteuk bangkit dan meninggalkan tempat itu menuju tempat parkir, Kencana mengekor di belakangnya, menatap punggung Leeteuk dengan kagum. Semua orang pasti bisa dengan mudah mencintai pria itu.

Lalu adakah penggemar yang tidak mengenali idolanya??

***

Triple update hari ini, hihihi. Fanfict ini harus segera aku selesaikan dan akhir-akhir ini jarang bisa online lewat PC, jadi mumpung online sekalian di update beberapa chapter. FFnya juga buru-buru diselesaikan, soalnya minggu depan harus pergi KKN jadi jelas nggak bisa update saat itu (KKN-nya di desa boo *curhat*). Daripada bikin reader kecewa karena harus nunggu update-an dua bulan, lebih baik segera diselesein aja. heheh, aku bawel banget deh.

Masih ada beberapa chapter yang akan segera saya update segera...

Jangan bosan-bosan ya, baca cerita saya. GAMSAHAMNIDA :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
sachakarina
#1
Thank u udah suka ^.^<br />
<br />
Kyuhyun berikutnya, tungguin yah. <br />
<br />
Salam kenal juga, Nana ^^
annisa
#2
Hwaaaahh!!! Daebak!!!<br />
Pertama kalinya nih ngomment di web ini,,<br />
Keren banget ceritanya....<br />
Plus, aku berasa bener2 jadi pemeran utama nih. Abis, 'nana' itu nama panggilanku juga buat orang2 terdekatku. hehe... :)<br />
Mau baca ceritanya Kyuhyun dong... >.<<br />
<br />
Oh iya,, lupa...<br />
Salam kenal ya,,, ^.^<br />
sachakarina
#3
sabar ya, nanti ada kok. berikutnya cerita tentang Kyuhyun. soon... hihihi<br />
<br />
gomawoyo
fanfics_addict
#4
eonnie, mau sekuel dong >.<
sachakarina
#5
@Hyoorin @coasterdeera selanjutnya cerita tentang Kyuhyun. Tapi belum tahu kapan bisa diposting mungkin setelah KKNku selesai. Tungguin ya. Hihihi<br />
<br />
Terima kasih banyak udab mau baca :) *peluk*
coasterdeera
#6
Uwaaah udah abis. :( Akan ada sekuel lagi kah, eonnie? ^^
sachakarina
#7
@Hyorin: udah ada part terakhirnya tuh. Selamat membaca ya, semoga suka :)
coasterdeera
#8
Haha kalo panjang juga gakpapa kok, aku malah suka. :D Fighting!